Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

WASPADAI STROKE SEJAK DINI UNTUK MENCEGAH DAMPAK FATAL: EDUKASI KESEHATAN PADA MASYARAKAT DI PUSKESMAS BELIMBING Angraini, Siska Sakti; Rika Nofia, Vino; Sandra, Rhona; Diana Morika, Honesty; Marlina, Roza; Herlina MP, Andhika
Jurnal Abdimas Saintika Vol 7, No 1 (2025): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v7i1.3200

Abstract

ABSTRAK Kelurahan gunung sarik merupakan wilayah kerja puskesmas belimbing yang terdiri dari 17 desa, dengan jumlah penderita penyakit tidak menular yang cukup tinggi, termasuk stroke. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama di indonesia yang sering kali terjadi akibat kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai faktor risiko dan tanda-tanda awal stroke. Faktor risiko utama yang berkaitan dengan stroke antara lain hipertensi, diabetes melitus, kolesterol tinggi, merokok, serta gaya hidup tidak sehat. Rendahnya pemahaman masyarakat mengenai pencegahan dan deteksi dini stroke menjadi tantangan besar dalam upaya menurunkan angka kejadian stroke. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini dan pencegahan stroke melalui edukasi kesehatan. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan penyuluhan interaktif kepada masyarakat di kelurahan gunung sarik. Edukasi ini dilaksanakan selama 1 hari pada bulan mei 2025. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa dari 20 peserta yang mengikuti penyuluhan, sebanyak 18 orang (90%) mengalami peningkatan pemahaman mengenai gejala awal stroke, faktor risiko, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan secara mandiri. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa edukasi kesehatan mengenai stroke sangat penting untuk memberdayakan masyarakat dalam menjaga kesehatan pembuluh darah dan otak, serta mencegah dampak fatal yang ditimbulkan oleh stroke. Disarankan agar kegiatan serupa dilakukan secara berkelanjutan sebagai upaya promotif dan preventif di tingkat layanan primer, khususnya di wilayah kerja puskesmas belimbing.Kata kunci: Stroke, edukasi kesehatan, deteksi dini, pencegahan, penyakit tidak menular                                                                  ABSTRACTGunung Sarik Subdistrict is part of the working area of Belimbing Public Health Center, consisting of 17 villages, with a relatively high number of non-communicable disease (NCD) cases, including stroke. Stroke is one of the leading causes of death and disability in Indonesia, often occurring due to a lack of public awareness regarding risk factors and early warning signs. Major risk factors associated with stroke include hypertension, diabetes mellitus, high cholesterol, smoking, and unhealthy lifestyles. Low levels of public understanding about stroke prevention and early detection remain a significant challenge in efforts to reduce stroke incidence.The aim of this community service activity was to increase public knowledge regarding the importance of early detection and stroke prevention through health education. The method used was an interactive health education session conducted in Gunung Sarik Subdistrict. This educational activity was carried out over one day in May 2025. The results showed that out of 25 participants who attended the session, 22 people (88%) experienced an improvement in understanding the early symptoms of stroke, its risk factors, and preventive measures that can be practiced independently.Based on these findings, it can be concluded that health education about stroke is essential to empower the community in maintaining cerebrovascular and brain health and in preventing the fatal consequences of stroke. It is recommended that similar activities be carried out continuously as part of promotive and preventive efforts at the primary healthcare level, particularly in the working area of Belimbing Public Health Center.Keywords: Stroke, health education, early detection, prevention, non-communicable diseases.
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CARING PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP: STUDI ANALITIK TERHADAP PERSEPSI PASIEN DI LINGKUNGAN PELAYANAN KLINIS Marlinda, Roza; Rika Nofia, Vino; Effendi, Anggelina
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 8, No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v8i1.3331

Abstract

Perilaku Caring merupakan sikap peduli, menghormati dan menghargai orang lain. Salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan perorangan adalah kepuasan pasien. Sikap positif petugas terhadap pasien akan sangat menentukan interaksi positif antara petugas dengan pasien, sehingga memberikan nilai tambah untuk nilai kepuasan pasien, keluarga dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara perilaku caring dengan tingkat kepuasan pasien. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional di ruang rawat inap penyakit dalam pada bulan September 2020. Populasinya adalah seluruh pasien yang dirawat diruang penyakit dalam dengan pengambilan sampel secara acidental sampling,sebanyak 71 orang pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan questioner, data di olah menggunakan SPSS dengan uji  chi square. Hasil penelitian analisa univariat diketahui (60.6%) menyatakan perilaku caring perawat pada kategori negatif dan (59.2%) menyatakan tidak puas dengan pelayanan keperawatan. Hasil analisa bivariat ada hubungan antara perilaku caring dengan tingkat kepuasan pasien diRuang Rawat Inap Penyakit Dalam TK III Dr. Reksodiwryo Padang (p-value=0.000). Disimpulkan bahwa perilaku caring perawat yang negatif berhubungan dengan kurangnnya kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan. Diharapkan pada pihak rumah sakit agar dapat melakukan survei kepuasan pasien setiap 1 tahun sekali, serta memberikan pelatihan caring terhadap semua perawat
Penerapan Kompres Hangat Leher Sebagai Terapi Non-Farmakologis Dalam Menurunkan Tekanan Darah: Program Edukasi Dan Pelatihan Untuk Penderita Hipertensi Marlinda, Roza; Sandra, Rhona; Rika Nofia, Vino; Sakti Anggraini, Siska; Herlina MP, Andika; Amri, Novita
Jurnal Abdimas Saintika Vol 7, No 1 (2025): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v7i1.3384

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah secara kronis dengan nilai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Kelurahan Gunung Sarik merupakan daerah wilayah kerja Puskesmas Belimbing yang terdiri dari 17 desa, dengan jumlah penderita penyakit hipertensi yang signifikan. Hipertensi ditandai dengan peningkatan tekanan darah, mengakibatkan kerusakan pada system kardiovaskuler dengan gejalan paling dominan berupa nyeri kepala yang disebabkan oleh kerusakan vaskuler pada seluruh pembuluh perifer. Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan terapi obat-obatan dan secara non farmakologis salah satunya dengan kompres hangat pada leher. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dalam mengatasi penyakit hipertensi melalui perawatan mandiri yang dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di Kelurahan Gunung Sarik. Edukasi dilaksanakan selama 1 hari di bulan Maret 2025. Hasil dari pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa dari 25 peserta yang berpartisipasi, sebanyak 23 orang (92%) memahami dan mengetahui cara melakukan kompres hangat pada leher untuk mengatasi sakit atau nyeri pada leher dan kaku kuduk. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini berupa   penyuluhan kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan kesehatan. Penerapan metode kegiatan ini dibagi menjadi 3 tahapan, diantaranya sosialisasi, diskusi dan evaluasi kegiatan. Sejumlah 25 orang pasien dan keluarga hadir dalam kegiatan ini. Terdapat perbedaan signifikan pada pengetahuan responden pada sebelum (pretest) dan setelah (posttest) kegiatan. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi kegiatan rutin sebagai upaya peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga di masyarakat.
EFEKTIFITAS ROM PASIF DAN PEMBERIAN BULI-BULI HANGAT TERHADAP PEMULIHAN PERISTALTIK USUS PADA PASIEN POSTOPERASI ANESTESI UMUM DI RSUD DR. M. ZEIN PAINAN MP, Andika Helina; Putra, Rizki Kurnia; Rika Nofia, Vino; Anggraini, Siska Sakti
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 6, No 2 (2023): November 2023
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v6i2.2122

Abstract

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di RSUD Dr. M. Zein Painan Tahun diperoleh informasibahwa jumlah operasi selama 3 tahun terakhir dengan pelayanan tindakan anestesi berjumlah 4.235kasus dimana untuk anestesi umum berjumlah 2.741 (64,7%) kasus sedangkan regional anestesispinal berjumlah 1.494 (35,3%) kasus.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas rompasif dan pemberian buli-buli hangat terhadap pemulihan peristaltik usus pada pasien postoperasianestesi umum di RSUD Dr. M. Zein Painan Tahun 2022. Jenis penelitian ini adalah eksperimendengan desain eskperimen sederhana (post only control group design). Populasi seluruh pasienpostoperasi anestesi umum di RSUD Dr. M. Zein Painan Tahun 2022 dalam 3 bulan terakhirberjumlah 400 kasus. Jumlah sampel sebanyak 24 orang, terdiri dari 8 orang kelompok kontrol, 8orang kelompok ROM dan 8 kelompok buli-buli hangat. Teknik pengambilan sampel dalampenelitian ini adalah purposive sampling.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakankuesioner. Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dan analisis data secara univariat danbivariat menggunakan uji T dependent.Hasil penelitian didapatkan rerata peristaltik usus padakelompok intervensi ROM pasif adalah 5.75kali/menit, pada kelompok intervensi buli-buli hangatadalah 7.00kali/menit dan pada kelompok kontrol adalah 4.63kali/menit. Hasil uji T-tes adaefektifitas ROM pasif (p = 0.031)dan buli-buli hangat (p = 0.016)terhadap pemulihan peristaltikusus pada pasienpostoperasi anestesi umum di RSUD Dr. M. Zein Painan Tahun 2022. Hasilpenelitian ini dapat dijadikan salah satu alternatif untuk pemulihan peristaltik usus postoperasianestesi umum dengan memberikan ROM pasif dan pemberian buli-buli hangat kepada pasienpostoperasi anestesi umum dalam pemulihan peristaltik usus.Kata Kunci : ROM Pasif, Buli-Buli Hangat,Peristaltik Usus
MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT JANTUNG MIOKARDIUM UNTUK DIHUP LEBIH SEHAT: PENDIDIKAN KESEHATAN PADA MASYARAKAT KELURAHAN GUNUNG SARIAK KOTA PADANG Marlinda, Roza; Sandra, Rhona; Rika Nofia, Vino; Sakti Anggraini, Siska; Herlina MP, Andhika
Jurnal Abdimas Saintika Vol 6, No 2 (2024): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v6i2.2736

Abstract

Penyakit Jantung miokardium merupakan keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung, akibat penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah arteri koroner akibat pengendapan lemak dan kolestrol sehingga aliran darah ke jantung menjadi terhambat. Kelurahan Gunung Sarik merupakan daerah wilayah kerja Puskesmas Belimbing yang terdiri dari 17 desa, dengan jumlah penderita penyakit kardiovaskular yang signifikan. Kesehatan miokard membutuhkan perhatian khusus karena menjadi salah sato factor penting untuk fungsi optimal jantung. Kerusakan miokard dapat menyebabkan berbagai kondisi serius seperti infark miokard dan gagal jantung. Faktor risiko terkait kesehatan miokard meliputi hipertensi, diabetes melitus, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, serta rendahnya pengetahuan tentang pencegahan penyakit jantung. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dalam mengenal lebih dekat penyakit jantung miokard dalam mencegah penyakit jantung melalui perawatan mandiri yang dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di Kelurahan Gunung Sarik. Edukasi dilaksanakan selama 1 hari di bulan Maret 2024. Hasil dari pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa dari 20 peserta yang berpartisipasi, sebanyak 18 orang (90%) memahami dan mengetahui cara menjaga kesehatan miokard dan mencegah penyakit jantung. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini berupa penyuluhan kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan kesehatan. Penerapan metode kegiatan ini dibagi menjadi 3 tahapan, diantaranya sosialisasi, diskusi dan evaluasi kegiatan. Sejumlah 20 orang pasien dan keluarga hadir dalam kegiatan ini. Terdapat perbedaan signifikan pada pengetahuan responden pada sebelum (pretest) dan setelah (posttest) kegiatan. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi kegiatan rutin sebagai upaya peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga di masyarakat
SEGERA ATASI HIPERTENSI EMERGENCY SEBELUM TERLAMBAT PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN GUNUNG SARIAK MP, Andika Herlina; Rika Nofia, Vino; Diana Morika, Honesty; Sandra, Rhona; Marlinda, Roza; Sakti Anggraini, Siska
Jurnal Abdimas Saintika Vol 6, No 1 (2024): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v6i1.2573

Abstract

Wilayah kerja Puskesmas Belimbing yang terdiri dari 17 desa, salah satu penyakit hipertensi emergensi tertinggi diKelurahan Gunung Sarik dengan jumlah penderita penyakit kardiovaskular yang sangat tinggi. Di antara berbagaipenyakit jantung, perhatian khusus diberikan pada penyakit hipertensi emergensi. serta rendahnya pengetahuantentang pencegahan penyakit hipertensi emergensi. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalahmeningkatkan pengetahuan tentang pentingnya cepat mengatasi hipertensi emergensi untuk mencegah penyakitjantung melalui perawatan mandiri yang dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Metode pelaksanaankegiatan ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di Kelurahan Gunung Sarik.Edukasi dilaksanakan selama 1 hari di bulan pada tanggal 06 Maret 2024. Hasil dari pengabdian masyarakat inimenunjukkan bahwa dari 32 peserta yang berpartisipasi, sebanyak 22 orang (88 %) memahami dan mengetahui caramenjaga kesehatan hipertensi emergensi dan mencegah penyakit jantung. Berdasarkan hasil kegiatan tersebut, jelasbahwa edukasi tentang manajemen kesehatan jantung secara mandiri sangat penting untuk membantu masyarakatmenerapkan dan mempertahankan perilaku sehat yang diperlukan untuk mengelola kondisi jantung secaraberkesinambungan, baik di dalam maupun di luar rumah, dengan tujuan mengurangi risiko komplikasi kardiovaskular.Disarankan agar hasil kegiatan ini dijadikan acuan bagi petugas kesehatan di Puskesmas Belimbing dan diterapkansecara luas dalam memberikan edukasi kesehatan yang mendukung perawatan mandiri pasien, sehingga merekamampu mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan jantung mereka terkhusus pada penyakit hipertensi emergensiKata Kunci: segera, atasi, hipertensi emergensi, sebelum terlambat
EDUKASI PENCEGAHAN SINDROM KORONER AKUT (SKA) PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN GUNUNG SARIAK Sakti Anggraini, Siska; Diana Moria, Honesty; Rika Nofia, Vino; Sandra, Rhona; Marlinda, Roza; Herlina, Andika
Jurnal Abdimas Saintika Vol 5, No 2 (2023): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v5i2.2148

Abstract

Sindrom Koroner Akut merupakan penyebab utama kematian tertinggi di dunia. SumateraBarat merupakan provinsi dengan prevalensi penyakit jantung tertinggi ke-4 di Indonesia.Kelurahan Gunung Sarik merupakan daerah wilayah kerja Puskesmas Belimbing. Dimanadi wilayah kerja ini terdiri dari 17 desa yang salah satunya terdapat penderita SindromKoroner Akut (SKA). Kelurahan gunung sariak memiliki jumlah penderita SindromKoroner Akut (SKA) terbanyak terlihat dari jumlah kunjungannya yaitu 89 orang.Peningkatan kasus pada Sindrom Koroner Akut kondisi yang disebabkan oleh penurunanaliran darah pada miokardium yang diakibatkan proses aterosklerosis pada pembuluh darahkoroner. Faktor yang terkait dengan resiko Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah umur,jenis kelamin, keturunan, dan faktor yang dapat dimodifikasi seperti merokok, hipertensi,diabetes mellitus, dislipidemia, obesitas dan pengetahuan rendah tentang pencegahanSindrom Koroner Akut (SKA). Tujuan dari kegiatan pengabmas ini adalah Peningkatanpengetahuan tentang pencegahan Sindrom Koroner Akut (SKA) untuk meningkatkankesehatan dan menurunkan faktor risiko sehingga mencegah keadaan yang lebih parah.Metode pelaksanaan kegiatan ini dengan cara memberikan penyuluhan kesehatan padamasyarakat yang menderita Sindrom Koroner Akut (SKA) di kelurahan Gunung Sariak.Waktu pelaksanaan edukasi hanya 1 hari di bulan Desember 2022. Hasil dari pengabmasini diperoleh dari 16 penderita Sindrom Koroner Akut (SKA) terdapat hampir semuamengerti dan mengetahui cara pencegahan dan Penangaann Sindrom Koroner Akut (SKA)yaitu 16 orang (80%). Berdasarkan hasil kegiatan tersebut yang telah dilakukan, ternyataSindrom Koroner Akut (SKA sangatlah penting dalam melaksanakan pencegahan primeruntuk meningkatkan kesehatan dan menurunkan faktor risiko, pencegahan sekunder untukmenangani gejala dengan cepat secara optimal sehingga mencegah keadaan yang lebihparah dan rehospitalisasi, serta pencegahan tersier untuk mempertahankan kesehatansecara optimal melalui dukungan dan kekuatan yang ada pada diri penderita. Disarankanhasil dari kegiatan ini sebagai acuan bagi petugas kesehatan di Puskesmas Belimbing dandapat dilaksanakan ke sasaran masyarakat dalam memberikan pendidikan kesehatan dalamupaya pencegahan dengan baik dan menimbulkan budaya dalam kebiasaan hidup sehatdalam menerapkan upaya pencegahan sindrom coroner akut.Kata kunci: Edukasi Pencegahan, Sindrom Koroner Akut (SKA)
PENGEMBANGAN MODUL EDUKASI DIET KETOGENIK BERBASIS DUKUNGAN SOSIAL DAN SELF-EFFICACY KELUARGA UNTUK MENURUNKAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DI TINGKAT PRIMER WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA Novita Yusuf, Rahmi; Sandra, Rhona; Sari, Imrah; Rika Nofia, Vino; Sakti Anggraini, Siska; Diana Morika, Honesty
Jurnal Abdimas Saintika Vol 7, No 2 (2025): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v7i2.30635

Abstract

ABSTRAK Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab utama kematian di Indonesia yang banyak dipengaruhi oleh pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, serta rendahnya dukungan sosial dalam penerapan gaya hidup sehat. Salah satu pendekatan yang saat ini mulai dikembangkan dalam pencegahan PJK adalah diet ketogenik, yaitu pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak sehat yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), meningkatkan kolesterol baik (HDL), dan mengontrol berat badan. Namun, keberhasilan penerapan diet ini sangat bergantung pada dukungan keluarga dan keyakinan diri (self-efficacy) individu dalam menjalankannya secara konsisten.Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengembangkan dan mengimplementasikan modul edukasi diet ketogenik berbasis dukungan sosial dan self-efficacy keluarga dalam upaya menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Metode pelaksanaan dilakukan melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan interaktif kepada kader dan keluarga dengan risiko tinggi PJK di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya. Kegiatan dilaksanakan selama 1 hari pada bulan Agustus 2025, meliputi sesi edukasi gizi, pelatihan penyusunan menu ketogenik, serta diskusi kelompok terarah untuk memperkuat dukungan sosial antaranggota keluarga. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa dari 32 peserta keluarga yang mengikuti program, menunjukkan peningkatan signifikan rata-rata skor pengetahuan meningkat dari 2,6 menjadi 4,3 (naik 5%), rata-rata skor sikap dan self efficacy meningkat dari 2,8 menjadi 4,1 (naik 57%) dan rata-rata peningkatan keseluruhan mencapai 61% melebihi standar minimal 20% efektivitas program edukasi yang mengalami peningkatan pengetahuan dan motivasi dalam menerapkan pola makan ketogenik serta menunjukkan peningkatan self-efficacy keluarga dalam mendukung perubahan perilaku sehat. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa modul edukasi diet ketogenik berbasis dukungan sosial dan self-efficacy keluarga efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan kesiapan keluarga untuk menerapkan gaya hidup sehat guna menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Disarankan agar modul ini digunakan secara berkelanjutan sebagai media edukasi promotif dan preventif di tingkat layanan primer.Kata kunci: Diet ketogenik, dukungan sosial, self-efficacy, penyakit jantung koroner, edukasi kesehatan                                                                  ABSTRACTCoronary heart disease (CHD) is one of the leading causes of death in Indonesia, largely influenced by unhealthy eating habits, lack of physical activity, and low social support in adopting a healthy lifestyle. One of the approaches currently being developed for CHD prevention is the ketogenic diet, a low-carbohydrate and high-healthy-fat eating pattern that can help reduce levels of low-density lipoprotein (LDL), increase high-density lipoprotein (HDL), and maintain body weight. However, the success of this diet strongly depends on family support and individual self-efficacy in adhering to the regimen consistently. The purpose of this community service activity was to develop and implement ketogenic diet education module based on family social support and self-efficacy as an effort to reduce the risk of coronary heart disease. The activity was carried out through interactive counseling and training sessions for health cadres and families at high risk of CHD in the working area of Lubuk Buaya Public Health Center. The program was conducted for one day in August 2025, consisting of nutrition education sessions, ketogenic meal planning workshops, and focus group discussions aimed at strengthening social support among family members. The results showed that among 32 participating families, there was a significant increase in the average knowledge score from 2.6 to 4.3 (an increase of 65%), while the average attitude and self-efficacy scores rose from 2.8 to 4.1 (an increase of 57%). The overall improvement reached 61%, exceeding the minimum standard of 20% program effectiveness. These results indicate that the ketogenic diet education module based on family social support and self-efficacy effectively increased participants’ knowledge, motivation, and readiness to adopt a healthy lifestyle to prevent coronary heart disease. It is recommended that this module be implemented sustainably as a promotive and preventive educational medium at the primary healthcare level.Keywords: ketogenic diet, social support, self-efficacy, coronary heart disease, health education