Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Disability Level of Leprosy Patients in Ambon City, Maluku: A Retrospective Study from Eastern Indonesia Pangestu, Juan Felix; Manuputty, Amanda Gracia; Asmin, Elpira; Tanamal, Rita; Titaley, Christiana Rialine; Tahitu, Ritha; Bandjar, Fitri Kadarsih
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Vol. 35 No. 3 (2023): DECEMBER
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bikk.V35.3.2023.172-176

Abstract

Background: Leprosy, also known as Hansen's disease, is a chronic endemic disease. The Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pandemic disrupted the implementation of the Neglected Tropical Diseases (NTDs) program such as the leprosy new case detection program. Leprosy is one of the chronic diseases that causes various problems due to the disability it causes. Purpose: To know the prevalence of leprosy and disability in 2018-2022 in Ambon City, Maluku, Indonesia. Methods: This research is a type of retrospective descriptive research whose aim is to find out the  epidemiology of leprosy patients in Ambon City, Maluku, Indonesia with a sample of were 131 people from 2018 to 2022. Result: The prevalence of disability levels 0 and 2 has the highest percentage in the 5-year span, occurring in 2019. However, during the COVID -19 pandemic, cases of level 1 disability tend to rise. Conclusion: Leprosy patients who had disability were more common  than those who had a disability.
Impact of Scabies on Sleep Quality Azzahra, Fatimah; Manuputty, Amanda Gracia; Bandjar, Fitri Kadarsih; Silalahi, Parningotan Yosi
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Vol. 35 No. 3 (2023): DECEMBER
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bikk.V35.3.2023.193-198

Abstract

Background: Scabies is an infectious skin condition that occurs due to an infestation of the small parasitic mite known as Sarcoptes scabiei var. hominis. It causes symptoms of itching, which usually worsen during the night and can interfere with sleep. Purpose: The aim of the study was to examine how the incidence of scabies relates to the sleep quality of students at Al Anshor Islamic Boarding School in 2022. Methods: In this study, a quantitative approach was used with a cross-sectional research design. Primary data was collected through the diagnosis of scabies and the use of the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire to measure sleep quality. Bivariate analysis was conducted using the chi-square test for data analysis. The research sample was obtained through the stratified random sampling method. Results: According to the findings, out of 42 participants, 26 students (61.9%) had scabies, with 11 males and 15 females affected. Most of the scabies cases were found in 17-year-old students. The study also found that all scabies sufferers had poor quality sleep. Statistical analysis revealed a significant association between the incidence of scabies and sleep quality, with a p-value of 0.000 and a 95% confidence interval. Conclusion: In conclusion, the study suggests that there is a link between the occurrence of scabies and sleep quality. Therefore, it is important to raise awareness about personal hygiene practices to reduce the spread of scabies.
SINDROM HIPERSENSITIVITAS DAPSON PADA PASIEN MORBUS HANSEN MULTI-BASILER: LAPORAN KASUS Bandjar, Fitri Kadarsih
PAMERI Vol 6 No 1 (2024): PAMERI: Pattimura Medical Review
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/pamerivol6issue1page1-7

Abstract

Dapsone syndrome is a syndrome that occurs after dapsone therapy within a period of 48 hours to 6 months after dapsone use and does not depend on the drug dose. The clinical manifestations can resemble other drug allergies and have a fatal risk if not treated properly.The classic triad of dapsone syndrome consists of fever, internal organ involvement and skin eruption/exfoliative dermatitis. The diagnosis of dapsone hypersensitivity syndrome is made if a hypersensitivity reaction occurs after dapsone therapy for 2-8 weeks followed by two of the following symptoms: fever, skin eruption, lymphadenopathy, and impaired liver function. Treatment of dapsone hypersensitivity syndrome is to immediately stop the dapsone drug and administer adequate corticosteroids. We report the case of a 19-year-old male diagnosed with multibacillary leprosy and receiving multidrug therapy-multibacillary (MDT-MB) therapy for the second month. Six weeks after starting therapy, fever, bumps and sores appeared almost all over the body accompanied by yellow eyes. On physical examination, hyperpigmented macules, nodules, ulcers, anemic conjunctiva and icteric sclera were found. Laboratory examination revealed anemia, leukocytosis, and increased liver enzymes. Based on clinical findings and supporting examinations, a diagnosis of dapsone hypersensitivity syndrome was made. After starting dapsone and administering desoxymethasone 5 mg per 24 hours intravenously, then tapered, clinical and laboratory findings showed improvement.
HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN USIA PADA WANITA DI GUGUS PULAU KEI TUAL PROVINSI MALUKU Soumena, Rifah Zafarani; Noya, Farah Christina; Rahawarin, Halidah; Bandjar, Fitri Kadarsih; de Lima, Filda Vionita Irene; Asmin, Elpira; Agustin, Rachmawati Dwi; Sulfiana, Sulfiana; Yunita, Melda; Mus, Rosdiana; Latuheru, Grace; Warella, Juen Carla
Molucca Medica Vol 17 (2024): VOLUME 17, NOVEMBER 2024 : EDISI KHUSUS PENELITIAN GAMBARAN POLA PENYAKIT MASYARAKAT
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/molmed.2024.v17.ik.1

Abstract

Anemia merupakan masalah kesehatan yang memengaruhi 56 juta wanita di seluruh dunia dan dua pertiganya berada di Asia. Pada wanita lanjut usia, kadar hemoglobin bisa terus menurun. Oleh karena itu, wanita perlu memeriksakan kadar hemoglobinnya secara rutin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia dengan kadar hemoglobin pada wanita. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analisis dengan pendekatan cross-sectional. Data dikumpulkan dari 100 responden yang terdiri dari perempuan dewasa di Kota Tual, Gugusan Pulau Kei, Maluku, dengan mencatat karakteristik demografinya dan memeriksa kadar hemoglobinnya. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov terhadap variabel usia dan kadar hemoglobin. Spearman's rank digunakan untuk mengkorelasikan usia dengan kadar hemoglobin responden. Uji korelasi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara usia dengan kadar hemoglobin responden (p<0,044), yaitu semakin tua usia perempuan maka kadar hemoglobin responden semakin rendah. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara usia dengan kadar hemoglobin menunjukkan perlunya wanita segala usia untuk memeriksakan kadar hemoglobinnya secara rutin. Semakin tua usia seorang wanita, maka kadar hemoglobinnya akan semakin menurun dan semakin rentan mengalami anemia.
PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYRAKAT TERHADAP PENYAKIT KUSTA DI DAERAH ENDEMIS KUSTA, KOTA TUAL, MALUKU: KAJIAN BERBASIS KOMUNITAS Bandjar, Fitri Kadarsih; Asmin, Elpira; Sulfiana, Sulfiana; Noya, Farah Christina; Rahawarin, Halidah; de Lima, Filda Vionita Irene; Agustin, Rachmawati Dwi; Mus, Rosdiana; Yunita, Melda; Latuheru, Grace; Warella, Juen Carla
Molucca Medica Vol 17 (2024): VOLUME 17, NOVEMBER 2024 : EDISI KHUSUS PENELITIAN GAMBARAN POLA PENYAKIT MASYARAKAT
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/molmed.2024.v17.ik.6

Abstract

Penyakit kusta merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium Leprae yang berpotensi menyebabkan kecacatan sehingga menimbulkan diskriminasi dan stigma. Keterlambatan deteksi kasus pada penderita kusta merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kecacatan. Maluku menduduki peringkat ke-4 dari 6 provinsi di Indonesia yang belum melakukan eliminasi kusta. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2022, prevalensi kasus baru yang dilaporkan 11,97/100.000 dengan 65% kasus merupakan kusta multibasiler. Memahami perbedaan pengetahuan dan sikap mengenai kusta di negara-negara endemik dapat membantu kita mengembangkan intervensi pendidikan dan perubahan perilaku yang ditargetkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap terhadap penyakit kusta pada masyarakat di Kota Tual. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross-sectional ini dilakukan terhadap sampel 153 orang dewasa berusia 18 tahun ke atas pada masyarakat di Kota Tual, Gugusan Pulau Kei, Maluku. Kuesioner terstruktur yang diberikan pewawancara digunakan sebagai instrumen pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat di Tual tentang penyakit kusta masih kurang. Sebanyak 92,2% berpengetahuan rendah dan hanya 7,8% berpengetahuan baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa meskipun penyakit kusta berstatus endemis di Maluku dan khususnya di Kota Tual, pengetahuan masyarakat mengenai penyakit kusta masih kurang. Upaya-upaya pendidikan kesehatan yang ada saat ini perlu ditingkatkan dengan menggunakan strategi pendidikan terkini dan berkolaborasi dengan layanan kesehatan, tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan kedokteran dalam upaya meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan mengurangi stigma penyakit kusta.
KARAKTERISIK PENDERITA HIPERTENSI PADA MASYARAKAT KOTA TUAL Mus, Rosdiana; Noya, Farah; Asmin, Elpira; Yunita, Melda; Latuheru, Grace; Warella, Juen Carla; Rahawarin, Halidah; Agustin, Rachmawati Dwi; Sulfiana, Sulfiana; Bandjar, Fitri Kadarsih; de Lima, Filda V. I.
Molucca Medica Vol 17 (2024): VOLUME 17, NOVEMBER 2024 : EDISI KHUSUS PENELITIAN GAMBARAN POLA PENYAKIT MASYARAKAT
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/molmed.2024.v17.ik.11

Abstract

Hipertensi sebagai faktor risiko utama penyakit kardiovaskular dan menyebabkan sebagian besar kematian dini. Pemahaman empiris tentang karakteristik dasar subjek hipertensi penting dalam mengembangkan strategi pencegahan dan pengendalian yang efektif dan juga penting dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik subjek hipertensi pada masyarakat di Kota Tual, Ambon. Desain penelitian ini yaitu cross sectional dengan melibatkan 122 subjek penelitian berusia 18-65 tahun. Data yang dikumpulkan diantaranya, tekanan darah, jenis kelamin, umur, status perkawinan, pendidikan terakhir, pendapatan, pekerjaan, IMT, GDS, kadar kolesterol, AU dan Hb. Pemeriksaan GDS, Kolesterol, AU dan Hb dengan metode POCT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subjek adalah perempuan 69,7%, dengan kategori usia terbanyak adalah dewasa 45,1%, pra-lansia 38,5% dan lansia 16,4%. Status IMT obesitas sebanyak 54,1% dengan status menikah 73,0%, sebagian besar pendapatan <UMR 77,0% dengan status pekerjaan IRT 60,7%. Pendidikan dasar dan pendidikan lanjut masing-masing 47,5 dan 52,5%. Hasil pemeriksaan GDS dan AU sebagian besar normal, masing-masing 92,6% dan 82,8%. Hasil pemeriksan kolesterol tinggi sebanyak 62,3% dan kadar hb rendah sebnayak 32,8%. Karakeristik penderita hipertensi di Kota Tual sebagian besar adalah perempuan status menikah dengan kategori usia dewasa dan pendapatan kurang dari UMR. Selain itu, subjek banyak yang obesitas dengan hasil pemeriksaan GDS, AU dan Hb sebagian besar normal sedangkan kolesterol sebagian besar tinggi.
KAJIAN ETNOBOTANI DAN ETNOFARMAKOLOGI TANAMAN OBAT YANG DIMANFAATKAN MASYARAKAT PESISIR GUGUS KEPULAUAN KEI, KOTA TUAL, MALUKU Agustin, Rachmawati Dwi; Noya, Farah Christina; de Lima, Filda Vionita Irene; Asmin, Elpira; Rahawarin, Halidah; Sulfiana, Sulfiana; Bandjar, Fitri Kadarsih; Mus, Rosdiana; Latuheru, Grace; Warella, Juen Carla; Yunita, Melda
Molucca Medica Vol 17 (2024): VOLUME 17, NOVEMBER 2024 : EDISI KHUSUS PENELITIAN GAMBARAN POLA PENYAKIT MASYARAKAT
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/molmed.2024.v17.ik.27

Abstract

Masyarakat Kota Tual, Gugus Kepulauan Kei, Maluku merupakan salah satu kelompok masyarakat yang saat ini masih memanfaatkan tanaman sebagai bahan baku obat tradisional. Namun, pengetahuan lokal tersebut belum terdokumentasikan dengan baik hingga saat ini dan hanya bersifat empiris. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan melaporkan tanaman obat yang digunakan sebagai pengobatan empiris di Kota Tual sehingga tanaman obat dapat digunakan sebagai bahan baku pengembangan obat tradisional yang diolah secara modern. Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik probabilitas proporsional terhadap besarnya populasi. Penelitian dilakukan dengan cara wawancara dan penyajian data dengan cara kuantitatif yang dilakukan dengan mengukur persentase sitasi (FC). Data etnobotani diperoleh dari 64 informan lokal. Hasil menunjukkan diperoleh 14 spesies tanaman yang termasuk dalam 12 famili telah diidentifikasi. Famili yang paling banyak teridentifikasi adalah Apocynaceae, diikuti oleh Myrtaceae, dan Lamiaceae. Sebagian besar obat herbal dikonsumsi dalam bentuk rebusan. Daun (79,69%) merupakan bagian tanaman yang paling banyak digunakan, diikuti oleh batang (9,37%), akar (7,81%), dan buah (3,13%). Alstonia beatricis, Tinospora cordifolia, dan Orthosiphon aristatus memiliki nilai FC tertinggi. Sebagian besar tanaman digunakan untuk pengobatan diabetes, kolesterol, dan demam. Metode pengolahan yang paling sering digunakan adalah dengan merebus (67,18%). Berdasarkan hasil tersebut diperoleh kesimpulan bahwa terdapat beragam tanaman obat yang digunakan di masyarakat Kota Tual yang dapat berkontribusi pada pengembangan obat-obatan tanaman baru. Pengetahuan lokal tentang terapi herbal dapat digunakan sebagai pengobatan komplementer dan sebagai panduan untuk studi farmakologis di masa mendatang. Tanaman yang kurang dikenal dengan skor FC tinggi dapat diselidiki secara fitokimia dan farmakologis dalam penelitian di masa mendatang.
The Inhibitory Effect of East Indonesia Endemic Plant Itchy Leaves on Staphylococcus epidermidis as a Normal Skin Flora Malawat, Siti Rabida Nurhasanah; Warella, Juen Carla; Bandjar, Fitri Kadarsih; Effendi, Effendi
Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jrba.v7n1.p66-76

Abstract

Itchy leaf (Laportea decumana) is one of the plants endemic to Eastern Indonesia. People usually use itchy leaves as an alternative treatment for pain and soreness by rubbing it on the surface of the body. Itchy leaves are very useful because they contain abundant secondary metabolites. The application of itchy leaves by rubbing can certainly affect normal skin flora such as Staphylococcus epidermidis, leading to health problems. This study aimed to investigate the effect of methanol extract of itchy leaves on the normal skin flora of S. epidermidis. This test was conducted using the disk diffusion method. The results of this study showed that all concentrations of itchy leaf extract inhibited the growth of S. epidermidis. The highest inhibitory activity was observed at 50% concentration (23.00 ± 7.20), categorized as very strong, followed by 100% concentration (15.00 ± 2.90), 25% (18.00 ± 11.3), 12.5 (13.40 ± 3.51), and 6.25 (10.40 ± 3.10), all categorized as strong. These findings indicate that the prolonged use of itchy leaves may affect the growth of normal flora, resulting in health problems. On the other hand, itchy leaves have the potential to be developed as an antibacterial agent in the future.
PENYULUHAN PENCEGAHAN SKABIES DAN MANFAAT TIDUR YANG BERKUALITAS PADA ANAK USIA SEKOLAH DI PONDOK PESANTREN KOTA AMBON DAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Manuputty, Amanda Gracia; Tanamal, Rita Sugiono; Bandjar, Fitri Kadarsih; Silalahi, Parningotan Yosi; Huwae, Laura; Saija, Alessandra; Azzahra, Fatimah
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 4 (2025): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i4.32395

Abstract

Abstrak: Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei var. hominis. Penyakit ini sering terjadi di lingkungan pondok pesantren yang padat, lembap, serta kurang menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan. Penularannya melalui barang-barang bersama seperti pakaian, kasur, dan bantal. Gejala khasnya adalah gatal malam hari (pruritus nokturna), yang mengganggu tidur dan kualitas istirahat santri. Penyuluhan ini bertujuan meningkatkan pemahaman tentang pentingnya menjaga kebersihan pribadi untuk mencegah skabies dan menekankan pentingnya kualitas tidur bagi keberhasilan akademik. Metode yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat pengetahuan para santri dengan penyebaran kuisioner yang akan ditanyakan oleh tim sebelum dan sesudah materi skabies diberikan. Kegiatan dilakukan setelah koordinasi dengan Pondok Pesantren Al Anshor, melibatkan 94 santriwati di Kota Ambon dan 78 santri di Kab. Maluku Tengah. Materi diberikan oleh tim pengabdi dan mahasiswa. Indikator keberhasilan dalam kegiatan ini dengan menilai hasil evaluasi kegiatan hasil kuisioner yang menunjukkan peningkatan pemahaman. Di Kota Ambon, pemahaman skabies mengalami peningkatan dari 65% menjadi 85% dan kualitas tidur dari 50% menjadi 86%. Di Kab. Maluku Tengah, peningkatan sebesar 25% terjadi untuk kedua aspek.Abstract: Scabies is an infectious skin disease caused by Sarcoptes scabiei var. hominis. This disease is common in boarding school environments that are crowded, humid, and lack personal and environmental hygiene. Transmission is through shared items such as clothes, mattresses, and pillows. The typical symptom is nighttime itching (pruritus nocturna), which disturbs the sleep and rest quality of the students. This counseling aims to increase understanding of the importance of maintaining personal hygiene to prevent scabies and emphasize the importance of quality sleep for academic success. The method used to evaluate the level of knowledge of the students is by distributing questionnaires that will be asked by the team before and after the scabies material is given. Activities were carried out after coordination with Al Anshor Islamic Boarding School, involving 94 female students in Ambon City and 78 students in Central Maluku Regency. The material was provided by the service team and students. The indicator of success in this activity is by assessing the results of the evaluation of the activities of the questionnaire results which show an increase in understanding. In Ambon City, the understanding of scabies increased from 65% to 85% and the quality of sleep from 50% to 86%. In Central Maluku District, an increase of 25% occurred for both aspects.