Penelitian ini mengkaji peran sosiologis pendidikan sejarah dalam melestarikan dan merevitalisasi bahasa Lampung. Penurunan penggunaan bahasa Lampung mencerminkan tantangan sosial budaya dan pendidikan yang lebih luas, terutama dalam kurikulum sejarah, di mana narasi nasional yang dominan sering kali mengesampingkan sejarah lokal. Dengan menggunakan pendekatan sosiologi kritis, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana kebijakan bahasa, reproduksi sosial, dan hegemoni budaya berkontribusi terhadap marginalisasi bahasa Lampung dalam pendidikan sejarah. Studi ini menerapkan penelitian berbasis dokumen dan analisis deskriptif untuk menilai kebijakan yang ada, materi pendidikan, serta pola sosiolinguistik yang mempengaruhi transmisi bahasa Lampung. Temuan penelitian menyoroti hambatan seperti hegemoni bahasa, keterbatasan sumber daya pendidikan, dan menurunnya transmisi bahasa antar generasi, serta mengidentifikasi strategi revitalisasi melalui kurikulum dwibahasa, keterlibatan komunitas, dan integrasi media digital. Studi ini menyimpulkan bahwa pendekatan sosiologis sangat penting dalam mendekolonisasi pendidikan sejarah, mempromosikan narasi sejarah multibahasa, dan memastikan keberlangsungan bahasa daerah. Penelitian ini berkontribusi pada kajian yang sudah ada dengan menawarkan analisis sosiologis kritis terhadap pendidikan sejarah dalam perspektif pelestarian bahasa. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, riset ini memberikan perspektif interdisipliner yang menghubungkan sosiologi pendidikan, kebijakan bahasa, dan kesadaran sejarah. Selain itu, penelitian ini menghubungkan teori dan praktik dengan mengusulkan rekomendasi kebijakan untuk mengintegrasikan bahasa daerah ke dalam kurikulum sejarah