Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGETAHUAN ORANG BAJO TENTANG PAMALI DALAM BIDANG EKOLOGI LAUT DI WILAYAH TIWORO Said, Taufiq; Niampe, La; Sifatu, Wa
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.52 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i1.9094

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengetahuan orang Bajo tentang pamali di bidang ekologi laut, dan bentuk pergeseran pengetahuan masyarakat Bajo di bidang ekologi kelautan. Teori yang digunakan untuk membaca data mengacu pada Geertz, C, (1973) yang berpikir tentang sudut pandang asli. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan orang Bajo tentang pamali di bidang ekologi kelautan di wilayah Tiworo, ada 21 jenis pamali yang menjadi pandangan masyarakat Bajo dalam berinteraksi dengan lingkungan laut. Sementara bentuk pergeseran pengetahuan orang Bajo tentang pamali disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: faktor agama, faktor struktur dan agen, faktor diskriminasi orang-orang seperti, kebijakan pemerintah.Kata kunci: Pengetahuan Pamali, orang Bajo, ekologi kelautan
SOSIALISASI DAN PROMOSI INDUSTRI PENGOLAHAN BAMBU PADA KELOMPOK KARANG TARUNA DESA WAWOOSU KECAMATAN KOLONO KABUPATEN KONAWE SELATAN Nurtikawati, Nurtikawati; Marhini, La Ode; Saputri, Shinta Arjunita; Said, Taufiq; Samiel, Edi; Tunda, Amin
Anoa : Jurnal Pengabdian Masyarakat Sosial, Politik, Budaya, Hukum, Ekonomi Vol 4, No 2 (2023):
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52423/anoa.v4i2.46286

Abstract

Community Service Program with the title: "Socialization and Training on Bamboo Weaving Crafts for the Karang Taruna Group in the Wawoosu Village, Kolono Sub-District, South Konawe Regency" aims to enhance the knowledge and skills of the Karang Taruna group in making bamboo crafts as an effort to create new job opportunities, particularly in the utilization of bamboo as an economically valuable craft. To achieve this, the service team conducts both socialization and training activities for the Karang Taruna group by carrying out socialization about bamboo processing as a weaving craft in this era, followed by training activities to enhance their skills. This is done considering the limited knowledge and skills of the younger generation in utilizing natural resources and the lack of innovation in making bamboo weaving crafts at market value. This service activity is carried out directly at the service location, starting from the identification of problems, workshops related to problem findings, socialization, and promotion of the bamboo processing industri, followed by collaborative production of one of the bamboo processing products, namely bamboo curtains. This activity has received a positive response and has been attended by the Karang Taruna group from the beginning to the end of the program. The socialization activities are focused on increasing the knowledge of the Karang Taruna group in determining target markets, promoting products, and innovating unique product creations. To improve the community's skills, the service team provides training in the form of making unique bamboo curtains.
Negotiations among traditional leaders in Muna tribal marriages Marsaban, Al; Said, Taufiq
IAS Journal of Localities Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : Yayasan Irwan Abdullah Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62033/iasjol.v1i1.11

Abstract

In Muna community marriage is known as kawin pinang and kawin lari. Elopement is done as a way out or solution for the Muna community. Negotiation is crucial in this research because, in the literature review conducted by the author, as many as 25 national journals did not discuss in depth about negotiations in marriage. This research was analyzed using a descriptive qualitative method with data collection techniques of in-depth interviews and participatory observation. The results of this study show that in the marriage process for the Muna community, starting from finding a mate, proposing, and ending with a marriage, the role of traditional leaders is needed. Traditional leaders who function as mediators and facilitators through negotiations or deliberations can influence the value of the dowry itself
Corporate Social Responsibility sebagai Daya Dukung Ekonomi Baru Masyarakat Desa Sanggula Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Studi PT. Lintas Stone Mineral Mursin, Mursin; Zulzaman, Zulzaman; Hisna, Hisna; Hasdairta Laniampe, Hasdairta Laniampe; Salebaran, Salebaran; Said, Taufiq
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 5 No. 1 (2025): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v5i1.16135

Abstract

This research aims to find out the role of CSR in supporting community welfare and the CSR program of PT. Lintas Stone Mineral. This study uses Resource-Based View (RBV) Theory, the method used in this study is Ethnographic research with a qualitative approach with data collection using observation techniques and in-depth interviews (interviews) of data analyzed in a qualitative descriptive way. The result of this study is the Role of Corporate Social Responsibility of PT. Lintas Stone Mineral in supporting the economic welfare of the community includes empowering the local community, CSR plays an important role in helping to support the economy of the community affected by the company as part of the company's social responsibility, in addition to that through this CSR program can create new fields for the people of Sanggula Village so that this is expected to be able to suppress the occurrence of economic inequality in the community. PT Lintas Stone Mineral's Corporate Social Responsibility program provided by the company is assistance in catfish nurseries, laying hens, super free-range chickens, MSME assistance, and plant seed assistance. So that this can be expected and used as a new economic source for the community Keywords: CSR, Economic Welfare, Sanggula Community.
BITUNG, PEMERINTAHAN DAN INFRASTRUKTURNYA: KAJIAN SEJARAH KOTA Hisna, Hisna; Astuty, Yeni; Laniampe, Hasdairta; Bainudin, Bainudin; Said, Taufiq
Journal Idea of History Vol 8 No 1 (2025): Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2025
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/w8fvme28

Abstract

Penelitian ini berfokus pada sejarah pertumbuhan Kota Bitung, pemerintahan daninfrastruktur Kota Bitung serta untuk melihat sejarah dan dinamika kota yang terjadi di dalamnya.Penelitian ini mengkaji perubahan kota Bitung dari desa menjadi sebuah kota. Perkembangan secaraterus-menerus pada sebuah desa memungkinkan kelahiran sebuah kota. Proses pada sebuah desatersebut berpotensi menghadirkan permasalahan di wilayah perkotaan dan tentu juga akan berdampakpada manusia yang telah menempati wilayah perkotaan itu sendiri. Penelitian ini menggunakanmetode sejarah yang meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi (penulisansejarah). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada awalnya Bitung dihuni oleh sepasang suamiistri, Simon Tudus dan Mampirang sekitar abad 19. Perubahan Bitung dari wilayah berupa hutan liarmenjadi kota yang memiliki berbagai infrastruktur ini diawali oleh perjuangan sepasang suami istriini. Dalam perjalanan sejarahnya, Bitung berkembang akibat kehadiran beberapa kelompok sukubangsa dari Kema, Tondano, Gorontalo, Makassar, Bugis, Ternate, Tidore, Sangir dan suku-sukulain. Kedatangan suku-suku ini bertujuan untuk mencari kebutuhan hidup hingga menempati wilayahpesisir Bitung untuk mendirikan rumah sebagai tempat tinggal. Oleh karenanya setiap manusiamemiliki cara untuk mengikuti perubahan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana tempatia berada. Akibatnya, Bitung yang sebelumnya hanya berupa dusun kecil, kemudian berkembangmenjadi kota besar dan semakin berkembang dan bahkan dijuluki sebagai kota pemerintahan,perdagangan, industri, pelabuhan, perikanan dan pariwisata.
PENINGKATAN KESIAPAN KERJA ALUMNI JURUSAN TRADISI LISAN MELALUI PELATIHAN USAHA KECIL DAN MENENGAH Saputri, Shinta Arjunita; Marhini, La Ode; Rihu, Agus; Salniwati, Salniwati; Lestari, Dian Trianita; Said, Taufiq
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 6 (2024): Vol. 5 No. 6 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i6.37907

Abstract

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan kerja alumni jurusan Tradisi Lisan melalui pelatihan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Peningkatan kesiapan kerja tersebut diwujudkan dalam bentuk pembekalan pengetahuan dan skill alumni melalui sosialisasi dan pelatihan terkait dengan UMKM berbasis kearifan lokal khususnya kerajinan nentu di Kota Kendari. Hal ini penting dilakukan karena berdasarkan analisis hasil tracer study dan FGD diperoleh informasi bahwa mahasiswa jurusan Tradisi Lisan mengalami kesulitan mencari pekerjaan di periode awal kelulusan. Pengabdian ini dilaksanakan dengan tiga tahapan yaitu 1) tahapan persiapan terdiri dari: a) pembentukan tim, b) koordinasi kegiatan baik secara teknis dan administrasi dengan stakeholder terkait, dan c) identifikasi masalah secara parsial, 2) tahapan pelaksanaan kegiatan terdiri dari: a) Pelaksanaan FGD, b) Pelaksanaan Sosialisasi, dan c) Pelatihan (Praktik), dan 3) tahap evaluasi. Peserta dalam kegiatan ini adalah alumni yang tercatat sebagai lulusan baru pada Jurusan Tradisi Lisan. Lokasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di UPPKS Kerajinan Nentu Hati Mulia. Hasil kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa peserta sangat antusias baik dalam kegiatan sosialisasi dan pelatihan dan berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara yang dilakukan terdapat 80 % dari total peserta sangat tertarik untuk menekuni kerajinan nentu baik dalam konteks pemasaran maupun menjadi pengrajin nentu. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian ini memiliki peran penting dalam mengatasi atau mengurangi masa tunggu kerja alumni yang dapat berdampak positif pada peningkatan mutu lulusan dan mutu jurusan.