Articles
PEMBUATAN APLIKASI SISTEM COMPETENCY BASED DEVELOPMENT PURPOSE BERBASIS WEB
Aribowo, Eko;
Tarmuji, Ali;
Herlambang, Prasetyo
Jurnal Informatika Vol 5, No 1: January 2011
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (23.425 KB)
Strategi Perusahaan dalam mencapai visi dan Misi ditetapkan enam langkah dan salah satunya adalah Penerapan CBHRM (Competency Based Human Resources Management). CBHRM adalah strategi perhutani dalam meningkatkan kualitas pegawai Perhutani. Dalam menjalankan strategi ini salah satu tahapan yang harus dilakukan adalah melakukan pengembangan kompentensi atau dinamakan Competency Based Development Purpose (CBDP). Dalam tahap ini Pegawai Perum Perhutani akan dinilai level kompetensi yang mereka miliki untuk mengetahui program pengembangan yang sesuai dengan kompetensi yang disyaratkan. Penentuan pelatihan yang dilakukan secara manual membuat Perum Perhutani membutuhkan waktu yang lama dan pelatihan yang diikuti karyawan kurang sesuai, selain itu karyawan juga merasa kesulitan untuk memilihnya. Tujuan dari pembuatan aplikasi ini adalah dapat mempermudah Perum Perhutani dalam menentukan pelatihan untuk karyawan yang sesuai dengan hasil tes kompetensi dan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memilih pelatihan yang akan diikutinya. Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai metode antara lain : studi pustaka, interview dan observasi. Model proses yang digunakan adalah waterfall yang terdiri dari analisa kebutuhan sistem, perancangan, implementasi dan pengujian. Pada perancangan sistem dimulai dari perancangan kebutuhan sistem,perancangan proses, perancangan database dan perancangan interface. Pada tahap implementasi menggunakan PHPMyAdmin untuk membangun basisdata dan PHP untuk teknologi Serverside Tahap terakhir adalah pengujian sistem yang dilakukan dengan Black Box Test dan Alpha Test. Hasil penelitian ini berupa aplikasi sistem Competency Based Development Purpose berbasis web yang dapat membantu Perum Perhtani dalam menentukan pelatih untuk pengembangan karyawan yang sesuai dengan hasil tes kompetensi yang telah dilakukan sebelumnya oleh karyawan.
PEMBUATAN ENTERPRISE ARCHITECTURE DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ZACHMAN
Tarmuji, Ali;
Hastiany, Asty
Jurnal Informatika Vol 7, No 1: Januari 2013
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (23.425 KB)
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Daâwah Amar Maâruf Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Qur`an dan As-Sunnahyang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawatan atau Muktamar dengan Maksud dan tujuan yaitu âmenegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnyaâ. Dalam pencapaian visi dan misi, masalah yang muncul hingga saat ini adalah kurangnya perencanaan yang baik dalam mengembangkan sistem informasi yang menjembatani majelis dan lembaga dengan pimpinan pusat muhammadiyah.Tahapan penelitian dilakukan dengan metode observasi dan wawancara serta membuat dokumentasi yang terkait dengan proses bisnis. Proses analisis dimulai dengan tahapan perencanaan, pemahaman kondisi saat ini, analisis SWOT yang kemudian melakukan pembuatan model sistem informasi menggunakan kerangka kerja Zahcman dan melakukan pengujian model sistem informasi yang meliputi arsitektur informasi, arsitektur pelayanan menggunakan SOA, arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi, dan beberapa rekomendasi kepada pimpinan pusat muhammadiyah. Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan sebuah model yang berisi dokumen perencanaan pengembangan sistem informasi yang meliputi informasi, pelayanan, data, aplikasi dan teknologi. Hasil uji kelayakan yang dihasilkan dari kuesioner rmenyatakan perencanaan sistem yang dibagun layak untuk diterapkan pada pimpinan pusat muhammadiyah.
TINJAUAN UMUM TENTANG HELPDESK DAN FRAMEWORK TERKAIT
Tarmuji, Ali
Jurnal Informatika Vol 2, No 1: January 2008
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (23.425 KB)
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di suatu instansi sangat banyak dampaknya, baik positif maupun negatif. Seiring perkembangan teknologi semakin banyak pemanfaatan media TIK ini untuk membantu pelaksanaan suatu pekerjaan bahkan hampir seluruh bidang di suatu instansi. Dalam perjalanan penggunaan TIK sering muncul permasalahan-permasalahan yang jika tidak ditangani akan mengakibatkan adanya kemunduran kinerja dari bagian/seseorang yang menggunakan peralatan TIK untuk menunjang kerja mereka. Suatu instansi yang sudah sedemikian kompleksnya dalam penggunaan peralatan TIK di instansinya maka diperlukan suatu mekanisme dan unit khusus yang menangani penggunaan dan permasalahan dalam hal penggunaan TIK tersebut. Mekanisme dan unit khusus tersebut sering dinamakan tim helpdesk yang tujuan utamanya adalah menangani penyelesaian terhadap permasalahan yang muncul dari penggunaan suatu peralatan TIK tersebut sehingga mampu memperlancar kerja yang terkait. Suatu instansi dalam hal penerapan tim helpdesk memerlukan suatu perencanaan yang matang dan terorganisir. Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh instansi dalam implementasi tim helpdesknya antara lain, (1) membentuk tim khusus untuk menganalisis organisasinya terkait kebutuhan implementasi helpdesk tersebut, (2) membentuk organisasi helpdesk sesuai kebutuhan, (3) memilih workflow helpdesk yang disesuaikan dengan kondisi instansi, (4) memilih framework yang tepat untuk mendasari jalannya implementasi helpdesk di instansi terkait, dan (5) menuangkan aturan-aturan dasar (standard operation procedur-SOP) untuk menguatkan kiprah tim helpdesk di instansi terkait.Terbentuknya tim helpdesk diharapkan dapat mengatasi permasalahan dan memberikan layanan terhadap seluruh permasalahan bidang TIK baik yang bersifat internal (pengembang aplikasi) maupun seluruh permasalahan operasional aplikasi ataupun hal-hal yang berhubungan dengan sistem dan teknologi informasi dan komunikasi.
ANALISA NEGOSIASI ANTARAGEN DALAM SIMULASI TRANSAKSI JUAL-BELI BARANG ELEKTRONIK MENGGUNAKAN CIAGENT FRAMEWORK
Tarmuji, Ali
Jurnal Informatika Vol 3, No 1: January 2009
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (23.425 KB)
Software agent merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang perangkat lunak yang saat mulai meluas penggunaannya. Penggunaan Software agent terpusat pada implementasi perangkat lunak yang dikhususnya untuk dipasang di perangkat keras seperti robot. Software agent lebih banyak digunakan untuk memodelkan suatu keadaan nyata atau simulasi suatu proses, apabila dilakukan dengan keadaan nyata akan membutuhkan banyak faktor dan dampak yang tidak terduga. Penerapan Software agent merambah hingga ke aplikasi yang dijalankan di internet seiring perkembangan teknologi web yang sedemikian pesatnya. Metodologi penelitian ini diawali dengan usaha mendapatkan data yang berhubungan dengan sistem dan bahan penelitian, dilanjutkan dengan perancangan sistem negosiasi antaragen yang terdiri dari rancangan proses dan antarmuka sistem. Selanjutnya mengimplementasikan rancangan tersebut ke dalam program menggunakan CIAgent Framework dengan bahasa pemrograman Java. Langkah terakhir diadakan pengujian sistem dengan menggunakan beberapa kasus negosiasi sebagai usaha untuk memonitor proses negosiasi antaragen. Analisis negosiasi antaragen dengan studi kasus pada sistem simulasi jual-beli barang elektronik ini telah dilakukan analisa kasus negosiasi dari tingkat sederhana hingga tingkat kompleks dan proses analisis. Analisa berdasarkan sistem agen yang dibangun untuk agen penjual maupun pembeli didasarkan pada tiga tingkat kemampuan negosiasi yang berbeda. Negosiasi tingkat dasar dengan bekal kemampuan dasar dalam bernegosiasi, kemampuan yang lebih baik diberikan pada tingkat agen menengah, dan tingkat yang paling baik ditunjukkan pada agen dengan kemampuan negosiasi tingkat lanjut. Ditunjukkan pada kasus ujicoba bahwa pendapatan yang diperoleh penjual dengan kemampuan negosiasi yang lebih tinggi didapatkan hasil yang lebih tinggi, sedangkan dari sisi pembeli semakin tinggi tingkatannya maka semakin kecil harga beli yang dibayarkannya.
ANALISA NEGOSIASI ANTARAGEN DALAM SIMULASI TRANSAKSI JUAL-BELI BARANG ELEKTRONIK MENGGUNAKAN CIAGENT FRAMEWORK
Tarmuji, Ali
Jurnal Informatika Vol 3, No 1: January 2009
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2616.128 KB)
|
DOI: 10.26555/jifo.v3i1.a5256
Software agent merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang perangkat lunak yang saat mulai meluas penggunaannya. Penggunaan Software agent terpusat pada implementasi perangkat lunak yang dikhususnya untuk dipasang di perangkat keras seperti robot. Software agent lebih banyak digunakan untuk memodelkan suatu keadaan nyata atau simulasi suatu proses, apabila dilakukan dengan keadaan nyata akan membutuhkan banyak faktor dan dampak yang tidak terduga. Penerapan Software agent merambah hingga ke aplikasi yang dijalankan di internet seiring perkembangan teknologi web yang sedemikian pesatnya. Metodologi penelitian ini diawali dengan usaha mendapatkan data yang berhubungan dengan sistem dan bahan penelitian, dilanjutkan dengan perancangan sistem negosiasi antaragen yang terdiri dari rancangan proses dan antarmuka sistem. Selanjutnya mengimplementasikan rancangan tersebut ke dalam program menggunakan CIAgent Framework dengan bahasa pemrograman Java. Langkah terakhir diadakan pengujian sistem dengan menggunakan beberapa kasus negosiasi sebagai usaha untuk memonitor proses negosiasi antaragen. Analisis negosiasi antaragen dengan studi kasus pada sistem simulasi jual-beli barang elektronik ini telah dilakukan analisa kasus negosiasi dari tingkat sederhana hingga tingkat kompleks dan proses analisis. Analisa berdasarkan sistem agen yang dibangun untuk agen penjual maupun pembeli didasarkan pada tiga tingkat kemampuan negosiasi yang berbeda. Negosiasi tingkat dasar dengan bekal kemampuan dasar dalam bernegosiasi, kemampuan yang lebih baik diberikan pada tingkat agen menengah, dan tingkat yang paling baik ditunjukkan pada agen dengan kemampuan negosiasi tingkat lanjut. Ditunjukkan pada kasus ujicoba bahwa pendapatan yang diperoleh penjual dengan kemampuan negosiasi yang lebih tinggi didapatkan hasil yang lebih tinggi, sedangkan dari sisi pembeli semakin tinggi tingkatannya maka semakin kecil harga beli yang dibayarkannya. Kata kunci: antaragen, CIAgen Framework, Java, jual-beli, implementasi, negosiasi, simulasi
TINJAUAN UMUM TENTANG HELPDESK DAN FRAMEWORK TERKAIT
Tarmuji, Ali
Jurnal Informatika Vol 2, No 1: January 2008
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2425.884 KB)
|
DOI: 10.26555/jifo.v2i1.a5228
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di suatu instansi sangat banyak dampaknya, baik positif maupun negatif. Seiring perkembangan teknologi semakin banyak pemanfaatan media TIK ini untuk membantu pelaksanaan suatu pekerjaan bahkan hampir seluruh bidang di suatu instansi. Dalam perjalanan penggunaan TIK sering muncul permasalahan-permasalahan yang jika tidak ditangani akan mengakibatkan adanya kemunduran kinerja dari bagian/seseorang yang menggunakan peralatan TIK untuk menunjang kerja mereka. Suatu instansi yang sudah sedemikian kompleksnya dalam penggunaan peralatan TIK di instansinya maka diperlukan suatu mekanisme dan unit khusus yang menangani penggunaan dan permasalahan dalam hal penggunaan TIK tersebut. Mekanisme dan unit khusus tersebut sering dinamakan tim helpdesk yang tujuan utamanya adalah menangani penyelesaian terhadap permasalahan yang muncul dari penggunaan suatu peralatan TIK tersebut sehingga mampu memperlancar kerja yang terkait. Suatu instansi dalam hal penerapan tim helpdesk memerlukan suatu perencanaan yang matang dan terorganisir. Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh instansi dalam implementasi tim helpdesknya antara lain, (1) membentuk tim khusus untuk menganalisis organisasinya terkait kebutuhan implementasi helpdesk tersebut, (2) membentuk organisasi helpdesk sesuai kebutuhan, (3) memilih workflow helpdesk yang disesuaikan dengan kondisi instansi, (4) memilih framework yang tepat untuk mendasari jalannya implementasi helpdesk di instansi terkait, dan (5) menuangkan aturan-aturan dasar (standard operation procedur-SOP) untuk menguatkan kiprah tim helpdesk di instansi terkait.Terbentuknya tim helpdesk diharapkan dapat mengatasi permasalahan dan memberikan layanan terhadap seluruh permasalahan bidang TIK baik yang bersifat internal (pengembang aplikasi) maupun seluruh permasalahan operasional aplikasi ataupun hal-hal yang berhubungan dengan sistem dan teknologi informasi dan komunikasi. Kata kunci : helpdesk, framework, workflow, service management
PEMBUATAN APLIKASI SISTEM COMPETENCY BASED DEVELOPMENT PURPOSE BERBASIS WEB
Aribowo, Eko;
Tarmuji, Ali;
Herlambang, Prasetyo
Jurnal Informatika Vol 5, No 1: January 2011
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (673.593 KB)
|
DOI: 10.26555/jifo.v5i1.a2792
Strategi Perusahaan dalam mencapai visi dan Misi ditetapkan enamlangkah dan salah satunya adalah Penerapan CBHRM (Competency BasedHuman Resources Management). CBHRM adalah strategi perhutani dalammeningkatkan kualitas pegawai Perhutani. Dalam menjalankan strategi ini salahsatu tahapan yang harus dilakukan adalah melakukan pengembangankompentensi atau dinamakan Competency Based Development Purpose (CBDP).Dalam tahap ini Pegawai Perum Perhutani akan dinilai level kompetensi yangmereka miliki untuk mengetahui program pengembangan yang sesuai dengankompetensi yang disyaratkan. Penentuan pelatihan yang dilakukan secara manualmembuat Perum Perhutani membutuhkan waktu yang lama dan pelatihan yangdiikuti karyawan kurang sesuai, selain itu karyawan juga merasa kesulitan untukmemilihnya. Tujuan dari pembuatan aplikasi ini adalah dapat mempermudahPerum Perhutani dalam menentukan pelatihan untuk karyawan yang sesuaidengan hasil tes kompetensi dan memberikan kesempatan kepada karyawan untukmemilih pelatihan yang akan diikutinya. Pengumpulan data dilakukan denganberbagai metode antara lain : studi pustaka, interview dan observasi. Modelproses yang digunakan adalah waterfall yang terdiri dari analisa kebutuhansistem, perancangan, implementasi dan pengujian. Pada perancangan sistemdimulai dari perancangan kebutuhan sistem,perancangan proses, perancangandatabase dan perancangan interface. Pada tahap implementasi menggunakanPHPMyAdmin untuk membangun basisdata dan PHP untuk teknologi ServersideTahap terakhir adalah pengujian sistem yang dilakukan dengan Black Box Testdan Alpha Test. Hasil penelitian ini berupa aplikasi sistem Competency BasedDevelopment Purpose berbasis web yang dapat membantu Perum Perhtani dalammenentukan pelatih untuk pengembangan karyawan yang sesuai dengan hasil teskompetensi yang telah dilakukan sebelumnya oleh karyawan.Â
PEMBUATAN ENTERPRISE ARCHITECTURE DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ZACHMAN
Tarmuji, Ali;
Hastiany, Asty
Jurnal Informatika Vol 7, No 1: Januari 2013
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (919.75 KB)
|
DOI: 10.26555/jifo.v7i1.a2769
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Daâwah Amar Maâruf Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Qur`an dan As-Sunnahyang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawatan atau Muktamar dengan Maksud dan tujuan yaitu âmenegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnyaâ. Dalam pencapaian visi dan misi, masalah yang muncul hingga saat ini adalah kurangnya perencanaan yang baik dalam mengembangkan sistem informasi yang menjembatani majelis dan lembaga dengan pimpinan pusat muhammadiyah.Tahapan penelitian dilakukan dengan metode observasi dan wawancara serta membuat dokumentasi yang terkait dengan proses bisnis. Proses analisis dimulai dengan tahapan perencanaan, pemahaman kondisi saat ini, analisis SWOT yang kemudian melakukan pembuatan model sistem informasi menggunakan kerangka kerja Zahcman dan melakukan pengujian model sistem informasi yang meliputi arsitektur informasi, arsitektur pelayanan menggunakan SOA, arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi, dan beberapa rekomendasi kepada pimpinan pusat muhammadiyah. Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan sebuah model yang berisi dokumen perencanaan pengembangan sistem informasi yang meliputi informasi, pelayanan, data, aplikasi dan teknologi. Hasil uji kelayakan yang dihasilkan dari kuesioner rmenyatakan perencanaan sistem yang dibagun layak untuk diterapkan pada pimpinan pusat muhammadiyah.
Penguatan Teknologi Olah Buah Salak dalam Upaya Peningkatan Kualitas Produk
Juwitaningtyas, Titisari;
Astuti, Erna;
Tarmuji, Ali
Berdikari: Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks Vol 8, No 2 (2020): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.18196/bdr.8284
Salak pondoh is a typical fruit of Sleman Regency which has been known domestically and abroad. Salak pondoh fruit has been generally marketed in fresh and processed form. The Agawe Santosa Community Association (MAS) located in Turi District, Sleman is one of the Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) that produces various processed salak fruit. The availability of the fresh fruit as raw material for processing salak fruit has fluctuated due to the season, so the volume of processed salak fruit products also becomes unstable. This condition gets even worse because of the fruit processing technology which is still conventional. Efforts to maintain volume stability of salak fruit processed products need to be done so that fluctuations in producer income can be reduced. Community empowerment program or UMKM through strengthening the technology of salak fruit is a solution to maintain this stability. The empowerment of salak fruit processing technology is through the application of Vacuum Frying Technology (low pressure vacuum frying). This technology is able to guarantee that salak fruit processed products can be stored for a relatively long time. The application of Vacuum Frying technology is carried out in several stages, which are introduction, education (training and technology transfer practices), mentoring, and post-practice monitoring of technology application so that sustainability is guaranteed. Empowerment of UMKM Paguyuban MAS is said to be successful with indicators of increasing knowledge and skills in using Vacuum Frying (especially chips products) by 58.4%, packaging processed salak fruit products (chips) and production management by 60%, as well as guaranteeing business sustainability.
PEMBUATAN MODEL CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) DINAS KESEHATAN DIY MENGGUNAKAN METODE COBIT 4.1 DENGAN DOMAIN DELIVERY AND SUPPORT (DS)
Ali Tarmuji;
Ilham Nurfuadi
Telematika Vol 12, No 2 (2015): Edisi Juli 2015
Publisher : Jurusan Teknik Informatika
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31315/telematika.v12i2.1412
The development of health information systems at the Department of Health DIY basically already developed in earlier periods, including the presence of DGS (Digital Government Services), but the ministry has not been able to maximize sample information service on the website Department of Health DIY, it is still not fully known by many society, so the lack of public knowledge about the latest information related to health. stage in this research is the search data by observation, interview, and literature study, analysis of current conditions, SWOT analysis, data analysis includes operational CRM, analytical CRM, collaborative CRM, and the stages of modeling CRM such as the design of the development strategy of services and applications, manufacture of data architecture, application architecture, technology architecture and network infrastructure, and testing models of CRM use due diligence devoted to DIY Health Service and customer satisfaction to the test. Based on the analysis results generated CRM DHO DIY model framework that can provide ease in interacting with customers through the services available.