Nonoh Siti Aminah
Prodi Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakara, Telp/Fax (0271) 648939

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika

UJI SIFAT OPAMP BERBASIS SINKRONISASI MATERI PRAKTIKUM IC 741 UNTUK MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA Jamzuri, Jamzuri; Aminah, Nonoh Siti
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 6, No 1 (2015): SNFPF 2015 Prospek Pendidikan Sains 5 Tahun ke Depan
Publisher : Physics Education Department, Faculty of Teacher Training and Education, UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.915 KB)

Abstract

IC OpAmp adalah peranti digunakan sebagai penguat sinyal masukan baik AC maupun DC, dalam bentuk operasi tegangan dan arus, untuk reproduksi suara, sistem komunikasi, sistem penghitung penjumlah, perkalian, pembagian, integral dan diferensial serta logaritma dan anti logaritma.Untuk mempelajari penguat operasional, akan menjadi sangat mudah jika mahasiswa menguasai pengertian tentang Sifat dasar Op-Amp, Keberlakuan Hukum Ohm dan Untai setara Thevenin atau Norton serta uji perilaku OpAmp pada pola input dibandingkan terhadap pola outputnya.Rumusan masalah : (1) Apakah hukum Ohm, Theorema Thevenin dan Norton dapat membantu analisis untai OpAmp? (2) Apakah perilaku OpAmp dapat ditunjukkan oleh untai IC 741?Metodologi penelitian : (1) Memilih model praktikum yang cocok dengan sifat dasar OpAmp. (2) Membandingkan pola input terhadap outputnyaHasil uji penelitian : (1) Hukum Ohm, Theorema Thevenin dan Norton membantu analisis untai OpAmp ? (2) Jika Ofset nol IC 741 diatur (0 Volt) maka ada kecocokan sifat OpAmp antara teori dan praktek. (3) IC 741 dapat menunjukkan sistem OpAmp sebagai untai penghitung penjumlah, perkalian, pembagian, integral dan diferensial.Kata kunci : Watak OpAmp
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS CTL MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI PADA MATERI ALAT OPTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA DI SMA Murtini, Lis; Aminah, Nonoh Siti; Rahardjo, Dwi Teguh
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 6, No 3 (2015): SNFPF 2015 Prospek Pendidikan Sains 5 Tahun ke Depan
Publisher : Physics Education Department, Faculty of Teacher Training and Education, UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.595 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya (1) Perbedaan pengaruh penggunaan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa, (2) Perbedaan pengaruh kemampuan awal siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah terhadap kemampuan kognitif siswa, (3) Interaksi penggunaan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dan kemampuan awal terhadap kemampuan kognitif siswa.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial (2 x 3). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester II SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015. Sampel diambil dengan teknik random sampling. Sampel yang diambil terdiri dari dua kelas yakni kelas X-5 berjumlah 41 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X-6 berjumlah 41 siswa sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan teknik dokumentasi. Teknik tes digunakan untuk memperoleh data kemampuan awal siswa sebelum diberi pembelajaran pada sub pokok bahasan Pemantulan dan Pembiasan Cahaya serta data kemampuan kognitif siswa pada sub pokok bahasan Alat Optik setelah diberi pembelajaran. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengetahui keadaan awal siswa pada kedua kelas. Data dianalisis menggunakan anava dua jalan dengan isi sel tak sama.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Ada perbedaan pengaruh penggunaan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa>), (2) Ada perbedaan pengaruh kemampuan awal siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah terhadap kemampuan kognitif siswa>, (3) Tidak ada interaksi penggunaan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dan kemampuan awal terhadap kemampuan kognitif siswa<.Kata kunci : pendekatan CTL, kemampuan awal, metode eksperimen, metode demonstrasi
PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS EMPAT PILAR PENDIDIKAN DENGAN TEMA PANTAI UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs Astuti, Ratih Artwiantini; Aminah, Nonoh Siti; Sukarmin, Sukarmin
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 6, No 2 (2015): SNFPF 2015 Prospek Pendidikan Sains 5 Tahun ke Depan
Publisher : Physics Education Department, Faculty of Teacher Training and Education, UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.436 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk;  (1) mendeskripsikan karakteristik modul IPA terpadu berbasis empat pilar pendidikan dengan tema pantai untuk siswa kelas VII SMP/MTs. (2) mendapatkan modul IPA terpadu berbasis empat pilar pendidikan dengan tema pantai untuk siswa kelas VII SMP/MTs yang telah memenuhi kriteria kelayakan. Metode penelitian ini adalah R & D dengan mengacu model Borg dan Gall (1983) melalui 10 tahapan. Modul tersebut disusun berbasis empat pilar pendidikan yang terdiri dari unsur learning to do, learning to live together, learning to know, dan learning to be yang dijabarkan dalam materi dengan variasi kegiatan. Modul dinilai berdasarkan kelayakan materi,  media, dan bahasa, serta uji coba (awal, utama, dan operasional) kepada siswa. Pengumpulan data penelitian menggunakan angket analisis kebutuhan, lembar validasi, angket respon siswa dan wawancara tidak terstruktur. Hasil penelitian sebagai berikut: (1) modul IPA dibuat terpadu dengan menggunakan model keterpaduan connected dan disusun berbasis empat pilar pendidikan (learning to do, learning to live together, learning to know dan learning to be) yang tersirat dalam modul. (2) modul dikategorikan layak karena telah melalui uji kelayakan (materi, media, bahasa, guru, teman sejawat dan respon siswa) dan didukung oleh perhitungan cut off yang menyatakan modul berkategori layak.Kata kunci : Modul, Pembelajaran Berbasis Empat Pilar Pendidikan
PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN METODE SEGITIGA BOLA Aditiani, Suci Novira; Masithoh, Dyah Fitriana; Aminah, Nonoh Siti
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 6, No 1 (2015): SNFPF 2015 Prospek Pendidikan Sains 5 Tahun ke Depan
Publisher : Physics Education Department, Faculty of Teacher Training and Education, UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.643 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk menentukan arah kiblat dengan metode segitiga bola.Pemahaman tentang arah kiblat sangat penting bagi umat Islam, karena menghadap kiblat merupakan salah satu syarat sah dalam melaksanakan ibadah shalat. Meskipun kini teknologi untuk menentukan arah kiblat sudah canggih, namun perlu diketahui bagaimana cara menentukan arah kiblat yang sebenarnya. Penentuan arah kiblat dengan metode segitiga bola didasari oleh segitiga pada permukaan bola bumi yang dibentuk oleh tiga lingkaran besar bola bumi, yaitu dua lingkaran garis bujur bumi dan satu lingkaran kiblat. Perpotongan ketiga lingkaran besar tersebut membentuk tiga buah titik, yaitu titik A (Makkah), titik B (lokasi yang akan dihitung arah kiblatnya), dan titik C (Kutub Utara). Langkah-langkah dalam penentuan arah kiblat diantaranya: (1) Disiapkan data-data yang dibutuhkan dalam perhitungan arah kiblat suatu tempat, yaitu data lintang dan bujur Ka’bah (kota Makkah), serta data lintang dan bujur tempat lokasi/kota yang akan dihitung arah kiblatnya; (2) Penghitungan arah kiblat dengan menggunakan rumus, dengan: B = Sudut arah kiblat suatu tempat, C = Selisih bujur Kabah dengan bujur tempat yang dicari arah kiblatnya, a = 90o – φ tp (lintang tempat), dan b = 90o – φ ka (lintang Ka’bah); (3) Penghitungan azimuth kiblat sejati dari arah utara sejati searah jarum jam, dimana azimuth kiblat sejati = 360o – sudut arah kiblat (B); (4) Penentuan arah kiblat sebenarnya dengan mengukur menggunakan penggaris busur sebesar azimuth kiblat sejati dari utara sejati.Kata kunci : segitiga bola, lingkaran besar bola bumi, arah kiblat, sudut arah kiblat, azimuth kiblat
PENDALAMAN MATERI IPA BERBASIS PENDEKATAN PROSES BAGI GURU SD DI SUKOHARJO Jamzuri, Jamzuri; Aminah, Nonoh Siti
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 6, No 3 (2015): SNFPF 2015 Prospek Pendidikan Sains 5 Tahun ke Depan
Publisher : Physics Education Department, Faculty of Teacher Training and Education, UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.241 KB)

Abstract

Pembelajaran IPA harus distrukturkan sedemikian rupa hingga para siswa mampu memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang diajarkan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut jam pelajaran harus diberi struktur dengan struktur utama : Pengembangan suatu masalah atau pertanyaan IPA, membahas solusi-solusi yang mungkin, contoh merumuskan hipotesa dan menguji hipotesa melalui perencanaan, pelaksanaan dan analisa percobaan-percobaan.Ada 8 struktur pembelajaran IPA, ialah : (a) Motivasi untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi IPA pembelajaran (b) Penjabaran masalah sebagai bentuk uraian dari rumusan pertanyaan ilmiah IPA tertentu (c) Penyusunan Opini-opini sebagai perumusan sejumlah hipotesa atau dugaan sementara (d) Perencanaan dan konstruksi untuk memilih peralatan dari percobaan agar berfungsi (e) Percobaan IPA sebagai perwujudan sebab akibat dari reaksi alam (f) Kesimpulan hasil IPA dari suatu prosedur pemecahan masalah (g) Abstraksi dar hasil ilmiah yang sah (h) Konsolidasi pengetahuan melalui aplikasi dan praktek pengetahuan IPA secara menyeluruh suatu fenomena alam dan integrasi hasil pendidikan.Rumusan masalah penelitian : Apakah 8 struktur pembelajaran IPA di SD pola SEQIP masih dilaksanakan ?Metodologi penelitian ialah dengan mengamati perilaku mengajar IPA berdasarkan indikator delapan struktur pembelajaran ilmiah.Kesimpulan penelitian : Ke delapan struktur pembelajaran dilaksanakan secara luwes, tetapi harus memper hatikan aspek khusus sebagai berikut : (a) Makna masing-masing struktur dapat sangat bervariasi. Bobot tergantung pada materi yang akan diajarkan maupun kepada situasi dan didaktik suatu kelas (b) Dalam praktek pengajaran ada transisi terus menerus dari satu struktur ke struktur berikutnya, sehingga sulit menarik garis tegas masing-masing struktur (c) Kadang ada struktur yang diabaikan atau dua struktur terjadi secara bersamaan atau saling menyusul dengan begitu cepat sehingga sulit menarik garis pembatas yang tegas antara masing-masing struktur. Misalnya antara konstruksi dan percobaan, abtara percobaan dan kesimpulan, antara kesimpulan dan abstraksi. Terutama di kelas rendah, struktur-struktur “konstruksi”, “kesimpulan” dan “Abstraksi” kadang dapat diabaikan sama sekali. (d) Tergantung pada struktur dan pengaturan materi yang diberikan, ada struktur-struktur yang berulang-ulang secara teratur, kadang dalam jangka waktu yang sangat singkat dalam satu unit pelajaran.Saran : Sebelum mampu menangani delapan struktur ilmiah maupun variasinya secara mantap, sangat perlu untuk praktek menggunakan bentuk yang sederhana dulu, yang mempunyai struktur yang terpisah secara jelas, berdasarkan suatu protokol pelaksanaan pendidikan yang ditulis sebelumnya.Kata kunci : Struktur Pembelajaran Ilmiah
Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Tingkat Tinggi Pada Materi Suhu Dan Kalor Menggunakan Project Based Learning Di Kelas X MIA SMA Negeri 2 Surakarta Hikmaningsih, Dita Ajeng; Aminah, Nonoh Siti; Surantoro, Surantoro
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 6, No 6 (2015): SNFPF 2015 Prospek Pendidikan Sains 5 Tahun ke Depan
Publisher : Physics Education Department, Faculty of Teacher Training and Education, UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.092 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa penerapan model Project Based Learning padamateri Suhu dan Kalor dapat meningkatkan kemampuan kognitif tingkat tinggi Fisika siswa kelas X MIA 4SMA Negeri 2 Surakarta.tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas denganmodel Kurt Lewin yang dilaksanakan dalam dua siklus. Data yang diperoleh yaitu nilai kognitif Fisika siswayang diperoleh dari tes tertulis siswa. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah statistikdeskriptif dan uji-t satu ekor. Penelitian penerapan model pembelajaran project based learning di kelas X MIA 4SMA N 2 Surakarta ini pada taraf signifikansi α = 5 % mendapatkan thitung = 12,62 > ttabel = 1,669 sehingga adapeningkatan kemampuan kognitif tingkat tinggi Fisika siswa. Sumbangan dari pembelajaran Siklus I terhadappeningkatan kemampuan kognitif tingkat tinggi Fisika siswa sebesar 0,033 dan sumbangan dari pembelajaranSiklus II terhadap peningkatan kemampuan kognitif tingkat tinggi siswa sebesar 0,966 dengan persamaan1 2ˆ Y=29,621+0,027 X +0,599 X . Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, disimpulkan bahwa penerapanmodel Project Based Learning dapat meningkatkan kemampuan kognitif tingkat tinggi Fisika siswa pada materisuhu dan kalor kelas X MIA 4 SMA Negeri 2 Surakarta.Kata kunci : kognitif , project based learning,
REMEDIASI PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA MATERI SUHU DAN KALOR SISWA SMA KELAS X DI SMA NEGERI 6 SURAKARTA Putri, Desy Ermia; Aminah, Nonoh Siti; Surantoro, Surantoro
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 6, No 4 (2015): SNFPF 2015 Prospek Pendidikan Sains 5 Tahun ke Depan
Publisher : Physics Education Department, Faculty of Teacher Training and Education, UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.12 KB)

Abstract

Tujuan Penelitian yang telah dilakukan untuk: mengetahui bahwa remediasi pembelajaran Fisika menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dapat meningkatkan kemampuan kognitif Fisika pada materi Suhu dan Kalor sisiwa kelas X MIA 2 di SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian yang telah dilakukan merupakan penelitian remediasi pembelajaran yang menggunakan alur penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian yang telah dilakukan, dilaksanakan dalam dua siklus dengan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan pelaksanaan tindakan observasi dan reflekasi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 6 Surakarta sebanyak 31 siswa. Sumber data berasal dari nilai tes remedial teaching yang diperoleh dari siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan nilai ulangan harian pada mata pelajaran Fisika. Pengujian instrumen tes yang dilakukan menggunakan software QUEST. Analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitatif untuk mendeskripsikan pelaksanaan proses pembelajaran dan analisis kuantitatif untuk mendeskripsikan pengujian hipotesis. Prosedur penelitian yang digunakan yaitu model one-group pretes-posttest. Berdasarkan hasil penelitian serta hasil analisis yang dilakukan, dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: (1) remedial teaching menggunakan model pembelajarn problem based instrucion (PBI) pada materi Suhu dan Kalor dapat dilakukan. Remedial Teaching dapat membantu siswa yang teridentifikasi mengalami kesulitan belajar sehingga mencapai KKM, (2) ada sumbangan yang signifikan dari tes remedial teaching I dan II terhadap tes formatif menggunakan model pembelajaran Problem Based Instrucion (PBI) pada materi Suhu dan Kalor. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh: (a) tes remedial teaching I memberikan sumbangan relatif = 1,62 % dan sumbanagn efektif = 0,58 % terhadap tes formatif (b) tes remedial teaching II memberikan sumbangan relatif = 105,37 % dan sumbangan efektif = 37,62 % terhadap tes formatif, (3) ada peningkatan hasil belajar siswa pada tes formatif setelah mengikuti remedial teaching. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa thitung = 15,74 yang nilainya lebih besar dari ttable pada taraf signifikansi 5 % = 1,6972 atau (thitung) 15,74 > (ttabel) 1,6972, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti remediasi pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI).Kata kunci remedial teaching, model pembelajaran, Problem Based Instruction, Suhu dan Kalor.