Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Factors Associated With The Assessment Of Maternal Participant Satisfaction Of BPJS Health In The Working Area Of Public Health Center Lubuk Buaya Padang City 2017 Rahmayani Afrah; Defrin Defrin; Ayu Nurdiyan
Journal of Midwifery Vol 2, No 1 (2017): Published on June 2017
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.863 KB) | DOI: 10.25077/jom.2.1.18-25.2017

Abstract

Satisfaction is someone’s level of approval when comparing perceived performance or result with his or her expectation. Satisfaction assessment aims to determine the quality of a service. Based on the preliminary survey, Lubuk Buaya Public Health Center has the largest number of BPJS Health participants in Padang, but the scope of maternity gets decreased. This study seeks to investigate the relevant factors that influence the satisfaction assessment of BPJS Health participants with maternity services in the working area of Lubuk Buaya Public Health Center in Padang in 2017.This study was quantitative research with cross sectional design and was conducted in the working area of Lubuk Buaya Public Health Center from May to July 2017. Sample of this research were 75 puerperal mothers. Data were collected by using questionnaire. Data analysis was performed by using univariate and bivariate.The results showed that there are 26 dissatisfied respondents (34.7%) and 49 satisfied respondents (65.3%). Based on the analysis of maternal satisfaction level, the satisfaction of BPJS Health participants in the working area of Lubuk Buaya Public Health Center was 76.13%. The result of bivariate analysis showed that there was no correlation between participants’ age (p=0,198), membership of BPJS Health (p=0,961), and previous service (p = 0,673), but there was a correlation between education (p=0,001), employment (p=0,001) and parity (p=0,035) with assessment of BPJS Health participants in working area of Lubuk Buaya Public Health Center in Padang in 2017.There was a correlation between education, employment, and parity with the assessment of BPJS Health participants who got maternity services. Therefore, health workers have to do evaluation about  the maternity services in order to improve maternity satisfaction of BPJS Health participants.
Relationship of Ferritin Levels and Vitamin B12 Levels Pregnant Women Anemia on Baby Birth Weight Citra Dewi Anitasari; Arni Amir; Defrin Defrin
Journal of Midwifery Vol 3, No 2 (2018): Published on December 2018
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.142 KB) | DOI: 10.25077/jom.3.2.94-102.2018

Abstract

Anemia in pregnancy is a health problem that usually occurs throughout the world. In developing countries, anemia during pregnancy is due to micronutrient deficiencies such as iron, vitamin B12 and folic acid. This was cross sectional study. The population of this study were all anemic pregnant women who came to Lubuk Buaya Health Center. The sample in this study based on inclusion criteria totalling 40 respondents taken by consecutive sampling technique. Examination of ferritin and vitamin B12 levels was carried out at the Andalas University Biomedical Laboratory using the ELISA method. Statistical test was performed using SPSS, normality test with Shapiro Wilk andSpearman test to see the relationship between ferritin and vitamin B12 levels to the baby's birth weight.The results of this study showed that the mean ferritin level of anemia pregnant woman with baby birth weight was 11.13 ± 6.37 with a value of p> 0.05, r = 0.280 and the mean vitamin B12 levels of anemic pregnant women with birth weight were 299, 53 ± 98.46 with a value of p> 0.05, r = 0.161.The conclusion of this study was that there is a non significant positive relationship between ferritin and vitamin B12 levels on the birth weight of the baby. It is recommended that pregnant women keep on consuming Fe tablets during pregnancy and further study is necessary to see pregnant woman adherence in consuming Fe tablets.
Sirenomelia (Mermaid Syndrome) Defrin Defrin; Calvindra Leenesa; Marcella Marcella
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 4 Nomor 2 September 2021
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v4n2.243

Abstract

Objective: To report a rare fetal abnormalities caseMethod: Case reportCase:  Reported case of a 37-year-old patient came to the emergency room at RSIA Siti Hawa Padang with complaints of inpartu signs in the last 8 hours before entering the hospital. After the examination, the diagnosis was G3P2A0L3 35-36 weeks of preterm parturient active phase of first stage + twice previous CS + breech presentation. Then, the patient was planned for an emergency CS at 07.50 am. Born babies with genitalia form was not identified, BW: 2030 grams, BH: 30 cm, Scoring Apgar: 3/5, there are congenital abnormalities in the lower extremity of the baby like mermaid form. After observing the baby’s room, the baby was declared dead at 09.50 am.Conclusion: Sirenomelia is a rare congenital defect that has a fatal impact, characterized by varying degrees of fusion in the lower limbs, thoracolumbar spinal anomalies, sacrococcygeal agenesis, genitourinary and anorectal atresia. Because of the poor prognosis, management of sirenomelia will be very difficult with unexpected results.Sirenomelia (Sindroma Mermaid)AbstrakTujuan: Melaporkan sebuah kasus jarang tentang kelainan janinMetode: Laporan kasusKasus: Pasien 37 tahun datang sendiri ke IGD RSIA Siti Hawa Padang dengan keluhan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari semakin lama semakin kuat dan sering sejak 8 jam sebelum masuk rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan ditegakkan diagnosis G3P2A0H3 parturien preterm 35-36 minggu kala I fase aktif + bekas SC 2x + letak sungsang. Kemudian, pasien direncanakan untuk dilakukan SC emergensi pukul 07.50 WIB. Dilahirkan bayi dengan JK : tidak teridentifikasi, BB : 2030 gram, PB : 30 cm, A/S : 3/5, terdapat kelainan kongenital pada ekstermitas bawah bayi. Setelah dilakukan observasi di ruang bayi, kemudian bayi dinyatakan meninggal pukul 09.50 WIB.Kesimpulan: Sirenomelia adalah cacat bawaan yang jarang dan menimbulkan dampak yang fatal, ditandai dengan berbagai tingkat fusi pada tungkai bawah, anomali tulang belakang thoracolumbar, agenesis sacrococcygeal, genitourinari dan atresia anorektal. Karena memiliki prognosis yang buruk, pengelolaan sirenomelia akan menjadi sangat sulit dengan hasil yang tidak terduga.Kata kunci : Kelainan janin, Sirenomelia, Mermaid syndrome.
Perbedaan rata-rata pulsatility index dan resistance index arteri uterina antara preeklamsia berat dan kehamilan aterm normotensi Defrin Defrin; Yusrawati Yusrawati
Majalah Kedokteran Andalas Vol 40, No 1 (2017): Published in May 2017
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.732 KB) | DOI: 10.22338/mka.v40.i1.p11-18.2017

Abstract

Pemeriksaan aliran darah menunjukkan bahwa hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan berhubungan dengan berkurangnya sirkulasi uteroplasenta akibat perubahan abnormal histomorfologi arteri spiralis, dan pemeriksaan Doppler dapat mendeteksi perubahan ini. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional pada wanita hamil aterm normal, preeklamsia berat onset dini (usia kehamilan 30-34 minggu) dan preeklamsia berat onset lanjut (usia kehamilan >34 minggu). Seluruh sampel dilakukan pemeriksaan Doppler untuk mengukur Pulsatility Index (PI) dan Resistance Index (RI) arteri uterina tanpa dilakukan intervensi. Analisis data menggunakan program komputer SPSS. Nilai rata-rata PI pada preeklamsia berat onset dini (PI=1,74) lebih tinggi secara bermakna dari PI preeklamsia berat onset lanjut (PI=1,01; p<0,05). Nilai rata-rata PI pada preeklamsia berat onset dini (PI=1,74) lebih tinggi secara bermakna dari PI kehamilan aterm normotensi (PI=0,72; p<0,05). Nilai rata-rata RI preeklamsia berat onset dini lebih tinggi (RI=1,23) secara bermakna dari RI preeklamsia berat onset lanjut (PI=0,83; p<0,05). Nilai rata-rata RI preeklamsia berat onset dini lebih tinggi (RI=1,23) secara bermakna dari RI kehamilan aterm normotensi (PI=0,52; p<0,05). Nilai rata-rata RI preeklamsia berat onset lanjut lebih tinggi (RI=0,83) secara bermakna dari RI kehamilan aterm normotensi (PI=0,52; p<0,05).
Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah yang Dirawat di RSUP DR. M. Djamil Padang Katelino Marpaung; Husna Yetti; Defrin Defrin
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 3 (2020): November 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1332.94 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i3.20

Abstract

Abstrak Latar Belakang. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang mempunyai berat lahir kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat setelah lahir. Saat ini BBLR menjadi salah satu penyebab kematian neonatus terbanyak di Kota Padang. Banyak faktor yang dapat memengaruhi kejadian bayi berat lahir rendah, seperti usia ibu, paritas, jarak kehamilan, status gizi, antenatal care, anemia, pendidikan, sosial ekonomi, penyakit saat hamil, plasenta previa, solusio plasenta, kelainan kongenital, dan kehamilan ganda. Objektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko bayi berat lahir rendah yang dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang pada periode 1 Januari – 31 Desembar tahun 2019. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 71 sampel. Hasil. Hasil penelitian didapatkan beberapa faktor risiko sebagai berikut : usia ibu berisiko (28,17%), paritas nullipara (35,21%), jarak kehamilan berisiko (8,45%), riwayat antenatal care berisiko (4,23%), ibu anemia (33,80%), status pendidikan rendah (73,24%), status sosial ekonomi rendah (54,93%), penyakit saat hamil (76,06%), kelainan plasenta (5,63%), kelainan kongenital (8,45%), dan kehamilan ganda (22,54%). Kesimpulan. Faktor risiko yang paling banyak terjadi pada bayi berat lahir rendah adalah penyakit saat hamil, status pendidikan rendah, dan status sosial ekonomi rendah. Kata kunci: BBLR, faktor risiko, neonatus Abstract Background. Low Birth Weight (LBW) baby is when the infant is weighed less than 2500 grams at the time after birth. Low Birth Weight baby is one of the leading causes of neonates deaths in Padang. There are several factors causing LBW babies, such as maternal age, parity, space between pregnancy, nutrition, antenatal care, anemia, low educational status, low socioeconomic status, disease during pregnancy, placenta previa, placenta abruption, congenital abnormality, and multiple pregnancies. Objective.This study was aimed to describe the risk factors of LBW babies who were treated at RSUP Dr. M. Djamil Padang from 1st January – 31st December 2019. Methods. This study was a descriptive study with a cross-sectional design. Seventy-one samples were selected by simple random sampling. Results. The results of the study describe risk factors of LBW babies as follows mother with threatening age (28.17%), nullipara parity (35.21%), the distance of hazardous pregnancies (8.45%), nutritional status of underweight (12.68%), history of risky antenatal care ( 4.23%), maternal anemia (33.80%), low educational status (73.24%), low socioeconomic status (54.93%), illness during pregnancy (76.06%), placental disorders (5.63) %), congenital abnormalities (8.45%), and multiple pregnancies (22.54%). Conclusion. The most critical risk factors for low birth weight babies are illness during pregnancy, low education status, and low socioeconomic status. Keywords: low birth weight baby, risk factors, neonates
Relationship between Protein Intake and Serum Albumin Levels in First Trimester Chronic Energy Deficient Pregnant Women in Padang City Sonia Wulan Dari; Defrin; Mohamad Reza
Science Midwifery Vol 9 No 2 (2021): April: Science Midwifery
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Albumin is a specific indicator to assess chronic energy deficiency (KEK) in pregnant women. Albumin functions as a protein that transports micronutrients in the blood. Low albumin levels can indicate KEK has occurred. This study aims to determine the relationship between protein intake and serum albumin levels for pregnant women in the first trimester of KEK in the city of Padang. This study was an observational correlative analytic study with a cross sectional approach. The sample in this study was 34 pregnant women in the first trimester of KEK with a proportional stratified random sampling technique. Interviews for protein intake using a modified semi quantitative food frequency questionnaire designed by Lipoeto were conducted at Pauh Puskesmas and Puskesmas Lubuk Kilangan while sample examinations were carried out at the Technical Implementation Unit of the West Sumatra Health Laboratory Service from June 2019 to November 2020. Data analysis used the Pearson correlation test. The results showed that the mean protein intake was 56.40 ± 14.612 g / day and the serum albumin level was 3.8 ± 0.604 g / dl. There is a significant relationship between protein intake (r = 0.467) and serum albumin levels. The conclusion is that there is a relationship between protein intake and serum albumin levels in pregnant women in the first trimester of SEZ in the city of Padang.
Hubungan Perilaku Suami dengan Kelengkapan Pemeriksaan ANC Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya di Kota Padang Muhammad Alpin Azhar; Abdiana Abdiana; Defrin Defrin
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 3 No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jikesi.v3i2.932

Abstract

Latar Belakang : Komplikasi selama kehamilan, persalinan dan pasca melahirkan merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di kalangan wanita usia reproduksi di negara berkembang. Angka kematian ibu di Indonesia masih menjadi perhatian besar, dikarenakan masih tingginya jumlah kematian ibu hamil. Objektif : Untuk mengetahui hubungan perilaku suami dengan kelengkapan pemeriksaan ANC pada ibu hamil yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya di Kota Padang. Metode: Penelitian ini berupa penelitian analitik observasional, dalam mengetahui hubungan perilaku suami dengan kelengkapan ANC pada Ibu hamil. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Sampel mencakup semua Suami dari ibu hamil yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang yang kriterianya memenuhi dari kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Hasil : Terdapat 63 responden yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini. Sebagian besar responden berusia 20-35 tahun (83%), pendidikan terakhir perguruan tinggi (31%), pemeriksaan ANC lengkap (74,6%), memiliki memiliki pengetahuan tinggi (81%), memiliki sikap positif (81%), memberikan tindakan baik (84,1%). Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) antara kelengkapan pemeriksaan ANC dengan pengetahuan suami (p<0,001), sikap suami (p<0,001) dan tindakan suami (p<0,001). Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku suami dengan kelengkapan pemeriksaan ANC ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya di Kota Padang.
Deteksi Dini Kehamilan Risiko Tinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Pegambiran Kota Padang Tahun 2022 Yusrawati Yusrawati; Desmawati Desmawati; Arni Amir; Joserizal Serudji; Vaulinne Basyir; Defrin Defrin; Hudilla Rifa Karmia; Aldina Ayunda Insani Ayunda; Miranie Safaringga; Lisma Evareny; Meilinda Agus
JDISTIRA - Jurnal Pengabdian Inovasi dan Teknologi Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Yayasan Rahmatan Fidunya Wal Akhirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58794/jdt.v3i1.429

Abstract

Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia secara Nasional tahun 2017 dan 2019 tidak mengalami perubahan yaitu 305 per-100.000 kelahiran hidup. Menurut data Rakernas 2019, ibu hamil meninggal akibat komplikasi kebidanan yang tidak ditangani dengan baik dan tepat waktu, 15% mengalami komplikasi, dan 85% normal. Penyebab utama kematian ibu akibat hipertensi (33,07%), perdarahan obstetrik (27,03%), komplikasi non-obstetrik (15,7%), komplikasi obstetrik lainnya (12,04%), infeksi pada kehamilan (6,06%), dan penyebab lainnya (4,81%). Kelainan saat kehamilan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Akibatnya, janin mengalami gangguan hingga pertumbuhan dan perkembangan nantinya saat lahir dan masa lima tahunnya (balita). Tindakan promotif dan preventif agar masalah ini teratasi sangatlah penting. Salah satunya kolaborasi Bidan dan dokter kandungan melakukan tindakan promotif dan preventif khususnya pada deteksi dini kehamilan risiko tinggi. Kegiatan dilakukan pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pegambiran, meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital, penyuluhan nutrisi ibu hamil dan tanda bahaya pada kehamilan serta Pemeriksaan USG. Didapatkan hasil 3,8% ibu hamil dengan plasenta previa, 3,8% ibu hamil dengan fetal distress, dan terdapat peningkatan pengetahuan ibu hamil terkait nutrisi dan tanda bahaya pada kehamilan. Ibu hamil dengan risiko tinggi pada kehamilan dilakukan rujukan ke fasilitas lebih lengkap. Diharapkan adanya pendampingan dan selalu menggalakkan kebiasaan untuk nutrisi seimbang dan selalu melakukan pemeriksaan (antenatal care).
The Main Casual Factors Associated with The Incidence of Asphyxia Neonatorum Anisa Ulfah; Defrin Defrin; Ulfa Farrah Lisa; Firdawati Firdawati; Erda Mutiara Halida
Women, Midwives and Midwifery Vol. 3 No. 2 (2023): Women, Midwives and Midwifery journal
Publisher : Asosiasi Pendidikan Kebidanan Indonesia (AIPKIND)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36749/wmm.3.2.57-67.2023

Abstract

  Background: Asphyxia is the second most common cause of neonatal death after babies with low birth weight (LBW). The factors that can cause asphyxia include preeclampsia, premature birth, prenatal anemia, antepartum bleeding and premature rupture of membranes. Purpose: This study aimed to determine the main causative factors associated with the incidence of asphyxia neonatorum at RSUP Dr. M. Djamil Padang in 2021. Methods: This research was a quantitative research with an analytic approach with a cross sectional design, was conducted in the Medical Record Sub-Division of RSUP Dr. M. Djamil Padang in December 2022. The sample in this study were babies who were diagnosed with asphyxia totaling 132 people obtained by total sampling technique. Collection data were taken from patient medical records and analyzed univariately, bivariately (test chi square), and multivariate (logistic regression analysis) with 95% CI. Results: The result showed that 77.3% of patients had moderate asphyxia. The result of this study showed that majority of patients with severe asphyxia with preeclampsia mothers 60.0% (p=0.001), premature birth 76,7% (p=0.044), anemia mothers 53,3% (p=0.035), did not experience antepartum hemorrhage 83,3% (p=0.390), and premature rupture of membranes 73,3% (p=0.000). The most dominant factor was premature rupture of membranes with OR=34.988). Conclusion: It was concluded that there was a relationship between preeclampsia, premature birth, prenatal anemia, premature rupture of membranes, and there was no relationship between antepartum bleeding and neonatal asphyxia. The factor that has the most dominant influence on the incidence of neonatal asphyxia is premature rupture of membranes. Suggestions for health workers to maintain and improve services to patients, especially asphyxia neonatorum.
Perbedaan Kenaikan Skor Bishop Antara Neutrofil Swab Vagina ≤ 5 dan > 5 pada Kehamilan ≥ 41 Minggu yang Diinduksi Dengan Misoprostol Boby Hartanto; Joserizal Serudji; Defrin Defrin
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.744 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i5.6945

Abstract

Kejadian induksi persalinan dengan berbagai indikasi terus meningkat. Kunci keberhasilan induksi persalinan adalah serviks yang matang. Penelitian menunjukkan derajat kematangan serviks yang dinilai dengan skor Bishop dipengaruhi oleh kadar neutrofil yang terkandung di dalam stroma serviks yang dapat dideteksi melalui pemeriuksaan swab vagina. Neutrofil akan menghasilkan kolagenase berupa matriks metalloproteinase - 8 (MMPs – 8) yang akan mendegradasi serat kolagen serviks, sehingga serviks menjadi lunak dan matang. Misoprostol adalah obat yang paling banyak dewasa ini digunakan dalam induksi persalinan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kenaikan skor Bishop antara neutrofil swab vagina ≤ 5 dan > 5 pada kehamilan 41 minggu yang diinduksi dengan misoprostol. Penelitian ini yaitu penelitian analitik yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengujian hipotesa dengan desain penelitian Cross Sectional. Penelitian dan pengumpulan data pada penelitian ini dimulai bulan september 2020 sampai dengan Maret 2021 di RSUD Padang panjang dengan metode consecutive sampling pada 52 sampel dengan Variabel dependen Kenaikan skor Bishop dan Variabel independen Kadar neutrofil swab vagina. Secara statistik terdapat perbedaan kenaikan skor Bishop antara neutrofil swab vagina ≤ 5 dan > 5 pada kehamilan 41 minggu yang diinduksi dengan misoprostol (p 5 lebih tinggi yaitu 6 ± 1,21 sedangkan pada neutrofil negatif 1,50 ± 0,92. Kesimpulan: Terdapat perbedaan kenaikan skor Bishop antara neutrofil swab vagina ≤ 5 dan > 5 pada kehamilan 41 minggu yang diinduksi dengan misoprostol.