Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Formulasi dan Evaluasi Krim Lidah Buaya (Aloe vera Linn) sebagai Pelembab Kulit Benni Iskandar; Mira Janita; Leny Leny
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v5i2.5774

Abstract

Lidah Buaya (Aloe vera Linn) mengandung polisakarida yang berperan dalam meningkatkan kadar air pada kulit, merangsang fibroblas untuk meningkatkan produksi kolagen serta elastin unutk menjadikan kulit lebih elastis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah lendir lidah buaya dapat dibuat menjadi bentuk sediaan krim yang memenuhi persyaratan evaluasi seperti pada Farmakope Indonesia (FI) ataupun buku standar lainnya. Merupakan penelitian eksperimental, dibuat dengan 2 jenis formula, FI (20%,80%) dan FII (30%, 70%). Pengujian fisik sediaan meliputi organoleptis, penentuan nilai pH, daya sebar, homogenitas, pengamatan stabilitas penyimpanan berdasarkan suhu, tipe emulsi krim serta pengujian iritasi. Hasil penelitian disimpulkan bahwa kedua variasi konsentrasi dapat memenuhi kriteria krim sesuai dengan persyaratan Farmakope Indonesia (FI) dan buku standar lainnya.
Formulasi Sediaan Lulur Krim Dari Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya L.) Sebagai Pelembab Kulit Leny Leny; Singgar Ni Rudang; Indra Ginting; Heppy Taruli Simanjuntak
Journal of Islamic Pharmacy Vol 8, No 1 (2023): J. Islamic Pharm.
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jip.v8i1.20793

Abstract

Pengelupasan kulit diperlukan dalam membuang atau mengangkat sel-sel permukaan kulit yang mati dan kering serta dapat membuat tekstur kulit menjadi merata dan halus. Eksfolian fisik seperti scrub bekerja untuk mengelupaskan kulit mati secara instan. Kebanyakan orang mungkin tidak cocok melakukan eksfoliasi setiap hari, karena dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan mudah teriritasi. Untuk itu, senyawa alami yang digunakan dalam pembuatan lulur dapat menjadi pilihan yang lebih baik dalam mengangkat sel mati sekaligus menutrisi kulit dengan banyak senyawa antioksidan. Daun pepaya mengandung senyawa kimia yang bersifat antiseptik, antiradang, antijamur, dan antibakteri. Senyawa antibakteri yang terdapat pada daun pepaya antara lain tanin, flavonoid, alkaloid, terpenoid, dan saponin. Selain itu, daun pepaya mengandung vitamin C dan E (masing-masing 68,59 dan 39,78mg/100 g). Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasi sediaan krim lulur ekstrak etanol 70% dari daun pepaya yang memiliki kemampuan dalam meningkatkan kelembaban. Penelitian dilakukan secara eksperimental, meliputi pembuatan simplisia, ekstrak, sediaan lulur krim dan pemeriksaan sediaan secara fisik maupun efektivitasnya terhadap kulit sukarelawan. Studi menunjukkan bahwa tidak ada perubahan bentuk, warna dan bau setelah 12 minggu penyimpanan; uji homogenitas menunjukkan preparat homogen; sediaan menunjukkan kisaran pH 6,5-6,9; jenis emulsi adalah fase minyak dalam air sehingga krim mudah diaplikasikan, menyebar dan didispersikan dengan air; tes iritasi menunjukkan tidak ada kemerahan, gatal dan panas pada kulit sukarelawan. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 70% dari daun pepaya (Carica papaya L.) dapat diformulasikan sebagai krim lulur dan dengan konsentrasi 15% ekstrak daun pepaya memberikan efek terbaik dalam meningkatkan kelembaban kulit. 
Ointment Formulation of Tapak Dara (Catharanthus roseus (L.) G. Don) Flower Ethanol Extract and its Activity in Burn-Healing Leny Leny; Tetty Noverita Khairani Situmorang; Rensus Siagian; Ihsanul Hafiz; Benni Iskandar
Borneo Journal of Pharmacy Vol. 6 No. 2 (2023): Borneo Journal of Pharmacy
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjop.v6i2.3155

Abstract

Treatment done on burn wounds is intended to provide local therapy to heal as quickly as possible. The content of secondary metabolites in the tapak dara (Catharanthus roseus (L.) G. Don) flower can help the healing process of burns, namely alkaloids, saponins, tannins, and flavonoids. Alkaloids act as antibacterial; saponins can trigger collagen formation; tannins as astringents that cause shrinkage of skin pores and stop minor bleeding in wounds; and flavonoids have anti-inflammatory effects. This study aimed to formulate an ointment of C. roseus flower ethanol extract and determine its physical characteristics such as organoleptic test, homogeneity, pH value, dispersion, and stability test of the preparation and examine the activity as a burn healer in white male rats. The research data were analyzed statistically using the ANOVA method, followed by the LSD test (least significant difference) to see how the ointment-containing extract reduced the diameter and percentage of the burn wounds. The results show that all ethanol extracts of C. roseus flower ointments met the requirements for its physical characteristic tests. It offers a good activity as a burn healer in white male rats. The most effective concentration is an ointment containing 15% of ethanol extract from C. roseus flower (F3 group), which shows a significant difference (p <0.05) from the blank and the other group formula in burn wound healing.
Penyuluhan Penggunaan Obat Tradisional Tanaman Pagoda (Clerodendrum Paniculatum L.) di Desa Bakaran Batu Ihsanul Hafiz; Leny Leny; Indra Tarigan
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2021): Edisi Januari
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/.v2i1.5515

Abstract

Pemanfaatan pekarangan di pedesaan mempunyai banyak keuntungan terutama dalam meningkatan pendapatan keluarga misalnya sebagai warung hidup, lumbung hidup, apotek hidup, sehingga perlu dikembangkan secara intensif. Tanaman obat sebenarnya memiliki fungsi ganda selain sebagai dekorasi halaman, tanaman obat berfungsi sebagai ramuan alami untuk mengobati berbagai penyakit yang seringkali timbul. Salah satu tanaman obat yang bermanfaat bagi masyarakat dan mudah dalam membudidayakannya adalah tanaman pagoda. Pengabdian masyarakat yang akan dilakukan merupakan kegiatan penyuluhan terkait memanfaatkan daun dan bunga dari tanaman pagoda untuk pengobatan sehari-hari. Penyuluhan kepada masyarakat bertujuan agar masyarakat dapat memanfaatkan tanaman pagoda dengan cara yang sesuai untuk pengobatan penyakit yang dideritanya berdasarkan penggunan secara empiris. Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah masyarakat Batangkuis yang terdiri dari kepala keluarga dan Ibu-Ibu rumah tangga. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah metode ceramah atau penyuluhan mengenai manfaat dari tanaman pagoda. kesimpulan dari kegiatan ini yaitu masih banyak masyarakat yang belum mengerti tentang manfaat dari tanaman Pagoda. Dengan adanya penyuluhan ini masyarakat lebih memahami tentang khasiat tanaman Pagoda. Disarankan kepada masyarakat agar memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam tanaman obat.
Formulasi Sediaan Facial Foam Ekstrak Etanol Buah Alpukat (Persea americana Mill) Sebagai Pelembab Kulit Adek Chan; Leny Leny; Muhammad Ridha
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 3 No. 1: Desember 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v3i1.2725

Abstract

Pendahuluan : Buah alpukat mengandung lemak yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembuat sabun dan memiliki kandungan vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin C dan vitamin E yang dapat menghaluskan dan melembabkan kulit. Tujuan penelitian untuk mengetahui ekstrak etanol buah alpukat (Persea americana Mill) dapat diformulasikan sebagai sediaan facial foam yang stabil dan mengetahui kemampuan dalam melembabkan kulit. Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental meliputi pengambilan sampel, pembuatan ekstrak, pengujian karakteristik simplisia, pengujian skrining fitokimia, pembuatan sediaan facial foam, dan evaluasi sediaan sediaan facial foam ekstrak etanol buah alpukat. Hasil determinasi tumbuhan menunjukkan bahwa benar buah alpukat (Persea americana Mill). Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia buah alpukat, kadar abu total 6,8%, kadar abu tidak larut asam 0,7%. Ekstrak etanol buah alpukat mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin. Sediaan facial foam ekstrak etanol buah alpukat berbentuk cair, berwarna coklat muda dan beraroma khas daging alpukat. Sediaan homogen, memenuhi persyaratan uji pH, tinggi busa, dan viskositas. Sediaan bersifat stabil dan tidak menimbulkan iritasi. Hasil persentase kelembaban yang diperoleh kemudian diolah berdasarkan skala sebagai berikut yaitu dry (3%-4%), ageing skin (4%-10%), normal water content (10%-15%), higher water content (15%-30%) dan shiny skin moist (30%-65%). Kesimpulan didapatkan bahwa ekstrak etanol buah alpukat (Persea americana Mill) dapat diformulasikan sebagai sediaan facial foam dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15% dan dapat melembabkan kulit.