Penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi kinerja saham pasca Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan fokus pada reputasi penjamin emisi, underpricing, leverage, profitabilitas, dan proporsi saham yang ditawarkan. Sampel terdiri dari 103 perusahaan yang melakukan IPO selama periode 2016–2019. Metode yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan pengujian asumsi klasik, mencakup uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi, guna memastikan validitas model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel underpricing yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham pasca-IPO, dengan koefisien sebesar 3,157 (p < 0,05). Sementara itu, reputasi penjamin emisi, leverage, profitabilitas, dan proporsi saham yang ditawarkan tidak menunjukkan pengaruh signifikan. Temuan ini menegaskan bahwa pada pasar berkembang seperti Indonesia, sinyal harga lebih menentukan dalam membentuk persepsi investor dibandingkan indikator keuangan tradisional. Penelitian ini berkontribusi melalui kerangka empiris terintegrasi yang mencakup dimensi reputasi, struktural, dan fundamental—suatu pendekatan yang masih jarang diangkat dalam literatur IPO di negara berkembang. Kesimpulan ini memberikan implikasi penting bagi investor, emiten, dan regulator dalam merancang strategi IPO yang lebih efektif.