Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pemanfaatan Limbah Pertanian sebagai Suplemen Nutrisi pada Budidaya Hidroponik Selada Romaine (Lactuca sativa L. var. longifolia) Saputra, Robby Bagus Saputra; Istirochah Pujiwati; Anis Rosyidah; Dita Agisimanto
Folium : Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 8 No. 2 (2024): Folium : Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/folium.v8i2.22355

Abstract

Romaine lettuce is a popular vegetable consumed because of its sweet taste, crunchy texture, and better nutritional content than other types of lettuce. These advantages make its demand continue to increase. Hydroponic is known for its greater harvest potential than conventional systems. However, with the potential for abundant yields, of course, the resulting harvest residue is also increasingly abundant. This waste can be used as organic fertilizer and returned as nutrients to plants. The purpose of this study was to determine the effect of utilizing agricultural waste as a nutritional supplement on hydroponic romaine lettuce cultivation. The study was arranged in a simple RAK with 5 levels of concentration treatment, P0 = 0%; P1 = 20%; P2 = 40%; P3 = 60%; P4 = 80%. The results showed that P0 (control) and P3 (60% concentration) showed results that were not significantly different in plant height, canopy width, and fresh weight. In total fresh weight, P3 (60% concentration) showed the best treatment. Meanwhile, in terms of stomata width, P1 (20% concentration) and P3 (60% concentration) showed no significant differences. However, organic fertilizers have a phytotoxic effect on plants. Based on the correlation test, plant height, canopy width, stomata width, and humidity were positively correlated with total fresh weight.
The Effect of the Type of Planting Media and The Addition of O2 Nanobubbles on the Growth of Dendrobium burana Green × Ong Ang Ai Boon Orchid Plantlets in Vitro Purnamasari, Viska; Rahayu, Tintrim; Jayanti, Gatra Ervi; Agisimanto, Dita
Jurnal ILMU DASAR Vol 25 No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jid.v25i1.41376

Abstract

Dendrobium orchids come in a variety of colors, shapes, and beauty that are in great demand. The process of growing orchids requires special handling of an appropriate growing environment, such as proper planting media and nutrients that can stimulate orchid growth. This type of thin liquid film media is the use of liquid media with an immersion system while vermiculite and perlite media have almost the same properties. However, vermiculite has a higher water absorption capacity than perlite. Nanobubbles are bubbles with 1-100 nm that can live more stably in water. This study aims to influence the type of media and the addition of Nanobubbles O2 on the growth of Dendrobium burana Green × Ong Ang Ai Boon orchid plantlets. This research was carried out from November to December 2022 at the PT. Java Indo Arjuna Singosari, Malang. This study used a completely randomized design (CRD) with 10 treatments, namely solid MS, gaviota solid, thin liquid film, thin liquid film + NBs O2, vermiculite, vermiculite + NBs O2, perlite, perlite + NBs O2, vermiculite + Perlite, vermiculite + perlite + NBs O2 with 4 replications. The data were analyzed descriptively and the Manova test. The results showed that the vermiculite + NBs O2 treatment had the potential to increase the length of plantlets by 13.80 mm, the wet weight of plantlets by 0.30 g, the percentage of live plantlets by 100% whereas in the vermiculite + perlite treatment has the potential for the first root growth to appear, namely 5 HST. The vermiculite treatment had the potential to increase the highest number of leaves by 5 leaves, whereas in the leaf color treatment the solid MS treatment had a more intense green color.
Keragaman Morfologi Tunas Stroberi (Fragaria ananassa L.) Akibat Perlakuan Kolkisin Pada Media In Vitro Brigita Ade Tacia; Damanhuri Damanhuri; Dita Agisimanto
Produksi Tanaman Vol. 9 No. 2 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stroberi merupakan salah satu buah yang saat ini banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Namun produksi stroberi belum dapat mencukupi permintaan dalam negeri, masalah dalam budidaya menjadi alasan belum tercukupinya permintaan stroberi. Perakitan varietas merupakan salah satu upaya untuk menyediakan bahan tanam unggul. Pemuliaan mutasi dengan kolkisin adalah salah satu metode untuk meningkatkan keragaman genetik sebagai bahan dasar program pemuliaan.  Pemuliaan mutasi dengan kolkisin merupakan salah satu metode untuk meningkatkan keragaman gentik sebagai bahan dalam program pemuliian  Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari, keragaman morfologi tunas stroberi akibat perlakuan mutagen Kolkisin. Hipotesis pada penelitian ini adalah, terdapat keragaman morfologi tunas stroberi pada variabel pengamatan yang diamati akibat perlakuan kolkisin pada kultur In Vitro. Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium SE,  Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro), desa Tlekung,  Junrejo, Batu, Jawa Timurp ada bulan Juli hingga November 2020. Penelitian menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 10 perlakuan. Eksplan yang digunakan adalah tanaman stroberi varietas Earlibrite. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan kolkisin mempengaruhi keragaman tunas stroberi pada variabel tinggi tanaman, warna daun, warna batang dan bentuk daun.
Keragaman Morfologi Kalus Bawang Putih (Allium sativum L.) Akibat Perlakuan Kolkisin pada Kultur In Vitro Gabrielle Khaledea Salimi; Damanhuri Damanhuri; Dita Agisimanto
Produksi Tanaman Vol. 9 No. 2 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

bahan dasar bumbu masak sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Varietas yang berkembang di Indonesia belum mampu bersaing dengan varietas bawang impor, sehingga perlu diupayakan untuk merakit varietas unggul baru. Poliploidi salah satu metode untuk meningkatkan keragaman genetik dalam program pemuliaan. Kolkisin merupakan salah satu mutagen yang menyebabkan peningkatan ploidi. Perubahan yang terjadi pada tanaman akibat pemberian kolkisin bervariasi. Kepekaan tanaman terhadap kolkisin berbeda diantara spesies sehingga konsentrasi dan lama aplikasiakan berbeda untuk setiap spesies tanaman. Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui keragaman morfologi kalus bawang putih akibat perlakuan beberapa konsentrasi dan lama aplikasi mutagen kolkisinini telah dilaksanakan di LaboratoriumSomatik Embriogenesis, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur pada bulan Juni sampai September 2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 10 kombinasi perlakuan konsentrasi kolkisin (500, 1000, 1500 ppm) dan lama aplikasi kolkisin (1, 3, dan 5 hari). Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Perbedaan kombinasi perlakuankolkisin memberikan perbedaan karakter morfologi yang nyata. Keragaman morfologi variabel pengamatan pada penelitian ini termasuk dalam kategori rendah sampai sedang dengan nilai berkisar 6,51-31,34%. Konsentrasi kolkisin yang memiliki keragaman tinggi berdasarkan nilai koefisien keragaman pada variabel panjang dan lebar embrio somatik yaitu kolkisin 500 dan 1000 ppm dengan lama aplikasi 1 dan 3 hari
Induksi Umbi Mikro Kentang (Solanum Tuberosum L.) Varietas Granola Kembang dan Granola Lembang Menggunakan Kombinasi Konsentrasi Asam Salisilat dan Gula Yosia Abner Bezaleel; Darmawan Saptadi; Dita Agisimanto
Produksi Tanaman Vol. 12 No. 8 (2024): Agustus
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2024.012.08.08

Abstract

Konsumsi kentang di Indonesia terus meningkat sebagai bahan makanan utama dan camilan, namun produksinya saat ini belum mampu memenuhi permintaan pasar. Indonesia memiliki lahan budidaya kentang berkisar 60 ribu hingga 70 ribu hektar persegi dengan hasil panen berkisar 1,2 juta ton. Faktor produktivitas kentang dihambat dengan penggunaan benih dengan kualitas rendah. Umbimikro sebagai salah satu bentuk produksi kultur jaringan memiliki keunggulan untuk menyediakan benih yang berkualitas, meliputi bebas patogen, proses produksi dapat dilakukan sepanjang tahun, hasil produksi tinggi dan lebih mudah didistribusikan. Induksi umbi mikro dapat dilakukan melalui penambahan zat pengatur tumbuh dan gula bagi planlet. Asam salisilat sebagai zat pengatur tumbuh akan bekerja untuk menginduksi pembentukan umbi mikro dan gula akan berperan sebagai sumber karbon bagi planlet didalam botol kultur. Informasi terkait penggunaan asam salisilat dan gula untuk melakukan induksi umbi mikro masih sangat terbatas pada varietas kentang Granola Kembang dan Granola Lembang. Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2023 dan bertempat di Laboratorium PT. Java Indo Arjuna, Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Penelitian dilakukan berdasarkan rancangan percobaan faktorial menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor yakni kombinasi konsentrasi asam salisilat dan gula serta varietas eksplan. Pelaksanaan percobaan dilakukan melalui 3 tahapan yakni Persiapan awal, pembesaran eksplan, dan pengumbian. Analisis varian menunjukkan kombinasi konsentrasi 50 mg/L asam salisilat dan 100 g/L gula secara nyata mampu meningkatkan berat segar dan diameter umbi mikro dibandingkan tanpa penambahan asam salisilat dan 30 g/L gula. Kombinasi konsentrasi ini dapat digunakan untuk menginduksi pembentukan umbi mikro pada Granola Kembang dan Granola lembang.
Produksi Umbi Mikro Menggunakan Kombinasi Spektrum Cahaya dan Konsentrasi Gula pada Dua Varietas Kentang (Solanum tuberosum L.) Amanda, Disa Utami; Agisimanto, Dita; Saptadi, Darmawan
Produksi Tanaman Vol. 13 No. 05 (2025): Mei
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

Umbi mikro merupakan umbi yang dihasilkan dari metode kultur yang dapat diproduksi secara banyak dengan waktu yang lebih singkat dan tidak memerlukan lahan yang luas. Hal ini menjadikan umbi mikro lebih unggul dibanding benih konvesional, sehingga produksi umbi mikro memberikan potensi yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan akan benih kentang. Spektrum cahaya dan gula menjadi faktor penting yang mendorong terjadinya proses pembentukan umbi pada planlet kentang, sehingga kombinasi kedua faktor yang tepat perlu dipelajari untuk meningkatkan produksi umbi mikro. Penelitian ini dilakukan di Lab Kultur Jaringan PT. Java Indo Arjuna pada bulan Maret sampai Juli 2023. Bahan tanam yang digunakan adalah eksplan dari dua varietas kentang, yaitu Granola Kembang dan Granola Lembang. Variabel yang diamati meliputi luas daun, bobot segar planlet, hari pertama muncul umbi mikro, jumlah umbi mikro, bobot umbi mikro, dan diameter umbi mikro. dari percobaan tersebut, didapatkan kombinasi perlakuan 2M1B dan gula 80 g/l optimal dalam untuk membentuk umbi pada kedua varietas kentang.    
Respon Pertumbuhan Planlet 2 Genotip Dendrobium sp. Terhadap Perbedaan Spektrum Cahaya LED (Light Emitting Diode) Secara In Vitro Hasna, Ellen Aurelia Hasna; Agisimanto, Dita; Hardiyanto, Hardiyanto; Saptadi, Darmawan
Produksi Tanaman Vol. 13 No. 08 (2025): Agustus
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

Anggrek Dendrobium merupakan salah satu tanaman hias di Indonesia yang diminati oleh banyak kalangan. Produksi tanaman anggrek yang tercatat menurun sejak tahun 2020 sebesar 37,22% disebabkan oleh metode konvensional yang masih menghasilkan bibit kurang siap untuk aklimatisasi. Salah satu faktor terpenting dalam kultur in vitro adalah cahaya. Penggunaan cahaya LED merah dan biru dalam kultur in vitro menunjukkan pertumbuhan planlet anggrek Dendrobium nobile lebih baik dibandingkan cahaya fluorescent. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan planlet 2 Genotip Dendrobium terhadap penggunaan spektrum LED yang berbeda secara in vitro. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 2 faktor berupa spektrum cahaya LED sebagai petak utama dan hibrida Dendrobium sebagai anak petak. Penelitian dilakukan di Laboratorium PT. Java Indo Arjuna, Kreweh, Toyomarto, Singosari, Malang, Jawa Timur dari bulan Juni hingga September 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spektrum cahaya 75% Red : 25% Blue berpengaruh nyata terhadap variabel panjang daun, lebar daun, luas daun, dan berat segar planlet. Spektrum cahaya 100% Blue menunjukkan pengaruh nyata terhadap variabel panjang akar. Dan Dendrobium ‘Charak Red’ menunjukkan hasil yang lebih responsif terhadap perlakuan spektrum cahaya berdasarkan variabel jumlah daun, panjang daun, luas daun, jumlah akar, panjang akar, dan berat segar planlet. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Dendrobium ‘Charak Red’ memiliki hasil pertumbuhan planlet yang lebih responsif terhadap perlakuan spektrum cahaya LED 75% Red : 25% Blue pada variabel panjang daun, lebar daun, luas daun, dan berat segar planlet. Kata Kunci: Biru, Cahaya, Dendrobium, Genotip, Merah, Planlet, Spektrum, Pertumbuhan
Respon Viabilitas Eksplan Akar Anggrek Vanda akibat Kombinasi Durasi Perendaman dan Konsentrasi Hidrogen Peroksida Ardiarini, Noer Rahmi; Setiawan, Sahrul; Agisimanto, Dita
Plantropica: Journal of Agricultural Science Vol. 10 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

Komersialisasi anggrek vanda potensial di indonesia diindikasikan oleh produksi 18,6 juta tangkai segar, proses produksi anggrek Vanda  dapat melalui kultur jaringan yang berasal dari Root Apical Meristem. Proses sterilisasi eksplan akar penting untuk dipahami sebagai bahan dasar cloning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi konsentrasi H2O2 dan waktu perendaman yang efektif untuk menghilangkan kontaminasi dan mempertahankan viabilitas eksplan akar dua spesies anggrek Vanda. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor, yaitu spesies anggrek dan kombinasi konsentrasi dan durasi perendaman hidrogen peroksida.  Level kontaminasi, pencoklatan, pengamatan morfologi dan eksplan hidup dianalisis selama percobaan dan di uji menggunakan tabel ANOVA dan uji beda nyata terkecil pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan perlakuan hidrogen peroksida 3% 15 menit dapat menghilangkan kontaminasi, menunda pencoklatan, dan menghasilkan persentase eksplan hidup yang bertahan selama 30 hari. Didapati, viabilitas Vanda Pachara Delight merespon secara berbeda dibandingkan dengan spesies Vanda Srimahapro Star di tingkat pencoklatan dan ekspan hidup pada 10 dan 20 HSI, namun viabilitas eksplan menurun seiring berjalannya waktu inkubasi.