Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

THE INFLUENCE OF HYPERBARIC OXYGEN THERAPY ON COCHLEAR PERCEPTION IMPROVEMENT IN SUDDEN DEAFNESS: LITERATURE REVIEW Zahira, Azzeldine Aliya; EP, Djati Widodo; Hisnindarsyah, Hisnindarsyah; Buwana, Aditya Wira; Indrawati, Roostantia
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 16 No 2 (2024): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v16i2.2536

Abstract

Gangguan pendengaran mendadak diketahui menjadi salah satu gangguan pendengaran yang sering terjadi dengan jumlah kasus berkisar 80% hingga 90% kasus, dan mayoritas berdampak pada gangguan pendengaran mendadak di salah satu telinga. Kasus gangguan pendengaran mendadak diketahui dapat disembuhkan melalui manajemen yang sesuai. Kelainan vaskuler, kelainan imunologi, infeksi akibat virus serta rusaknya membran koklea dinilai sebagai faktor penyebab gangguan pendengaran. Salah satu manajemen gangguan pendengaran mendadak yang  sering dilakukan dalam jangka waktu pendek adalah terapi oksigen hiperbarik. Terapi oksigen hiperbarik pada pasien gangguan pendengaran mendadak sebagai salah satu manajemen penanganan gangguan pendengaran mendadak bekerja melalui mekanisme peningkatan distribusi oksigen pada koklea. Penelitian ini disusun dengan tinjauan literatur sistematis untuk mengevaluasi pengaruh terapi oksigen hiperbarik terhadap perbaikan gangguan pendengaran mendadak. Peneliti memilih sampel dari jurnal internasional dan nasional yang terindeks oleh ProQuest, Wiley Online, Science Direct, Taylor Francis, SAGE, PubMed, dan SINTA antara tahun 2017 dan 2022. Peneliti menyadari kurangnya literatur yang relevan karena hanya 11 jurnal yang sesuai dengan kriteria penelitian.  Namun, ini dianggap sebagai langkah awal untuk penelitian lebih lanjut. Temuan menunjukkan bahwa terapi oksigen hiperbarik berpengaruh terhadap perbaikan persepsi koklea pada pasien yang mengalami gangguan pendengaran mendadak, setelah pemberian terapi dengan rata-rata waktu 1-2 minggu, dengan tekanan 1,8 ATA hingga 2 ATA, baik dikombinasikan dengan kortikosteroid maupun terapi oksigen hiperbarik saja. Rekomendasi penulis adalah penelitian selanjutnya dapat meneliti faktor yang memengaruhi efektivitas pemberian terapi oksigen hiperbarik terhadap perbaikan gangguan pendengaran mendadak serta pemberian terapi oksigen hiperbarik dapat menjadi salah satu terapi adjuvan yang dapat diberikan kepada pasien di Indonesia.
Perbandingan Tekanan Darah pada Masyarakat Dataran Tinggi dan Dataran Rendah serta Korelasinya dengan Indeks Massa Tubuh dan Konsumsi Makanan Asin Nexiary, Azzahra Banafsaj Altima; Dagradi, Eric Mayo; hisnindarsyah, Hisnindarsyah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 16 No 3 (2024): JIKM Vol. 16, Edisi 3, Agustus 2024
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v16i3.649

Abstract

Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan karena prevalensinya yang tinggi di seluruh dunia. Beberapa faktor telah ditemukan terkait dengan hipertensi, termasuk demografi sosial ekonomi (usia lanjut, wanita, jenjang pendidikan yang lebih rendah, rumah tangga yang memiliki pendapatan rendah), lokasi geografis, dan faktor risiko lainnya, termasuk stroke, diabetes, indeks massa tubuh (IMT) yang tinggi, konsumsi sodium berlebih, jarang melakukan aktivitas fisik, merokok, minum alkohol, jarang mengontrol kesehatan di puskesmas/posbindu serta kurangnya konsumsi buah dan sayur. Indonesia adalah negara kepualauan dengan kondisi geografis yang sangat beragam. Adanya dataran rendah dan dataran tinggi menyebabkan perbedaan cuaca, iklim, suhu, dan konsentrasi O2 di setiap wilayah yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan tekanan darah dan insiden hipertensi pada masyarakat dataran tinggi dan dataran rendah. Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan jenis penelitian analitik observasional yang menggunakan studi cross sectional dengan consecutive sampling sebagai teknik pengambilan sampel agar dapat melihat perbandingan tekanan darah dan insiden hipertensi pada masyarakat dataran tinggi dan dataran rendah. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ngadisari sebagai kelompok dataran tinggi dan Desa Ketapang sebagai kelompok dataran rendah pada tanggal 26 Agustus 2023. Hasil uji Mann Whitney U dari uji komparasi tekanan darah masyarakat dataran tinggi dan dataran rendah adalah p = 0,00. Uji korelasi spearman antara IMT dengan tekanan darah pada masyarakat dataran tinggi dan dataran rendah adalah p = 0,000 dan r = 0,597. Uji Kendall Tau b dari uji korelasi antara kebiasaan konsumsi makanan asin dengan tekanan darah pada masyarakat dataran tinggi dan dataran rendah adalah p < 0,001 dan r = 0,646. Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada tekanan darah masyarakat dataran tinggi dan dataran rendah
Hubungan Usia dan Masa Kerja terhadap Low Back Pain pada Nelayan Kampung Tengah Desa Banyusangka, Kabupaten Bangkalan Nadifatuzzahroh, Nur; Mutiadesi, Wahyu Prasasti; Nandaka, I Ketut Tirka; hisnindarsyah, Hisnindarsyah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 16 No 2 (2024): JIKM Vol. 16, Edisi 2, Mei 2024
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v16i2.650

Abstract

AbstrakLatar Belakang: Low Back Pain (LBP) merupakan keluhan yang sering ditemukan di fasilitas kesehatan primer yang berkaitan dengan aktivitas kerja seperti mengangkat beban. Penelitian LBP masih jarang dilakukan pada nelayan di Indonesia. Kejadian LBP di Indonesia telah mempengaruhi 34,4 juta penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia dan masa kerja dengan LBP pada nelayan.Metode: Penelitian Cross-sectional dilakukan pada 107 nelayan di Banyusangka dengan teknik purposive sampling pada 12-13 Agustus 2023. Keluhan LBP didapatkan dari kuesioner The Pain And Distress Scale, sedangkan usia dan masa kerja didapatkan melalui wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji Kontingensi Koefisien.Hasil: Didapatkan sebanyak 46 (43%) responden memiliki keluhan LBP. Juga didapatkan hubungan signifikan antara usia dengan LBP (p=0,001; r= 0,396) dan antara masa kerja dengan LBP (p=0,048; r= 0,188).Kesimpulan: Terdapat hubungan antara usia dan masa kerja dengan LBP pada nelayan pesisir di Kampung Tengah Desa Banyusangka Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan.Kata Kunci: LBP, Masa kerja, Nelayan, Usia AbstractBackground: Low Back Pain (LBP) is a complaint that is often found in primary health facilities related to work activities such as lifting weights. LBP research is still rarely conducted on fishermen in Indonesia. In Indonesia LBP has affected around 34.4 million people. This study aimed to determine the correlation between age and working period with LBP in fishermen.Methods: A Cross-sectional study was conducted on 107 fishermen in Banyusangka with purposive sampling technique from 12-13 August 2023. Complaints of LBP were obtained from The Pain And Distress Scale questionnaire. Age and working periode were obtained from the questionnaire. Data were analyzed using Coefficient of Contingency test.Result: This studi found 46 (43%) respondents had LBP complaints. There was also a significant correlation between age with LBP (p=0.001; r = 0.396) and there was also a significant correlation between working periode with LBP (p=0.048; r = 0.188).Conclusion: There were correlation between age and working periode with LBP in fisherman at Central Hamlet of Banyusangka Village, Tanjung Bumi Subdistrict, Bangkalan Regency.Keywords: Age, Fisherman, LBP, Working period
The Penyakit Dekompresi Tipe II pada Penyelam Rekreasi: Sebuah Laporan Kasus dan Penanganan dengan Terapi Oksigen Hiperbarik: - Devi, Anita; Nurdianto, Arif Rahman; Himawan, Achmad Nurdin; Rini, Anis Dwi Anita; Hisnindarsyah, Hisnindarsyah; Harnanik, Titut; Pratiknya, Djatiwidodo Edi
Calvaria Medical Journal Vol 3 No 1 (2025): Edisi Juni 2025
Publisher : Institute for Research and Community Services (LPPM) of University of Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/cmj.v3i1.191

Abstract

Latar Belakang: Menyelam SCUBA adalah rekreasi populer namun berisiko, salah satunya adalah Penyakit Dekompresi (DCS) yang disebabkan pembentukan gelembung gas inert akibat penurunan tekanan lingkungan. DCS dapat bermanifestasi ringan hingga berat, termasuk gejala neurologis. Penanganan cepat sangat penting. Tujuan: Melaporkan kasus Penyakit Dekompresi Tipe II pada penyelam rekreasi dan penanganannya dengan Terapi Oksigen Hiperbarik (TOHB). Presentasi Kasus: Dilaporkan kasus laki-laki 70 tahun dengan gejala pusing berputar, vertigo, gangguan keseimbangan, mual, muntah, parestesia, dan nyeri sendi setelah dua kali penyelaman. Pemeriksaan fisik menunjukkan Romberg test positif. Manajemen awal dengan oksigen normobarik dan obat simptomatik hanya memberikan sedikit perbaikan. Hasil: Pasien menjalani dua sesi TOHB (menggunakan Tabel 6 dan Tabel 5 US Navy). Setelah terapi, gejala pasien membaik signifikan, termasuk hilangnya pusing, mual, muntah, parestesia, dan nyeri sendi. Romberg test kembali negatif. Kesimpulan: Terapi Oksigen Hiperbarik adalah terapi standar emas yang efektif dalam meredakan gejala Penyakit Dekompresi Tipe II pada penyelam rekreasi.
The Effect of Hyperbaric Oxygen Therapy on Reducing Blood Cortisol Levels in Individuals with Anxiety Disorders Hisnindarsyah, Hisnindarsyah; Nandaka, I Ketut Tirka
Asian Journal of Healthcare Analytics Vol. 2 No. 2 (2023): November 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/ajha.v2i2.7542

Abstract

This research pertains to developmental advancements in the health and maritime sectors, specifically focusing on diving and hyperbaric oxygen therapy's (HBO) application. The study holds the potential to enhance comprehension regarding the Effects of Hyperbaric Oxygen Therapy (HBO) in addressing anxiety disorders, thus contributing significantly to the realms of health and maritime industries. Hyperbaric oxygen therapy involves subjecting patients to heightened pressure environments while administering pure oxygen at levels exceeding atmospheric pressure, with a minimum clinical threshold of 1.4 ATA. (HBO) interventions, utilized for countering hypoxia and cortisol reduction, exhibit promise in mitigating anxiety disorders. The research methodology commences with a systematic screening procedure employing an anxiety disorders questionnaire, ensuring the acquisition of a well-defined, credible, consistent, and unbiased participant pool. Employing a quasi-experimental design featuring a randomized pre-post control group arrangement, the study targets males aged 25-40 with anxiety disorders, drawn from Dr. Ramelan Surabaya's psychiatric clinic.
Analisis Yuridis Normatif-Komparatif terhadap Pertanggungjawaban Direksi dalam Kepailitan Perseroan Terbatas di Indonesia Hisnindarsyah, Hisnindarsyah; Aminudin, Habib; Rista, Devi Nur; Hudi , Nurul
Nomos : Jurnal Penelitian Ilmu Hukum Vol. 5 No. 3 (2025): Volume 5 Nomor 3 Tahun 2025
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56393/nomos.v5i3.3406

Abstract

Pertanggungjawaban direksi dalam kepailitan perseroan terbatas di Indonesia menjadi isu penting dalam penegakan hukum korporasi. Penerapan business judgment rule oleh Mahkamah Agung masih terbatas, sehingga menimbulkan ketidakpastian hukum dan merugikan kreditor. Penelitian ini bertujuan menganalisis pertanggungjawaban hukum direksi dalam kepailitan, dengan meninjau kesesuaian antara ketentuan hukum positif dan praktik peradilan. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif-komparatif dengan menganalisis Pasal 97 ayat (3) UU Perseroan Terbatas dan Pasal 104 UU Kepailitan, serta membandingkannya dengan praktik di Inggris, Kanada, dan Australia. Hasil penelitian menunjukkan terdapat ketimpangan dalam standar pembuktian, lemahnya penerapan fiduciary duty, dan tidak efektifnya pengawasan internal. Negara pembanding telah menerapkan konsep wrongful trading, fiduciary duty to creditors, dan safe harbour sebagai langkah pencegahan. Penelitian ini merekomendasikan reformasi hukum di Indonesia melalui penguatan dokumentasi keputusan direksi, audit risiko, dan pembuktian terbalik dalam perkara kelalaian guna menciptakan sistem yang lebih adil dan adaptif dalam menilai tanggung jawab direksi pada masa krisis korporasi.
Hyperbaric Oxygen Therapy Impact for the Function of Kidney in Metabolic Syndrome (SM) Patients Hisnindarsyah, Hisnindarsyah
Formosa Journal of Science and Technology Vol. 2 No. 12 (2023): December 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/fjst.v2i12.7530

Abstract

Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT) is the therapy of inhaling 100% pure oxygen in a hyperbaric chamber of more than 1 absolute atmosphere. Currently, the use of hyperbaric oxygen therapy is increasingly widespread, not only for decompression sickness and diving problems. But it has been used for clinical therapy, cosmetics, and geriatric care. The American Food and Drug Administration (FDA) has also confirmed various clinical indications, especially those related to metabolic syndromes such as Diabetes Mellitus (DM) and Diabetic Foot Ulcers (DFU). Then how is the use of Hyperbaric Oxygen Therapy for kidney disease? Through this literature review, it is hoped that information will be obtained regarding the effect of Hyperbaric Oxygen Therapy on kidney function, both benefits and side effects, especially in kidney disease due to metabolic syndrome (MetS).
Transformative Journey with LAFKI: Accreditation of GPM Sumber Hidup Hospitals in Quality Improvement and Patient Safety (Case Study) Hisnindarsyah, Hisnindarsyah; Wattimena, Mirel; Tuamelly, Jacky; Wahyudi, Ahyar
Formosa Journal of Science and Technology Vol. 3 No. 2 (2024): February 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/fjst.v3i2.8161

Abstract

GPM Sumber Hidup Hospital has undergone an accreditation process that reaffirms its commitment to high-quality standards in healthcare services. This process demands compliance with established requirements for the provision of healthcare services. Accreditation from LAFKI (Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia) is important as it signifies the hospital's alignment with established quality and patient safety standards. The aims of this article is to present findings from a case report study on the accreditation of GPM Sumber Hidup Hospital in the context of improving quality and patient safety. It is hoped that this article can make a significant contribution to the understanding of enhancing the quality and safety of patients within the context of hospital accreditation. By presenting comprehensive and relevant research findings, this article aims to provide valuable insights for healthcare practitioners and researchers in their efforts to improve healthcare service standards.
The Effect of Hyperbaric Oxygen in Reducing Blood Cortisol Levels in Patients with Sleep Disorders Nandaka, I Ketut Tirka; Hisnindarsyah, Hisnindarsyah; Putro, Saptono
Jurnal Indonesia Sosial Sains Vol. 5 No. 12 (2024): Jurnal Indonesia Sosial Sains
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jiss.v5i12.1530

Abstract

Sleep disorders disrupt normal sleep patterns, including timing, duration, and quality, often linked to elevated cortisol levels and high nerve metabolism requiring oxygen. Hyperbaric oxygen therapy (HBO), delivering pure oxygen in high-pressure settings (≥1.4 ATA), may alleviate hypoxia and reduce cortisol, offering potential treatment for sleep disorders. This research uses a quasi-experimental design with a randomized pre-post control group design. The population studied was male sleep disorder sufferers, aged 25-40 years at the psychiatric poly of Dr. Ramelan Surabaya Hospital, with a sample of 9 members of the Indonesian Navy who met the inclusion and exclusion criteria. This research is related to development research in the field of health and maritime, with a focus on diving and hyperbaric oxygen therapy, which is expected to be published in the International Journal indexed Shinta 2. This research has the potential to enrich the understanding of the effects of Oxygen Hyperbaric (OHB) therapy in overcoming sleep disorders, as well as contributing to the health and maritime sectors. The research concluded that OHB therapy in sleep disorder patients resulted in a slight reduction in mean cortisol levels (from 79.09 ng/ml to 76.38 ng/ml). Although the majority of patients (56%) experienced a decrease in cortisol levels after therapy, there was no statistically significant effect of OHB therapy on cortisol levels in sleep disorder patients.