Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

POLA PENYEBARAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KOTA SINGARAJA Rahayuni, I Gusti Ayu Adi; treman, i wayan; Citra, I Putu Ananda
Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha Vol 3, No 2 (2015): Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpg.v3i2.20498

Abstract

Pola penyebaran pedagang kaki lima (PKL) di Kota Singaraja tumbuh dengan memanfaatkan kawasan fungsional kota dan fasilitas publik yang dianggap strategis seperti trotoar jalan, taman, bahu jalan, emperan toko yang mengakibatkan fasilitas publik tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh penggunanya sesuai dengan fungsinya. Oleh karena itu, dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk, (1) mengetahui pola peyebaran PKL di Kota Singaraja, (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola penyebaran PKL di Kota Singaraja, dan (3) menganalisis dampak yang ditimbulkan oleh kehadiran PKL terhadap kenyamanan masyarakat di Kota Singaraja. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode deskriptif, dengan PKL dijadikan sebagai objek dan subjek penelitian. Sedangkan untuk data penelitian dikumpulkan dengan metode Observasi dan kuesioner. Hasil observasi kemudian dianalisis secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan (1) pola penyebaran PKL di Kota Singaraja membentuk pola penyebaran memanjang pada kawasan pusat pendidikan dan kawasan permukiman, sedangkan pola penyebaran terjadi di kawasan pusat rekreasi atau taman kota Singaraja dan pada kawasan pasar. (2) faktor-faktor yang mempengaruhi pola penyebaran PKL di Kota Singaraja disebabkan oleh aglomerasi dan aksesibilitas yang terdapat pada masing-masing kawasan dan (3) dampak kebaradaan PKL terhadap kenyamanan masyarakat di kota Singaraja yaitu berdampak positif dimana masyarakat dapat dengan mudah menjangkau PKL karena PKL menempati kawasan publik, sedangkan dampak negatifnya terjadinya ganguan lalu lintas, pengguna jalan raya merasa terganggu akibat PKL menempati fasilitas publik, timbulnya kesan kotor dan kumuh.
POLA PENYEBARAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KOTA SINGARAJA I Gusti Ayu Adi Rahayuni; i wayan treman; I Putu Ananda Citra
Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha Vol. 3 No. 2 (2015): Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpg.v3i2.20498

Abstract

Pola penyebaran pedagang kaki lima (PKL) di Kota Singaraja tumbuh dengan memanfaatkan kawasan fungsional kota dan fasilitas publik yang dianggap strategis seperti trotoar jalan, taman, bahu jalan, emperan toko yang mengakibatkan fasilitas publik tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh penggunanya sesuai dengan fungsinya. Oleh karena itu, dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk, (1) mengetahui pola peyebaran PKL di Kota Singaraja, (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola penyebaran PKL di Kota Singaraja, dan (3) menganalisis dampak yang ditimbulkan oleh kehadiran PKL terhadap kenyamanan masyarakat di Kota Singaraja. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode deskriptif, dengan PKL dijadikan sebagai objek dan subjek penelitian. Sedangkan untuk data penelitian dikumpulkan dengan metode Observasi dan kuesioner. Hasil observasi kemudian dianalisis secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan (1) pola penyebaran PKL di Kota Singaraja membentuk pola penyebaran memanjang pada kawasan pusat pendidikan dan kawasan permukiman, sedangkan pola penyebaran terjadi di kawasan pusat rekreasi atau taman kota Singaraja dan pada kawasan pasar. (2) faktor-faktor yang mempengaruhi pola penyebaran PKL di Kota Singaraja disebabkan oleh aglomerasi dan aksesibilitas yang terdapat pada masing-masing kawasan dan (3) dampak kebaradaan PKL terhadap kenyamanan masyarakat di kota Singaraja yaitu berdampak positif dimana masyarakat dapat dengan mudah menjangkau PKL karena PKL menempati kawasan publik, sedangkan dampak negatifnya terjadinya ganguan lalu lintas, pengguna jalan raya merasa terganggu akibat PKL menempati fasilitas publik, timbulnya kesan kotor dan kumuh.
Metode Membentuk Kesehatan Mental Siswa Melalui Kegiatan Ice Breaking I Gusti Ayu Adi Rahayuni
Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 2 (2020)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37329/cetta.v3i2.459

Abstract

Students' mental healt has decreased as a result of stress, depression, lack of rest time and high learning load. Then the best method is needed to reduce the poor of students' mental healt. Ice breaking is one of the methods in building students' mentality. The purpose of this study is to find out the right ice breaking technique in an effort to grow student mentality and the benefits of the application of ice breaking. In Technique Data analysis, used techniques with qualitative descriptive analysis. The conclusion of this study is, ice breaking is one of method that can be used to help the mental build of students so that students can follow the learning process with enthusiasm, fun and mentality of students formed properly.
Metode Membaca Tanpa Mengeja sebagai Metode Pembelajaran Bahasa bagi Anak Berkebutuhan Khusus Disleksia Sang Ayu Putu Nilayani; I Gusti Ayu Adi Rahayuni
LAMPUHYANG Vol 13 No 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makalah ini membahas tentang metode Membaca Tanpa Mengeja sebagai metode pembelajaran bahasa bagi anak berkebutuhan khusus disleksia. Metode membaca tanpa mengeja ini adalah suatu metode membaca tanpa memperkenalkan huruf dan bunyi tetapi langsung memperkenalkan suku kata menjadi kata dengan cara pembelajarann diulang-ulang dan bertahap. Disleksia merupakan suatu gangguan belajar pada anak-anak yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, mengeja, atau berbicara dengan jelas. Berdasarkan penelitian-penelitian yang ada, penggunaan metode tanpa mengeja untuk anak berkebutuhan khusus disleksia ini dirasa cukup tepat digunakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian-penelitian yang menunjukkan bahwa melalui metode membaca tanpa mngeja, kemampuan membaca anak berkebutuhan khusus disleksia mengalami peningkatan. Permasalahan pada makalah ini adalah mengenai bagaimanakah metode membaca tanpa mengeja, serta bagaimana penggunaan metode Membaca Tanpa Mengeja sebagai metode pembelajaran bahasa bagi anak berkebutuhan khusus disleksia. Tujuan makalah ini sesuai dengan permasalahan. Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan mengenai membaca tanpa mengeja dan mengenai anak berkebutuhan khusus disleksia. Makalah ini juga diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi pembaca dalam menangani permasalahan membaca, menulis, mengeja, dan berbicara pada anak disleksia. Metode membaca tanpa mengeja untuk anak disleksia diawali dengan mengenalkan suku kata per suku kata. Anak dilarang keras diajarkan mengeja. Setelah anak disleksia mampu membaca, anak baru boleh dikenalkan dengan huruf. Penggunaan metode ini dikarenakan anak berkebutuhan khusus disleksia mengalami beberapa masalah, seperti kesulitan membedakan huruf dan bunyi, kesulitan mengingat kata atau huruf yang berurutan, serta kesulitan memahami tata bahasa.
Five Love Languange Dalam Perspektif Pendidikan IPS Sebagai Upaya Mencegah Delinkuensi Pada Siswa Sekolah Dasar I Gusti Ayu Adi Rahayuni; Sang Ayu Putu Nilayani
LAMPUHYANG Vol 14 No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v14i1.329

Abstract

Siswa di tingkat sekolah dasar mengalami delinkuensi yang diakibatkan oleh kebutuhan psikologis anak yang tidak terpenuhi dengan baik. Sebagai dampaknya, tujuan pendidikan IPS yang memiliki peran sangat penting dalam membentuk karakter siswa menjadi warga negara yang baik tentu akan terhambat. Maka, diperlukan teknik yang tepat untuk mewujudkan hal tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui teknik five love language dalam memenuhi kebutuhan psikologis siswa sehingga siswa menumbuhkan perilaku yang berkarakter dan positif. Teknik analisis data adalah dengan analisis deskriptif kualitatif. Kesimpulan penelitian ini adalah, Konsep five love language menjadi teknik yang dapat diterapkan oleh guru di sekolah dasar sehingga dapat menguatkan psikologi siswa. Sebagai dampak lanjutannya, siswa dapat menghindarkan diri dari perilaku-perilaku menyimpang seperti delinkuensi.
KEARIFAN LOKAL BALI DALAM MEMBANGUN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR Ni Ketut Erna Muliastrini; I Gusti Ayu Adi Rahayuni
Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/bhuwana.v6i1.2847

Abstract

The purpose of this study is to convey thoughts about the role of Balinese local wisdom in developing character education. Indonesia, which is currently experiencing a degradation of character values as shown by the low manners of teenagers, brawls, cheating culture and the behavior of corrupt officials, illustrates that implementing good education in schools, families and communities does not build the character of this nation. To overcome this problem, one way that can be done is to explore the national character, especially the integration of local Balinese wisdom in implementing education in schools. (a) Local wisdom integrated into character education is: (1) Tumpek Uduh, (2) Tumpek Kandang, (3) tattwan asi, (4) subak, (5) salunglung sebaya taka, (6) asta kosala-kosali, (7) Shanti greetings, (8) Nyepi Day, (9) ngopin, (10) medelokan, (11) resik, (12) menyama beraya, (13) eling, (14) swadharma, and (15) other cultures. (b) Balinese local wisdom can be integrated into character education by: (1) integrating in building school culture, (2) integrating in building class culture, and (3) integrating in learning, both in carrying out education and promoting Balinese culture that appropriate or relevant to the subject matter in learning.Keywords: Character, Balinese Local Wisdom, Elementary School Students
Peran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Dalam Membentuk Karakter Pluralis Sejak Bangku Sekolah Dasar I Gusti Ayu Adi Rahayuni
Lampuhyang Vol 14 No 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v14i2.342

Abstract

Pentingnya mengajak siswa sekolah dasar untuk memahami dan memiliki karakter plural di dalam diri siswa tidak dapat dilepaskan dari latar belakang Bangsa Indonesia yang sangat kaya dengan keragaman ras, suku, agama dan kebudayaanya. Di simbol Bhineka Tunggal Ika, segala bentuk perbedaan dan keragaman terangkul menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi dan menguatkan. Peran IPS diharapkan dapat menjembatani terbentuknya karakter plural pada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetatui Konsep Dasar Pendidikan Pluralis Pada Siswa di Tingkat Sekolah Dasar dan Strategi Atau Metode Implementasi Konsep Pluralisme Dalam Pembelajaran IPS. Kulaitiatif merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. library research dilakukan oleh penelitia sebagai upaya dalam mengkaji referensi yang relevan dengan topik pembahasan pada artikel ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa, melalui pengemsan konsep pluralis dalam pembelajaran IPS siswa dapat mengenali bahwa, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk dengan ragam budayanya. Serta, implementasi dapat dilakukan dalam ruang lingkup pembelajaran IPS di dalam kelas maupun di luar kelas. Pengemasan materi ajar dalam hal ini haruslah menyentuh pada kebutuhan pembelajaran.
Peran Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar Dalam Mencegah Pelecehan Seksual Terhadap Anak Rahayuni, I Gusti Ayu Adi
Lampuhyang Vol 15 No 1 (2024)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v15i1.370

Abstract

Penyampaian edukasi seksual sejak dini pada anak menjadi upaya yang penting guna meminimalisir kasus pelecehan seksual yang terjadi pada anak di bawah umur. Namun ironisnya sampai saat ini stigma masyarakat masih menganggap bahwa pemberian edukasi seksual masih terasa tabu jika disampaikan kepada anak-anak yang usianya masih di bawah umur atau belum memasuki usia remaja. Pada akhirnya masyarakat menaruh harapan kepada lembaga sekolah untuk menjalankan misi pemberian edukasi seksual ini. Menanggapi permasalahan tersebut, maka pembelajaran IPS di Sekolah Dasar memegang peran central dalam meminimalisir pelecehan seksual pada anak. Penelitian ini diharapkan memberi solusi dalam meminimalisir kasus pelecehan seksual pada anak melalui pembelajaran IPS yang diajarkan di Sekolah Dasar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Studi pustaka menjadi upaya peneliti dalam mengkaji topik yang dibahas. Library reserch diguakan dalam mengumpulkan dan mengekstraksi intisari penelitian dari hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya dan menganalisis para ahli yang tertulis dalam teks. Hasil penelitian menunjukan bahwa, pembelajaran IPS di SD memegang peran penting dalam meminimalisir kasus pelecehan seksual anak, upaya pencegahan dan meminimalisir tersebut tertuang melalui proses pembelajaran IPS.
PENGENALAN DASAR JURNALISTIK UNTUK GERAKAN LITERASI SEKOLAH YANG LEBIH ASYIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 DATAH Juliantari, Ni Kadek; Badra, I Komang; Rahayuni, I Gusti Ayu Adi; Muliastrini, Ni Ketut Erna; Jatiyasa, I Wayan; Apriani, Ni Wayan; Arjawa, I Ketut Paang
EJOIN : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2024): EJOIN : Jurnal Pengabdian Masyarakat, Maret 2024
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/ejoin.v2i3.2538

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini bertajuk pengenalan dasar jurnalistik untuk gerakan literasi sekolah yang lebih asyik. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan ketertarikan siswa terhadap literasi dengan cara-cara yang lebih asyik dan menyatu dengan program sekolah. Harapannya, kegiatan ini dapat menumbuhkan budaya literasi di Sekolah Dasar Negeri 1 Datah yang masih memiliki keterbatasan dalam bidang sarana dan prasarana pengembangan literasi. Oleh karena itu, program yang dilaksanakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah pengenalan literasi dasar, khususnya membaca dan menulis, dasar jurnalistik, dan pendampingan membuat karya. Karya tersebut digunakan sebagai bahan untuk membuat media literasi jurnalistik, semacam majalah dinding (mading), tetapi dibuat dalam bentuk rumah supaya lebih menarik dan asyik. Pada setiap sisi bidang luar rumah tersebut ditempeli berbagai karya yang sudah dibuat oleh siswa. Dengan program ini, peserta sangat antusias membuat karya dan mengembangkan literasinya.
Pendampingan Pengembangan Literasi Siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Datah Melalui Pembelajaran ASIK (Aktif, Seru, Inovatif, Kreatif) Juliantari, Ni Kadek; Badra, I Komang; Rahayuni, I Gusti Ayu Adi; Muliastrini, Ni Ketut Erna; Jatiyasa, I Wayan
Prioritas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 01 (2024): EDISI MARET 2024
Publisher : Universitas Harapan Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35447/prioritas.v6i01.893

Abstract

Melalui Gerakan Literasi Nasional (GLN) dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS), program literasi sudah gencar digaungkan dan dilaksanakan oleh berbagai pihak. Namun, tidak dipungkiri bahwa tidak serta merta hal itu dapat dilaksanakan secara merata oleh setiap sekolah. Beberapa sekolah mengalami kendala dalam pengembangan literasi karena keterbatasan fasilitas yang ada. Hal itu terjadi di Sekolah Dasar Negeri 1 Datah yang ada di daerah pelosok Desa Datah, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Atas dasar permasalahan yang dihadapi oleh mitra tersebut, dilaksanakanlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa program pendampingan pengembangan literasi melalui pembelajaran ASIK (aktif, seru, inovatif, kreatif). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode pendampingan dan unjuk kerja. Artinya, peserta kegiatan diajak langsung membuat media-media literasi yang nantinya bisa dipajang di sekolah sebagai penguatan literasi dasar (membaca dan menulis) pada siswa. Melalui kegiatan yang aktif, seru, inovatif, dan kreatif ini, peserta kegiatan mendapatkan pengalaman menarik dalam pengembangan literasi dasar mereka. Kegiatan ini berlangsung lancar dan mendapat respons yang positif dari pihak mitra (Sekolah Dasar Negeri 1 Datah). Dengan demikian, dapat disimpulkan pembelajaran ASIK relevan digunakan untuk mengembangkan literasi siswa sekolah dasar.