Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Historical and Cultural Elements of Buton in the Textof Hikayat Negeri Buton Laniampe, Hasdairta; Niampe, La; Sahidin, La Ode
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.63 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i1.9088

Abstract

This PenelitianResearch inidimaksudkanintens to untuktomengidentifikasiidentify the unsur-unsurthe sejarahhistorical danand kebudayaancultural elements dalamin the tekstext of Hikayat Negeri Buton (Country HikayatSaga of NegeriButon,mengkajiButon), reviewing the perkembangansejarahhistorical danand kebudayaancultural development dalamin the tekstext Hikayat Negeri Buton as well as describing the Hikayatdanasasjugadescribingthemaknayangterkandungmeaning contained dalamin it, teksiniitberdasarkanbased on analisisanalysis semiotikRoland Barthes.Roland Barthes's semiotics, also become the concern of the research. The JenisThe penelitianresearchis classified iniwatergolongas penelitiankepustakaanliterature research denganwith the menggunakanuse of pendekatankualitatif.qualitative approach.HasilResults darifrom penelitianresearch inithis indicate thatadalah: 1)terdapatindicate: 1) there are empatfourteen belasunsurelements of sejarahyangadahistory dalamin tekstext of Hikayat Negeri HikayatHikayart ButonButon, in which one of these historical elements presents the salahadalahpreseasalorigin of usulpofSipajongan,kemudianSipajongan, as well as terdapatpuladelapan seven unsurfound as cultural elements, which one of them also presents people’s believe to the kepercayaanahliexpert of nuzum, 2)perkembangannuzum, 2) sejarahhistorical danand perkembangankebudayaancultural development terdapatpuladalamare also attached inside the tekstext of Hikayat Negeri HikayaButon, yangmanaButon, in which sejarahnyaits history development berawalstarted darifrom the first ditemukannyafound of Negeriof ButonButon olehby SipajonganSipajongan danand followed by its culture development started perkembanganfollowekebudayaanyaby its adalahawalearly once mulaonceSipajonganSipajongan meninggalkanTanahMelayuleaving Melayu (the Malay Land) as guided in karenaasmendapatkanpetunjukguimimpinya,maksudnyahis dream, meaning by this dream, over past people masihstill begituso percayabelieved denganwith the tafsiraninterpretation ofmimpinya, 3)suntingan dreams, 3) edited tekstext in Hikayat Negeri HikayatHikayaButonyangdianalisisButon analyzed menggunakanusing semiotikRoland Barthes,terdapatlimakodeRoland Barthes's semiotic, found that there are five codes diantaranyaamong them are kodearehermeneutikhermeneutic such as adalah“buluh/bambu” yangbermaknassuch "reed/bamboo" meaning big keluargafamilybesar.. KodeCode of ProairetikProaireticadalahis aaib“perselingkuhan” yangmenyebabkandisgrace "infidelity" that causes WaWa KaakaaKaakaa meninggalkanleave SibataraSibatara danand anaknyahis child Bulawambona.Bulawambona. KodeCode of KulturalCulture such asdisuch adalah“pelamaran”sebagai "engagement" is described as prosesprocess sebelumbefore melakukanpernikahan.marriage. KodeCode semantiksemantics di"great personbesar-besarnya” yangbermakna" is described as orangyangmemilikipeople having high jabatanposition tinggiatauor pejabatofficials in the empirekerajaan.empire. KodeCode simboliksymbolic such as disuch a"malige" is described as a istanapalace tempatthe place the tinggalwwwkeluargafamily of empire kerajaanempiradanand pusatcenter pemerintahangovernment livekerajaan.. KeywordKataKeyw: Buton,HikayatButon Empire, Country Saga of NegeriButon,Unsur-UnsurButon, SejarahHistorical Elements of Buton,Unsur-UnsurButon, KebudayaanCultural Elements of ButonButon
Pelestarian Objek Cagar Budaya Desa Sebagai Upaya Pengembangan Potensi Pariwisata Budaya Niampe, La; Jamili; Alias; Laniampe, Hasdairta; Mursin; Hisna; Bainudin
Amal Ilmiah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2024): Edisi November 2024
Publisher : FKIP Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/amalilmiah.v6i1.295

Abstract

Pentingnya pelestarian objek cagar budaya sebagai warisan sejarah dan identitas lokal di Indonesia mendorong perlunya keterlibatan aktif masyarakat dalam upaya pelestarian dan pengembangannya. Program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga warisan budaya serta mengembangkannya sebagai potensi pariwisata berbasis budaya. Pelaksanaan program kegiatan menggunakan metode penyuluhan dengan pendekatan partisipatif. Program pengabdian masyarakat tentang pelestarian cagar budaya di Desa Landipo berhasil meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga warisan budaya. Berdasarkan survei bahwa 85% peserta menyatakan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya pelestarian cagar budaya. Kegiatan pelatihan teknis, seperti pembersihan, perbaikan, dan dokumentasi sejarah, mendapat respons positif, dengan 75% peserta menguasai keterampilan dokumentasi sejarah. Meskipun keterlibatan dalam perbaikan struktur masih rendah (37,5%), ide-ide pengembangan pariwisata berbasis budaya, seperti paket wisata sejarah, muncul dengan potensi implementasi yang tinggi. Program ini telah berhasil membangun kesadaran masyarakat, namun diperlukan pendampingan lanjutan untuk mengoptimalkan keterampilan teknis dan mengimplementasikan ide pengembangan pariwisata.
BITUNG, PEMERINTAHAN DAN INFRASTRUKTURNYA: KAJIAN SEJARAH KOTA Hisna, Hisna; Astuty, Yeni; Laniampe, Hasdairta; Bainudin, Bainudin; Said, Taufiq
Journal Idea of History Vol 8 No 1 (2025): Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2025
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/w8fvme28

Abstract

Penelitian ini berfokus pada sejarah pertumbuhan Kota Bitung, pemerintahan daninfrastruktur Kota Bitung serta untuk melihat sejarah dan dinamika kota yang terjadi di dalamnya.Penelitian ini mengkaji perubahan kota Bitung dari desa menjadi sebuah kota. Perkembangan secaraterus-menerus pada sebuah desa memungkinkan kelahiran sebuah kota. Proses pada sebuah desatersebut berpotensi menghadirkan permasalahan di wilayah perkotaan dan tentu juga akan berdampakpada manusia yang telah menempati wilayah perkotaan itu sendiri. Penelitian ini menggunakanmetode sejarah yang meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi (penulisansejarah). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada awalnya Bitung dihuni oleh sepasang suamiistri, Simon Tudus dan Mampirang sekitar abad 19. Perubahan Bitung dari wilayah berupa hutan liarmenjadi kota yang memiliki berbagai infrastruktur ini diawali oleh perjuangan sepasang suami istriini. Dalam perjalanan sejarahnya, Bitung berkembang akibat kehadiran beberapa kelompok sukubangsa dari Kema, Tondano, Gorontalo, Makassar, Bugis, Ternate, Tidore, Sangir dan suku-sukulain. Kedatangan suku-suku ini bertujuan untuk mencari kebutuhan hidup hingga menempati wilayahpesisir Bitung untuk mendirikan rumah sebagai tempat tinggal. Oleh karenanya setiap manusiamemiliki cara untuk mengikuti perubahan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana tempatia berada. Akibatnya, Bitung yang sebelumnya hanya berupa dusun kecil, kemudian berkembangmenjadi kota besar dan semakin berkembang dan bahkan dijuluki sebagai kota pemerintahan,perdagangan, industri, pelabuhan, perikanan dan pariwisata.
Hak Atas Kepemilikan Tanah Ulayat Pada Masyarakat Muna Dimasa Lampau Mursin, Mursin; Laniampe, Hasdairta; L Parisu, Chairan Zibar; Bainudin, Bainudin; Zulzaman, Zulzaman
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 2 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i2.10166

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengetahuan tradisional orang Muna atas hak kepemilikan tanah adat, dengan menggunakan metode kepustakaan dengan dukungan data-data kualitatif yang bersumber dari hasil observasi dan wawancara di masyarakat. Hasil penelitian ini adalah masyarakat Muna dalam memahami tanah adat atas hak ulayat dengan beberapa jenis diantaranya Ome, Tondo-Tondo, Dasa, Kaindea,Bungi, Kagholei, dan Kasasi. Penamaan atas hak tanah tersebut memiliki kategori-kategori berdasarkan jenis lahan, tanaman pada tanah ulayat tersebut, lama pengolahan lahan, serta jenis vegetasi yang menjadi patokannya. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah Tanah ulayat memiliki hubungan dengan mata pencaharian, norma-norma adat di Muna telah memberikan aturan-aturan yang cukup. Masalah tanah telah diatur penggunaannya menurut adat. Di zaman kerajaan dahulu, semua tanah merupakan milik sarano wite (pemerintah pusat). Pemanfaatan lahan ditetapkan oleh sarano wite yang mencakup berbagai keperluan, seperti batas-batas wilayah pemerintahan, perladangan, hutan, perburuan, perkuburan, dan wilayah larangan. Dalam banyak hal, pelaksanaannya dipercayakan kepada sarano liwu (pemerintah kampung) Status kepemilikan lahan orang Muna atas hak ulayat di dasari dari pembagian dari Dewan Sara Muna. Hal ini ditandai dengan kondisi vegetasi lahan masyarakat.