Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGARUSUTAMAAN GERAKAN MODERASI BERAGAMA PADA ORGANISASI KEPEMUDAAN DI KOTA KENDARI Hak, Pendais; abas, muh.; Marhini, la Ode; Rohani, siti
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 6, No 4 (2021): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v6i4.21804

Abstract

Keanekaragaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara  merupakan ”Anugrah” yang maha indah yang patut disyukuri. Namun demikian, hasil observasi dan riset para peneliti menunjukan bahwa keanekaragaman tersebut berpotensi memicu konflik di kota Kendari misalnya masih adanya penolakan pembangunan rumah ibadah kelompok minoritas, intimidasi dan penghakiman pada kelompok dan aliran tertentu, pelecehan agama tertentu baik secara verbal maupun melalui media social, munculnya komunitas-komunitas sektarian baru berbasis etnis, dan munculnya kelompok new puritanisme Islam dan kelompok politik Islam. Oleh karena itu, tujuan pelaksanaan kegiatan ini Pertama, mengidentifikasi tantantangan moderasi beragama serta membangun basis pengetahuan dan komitmen organisasi kepemudaan berbasis keagamaan dan Etnik dalam memahamkan konsep dan strategi moderasi beragama di Kota Kendari. Kedua, merancang strategi gerakan dan kolaborasi kelompok umat beragama dan organisasi berbasis etnik dalam melakukan reideologisasi dan internalisasi “Moderasi Beragama” khususnya pada kawasan rentan konflik di Kota kendari. Ketiga, Mengawal pelaksanaan/implementasi gerakan “Moderasi Beragama” dalam menguatkan kerukunan dan pencegahan radikalisme di Kota kendari. pelaksanan kegiata ini dalam bentuk workshop dan pendampingan. Workshop dilaksanakan selama 3 hari dengan pola dialog. Setelah pelaksanaan workshop, dilanjutkan dengan pendampingan dalam bentuk kolaborasi Ormas/OKP dalam mengawal tindak lanjut (TL) hasil workshop secara berkelanjutan selama tahun 2021. Hasil dari workshop ini menunjukan bahwa (1) tantangan moderasi beragama yaitu adanya sikap yang tidak saling menghargai karena perbedaan keyakinan dan aliran, komitmen kebangsaan anak-anak muda yang mengalami degradasi, dan kecendurungan meninggalkan peran budaya dan kearifan local, (2) Strategi yang dirumuskan yaitu; pertama, penguatan nilai-nilai kebangsaan, kedua penguatan pemahaman keagamaan. Ketiga penguatan nilai-nilai kearifan lokal, dan (3) pada aspek tindak lanjut yang dilakukan antara lain pertama Membangun budaya dialog secara berkala. Kedua,  Membangun wadah bersama sebagai pusat pertemuan baik organisasi informal maupun di media sosial. Ketiga mengoptimalkan road show kerukunan.
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI KECAMATAN RANOMEETO KABUPATEN KONAWE SELATAN (KONSEL) Marhini, La Ode; Haq, Pendais; La Ode, Dinda; Rihu, Agus
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v6i2.18693

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kerukunan antar umat beragama dan peran tokoh-tokoh agama dalam merawat kerukunan antar umat beragama di desa Langgea. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori struktural fungsional Talcot Parson yang disebut AGIL (Adaptation, Goal, Integration dan Latency). Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Terdapat tiga bentuk kerukunan antar umat beragama yaitu toleransi, kerjasama dan kesetaraan agama di Desa Langgea, (2) Terdapat lima peran  tokoh agama dalam merawat kerukunan antar umat beragama di Desa Langgea yaitu (1) menjadikan rumah-rumah ibadah sebagai tempat untuk menanamkan benih perdamaian dan pendidikan kebhinekaan, (2) menghindari tema-tema khutbah yang dapat menimbulkan konflik antar agama, (3) Menepis isu-isu konflik agama di daerah lain dengan memberikan informasi yang berimbang, (4) Menyelesaikan masalah yang ada dengan mengabaikan identitas agama dan (5) Melakukan dialog antar tokoh beragama.                   
SOSIALISASI DAN PROMOSI INDUSTRI PENGOLAHAN BAMBU PADA KELOMPOK KARANG TARUNA DESA WAWOOSU KECAMATAN KOLONO KABUPATEN KONAWE SELATAN Nurtikawati, Nurtikawati; Marhini, La Ode; Saputri, Shinta Arjunita; Said, Taufiq; Samiel, Edi; Tunda, Amin
Anoa : Jurnal Pengabdian Masyarakat Sosial, Politik, Budaya, Hukum, Ekonomi Vol 4, No 2 (2023):
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52423/anoa.v4i2.46286

Abstract

Community Service Program with the title: "Socialization and Training on Bamboo Weaving Crafts for the Karang Taruna Group in the Wawoosu Village, Kolono Sub-District, South Konawe Regency" aims to enhance the knowledge and skills of the Karang Taruna group in making bamboo crafts as an effort to create new job opportunities, particularly in the utilization of bamboo as an economically valuable craft. To achieve this, the service team conducts both socialization and training activities for the Karang Taruna group by carrying out socialization about bamboo processing as a weaving craft in this era, followed by training activities to enhance their skills. This is done considering the limited knowledge and skills of the younger generation in utilizing natural resources and the lack of innovation in making bamboo weaving crafts at market value. This service activity is carried out directly at the service location, starting from the identification of problems, workshops related to problem findings, socialization, and promotion of the bamboo processing industri, followed by collaborative production of one of the bamboo processing products, namely bamboo curtains. This activity has received a positive response and has been attended by the Karang Taruna group from the beginning to the end of the program. The socialization activities are focused on increasing the knowledge of the Karang Taruna group in determining target markets, promoting products, and innovating unique product creations. To improve the community's skills, the service team provides training in the form of making unique bamboo curtains.
Tuturan Tari Mangaru di Desa Nepa Mekar Kecamatan Lakuko Kabupaten Buton Tengah Sartika, Sartika; Niampe, La; Marhini, La Ode; Sardiin, La Ode Muhammad
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 7 No 2 (2024): Volume 7 No 2, Desember 2024
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v7i2.2977

Abstract

Tari Mangaru menggambarkan keberanian para lelaki yang berperang di masa lampau. Tarian ini menampilkan dua orang laki-laki yang berperan sebagai pejuang di medan perang. Keduanya menjadi elemen penting dalam pertunjukan karena merepresentasikan semangat dan suasana pertempuran. Dalam pertunjukan Tari Mangaru, keris digunakan sebagai alat utama. Sebagai tarian yang melambangkan keberanian, penggunaan senjata seperti keris menjadi unsur wajib bagi setiap penari. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Tari Mangaru di Desa Nepa Mekar, dengan fokus pada: (1) fungsi dan makna Tari Mangaru; (2) pola pewarisan tradisi lisan Tari Mangaru di Desa Nepa Mekar, Kecamatan Lakudo, Kabupaten Buton Tengah. Informan dalam penelitian ini ditentukan melalui metode purposive. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan empat tahapan, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi dan makna Tari Mangaru bagi masyarakat Desa Nepa Mekar, Kecamatan Lakudo, adalah sebagai simbol kesatria atau laki-laki perkasa. Tari Mangaru merupakan tarian perang yang awalnya digunakan untuk melawan penjajah yang berusaha menguasai wilayah Buton. Namun, saat ini Tari Mangaru difungsikan sebagai sarana hiburan dan penyambutan tamu dalam berbagai acara adat. Pewarisan Tari Mangaru dilakukan oleh tokoh adat melalui beberapa metode, di antaranya: (1) sosialisasi dan (2) pelatihan kepada generasi muda.
Pewarisan Tari Pajogi Pada Masyarakat Desa Patuno Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi Iman, Nur; Suraya, Rahmat Sewa; Marhini, La Ode
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 7 No 2 (2024): Volume 7 No 2, Desember 2024
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v7i2.2978

Abstract

Tari Pajogi merupakan tarian tradisional yang berasal dari masyarakat Desa Patuno, Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi. Tarian ini dilaksanakan sebagai bentuk hiburan bagi masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui bentuk pertunjukan Tari Pajogi pada masyarakat Desa Patuno, Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi; dan 2) Mengetahui cara pewarisan Tari Pajogi pada masyarakat Desa Patuno, Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi. Penelitian ini menggunakan beberapa konsep, yaitu konsep tradisi lisan, konsep pewarisan, konsep tari tradisional, dan konsep Tari Pajogi. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisis melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tari Pajogi merupakan salah satu tarian hiburan di masyarakat Desa Patuno, Kecamatan Wangi-Wangi. Pertunjukan Tari Pajogi biasanya dilakukan oleh 3 hingga 6 penari. Tarian ini terdiri dari tiga gerakan utama, yaitu: 1) Gerakan Umba Peku-Peku, 2) Gerakan Biasa, dan 3) Gerakan Mangu-Mangu. Pewarisan Tari Pajogi di Desa Patuno dilakukan melalui dua cara, yaitu: 1) Pewarisan formal, yang dilakukan melalui pertunjukan dalam perlombaan kebudayaan dan acara perpisahan sekolah; dan 2) Pewarisan nonformal, yang dilakukan melalui pertunjukan pada acara adat seperti Karia serta lingkungan keluarga, di mana orang tua yang memiliki pengetahuan tentang Tari Pajogi mengajarkannya kepada anak-anak mereka.
Tradisi Wandile Pada Masyarakat Wolio di Desa Lambusango Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton Sari, Putri Purnama; Suraya, Rahmat Sewa; Marhini, La Ode
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 7 No 2 (2024): Volume 7 No 2, Desember 2024
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v7i2.2980

Abstract

Tradisi Wandile merupakan tradisi khas masyarakat Lambusango yang secara khusus dilaksanakan untuk anak pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan dan makna yang terkandung dalam tradisi Wandile. Penelitian ini menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi, yang dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan tradisi Wandile terdiri atas tiga tahapan: (1) tahap persiapan, meliputi penentuan hari baik serta persiapan alat dan bahan; (2) tahap pelaksanaan, yang berlangsung di rumah pelaku tradisi dan dipimpin oleh bisa (dukun); dan (3) tahap akhir, yaitu pembacaan doa selamat. Tradisi Wandile memiliki makna simbolis di setiap tahapannya, yakni sebagai upaya menjauhkan anak yang diwandile dari hal-hal buruk menurut kepercayaan masyarakat Lambusango. Hingga saat ini, tradisi Wandile masih dilestarikan dan menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Lambusango.
Makna Ungkapan Adat Melamar dalam Proses Menikah (Fenagho Tungguno Karete) pada Masyarakat Muna di Desa Katobu Kecamatan Wadaga Kabupaten Muna Barat Saban, Rahmat; Samsul, Samsul; Marhini, La Ode; Rihu, Agus
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 7 No 2 (2024): Volume 7 No 2, Desember 2024
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v7i2.2982

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna ungkapan adat melamar dalam proses pernikahan (feenagho tungguno karete) pada masyarakat Desa Katobu, Kecamatan Wadaga, Kabupaten Muna Barat. Penelitian ini secara khusus mendeskripsikan ungkapan-ungkapan yang terdapat dalam adat melamar serta makna simbolik yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling, yaitu memilih informan yang dianggap mengetahui secara mendalam adat melamar. Analisis data dilakukan melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adat melamar dalam masyarakat Muna dikenal dengan istilah feenagho tungguno karete, yang secara harfiah berarti "menanyakan penjaga pekarangan." Proses penyampaian adat ini dilakukan dalam forum atau pertemuan adat menggunakan bahasa Muna antara delegasi pihak pelamar dan pihak yang dilamar. Adat ini memiliki makna simbolik, di mana kata tungguno menyimbolkan seseorang yang menjaga, merawat, atau mengikat/melamar, sedangkan karete menyimbolkan pekarangan tempat bunga berada, yang menjadi simbol seorang gadis. Proses adat melamar terdiri dari tiga tahapan, yaitu musyawarah (rompu), membawa janji (deowa too), dan melamar secara resmi (fofeena).
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MUNA DALAM PENGELOLAAN HASIL PANEN JAGUNG SEBAGAI UPAYA MENJAGA KETAHANAN PANGAN Marhini, La Ode; Harjoprawiro, La; Malik, Elmy Selfiana; Saputri, Shinta Arjunita; Rihu, Agus
Seshiski: Southeast Journal of Language and Literary Studies Vol 1 No 2 (2021): Volume 1, Issue 2, December 2021
Publisher : Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia, Komisariat Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53922/seshiski.v1i2.23

Abstract

Limited resources require people to be wise and creative to exist in the particular demographic circumtances. This is also perceived by the people in Liangkabhori village, Muna Regency. The condition of the karst hilly soil and the limited supply of water as well as seasonal changes that are sometimes uncertain require the community to maximize harvest and effective storage so that food supplies are always available. This study aims to describe the vocabulary of corn hasrvest and local wisdom of the Muna community in Liangkabhori village in managing corn harvests as an effort to maintain food sustainability. The research method uses a qualitative descriptive approach. The results show that in an effort to maintain food security, the community has local knowledge in the process of managing corn harvests so that the harvest can still be consumed in the long term. The series of harvest management processes are (1) knowledge of the estimated harvest period of corn which is determined by three things, namely the age of corn, the appearance or visuality of corn fruit or corn leaves and weather conditions at harvest. (2) knowledge of the harvesting process (detongka) and initial treatment of newly harvested corn, (3) knowledge of sorting corn (Depinde), namely corn is selected and sorted and categorized into five types, namely perapi corn, kampuru corn, obunta corn, kamansighonu-ghonu corn and obhoka corn, (4) cleaning of corn cobs and hairs (Detoto) and (5) Storage (Kasoria)
PENINGKATAN KESIAPAN KERJA ALUMNI JURUSAN TRADISI LISAN MELALUI PELATIHAN USAHA KECIL DAN MENENGAH Saputri, Shinta Arjunita; Marhini, La Ode; Rihu, Agus; Salniwati, Salniwati; Lestari, Dian Trianita; Said, Taufiq
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 6 (2024): Vol. 5 No. 6 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i6.37907

Abstract

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan kerja alumni jurusan Tradisi Lisan melalui pelatihan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Peningkatan kesiapan kerja tersebut diwujudkan dalam bentuk pembekalan pengetahuan dan skill alumni melalui sosialisasi dan pelatihan terkait dengan UMKM berbasis kearifan lokal khususnya kerajinan nentu di Kota Kendari. Hal ini penting dilakukan karena berdasarkan analisis hasil tracer study dan FGD diperoleh informasi bahwa mahasiswa jurusan Tradisi Lisan mengalami kesulitan mencari pekerjaan di periode awal kelulusan. Pengabdian ini dilaksanakan dengan tiga tahapan yaitu 1) tahapan persiapan terdiri dari: a) pembentukan tim, b) koordinasi kegiatan baik secara teknis dan administrasi dengan stakeholder terkait, dan c) identifikasi masalah secara parsial, 2) tahapan pelaksanaan kegiatan terdiri dari: a) Pelaksanaan FGD, b) Pelaksanaan Sosialisasi, dan c) Pelatihan (Praktik), dan 3) tahap evaluasi. Peserta dalam kegiatan ini adalah alumni yang tercatat sebagai lulusan baru pada Jurusan Tradisi Lisan. Lokasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di UPPKS Kerajinan Nentu Hati Mulia. Hasil kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa peserta sangat antusias baik dalam kegiatan sosialisasi dan pelatihan dan berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara yang dilakukan terdapat 80 % dari total peserta sangat tertarik untuk menekuni kerajinan nentu baik dalam konteks pemasaran maupun menjadi pengrajin nentu. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian ini memiliki peran penting dalam mengatasi atau mengurangi masa tunggu kerja alumni yang dapat berdampak positif pada peningkatan mutu lulusan dan mutu jurusan.