Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

INTENSITAS KERJA AWAK PADA AKTIVITAS PERAWATAN SISTEM PELUMASAN MESIN INDUK KAPAL PENANGKAP IKAN (STUDI KASUS KM. SUMBER REZEKI) Henry Iskandar Madyantoro; Muhammad Fuad Afdhal; Yuniar Endri Priharanto; Juniawan Preston Siahaan
Aurelia Journal Vol 3, No 1 (2021): Oktober
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v3i1.11350

Abstract

Penerapan K3 di bidang transportasi laut merupakan indikator utama untuk mengukur keberhasilan dalam transportasi laut. Berdasarkan data yang dihimpun salah satu daerah di Indonesia terjadi 10 kasus kecelakaan kapal yang penyebab terbanyaknya adalah kegagalan mesin karena perawatannya. Tujuan dari artikel ini yaitu menentukan nilai intensitas kerja dalam seluruh aktivitas perawatan sistem pelumas yang terbagi dalam beberapa tahapan. Aktivitas dibagi menjadi beberapa level berdasarkan pengelompokan tujuan yang ingin dicapai. Identifikasi aktivitas menggunakan Hierarchical Task Analysis (HTA). Klasifikasi aktivitas dibagi menjadi 2 yaitu primer dan sekunder. Kemudian menghitung Intensitas Kerja baik Total, Primer dan Sekunder. Hasilnya yaitu kegiatan perawatan sistem pelumasan memiliki 3 tahapan dimana terdiri dari 22 aktivitas yang dibagi menjadi aktivitas sekunder dan primer. Jabatan yang memiliki porsi tanggung jawab terbesar yaitu jabatan perwira mesin khusunya pada masinis 1. Sedangkan untuk intensitas kerja pada kegiatan perawatan pelumasan sistem pelumas mesin induk di KM Sumber Rezeki memiliki Intensitas Kerja Total 52 OA terdiri dari 36 OA Intensitas Kerja Primer dan 16 OA Intensitas Kerja Sekunder. Berdasarkan hasil perhitungan tahan ke 2 memiliki nilai Indeks Intensitas Kerja Primer ( Indeks IKPi) sebesar 0,527. Hal ini menjadikan tahapan ke 2 perlu di perhatikan dalam perencanaan kegiatan agar tidak menjadi potensi kegagaln kerja yang mengakibatkan kecelakaan kerja.
KAJIAN PERAWATAN SISTEM PELUMASAN GUNA MENUNJANG KINERJA MESIN INDUK KM. SUMBER BARU DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA Mula Tumpu; Riski Rahmat; Juniawan Preston Siahaan; Yuniar Endri Priharanto; M. Zaki Latif Abrori; Bobby Demianto; Dendi Haris; Andie Murtono
Aurelia Journal Vol 4, No 1 (2022): April
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v4i1.11080

Abstract

Potensi sumberdaya perikanan laut provinsi sumatera utara secara umum belum tergarap secara maksimal, Kapal merupakan sarana dalam upaya penangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan membuat standart operasional prosedur perawatan sistem pelumasan mesin induk pada kapal KM.Sumber Baru di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga guna menunjang kinerja operasional penangkapan ikan. Fungsi pelumasan pada mesin induk adalah untuk mengurangi keausan pada benda-benda yang bergerak dan bergesekan terhadap satu sama lain serta mengurangi panas yang berlebihan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei, dengan pendekatan secara deskriptif dan pendekatan secara kuantitatif. Sistem pelumasan di KM. Sumber Baru menggunakan jenis Sugilube CF SAE 40W (winter). Perawatan sistem pelumasan pada kapal KM.Sumber baru adalah perawatan berkala dan perawatan rutin yang terdiri dari: memeriksa tangki minyak pelumas secara rutin, membersihkan saringan minyak pelumas secara rutin, membongkar dan membersihkan auto Saringan dan pendinginannya secara berkala, memeriksa kualitas minyak pelumas setiap 1200 jam Kerja, memeriksa saluran pipa minyak pelumas secara berkala.
RANCANG BANGUN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SEBAGAI CATU DAYA KINCIR AIR PADA TAMBAK PERIKANAN Bobby Demeianto; Rizqi Ilmal Yaqin; Juniawan Preston Siahaan; Yuniar Endri Priharanto; M Zaki Latif Abrori; Mula Tumpu; Aqshal Ilham Fadiga; Taufan Mahendra
Aurelia Journal Vol 4, No 2 (2022): Oktober
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v4i2.11686

Abstract

Rancang bangun panel Automatic Transfer Switch (ATS) untuk aplikasi pada PLTS di Tambak Perikanan belum banyak dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang bangun panel ATS yang akan diaplikasikan pada sistem PLTS dan sistem kelistrikan lainnya atau dalam hal ini adalah sumber listrik yang berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Metode penelitian ini dilakukan dengan melakukan perancangan dan pembuatan panel ATS yang diaplikasikan pada sistem kelistrikan gabungan antara PLTS dengan listrik PLN dimana kedua sistem kelistrikan tersebut akan dipergunakan sebagai catu daya utama sebagai sumber listrik untuk motor kincir air pada tambak udang. Pengujian panel ATS dilakukan dengan cara mengoperasikan motor kincir air selama 24 jam dengan sumber listrik utama adalah berasal dari sistem PLTS off-grid atau berasal dari muatan listrik yang tersimpan di dalam baterai. Sistem panel ATS ini diujikan pada 1 unit motor kincir air berkapasitas 1 HP yang dalam penggunaannya umumnya dipergunakan untuk meningkatkan sumber oksigen terlarut pada budidaya tambak perikanan. Dari hasil pengujian tersebut didapatkan bahwa perpindahan interkoneksi antara sistem Baterai dengan listrik PLN pada panel ATS tidak mengganggu kinerja dan operasional dari motor kincir air. Perancangan dan pembangunan panel ATS pada interkoneksi 2 sumber kelistrikan pada sistem PLTS dan sistem PLN ini dapat menjadi informasi baru guna meningkatkan penggunaan sumber listrik dengan energi baru terbarukan pada tambak budidaya perikanan.
Pelatihan penggunaan generator portable tenaga surya bagi nelayan tradisional di Bangsal Aceh Kota Dumai Rizqi Ilmal Yaqin; Bobby Demeianto; Juniawan Preston Siahaan; Mula Tumpu; Muhammad Zaki Latif Abrori; Yuniar Endri Priharanto; Tegar Lagsmana; Frans Ardhy Gunawan
KACANEGARA Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 6, No 1 (2023): Januari
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28989/kacanegara.v6i1.1292

Abstract

Nelayan dalam melakukan operasi penangkap ikan umumnya dilakukan sampai malam hari sehingga membutuhkan listrik untuk sistem penerangan dan navigasi. Beberapa nelayan KUB Kuda Laut di Bangsal Aceh, Kota Dumai memiliki kapal berbentuk sampan yang memiliki tempat yang sempit. Tujuan dari pengabdian ini yaitu memberikan solusi berupa pelatihan penggunaan generator portable tenaga surya untuk sistem kelistrikan di kapal yang sempit. Metode pengumpulan data dalam menentukan ketercapaian keberhasilan kegiatan menggunakan skala likert. Kegiatan di lakukan dalam satu hari berupa materi teori dan praktik. Peserta sebelum diberikan materi diberikan pre-test. Sedangkan setelah materi selesai diberikan post-test dan kuesioner kepuasan sebagai instrument kegiatan tingkat keberhasilan. Berdasarkan analisa didapatkan hasil kenaikan pre-test dan post test seuai kategori yaitu Pengetahuan, 85,41%, Pengoperasian 95,75% dan Pengisian Energi 92,77 serta tingkat kepuasan peserta yaitu 69% Sangat Puas. Analisa ketercapaian dari kegiatan ini secara berturut-turut menurut kategori penyajian, dampak kegiatan dan kebermanfaatan kegiatan yaitu 92,4%; 91,7% dan 93,1%. Jika di rata-rata didapatkan nilai ketercapaian mendapatkan nilai 92,4%.
Failure Analysis of Fuel System Main Engine Fishing Vessel (Case Study : KM. Sumber Mutiara) Rizqi Ilmal Yaqin; Mohamad Akmal; Juniawan Preston Siahaan; Mega Lazuardi Umar; Bambang Hari Priyambodo; Yuniar Endri Priharanto
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 20, No 1 (2023): February
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/kapal.v20i1.48530

Abstract

Failure analysis on the fishing vessel's main engine is one of the works that must be completed because it is crucial for the operation of the ship. Analysis of determining the cause and effect of the failure main engine fuel system is the goal of this study. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) is a method used to determine priority components in failure. The use of Pareto diagrams is an additional method of analysis. RCFA (Root Cause Failure Analysis) is used to analyze the root cause of the failure of the main engine fuel system. The results obtained are the injector component (168) is the component that has the highest RPN value and is the largest contributor to failure according to the Pareto diagram. The root of the failure identified is the lack of checking before operating. The results of the recommendations obtained are the use of corrective maintenance based on the RPN value and the use of a clean filter for the fuel system. The injector is a component that needs to be maintained so as not to experience a fuel system failure on the main engine. The impact of the results of this study is that it becomes a scientific finding using FMEA and RCFA as a method of analyzing failures in the main engine fuel system on fishing vessels
Pemberdayaan masyarakat untuk perbaikan mesin penggerak kapal nelayan melalui kegiatan pelatihan montir kapal nelayan di Mundam Muhammad Zaki Latif Abrori; Juniawan Preston Siahaan; Yuniar Endri Priharanto; Rizqi Ilmal Yaqin; Bobby Demeianto; Mula Tumpu; Syauqiy Ridlo Robbiy; Adian Febriyanto
KACANEGARA Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 6, No 2 (2023): Mei
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28989/kacanegara.v6i2.1488

Abstract

Di kota Dumai, bengkel yang menerima perbaikan mesin di kampung nelayan masih terbatas jumlahnya apabila dibandingkan dengan jumlah perahu yang ada, apabila terjadi kerusakan mesin mengakibatkan nelayan tidak dapat segera melaut. Oleh karena itu tujuan kegiatan ini memberdayakan masyarakat agar mampu melakukan perawatan dan perbaikan mesin penggerak kapal secara mandiri melalui kegiatan pelatihan. Untuk mencapai tujuan tersebut tiga puluh peserta diberikan tiga modul pelatihan yang berupa 1) pengetahuan, perawatan dan perbaikan mesin diesel, 2) keselamatan kerja perbengkelan, SOP keselamatan dan alat pelindung diri dan 3) modul peralatan dan cara menggunakan peralatan bengkel. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang signifikan, mesin diesel satu silinder 24PK digunakan sebagai bahan demonstrasi dan praktik perawatan dan perbaikan mesin. Untuk menyampaikan materi kegiatan secara komprehensif, ceramah dan praktik secara terarah diterapkan. Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan yang valid, dilakukan pengukuran menggunakan kuesioner yang dianalisis secara sederhana menggunakan chart. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta yang signifikan, sebelum kegiatan dilaksanakan rata-rata pengetahuan dan keterampilan sebesar 26% dan setelah kegiatan menghasilkan nilai rata-rata 92%, sebanyak 66% dari 30 orang peserta menyatakan sangat puas dan 92% menyatakan kegiatan ini sangat memberikan manfaat. Pemberdayaan masyarakat ini sangat signifikan untuk mengatasi permasalahan kerusakan mesin penggerak kapal bagi nelayan sehingga mampu melakukan perawatan mesin secara berkala dan memperbaiki mesin secara mandiri sehingga terhindar dari kerugian akibat tidak melaut karena kerusakan mesin penggerak kapalnya.
Evaluasi Tingkat Kebisingan Daerah Kerja Kapal Penangkap Ikan Yuniar Endri Priharanto; Rizqi Ilmal Yaqin; Bobby Demeianto; Mariandri Pasaribu
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 6 No 1 (2023): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v6i1.2863

Abstract

The impact of noise in the working area of fishing vessels should be understood, and effective noise reduction strategies should be identified to protect the health and performance of crew members in the workplace. This study aims to evaluate the level of noise in the working area of fishing vessels using a sound level meter during fishing operations. The study involved direct field data collection to obtain accurate and representative information on the noise levels experienced by the crew during fishing operations. Areas evaluated for noise levels include the engine room, deck, crew quarters, stern, and bow of the vessel. Data used for the study were collected from KM Nelayan Jaya, a fishing vessel equipped with a purse seine fishing gear, measuring 28.45 meters in length and powered by a 300 HP diesel engine. Noise levels were evaluated based on the IMO standard for noise exposure in the workplace, which recommends an average exposure limit of 80 dBA over 24 hours. The results of this study provide information on areas that exceed the specified standard noise levels and identify effective noise reduction strategies to protect the health and performance of crew members while improving the operational efficiency and overall sustainability of fishing vessels.
Performance test of small fishing vessel refrigeration machine for fish storage Juniawan Preston Siahaan; Rizqi Ilmal Yaqin; Bobby Demeianto; Mula Tumpu; Muhammad Zaki Latif Abrori; Yuniar Endri Priharanto; Syahrul Pradana
Jurnal Polimesin Vol 21, No 6 (2023): December
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jpl.v21i6.4165

Abstract

The refrigeration system in the fishing process is important for maintaining the quality of the catch. However, the design of small-scale refrigeration machines is still not common, so it is an interesting study. Therefore, this study aimed to evaluate the design of small-scale fishing vessel refrigeration machines. Field studies are needed in machine manufacturing to observe the components required to match the refrigeration machine components onboard fishing vessels. This uses a direct observation method to determine the components of the refrigeration machine on the ship. Furthermore, the performance of the machines produced will be tested through the load cooling process. Parameters determined in the performance test include monitoring temperature (suction and discharge), pressure (suction and discharge), evaporator temperature, load temperature, COP (Coefficient of Performance), and compressor power. Refrigerant temperature measurement uses an insulative principle so that ambient temperature does not affect it. The result is that the machine produced has a capacity of 35 l or 15 kg of load. Meanwhile, in the performance test, the COP and electrical power generated while cooling the load for approximately 4 hours were 2,42 and 507 W, respectively. The results of this design were successful and did not experience failure. The significanceof this study can be used as a reference source for making cooling machines for storing the catch of small-scale fishermen.