Bain Bain
Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Published : 29 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA PEMBERONTAKAN RAKYAT SUMATERA BARAT PADA AWAL TAHUN 1927 Bain, Bain
Paramita: Historical Studies Journal Vol 21, No 2 (2011)
Publisher : Paramita: Historical Studies Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Each incident in history contain high values that can be taken and utilized as the guidance for the next generation to be the guide for their life in the future. The history lesson will become really significant if each history teacher always invest the values of education from each kind of history material that is taught to the pupil. The West Sumatera riot revolt at the beginning of 1927 at least contain three values of education that that is good to be socialized to students, firstly, the disintegration of the West Sumatera community contain the value of the importance of the spirit of unity, secondly, authoritarianism the colonial Dutch government in undertaking his authority in West Sumatera contain the value of democracy of the importance of social, political, economic and cultural life, thirdly, tactics of Indonesian Communist Party in inciting the West Sumatera community to carry out the revolt show us the importance of the value of vigilance towards the disturbance and the threat to himself, the community, the nation.   Keywords:, values ​​education, historical events, popular uprising   Setiap kejadian dalam sejarah mengandung nilai-nilai yang tinggi untuk diambil dan memanfaatkan sebagai pedoman bagi generasi berikutnya sebagai panduan untuk hidup mereka di masa depan. Pelajaran sejarah akan menjadi benar-benar signifikan jika setiap guru sejarah selalu menanamkan nilai pendidikan dari materi sejarah yang diajarkan kepada murid. Pemberontakan rakyat di Sumatera Barat pada awal tahun 1927 setidaknya mengandung tiga nilai-nilai pendidikan yang yang baik sebagai bahan pelajaran dan internalisasi nilai murid-murid, pertama, disintegrasi masyarakat Sumatera Barat mengandung nilai pentingnya persatuan, dua, otoritarianisme pemerintah kolonial Belanda dalam melaksanakan kekuasaannya di Sumatera Barat mengandung nilai pentingnya demokrasi dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budaya, tiga, taktik PKI dalam menghasut masyarakat Sumatera Barat untuk melaksanakan pemberontakan dapat sarat dengan nilai kewaspadaan terhadap gangguan dan ancaman terhadap dirinya, masyarakat, bangsa.   Kata Kunci:, nilai-nilai pendidikan, peristiwa sejarah, pemberontakan rakyat  
Pertempuran Sidobunder di Kebumen Tahun 1947 Dewanti, Retno Yuni; Wasino, Wasino; Bain, Bain
Journal of Indonesian History Vol 4 No 1 (2015): JIH
Publisher : Journal of Indonesian History

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Agresi militer Belanda tahun 1947 di Kebumen mengakibatkan Kota Gombong diduduki oleh Belanda. Meskipun sudah ada seruan gencatan senjata oleh Dewan Keamanan, Belanda tetap mengadakan patroli militernya di daerah sekitar Gombong-Karanganyar. Tindakan Belanda ini menyebabkan pada tanggal 29 Agustus 1947 TP Sie 321 pimpinan Anggoro dan pasukan PERPIS ditugaskan untuk mempertahankan Sidobunder sebagai daerah pertahanan dan menghambat gerak Belanda menuju ke Timur dari arah barat. Pada tanggal 2 September 1947 terjadi pertempuran antara pasukan TP dengan pasukan Belanda, karena kekuatan yang tidak seimbang pasukan Belanda berhasil memukul mundur pasukan TP ke Karanganyar. Jenazah korban pertempuran baru bisa dikumpulkan tanggal 3 Agustus 1947 dan dibawa ke Yogyakarta. Setelah Sidobunder dikuasi oleh Belanda, pertahanan RI di wilayah selatan menjadi lemah. Hal ini menyebabkan tentara Belanda dapat dengan mudah menduduki Kecamatan Puring dan Kecamatan Kuwarasan. Akibat dari pertempuran ini membuat warga desa Sidobunder mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Perkembangan Agama Islam di Kalangan Etnis Tionghoa Semarang Tahun 1972-1998 Chandra, Septian Adi; Wasino, Wasino; Bain, Bain
Journal of Indonesian History Vol 4 No 1 (2015): JIH
Publisher : Journal of Indonesian History

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian tentang etnis Tionghoa di Indonesia merupakan hal yang menarik dan  unik untuk dibahas lebih mendalam lagi. Orang-orang keturunan Tionghoa sudah beratus tahun berdomisili di Indonesia, sebagian besar orang Tionghoa dilahirkan dan dibesarkan di Indonesia. Ada golongan Tionghoa Muslim yang melakukan pelayaran ke Nusantara, Cheng Ho juga berhasil membentuk komunitas muslim tionghoa di Asia Tenggara. Di Palembang, komunitas muslim tionghoa Mazhab Hanafi pertama di kepulauan Indonesia pada tahun 1407. Cheng Ho adalah salah satu etnis Tionghoa yang melakukan pelayaran ini, ternyata juga menyebarkan agama Islam di Nusantara salah satunya di Semarang. Cheng Ho, melakukan penyebaran agama Islam di Semarang pada abad-14, peninggalan Muslim Tionghoa ini diteruskan oleh Abdul Karim Oei Tjeng Hien, Abdusomad Yap A Siong dan Kho Goan Tjin, untuk mendirikan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) tahun 1961. Alasan masyarakat etnis Tionghoa Semarang untuk memilih Islam sebagai agamanya ialah untuk mengenal Islam lebih dalam, atau hanya sekedar menikah dengan pasang yang juga beragama Islam. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh PITI ialah belajar mengaji dan melakukan dakwah dikalangan etnis Tionghoa Semarang.
Perkembangan Kerajinan Batik Tradisional di Desa Bakaran Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Tahun 1977-2002 Suyikno, Edi; Bain, Bain; Suharso, R.
Journal of Indonesian History Vol 5 No 1 (2016): Journal of Indonesian History (JIH)
Publisher : Journal of Indonesian History

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan kerajinan batik Bakaran yang dibawa Nyi Danowati mengalami banyak transisi yang dulunya pewarna batik menggunakan bahan pewarna alam. Tetapi seiring berjalannya waktu penggunaan bahan alam sudah jarang digunakan karena sulit dalam mencarinya. Para pengrajin kemudian mengganti dari bahan alam ke bahan kimia atau sintesis untuk mempermudah proses pembuatan batik. Peran pemerintah sangatlah kurang terhadap kerajinan batik Bakaran. Pada tahun 1983-1984 pemerintah lewat Dinas Perindustrian dan Perdagangan pernah melakukan kursus membatik pada warga Desa Bakaran pada waktu itu ada 40 peserta yang mengikuti kursus tersebut.  Akan tetapi program pemerintah itu tidak berjalan, kemudian pemerintah lewat Dinas Perindustrian dan Perdagangan mengulangi programnya lagi dengan melibatkan Bukhari. Dalam pelatihan yang dilakukan oleh Dinas perindustrian dan Perdagangan itu diharapkan pengrajin dalam membatik dan pewarnaannya bisa menyesuaikan keinginan konsumen.
Nasionalisasi Tambang Minyak di Cepu dan Pengelolaannya Tahun 1950-1966 Fatimah, Siti Nur; Wasino, Wasino; Bain, Bain
Journal of Indonesian History Vol 5 No 1 (2016): Journal of Indonesian History (JIH)
Publisher : Journal of Indonesian History

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setelah proklamasi kemerdekaan, semua perusahaan-perusahaan masih dikuasai oleh pihak asing. Adanya kebuntuan dalam perjuangan pengembalian Irian Barat dari pihak Belanda ke Indonesia melalui jalur diplomasi setelah perjanjian KMB membuat bung Karno mengambil keputusan yang ekstrim dengan membatalkan perjanjian KMB secara sepihak dan ingin menasionalisasikan perusahaan-perusahaan Belanda. Nasionalisasi merupakan suatu proses untuk mengakhiri dominasi asing dengan merubah sistem perekonomian kolonial menjadi ekonomi nasional dengan membuat perubahan status perusahaan milik Belanda menjadi milik negara Indonesia yang diharapkan kedepannya mampu memajukan perekonomian di Indonesia. Proses nasionalisasi awal dilakukan pada tahun 1957 oleh pengusaha Militer Territorium IV dengan nama Tambang Minyak Nglobo CA. Nasionalisasi secara hukum sesuai dengan UU No.86 Tahun 1958. Pada tahun 1962 tambang minyak Cepu yang masih dikuasai oleh Bataafche Petroleum Maatscappij (BPM/Shell) kemudian diambilalih oleh pemerintah Indonesia dengan ganti rugi. Setelah perusahaan yang dibeli oleh pemerintah dan kemudian dikelola oleh pemerintah mengalami penurunan produksi. Nasionalisasi dilakukan dengan spontan dan dalam perusahaan pertambangan minyak membuat kekurangan pegawai yang kompeten dalam bidangnya sehingga pada tahun 1966 setelah melalui perundingan tambang minyak Cepu yang mengalami penurunan produksi telah disepakati untuk diserahkan kepada Lemigas untuk dijadikan pusat pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi. Setelah itu didirikan Akademi Minyak dan Gas Bumi (Akamigas) tahun 1966. Untuk menyelenggarakan pengelolaan Akamigas di Cepu, maka dibentuk Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lapangan Minyak dan Gas Bumi (Pusdiklap Migas). Lapangan minyak yang ada kemudian dijadikan sebagai sarana peragaan pendidikan.
Peranan Pondok Pesantren Al-Fatah Parakancanggah dalam Perkembangan Pendidikan dari Tradisional Menuju Modern di Kabupaten Banjarnegara Tahun 1941-1992 Al Husna, Ika Maulida; Atmaja, Hamdan Tri; Bain, Bain
Journal of Indonesian History Vol 6 No 1 (2017): Journal of Indonesian History (JIH)
Publisher : Journal of Indonesian History

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui latar belakang berdirinya pondok pesantren Al-Fatah Banjarnegara, Mengetahui perkembangan dan sistem pendidikan pondok pesantren Al-Fatah Banjarnegara tahun 1941-1992, untuk mengetahui peranan dan pengaruh pondok pesantren Al-Fatah bagi masyarakat sekitar dalam perkembangan pendidikan dari tradisional menuju modern tahun 1941-1992. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, yang meliputi empat tahap yaitu: heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi.
Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Sejarah dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Aspek Psikomotorik Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kaliwungu Tahun Pelajaran 2016/2017 Aisyah, Siti; Bain, Bain; Rosal, IM Jimmy De
Indonesian Journal of History Education Vol 5 No 1 (2017): Indonesian Journal of History Education
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini antara lain: (1) mengetahui tentang kelayakan pengembangan LKS Sejarah dalam pembelajaran sejarah, (2) mengetahui peningkatan hasil belajar aspek psikomotorik siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Kaliwungu setelah menggunakan LKS. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) yang telah disederhanakan. Untuk mengetahui kelayakan LKS dapat dilihat dari hasil validasi yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli media, guru dan peserta didik. Kelayakan dari ahli materi menunjukkan nilai 100% (ukuran LKS dan desain sampul LKS), nilai 66,67% (penyajian LKS) oleh validator media. Sedangkan nilai 100% untuk semua komponen oleh validator materi setalah dilakukan revisi. Dari hasil respon siswa mendapatkan nilai rata-rata 84,56% (penyajian LKS) dan nilai 82,83% (penilaian LKS dalam pembelajaran). Sedangkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar aspek psikomotorik peserta didik dapat dilihat dari data pretest dan post test kelas eksperimen yaitu 14,972 (pretest) dan 16,81 (post test) yang memiliki rata-rata lebih tinggi dibandingkan data pretest dan post test peserta didik kelas kontrol yaitu 14,294 (pretest) dan 16,74 (post test).
Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Sejarah Indonesia E- Learning Berbasis Quipper School Terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK N 04 Kendal Tahun Pelajaran 2016/2017 Ratri, Sifi Dianing; Bain, Bain; Amin, Syaiful
Indonesian Journal of History Education Vol 5 No 2 (2017): Indonesian Journal of History Education
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu: 1) untuk mengetahui minat dan hasil belajar sejarah siswa kelas X di SMK N 04 Kendal sebelum menggunakan media pembelajaran sejarah e-learning berbasis quipper school; 2) untuk mengetahui perbedaan minat dan hasil belajar siswa yang menggunakan dan yang tidak menggunakan media e- learning berbasis quipper school; 3) untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran sejarah e- learning berbasis quipper school terhadap minat dan hasil belajar siswa kelas X di SMK N 04 Kendal. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif quasi eksperimental design dengan bentuk nonequivalent control group design dan metode survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum menggunakan media e- learning berbasis quipper school skor rata- rata minat belajar siswa dikelas tersebut 67.83 dengan kategori cukup dan hasil belajar siswa sebelum menggunakan media e- learning berbasis quipper school masih berada dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 25.97 untuk pretest kelas kontrol dan 37.36 untuk pretest kelas eksperimen. Hasil uji t minat belajar menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 6.587 >1.994 (t tabel), dan hasil uji t hasil belajar menunjukkan nilai t hitung sebesar 9.084 > 1.994 (t tabel), sehingga terdapat perbedaan minat dan hasil belajar siswa yang menggunakan dan yang tidak menggunakan media e-learning berbasis quipper school. Pengaruh penggunaan media e-learning berbasis quipper school terhadap minat belajar sebesar 40.3% dan pengaruhnya terhadap hasil belajar sebesar 27.5%, sehingga penggunaan media pembelajaran sejarah e- learning berbasis quipper school mempunyai pengaruh terhadap minat dan hasil belajar siswa kelas X SMK N 04 Kendal.
Internalisasi Nilai-Nilai Sosial Budaya Melalui Pembelajaran Sejarah Pada Kelas X SMA Semesta Semarang Tahun Ajaran 2017/2018 Nindhika, Claudea Cici; Bain, Bain; Sodiq, Ibnu
Indonesian Journal of History Education Vol 6 No 1 (2018): Indonesian Journal of History Education
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis proses pembelajaran sejarah di SMA Semesta Semarang, mengetahui dan menganalisis penerapan nilai-nilai sosial budaya melalui pembelajaran sejarah, dan mengetahui dan menganalisis internalisasi nilai-nilai sosial budaya dalam pembelajaran sejarah di SMA Semesta Semarang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah guru sejarah kelas X di SMA Semesta Semarang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data, penelitian menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data adalah interaktif model yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah di SMA Semesta Semarang telah berjalan dengan baik. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran guru terlebih dulu menyiapkan RPP sedangkan RPP mengacu pada kurikulum 2013. Dalam pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Learning) dan metode ceramah. Penerapan nilai-nilai sosial budaya melalui pembelajaran sejarah dilakukan guru secara spontan dalam kegiatan pembelajaran dan tidak termuat dalam RPP. Internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Proses internalisasi nilai-nilai sosial budaya melalui kegiatan pembelajaran di dalam kelas terbagi dalam tiga tahapan yaitu: transformasi, transaksi, dan trans-internalisasi. Sedangkan internalisasi nilai-nilai sosial budaya di luar kegiatan pembelajaran di kelas dilakukan melalui berbagai kegiatan dan pembiasaan di sekolah seperti adanya kantin kejujuran, kegiatan keagamaan, serta kunjungan ke tempat-tempat yang memiliki nilai historis. Kata kunci: internalisasi; nilai; sosial-budaya
Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Multikultural Pada Mata Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap Pluralis Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Pekalongan Tahun Pelajaran 2017/2018 Wirasari, Wirasari; Bain, Bain; Atno, Atno
Indonesian Journal of History Education Vol 6 No 1 (2018): Indonesian Journal of History Education
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan pendidikan multikultural pada mata pelajaran sejarah terhadap sikap pluralis siswa kelas XI SMA Negeri 2 Pekalongan tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif ekspost facto. Teknik pengambilan data menggunakan wawancara, studi dokumentasi, dan angket atau kuesioner. Analisis data menggunakan 2 teknik yaitu teknik analisis deskriptif persentase dan analisis statistik. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pelaksanaan pendidikan multikultural pada mata pelajaran sejarah terhadap sikap pluralis siswa. Berdasarkan hasil analisis statistik, pada uji hipotesis diperoleh probabilitas (Sig.) 0,000 < 0,05 sehingga diambil keputusan Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan pada koefisien determinasi diketahui nilai sebesar 0,099. Hal ini berarti pelaksanaan pendidikan multikultural pada mata pelajaran sejarah berpengaruh sebesar 9,9% terhadap sikap pluralis siswa. Sementara sebesar 90,1% sikap pluralis dipengaruhi oleh faktor lain. Saran yang dapat diberikan yaitu guru sebagai pemegang peranan penting dalam pembelajaran, harus tetap menanamkan nilai-nilai multikultural kepada siswa bahkan perlu ditingkatkan misalnya melalui penggunaan media dan model pembelajaran yang bervariasi. Harapannya agar menghasilkan output yang berkualitas, berkarakter serta mampu menerima dan menghargai perbedaan yang ada di sekitar. Kata kunci: multikultural, pluralis, pembelajaran sejarah