Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Upaya Meningkatkan Mutu Keterampilan Dasar Mengajar Melalui Simulasi Peer Teaching Berbasis Teknik Nyaya Darsana Juliantari, Ni Kadek
Jurnal Penjaminan Mutu Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : LPM IHDN Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.094 KB) | DOI: 10.25078/jpm.v4i2.567

Abstract

This study aims to improve the basic skills of teaching sixth semester students of the Hindu Education Study Program STKIP Agama Hindu Amlapura 2016/2017 academic year through the application of peer teaching simulation based on Nyaya Darsana technique. The subjects in this study were the sixth semester students of the Hindu Education Study Program 2016/2017 academic year totaling 31 people. The data in this study were collected by tests and the results were analyzed quantitatively supported by qualitative interpretations. The results show that the application of peer teaching simulation with Nyaya Darsana technique can improve the basic teaching skills of the sixth semester students of the Hindu Education Study Program STKIP Agama Hindu Amlapura 2016/2017 academic year from the percentage of success in the first cycle of 87,10% to 93,55% in cycle II. Meanwhile, the average value also increased from 73.42 in the first cycle to 74,97 in the second cycle. Therefore, the application of peer teaching simulation with Nyaya Darsana technique is recommended to be used in lectures that target the formation of skills or competencies of prospective teachers.
PARADIGMA ANALISIS WACANA DALAM MEMAHAMI TEKS DAN KONTEKS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Juliantari, Ni Kadek
ACARYA PUSTAKA Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Perpustakaan dan Informasi
Publisher : ACARYA PUSTAKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.892 KB)

Abstract

Understanding the contents of the reading is achieved when appropriate paradigm of discourse analysis is used. Therefore, the mastery of the discourse analysis paradigm is very important to be mastered by the reader in order to understand the text and context of the discourse. Basically, there are three paradigms in discourse analysis, namely positivism-empirical (commonly called positivism), constructivism, and critical paradigm. Description about the discourse analysis paradigm is expected to be useful for students and teachers / lecturers who conduct study discourse analysis so that it can facilitate them in conducting discourse analysis by departing from one of these paradigms. Based on the view of the formalist (positivism-empirical paradigm), it is understandable that examining a discourse in principle is to examine the potential relationship between one sentence and another in relation to the syntax and semantics. From the functionalists point of view (constructivism paradigm), discourse analysis is attempted as an analysis to uncover the meaning and meaning behind the discourse. Discourse analysis is an effort to reveal the hidden intent of the subject which expresses a statement by placing itself in the speakers position with an interpretation that follows the structure of the speakers meaning. Meanwhile, according to the critical paradigm, discourse is not understood solely as a study of language, although in the end, discourse analysis does use the language in the text to be analyzed. However, the language analyzed according to the paradigm of dialectical analysis is somewhat different from the study of language in the traditional linguistic sense. The language analyzed is not merely a description of the language aspect, but also relates it to the context. Keywords: paradigm, discourse analysis, text and context, reading
The Fulfillment of Religious and Customary Rights For Persons with Disabilities in Bali Gayatri, Ida Ayu Made; Juliantari, Ni Kadek
Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (865.834 KB) | DOI: 10.25078/ijhsrs.v3i1.803

Abstract

Religious rights of the Indonesian people have been regulated in the 1945 Constitution, Law No. 39 of 1999 concerning Human Rights. The Fulfillment of the Religious Rights of Persons with Disabilities (PD) has been regulated in article 14 of Law No. 8 of 2016 concerning Person with Disability. Protection and fulfillment of the rights of persons with disabilities is regulated in the Bali Regulation No. 9  of 2015 (Perda 9/2015).This study uses descriptive qualitative methods with a socio-normative approach related to the implementation of Perda 9/2015, identifying the challenges and opportunities of PD in Bali in obtaining their religious and customary rights. Identification is important to encourage the social inclusion and harmonization in life. Informants were selected by using purposive sampling involving disability organizations: Pertuni, Kube Darma Bakti, RwaBineda, Gerkatin, Bali Deaf Community, YBSH Foundation and Puspadi Bali. Data collection methods were observation, interview and literature study.The existence of Persons with Disability (PD) is the largest minority in the world and part of the diversity of Indonesian social and cultural structures. PD often experiences social exclusion, including in carrying out religious practices and beliefs. This discourse is often over looked because the stereotype of PD is identical with the socio-economic problems handled by the social service. Some obstacles in fulfilling the religious and belief rights of persons with disabilities: places of worship are not accessible, scarcity of religious teaching materials and lack of service facilities for PD, especially in various religious celebrations.
Implikatur Percakapan Guru dan Siswa dalam Aktivitas Belajar-Mengajar Bahasa Bali di Sekolah Dasar Negeri 5 Ulakan Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem Juliantari, Ni Kadek
LAMPUHYANG Vol 5 No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v5i2.164

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk implikatur fungsi implikatur percakapan guru dan siswa pada pembelajaran Bahasa Bali. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan dua ancangan, yaitu (1) ancangan pragmatik dan (2) etnografi komunikasi.Sumber data dalam penelitian ini adalah (1) percakapan dalam interaksi atau percakapan antara guru dan siswa di kelas dalam pembelajaran Bahasa bali, (2) konteks tuturan yang diperoleh melalui pengamatan dan pencatatan lapangan secara langsung. Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, simpulan yang ditarik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Konstruksi kebahasaan IP pada tuturan guru, yakni konstruksi kebahasaan IP direktif. Konstruksi kebahasaan IP direktif yang berfungsi untuk menasihati, memerintah, dan meminta atau memohon menggunakan tuturan yang bermodus deklaratif dan interogatif. Sementara itu, bentuk atau konstruksi kebahasaan IP pada tuturan siswa, yaitu konstruksi kebahasaan IP direktif, konstruksi kebahasaan IP asertif, dan konstruksi kebahasaan IP ekspresif. Konstruksi kebahasaan IP ekspresif yang digunakan untuk menyatakan menyindir dan mengejek juga menggunakan tuturan yang bermodus deklaratif. Jadi, konstruksi kebahasaan IP asertif, direktif, dan ekspresif pada tuturan siswa lebih banyak bermodus deklaratif. (2) Fungsi yang cenderung tampak pada tuturan siswa dalam aktivitas belajar-mengajar bahasa Bali adalah fungsi IP direktif, yakni meminta atau memohon. Hal itu dapat dimaknai bahwa siswa bersikap santun melalui pilihan bahasa yang tepat saat menyampaikan permohonan atau pun permintaan. Permohonan atau permintaan tersebut pada umumnya disampaikan oleh siswa kepada mitra tuturnya (guru) secara tidak langsung melalui berbagai bentuk tuturan, yang salah satunya melalui bentuk interogatif (tanya). Jadi, maksud meminta atau memohon tersebut terselubung pada pilihan bahasa bahasa yang digunakan penutur.
Logika dalam Berbahasa Indonesia (Suatu Tinjauan Filsafat Bahasa) Wirahyuni, Kadek; Juliantari, Ni Kadek
LAMPUHYANG Vol 10 No 1 (2019)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v10i1.175

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan logika dalam bahasa masyarakat, kaitan/hubungan antara fakta dan logika dalam berbahasa Indonesia, penggunaan kalimat efektif dalam kaitannya dengan logika berbahasa, dan salah nalar yang terjadi dalam berbahasa Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa Bahasa yang digunakan dalam masyarakat kadang kala tidak logis atau bahasa yamh mengandung ketidaknalaran. Kata ketidaknalaran mengandung pengertian adanya sesuatu yang tidak sesuai dengan nalar atau logika (logic). Ketidaklogisan atau kesalahnalaran itu tercermin dalam bahasa yang kita produksi dalam bentuk tutur. Ujaran atau tutur kita jadinya dapat mencerminkan cara kita berpikir, sehingga muncul ungkapan bahasa yang logis dan bahasa yang tidak logis. Bahasa ternyata tidak selalu tunduk kepada kebenaran fakta dan kebenaran penalaran secara logika. Di satu sisi bahasa harus tuntuk kepada logika dan di sisi lain bahasa tidak selamanya tunduk kepada logika. Penggunaan atau penataan kalimat juga berkaitan dengan logika. Kalau sebuah kalimat memiliki sebuah kata yang tidak berfungsi, kalimat tersebut disebut kalimat mubazir, dan dianggap tidak efektif. Adanya kata yang mubazir itu juga menyebabkan kalimat itu tidak benar dan tidak logis karena penutur tidak mengikuti alur penalaran yang benar. Ada beberapa corak berpikir salah atau salah nalar, yang dapat menghasilkan kalimat-kalimat yang tidak dapat diterima akal sehat atau tidak logis. Corak yang dapat menyebabkan salah nalar di antaranya adalah dalam wujud generalisasi atau stereotype.
Campur Kode dalam Komunikasi Antarpemandu Wisata di Candidasa Juliantari, Ni Kadek
LAMPUHYANG Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v10i2.180

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bentuk dan faktor penyebab terjadinya campur kode oleh masyarakat Hindu yang bekerja sebagai pemandu wisata di daerah Candidasa. Data dikumpulkan melalui observasi dengan teknik perekaman dan pencatatan, serta wawancara. Analisis dilakukan secara kualitatif dengan teknit interpretatif dan argumentatif sesuai data yang terkumpul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga bentuk campur kode dalam komunikasi antarpemandu wisata di Candidasa, yakni campur kode bahasa Inggris dalam pemakaian bahasa Bali (campur kode ke luar), campur kode bahasa Indonesia dalam pemakaian bahasa Bali (campur kode ke dalam), campur kode campuran (bahasa Inggris dan bahasa Indonesia) dalam pemakaian bahasa Bali. Ada tujuh faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode, yakni (1) tidak baiknya penguasaan bahasa di kawasan wisata Candidasa, baik penguasaan bahasa Bali, bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, (2) adanya niat untuk menambah gengsi, (3) ingin menunjukkan kebolehan, (4) pencarian jati diri, (5) kebiasaan, (6) ingin bersenda gurau (melucu) dan (7) kesantaian (ketidakformalan) situasi pembicaraan.
Upaya Meningkatkan Mutu Keterampilan Dasar Mengajar Melalui Simulasi Peer Teaching Berbasis Teknik Nyaya Darsana Juliantari, Ni Kadek
Jurnal Penjaminan Mutu Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : LPM IHDN Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/jpm.v4i2.567

Abstract

This study aims to improve the basic skills of teaching sixth semester students of the Hindu Education Study Program STKIP Agama Hindu Amlapura 2016/2017 academic year through the application of peer teaching simulation based on Nyaya Darsana technique. The subjects in this study were the sixth semester students of the Hindu Education Study Program 2016/2017 academic year totaling 31 people. The data in this study were collected by tests and the results were analyzed quantitatively supported by qualitative interpretations. The results show that the application of peer teaching simulation with Nyaya Darsana technique can improve the basic teaching skills of the sixth semester students of the Hindu Education Study Program STKIP Agama Hindu Amlapura 2016/2017 academic year from the percentage of success in the first cycle of 87,10% to 93,55% in cycle II. Meanwhile, the average value also increased from 73.42 in the first cycle to 74,97 in the second cycle. Therefore, the application of peer teaching simulation with Nyaya Darsana technique is recommended to be used in lectures that target the formation of skills or competencies of prospective teachers.
The Fulfillment of Religious and Customary Rights For Persons with Disabilities in Bali Ida Ayu Made Gayatri; Ni Kadek Juliantari
Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/ijhsrs.v3i1.803

Abstract

Religious rights of the Indonesian people have been regulated in the 1945 Constitution, Law No. 39 of 1999 concerning Human Rights. The Fulfillment of the Religious Rights of Persons with Disabilities (PD) has been regulated in article 14 of Law No. 8 of 2016 concerning Person with Disability. Protection and fulfillment of the rights of persons with disabilities is regulated in the Bali Regulation No. 9  of 2015 (Perda 9/2015).This study uses descriptive qualitative methods with a socio-normative approach related to the implementation of Perda 9/2015, identifying the challenges and opportunities of PD in Bali in obtaining their religious and customary rights. Identification is important to encourage the social inclusion and harmonization in life. Informants were selected by using purposive sampling involving disability organizations: Pertuni, Kube Darma Bakti, RwaBineda, Gerkatin, Bali Deaf Community, YBSH Foundation and Puspadi Bali. Data collection methods were observation, interview and literature study.The existence of Persons with Disability (PD) is the largest minority in the world and part of the diversity of Indonesian social and cultural structures. PD often experiences social exclusion, including in carrying out religious practices and beliefs. This discourse is often over looked because the stereotype of PD is identical with the socio-economic problems handled by the social service. Some obstacles in fulfilling the religious and belief rights of persons with disabilities: places of worship are not accessible, scarcity of religious teaching materials and lack of service facilities for PD, especially in various religious celebrations.
Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Kearifan Lokal Ni Kadek Juliantari
LAMPUHYANG Vol 2 No 1 (2011)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v2i1.113

Abstract

Artikel mengenai pembelajaran bahasa Indonesia berbasis kearifan lokal ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan penggunaan BI di masyarakat yang tidak mencerminkan kearifan lokal dan (2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis kearifan lokal. Artikel ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sementara metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi berbantuan catatan lapangan dan metode studi dokumentasi. Hasilnya adalah banyak ditemukan gejala penggunaan BI yang terjadi di masyarakat yang jauh dari harapan kompetensi komunikatif tersebut dan tidak mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal. Gejala penggunaan BI yang tidak santun, misalnya. Penggunaan bahasa yang tidak santun tersebut sangat memicu terjadinya konflik. Sementara itu, pembelajaran BI berbasis kearifan lokal dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan komunikatif, yakni dengan cara menampilkan beberapa contoh peristiwa komunikasi yang senyatanya dan selanjutnya menuntut siswa agar mampu mempraktikkan komunikasi sesuai dengan tata cara berkomunikasi atau etika berkomunikasi yang santun, yang di dalamnya terkandung nilai-nilai yang arif dan bijaksana.
Penulisan New Diary untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas IXC SMP Dharma Kirti Sengkidu Ni Kadek Juliantari
LAMPUHYANG Vol 2 No 2 (2011)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v2i2.116

Abstract

penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan (1) membiasakan menulis new diary pada siswa, (2) meningkatkan kemampuan siswa menulis cerpen melalui penulisan new diary, (3) mendeskripsikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran menulis cerpen melalui penulisan new diary, dan (4) mendeskripsikan respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran. PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IXC SMP Dharma Kirti Sengkidu, Tahun Ajaran 2008/2009 yang berjumlah 30 orang (14 laki-laki dan 16 perempuan), yang nilai rata-rata klasikalnya adalah 66,24. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi dokumentasi, metode penugasan, metode observasi, metode angket, dan metode wawancara. Metode studi dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan menulis new diary dan kemampuan menulis cerpen. Data tersebut dianalisis secara kualitatif. Sementara itu, data kemampuan menulis cerpen yang dikumpulkan dengan metode penugasan dianalisis secara kuantitatif. Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai langkah-langkah pembelajaran. Datanya dianalisis secara kualitatif. Data respons siswa yang dikumpulkan dengan metode angket dianalisis secara kuantitatif, sedangkan yang dikumpulkan dengan metode wawancara dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) siswa mau dan mampu menulis new diary karena diberikan motivasi; (2) nilai menulis cerpen siswa adalah 72,63 pada siklus 1 dan 78,07 pada siklus 2; (3) menulis cerpen dapat dilakukan berdasarkan new diary; dan (4) siswa senang mengikuti pembelajaran tersebut. Dengan demikian, dapat ditarik simpulan bahwa (1) kemauan dan kemampuan menulis new diary dapat ditumbuhkembangkan dengan pemberian motivasi dan pelatihan; (2) dengan penulisan new diary, hasil menulis cerpen siswa dapat ditingkatkan; (3) belajar menulis cerpen dapat dilakukan dengan cara yang inovatif melalui penulisan new diary; dan (4) belajar dalam suasana menyenangkan membawa keberhasilan yang signifikan.