Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI KECAMATAN RANOMEETO KABUPATEN KONAWE SELATAN (KONSEL) Marhini, La Ode; Haq, Pendais; La Ode, Dinda; Rihu, Agus
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v6i2.18693

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kerukunan antar umat beragama dan peran tokoh-tokoh agama dalam merawat kerukunan antar umat beragama di desa Langgea. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori struktural fungsional Talcot Parson yang disebut AGIL (Adaptation, Goal, Integration dan Latency). Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Terdapat tiga bentuk kerukunan antar umat beragama yaitu toleransi, kerjasama dan kesetaraan agama di Desa Langgea, (2) Terdapat lima peran  tokoh agama dalam merawat kerukunan antar umat beragama di Desa Langgea yaitu (1) menjadikan rumah-rumah ibadah sebagai tempat untuk menanamkan benih perdamaian dan pendidikan kebhinekaan, (2) menghindari tema-tema khutbah yang dapat menimbulkan konflik antar agama, (3) Menepis isu-isu konflik agama di daerah lain dengan memberikan informasi yang berimbang, (4) Menyelesaikan masalah yang ada dengan mengabaikan identitas agama dan (5) Melakukan dialog antar tokoh beragama.                   
PEMETAAN KANTONG KEMISKINAN DAN POTENSI WILAYAH UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN PASCA COVID-19 DI KABUPATEN KONAWE SELATAN Sinapoy, Muhammad Sabaruddin; Moita, Salsalman; Rihu, Agus; Keke, Ahmat; Almarsaban, Almarsaban; Kiro, Muhammad Ramadan
Jurnal Ilmiah Penyuluhan dan Pengembangan Masyarakat Vol 3 (2023):
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56189/jippm.v3i0.46324

Abstract

Poverty mapping is carried out by examining the economic characteristics of a region and household, such as the poverty of families whose livelihoods are fishermen, farmers, miners, the informal sector, trade and services. This is relevant to the National Economic Recovery Program (PEN) as one of a series of activities to reduce the impact of Covid-19 on the economy, one of which is mapping pockets of poverty and recovery and empowerment policy strategies for the community, including poor families, both in rural and urban areas. The aim of this research is to examine the potential of the region and produce a Post-Covid-19 Poor Family Empowerment Strategy in South Konawe Regency. This research use desciptive qualitative approach. Referring to this design, this research was carried out in South Konawe Regency, using purportive sampling technique. The data collection techniques used were document study, in-depth interviews, questionnaires and observation. This research data processing and analysis uses two methods, namely quantitatively and qualitatively. The research results show that the socio-economic conditions of poor families in South Konawe Regency are reflected in several items, namely employment conditions, income level, house type, house size, ownership and use of toilets, clean water sources, lighting sources, education level, and types of side jobs. Of these items, there are only two different items that occurred in the research sample village communities both before the pandemic and after the pandemic. These items are employment conditions and income level. Regional Potential for Empowering Poor Families Post-Covid-19 is divided into traditional fishermen (fish catchers using simple technology) in Tinanggea District, plantation farmers and cultivators with very limited access to agricultural land in Benua District, informal sector workers in Andoolo District, stone miners traditional in North Moramo District and commuters (travel workers from out-of-town residents working in Kendari City) in Ranomeeto district. The Post-Covid-19 Poor Family Empowerment Strategy can be divided into several things, namely existing policies for poor families during the pandemic, developing KUBE, empowering the community through developing institutions and social capital, maximizing the use of village funds, and providing ease of obtaining KUR facilities.
Makna Ungkapan Adat Melamar dalam Proses Menikah (Fenagho Tungguno Karete) pada Masyarakat Muna di Desa Katobu Kecamatan Wadaga Kabupaten Muna Barat Saban, Rahmat; Samsul, Samsul; Marhini, La Ode; Rihu, Agus
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 7 No 2 (2024): Volume 7 No 2, Desember 2024
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v7i2.2982

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna ungkapan adat melamar dalam proses pernikahan (feenagho tungguno karete) pada masyarakat Desa Katobu, Kecamatan Wadaga, Kabupaten Muna Barat. Penelitian ini secara khusus mendeskripsikan ungkapan-ungkapan yang terdapat dalam adat melamar serta makna simbolik yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling, yaitu memilih informan yang dianggap mengetahui secara mendalam adat melamar. Analisis data dilakukan melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adat melamar dalam masyarakat Muna dikenal dengan istilah feenagho tungguno karete, yang secara harfiah berarti "menanyakan penjaga pekarangan." Proses penyampaian adat ini dilakukan dalam forum atau pertemuan adat menggunakan bahasa Muna antara delegasi pihak pelamar dan pihak yang dilamar. Adat ini memiliki makna simbolik, di mana kata tungguno menyimbolkan seseorang yang menjaga, merawat, atau mengikat/melamar, sedangkan karete menyimbolkan pekarangan tempat bunga berada, yang menjadi simbol seorang gadis. Proses adat melamar terdiri dari tiga tahapan, yaitu musyawarah (rompu), membawa janji (deowa too), dan melamar secara resmi (fofeena).