Claim Missing Document
Check
Articles

Found 50 Documents
Search
Journal : eProceedings of Engineering

Perancangan Dan Realisasi Sistem Sumber Arus Searah Periodik Gilang Saputro; Dudi Darmawan; Asep Suhendi
eProceedings of Engineering Vol 4, No 3 (2017): Desember, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk mengetahui pengaruh sinyal arus searah periodik terhadap tegangan yang dihasilkan pada koil penerima, dibutuhkan perancangan sistem sumber arus searah Periodik yang dapat menghasilkan bentuk sinyal dengan pola tertentu yang akan diinduksikan pada kumparan. Untuk mendapatkan bentuk sinyal dengan pola tertentu dapat dilakukan melalui modifikasi sinyal secara software melalui mikrokontroller, mikrokontroler akan mengatur nilai bit dengan pola tertentu yang kemudian akan diubah oleh sistem DAC menjadi tegangan sehingga terbentuklah sebuah sinyal periodik. Bentuk sinyal yang dapat dihasilkan sistem berupa sinyal linear, LN, kuadratik, dengan range amplitude 0V-5V dan 10 daerah kerja frekuensi 100Hz - 2.1 kHz. Hasil sinyal yang ditransmisikan dalam bentuk DC periodic berubah menjadi AC pada koil penerima. Saat diuji bahan terjadi penambahan amplitude yang berbeda untuk setiap bahan ferromagnetik, Sinyal kuadratik mirror memiliki persentase perubahan tegangan yang paling tinggi dengan besar 15.4% untuk bahan alumunium, 18.4% untuk bahan tembaga, 5% untuk bahan besi.  
Karakterisasi Nilai Kalori Batubara Berdasarkan Pengukuran Nilai Kapasitansi Sella Pratiwi Zs; Dudi Darmawan; Ahmad Qurthobi
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pada penelitian ini untuk mengukur nilai kapasitansi menggunakan metode kapasitor plat sejajar, dimana sensor kapasitif menggunakan dua plat tembaga yang disusun sejajar. Sensor kapasitif yang dirancang memiliki nilai kapasitansi sebesar 2 nF. Penerapan sensor kapasitif dilakukan untuk mengukur nilai kapasitansi batubara. Prinsip sensor kapasitif adalah menyimpan muatan listrik yang dipengaruhi oleh jarak (d) antar plat dan luas penampang. Dalam penelitian ini nilai kapasitansi batubara digunakan untuk menentukan nilai kalori yang terkandung didalam batubara. Untuk mengukur nilai kapasitansi sensor kapasitif dihubungkan dengan rangkaian penguat inverting. Hasil keluaran dari penguat inverting berupa tegangan, dimana tegangan tersebut akan dimodifikasi ke nilai kapasitansi. Frekuensi yang digunakan yaitu 500 Hz, dan amplitudo optimum sebesar 4vpp. Nilai kapasitasi yang paling tinggi terjadi pada sampel 1867 yang memiliki nilai kalori sebesar 5.885 dan nilai kapasitansi sebesar 3.21x10−9 F. Kata kunci : penguat inverting, sensor kapasitif, kalori batubara Abstract In this study to measure the capacitance value using parallel plate capacitor method, where the capacitive sensor uses two copper plates arranged in parallel. The capacitive sensor designed has a capacitance value of 2 nF. The application of capacitive sensors is done to measure the value of coal capacitance. The principle of capacitive sensor is to store electrical charge which is influenced by the distance (d) between plates and cross-sectional area. In this study the value of coal capacitance is used to determine the calorific value contained in coal. To measure the capacitive sensor capacitance value connected to the inverting amplifier circuit. The output of the inverting amplifier is a voltage, where the voltage will be modified to the capacitance value. The frequency used is 500 Hz, and the optimum amplitude is 4vpp. The highest capacitation value occurred in the 1867 sample which had a calorific value of 5,885 and a capacitance value of 3.21x10−9 F. Keynote : inverting amplifier, capacitive sensor, coal calorie
Kendali Kecepatan Dan Posisi Automated Guide Vehicle Menggunakan Fuzzy Logic Dan Pid Control M Darfyma Putra; Dudi Darmawan; Angga Rusdinar
eProceedings of Engineering Vol 3, No 3 (2016): Desember, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara umum Automated Guided Vehicle (AGV) adalah sebuah mobile robot pengangkut barang yang mengikuti petunjuk atau jalur berupa garis. Saat ini AGV terus dikembangkan dan disempurnakan, dan masih perlu banyak pengembangan yang lebih mendalam, untuk beberapa kasus AGV mengalami kesulitan pada kendali kecepatanya dikarenakan load yang berubah, maka diperlukan sebuah sistem yang dapat mempertahankan kecepatan AGV meski beban yang dibawa mengalami perubahan. Hasil pengujian tenyata sistem kontrol Fuzzy dan PID masih belum optimal dalam perancangannya dikarenakan tidak bisa semua beban membuat AGV dibawa dengan kecepatan konstan, hanya beban yang berada di rentang nilai 0-2,5 kg. Kata Kunci : Automated Guide Vehicle, Fuzzy Logic, PID Control
Studi Kelayakan Sistem Planar Induksi Medan Magnet Menggunakan Single Tranceiver Pada Bahan Ferromagnetik Dan Non-ferromagnetik Bella Eliana; Dudi Darmawan; Mahfudz Al Huda
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Telah dibuat sistem planar induksi medan magnet menggunakan single tranceiver. Adanya masukan berupa arus bolak-balik (AC) pada koil pemancar menimbulkan medan magnet yang berubah-ubah sehingga menimbulkan tegangan induksi pada koil penerima, besarnya medan magnet induksi ini juga dipengaruhi oleh permeabilitas medium antara koil pemancar dan koil penerima. Simulasi COMSOL pada sistem digunakan sebagai studi awal penentuan rancangan geometri sensor koil, nilai induktansi koil, dan pola sebaran densitas fluks magnetik. Mengacu pada hasil simulasi ini, kemudian dibuat prototipe sistem. Prototipe sistem diuji coba untuk mengenali perbedaan bahan ferromagnetik dan non-ferromagnetik. Kemudian, setelah mendapatkan jenis bahan yang lebih sensitif terhadap sistem, maka jenis bahan tersebut diuji dengan variasi ketebalan dan anomali yang bervariasi. Nilai induktansi rata-rata hasil pengukuran adalah sebesar 0,06959 mH, sedangkan pada simulasi COMSOL sebesar 0,05162 mH. Pada pengujian sistem, masukan yang diberikan dari function generator sebesar 10,2 Volt dan dengan rentang frekuensi kerja 2 MHz – 8 MHz, kemudian hasilnya dibaca pada osiloskop. Sistem planar induksi medan magnet ini mampu membedakan jenis bahan ferromagnetik dan non-ferromagnetik berupa benda solid (parafin, besi di dalam parafin, besi) dan benda berbentuk serbuk (kuarsa dan Fe3O4 atau magnetite). Namun, sistem ini belum mampu membedakan ketebelan dan anomali dari bahan baja secara signifikan. Kata kunci : koil, sensor, induksi, medan magnet, planar Abstract Magnetic field induction planar system has been developed by using single tranceiver. The existence of an input of alternating current (AC) in the transmitter coil cause magnetic field changing, it causing emf at the receiver coil. The magnitude of the magnetic field induction is also influenced by the permeability of the medium between the transmitter and receiver coil. COMSOL system of this system is used to preliminary study of coil sensor geometry design, value of coil inductance, and pattern of magnetic flux density distribution. Referring to the results of this simulation, then made prototypes of the system. System prototypes were tested to recognize differences in ferromagnetic and non-ferromagnetic materials. Then, after obtaining a type of material that is more sensitive to the system, then the type of material is tested with thickness and anomaly variations. The average inductance value of the measurement result is 0.06959 mH, while the COMSOL simulation is 0.05162 mH. In system test, the input is given by function generator is 10,2 Volt and with working frequency on range 2 MHz - 8 MHz, then the result is displayed on oscilloscope. The planar induced magnetic field system is capable of distinguishing types of ferromagnetic and non-ferromagnetic materials such as solids (paraffin, iron in paraffin, iron) and powdered objects (quartz and Fe3O4 or magnetite). However, this system has not been able to distinguish the thickness and anomaly of steel materials significantly. Keywords: coil, sensor, induction, magnetic field, planar
Identifikasi Distribusi Serbuk Logam Dalam Tanah Dengan Metoda Induksi Medan Magnet Jessica Pramesti; Dudi Darmawan; ABRAR Ismardi
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Metoda induksi medan magnet adalah salah satu metoda Non-Destructive Testing dengan variabel eksitasi medan magnet pada objek yang akan diuji. Metoda induksi medan magnet ini diharapkan dapat mengidentifikasi distribusi serbuk logam dalam tanah. Pengujian menggunakan dua jenis kumparan yang berperan sebagai transmitter dan receiver. Serbuk logam tembaga (Cu), mangan (Mn) dan besi (Fe) divariasikan jumlah massanya dan disebar secara merata dalam tanah serta diinduksi tepat di tengah oleh kumparan transmitter. Respon nilai ggl yang terukur di kumparan receiver dianalisis dengan melihat perbedaan antara penambahan variasi massa serbuk. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan, serbuk tembaga sensitif pada penambahan massa 30 gram dengan rentang perubahan 80-100 mV, serbuk mangan sensitif pada penambahan massa 50 gram sebesar 200 mV dan serbuk besi yang sudah sensitif pada awal penambahan massa 10 gram. Dari keseluruhan pengujian yang dilakukan, jenis serbuk besi (Fe) memiliki jarak sensitivitas pengukuran dan perubahan nilai ggl terbesar terhadap penambahan variasi massa serbuk. Kata Kunci : Metoda Induksi Medan Magnet, Serbuk Logam, Respon ggl Abstract Magnetic Field Induction is one method of Non-Destructive Testing with excitation variable of magnetic field on the object to be tested. The Induction method of the magnetic field is expected to identify the distribution of metal powders in the soil. The testing used two types of coils that served as transmitters and receivers. The mass quantities of copper metal (Cu), manganese (Mn) and iron (Fe) powder are varied and spread evenly in the ground and induced precisely in the middle by the transmitter coil. The response of the measured ggl value in the receiver coil is analysed by looking at the difference between the addition of powder mass variations. Based on the measurements, the copper powder is sensitive to the addition of 30 grams of a mass with a change range of 80-100 mV; the manganese powder was sensitive to the addition of 50 grams of a mass of 200 mV; and iron powder had been sensitive at the beginning of 10 grams of a mass increase. From all the tests performed, iron powder (Fe) had a measurement sensitivity distance and changes in the largest ggl value to the addition of powder mass variation. Keynote : Magnetic Field Induction, Metal Powder, ggl response
Studi Eksperimental Kelayakan Sistem Induksi Medan Magnet Dengan Metode Induced Current Electrical Impedance Tomography (iceit) Pada Bahan Non-feromagnetik Diah Ayu Sitoresmi; Dudi Darmawan; Reza Fauzi Iskandar
eProceedings of Engineering Vol 4, No 3 (2017): Desember, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses identifikasi dilakukan untuk mendeteksi dan mengevaluasi terhadap ketidakhomogenan atau anomali tanpa merusak objek uji secara langsung. Salah satu indikator adanya anomali adalah ketidakhomogenan parameter fisis objek uji. Proses identifikasi dengan metode NDT dilakukan melalui penentuan parameter fisis melalui metode ICEIT. Dengan menggunakan metode ICEIT diharapkan mampu mengatasi persoalan ill-possed pada metode ACEIT. Namun pada metode ICEIT dihadapkan pada persoalan ketidakhomogenan medan magnet penginduksi. Maka diperlukan kesesuaian parameter fisis sistem induksi medan magnet yang digunakan.Perancangan model sistem induksi medan magnet metode ICEIT dilakukan untuk mendapatkan data potensial boundary batas tepi objek uji yang mencerminkan data resistivitas. Berdasarkan hasil eksperimen pengujian menunjukkan bahwa penentuan parameter fisis menghasilkan data pengukuran potensial boundary layak terukur dengan alat ukur standar laboratorium. Validasi data dilakukan dengan perbandingan data hasil pengukuran dengan data hasil simulasi. Parameter fisis sistem induksi medan magnet yang paling efektif ditentukan oleh frekuensi 𝑓 = 10 𝐾𝐻𝑧, sumber arus listrik 𝐼0 = 3,7 𝑚𝐴𝑝𝑝, dan jumlah lilitan koil penginduksi 𝑁 =600 lilitan. Tingkat akurasi (error) data pada objek uji homogen adalah 3,61 % dan anomali adalah 4,41 %. Sehingga data pengukuran potensial boundary hasil eksperimen dapat dilakukan rekonstruksi citra tomografi untuk proses identifikasi.
Karakterisasi Kandungan Ion Besi Dalam Air Berdasarkan Nilai Kapasitansi Dengan Capacitometer Rininta Ariastyanti; Dudi Darmawan; Mahfudz Al-Huda
eProceedings of Engineering Vol 4, No 3 (2017): Desember, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kandungan air dapat diketahui dengan berbagai cara. Namun cara mengetahui kandungan air secara spesifik masih menggunakan instrument yang mahal seperti Spektroskopi dan XRF, sehingga dilakukan metode yang relatif lebih mudah dan murah yakni dengan pengukuran kapasitansi. Pada penelitian ini,  kandungan air akan dikarakterisasi berdasarkan nilai kapasitansinya menggunakan capacitometer. Capacitometer merupakan alat pengukur kapasitansi yang diproduksi oleh PT. C-Tech Labs Edwar Technology.  Kandungan yang diteliti adalah komposisi logam besi dalam air berupa massa FeSO4 dalam air.  Pada penelitian ini, dibuat larutan sampel 70 mL air dan 0-0,5 g FeSO4 sebanyak tiga kali pembuatan dan masing-masing dilakukan pengukuran 20 kali. Terdapat keterkaitan antara kapasitansi dengan massa FeSO4 yang dilarutkan dalam air yang dijabarkan dalam persamaan matematis. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin banyak ion besi yang terkandung dalam air,  nilai kapasitansi cenderung semakin besar.
Karakterisasi Jenis Tanah Dan Kandungan Air Menggunakan Metode Induksi Medan Magnet Bella Fortunella Dewi; Dudi Darmawan; ABRAR Ismardi
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Metoda Non Destructive Test (NDT) merupakan proses pengujian terhadap suatu objek tanpa merusak bagian atau fungsi dari objek yang akan diuji. Penelitian ini menggunakan salah satu metoda NDT yaitu metoda induksi medan magnet. Metoda induksi magnet ini diharapkan dapat mengetahui hubungan pengaruh kadar air dengan tanah, dengan memvariasikan kadar air 10,15,20,25,30 gr dan berbagai jenis tanah yaitu tanah laterit, tanah endapan, tanah humus, tanah liat, tanah vulkanik. Pengujian menggunakan dua jenis koil yang berperan sebagai transmitter dan receiver yang diinduksi tepat ditengah objek. Respon nilai tegangan yang terukur pada koil receiver, dianalisis dengan melihat perbedaan antara penambahan variasi kadar air untuk setiap jenis tanah. Berdasarkan pengukuran, seluruh tanah sensitif terhadap jarak antar koil dan penambahan kadar air. Kandungan air dapat ditentukan dengan mengamati perubahan tegangan antara tanah sebelum dan sesudah diberi kadar air. Dari keseluruhan pengujian yang dilakukan, tanah liat dan vulkanik memiliki perubahan nilai tegangan terbesar terhadap penambahan kadar air 30 gr yaitu 32 V dan 32,6 V. Kata Kunci : Non Destructive Test (NDT), Metoda Induksi Medan Magnet, Tanah , Kadar Air, Respon ggl Abstract The Non Destructive Test (NDT) method is process of testing toward an object without damaging part of function of the object that will be tested. Researcher used one of NDT method which was magnetic field induction. Magnetic field induction was expected to be able to find out the relation of water content effect and soil, with coordinating water content 10,15,20,25,30 gr and several types of soil such as laterite soil, sedimentary soil, humus soil, clay and volcanic soil. This examination used two types of coil that played role as inducted transmitter and receiver right in the middle of the object. Measured voltage response value in receiver coil was analyzed by seeing the difference between variation addition of water content to all type of soil. Based on the measurement, all soil was sensitive toward range between coil and addition of water content. Water content could be determined by observing the change of voltage between soil before and after being given by water content. From all the tests, voltage of coil are increased when the water given. The biggest change of voltage is clay and volcanic soil by the addition of 30 gr is 32 V and 32,6 V. Keywords : Non Destructive Test (NDT), Magnetic Field Induction, Soil, Water Compotition, GGL Respons
Perancangan Multikoil Pada Sistem Induksi Medan Magnet M.Nabil Ainul Amri; Dudi Darmawan; Suprayogi Suprayogi
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pengujian suatu material merupakan sebuah proses identifikasi untuk mendeteksi kandungan suatu material, Jumlah kandungan, maupun posisi kandungan material dalam suatu objek. Berbagai tahap identifikasi telah dikembangkan saat ini mulai dari Destructive Testing maupun Non-Destructive Testing. Seiring dari berkembangnya teknologi, metode Non-Destructive Testing yang sering digunakan untuk melakukan pengujian, karena metode Non-Destructive Testing ini adalah pengujian tanpa merusak objek secara kontak langsung. salah satunya digunakan dalam bidang eksplorasi. Dalam penelitian tugas akhir ini, objek uji yang akan ditinjau adalah kandungan tanah kosong dan tanah yang dicampur serbuk logam. Dari objek uji ini akan didapatkan beberapa data berupa gaya gerak listrik (ggl) yang akan dianalisis selisih rata – rata nilai perbedaannya. Kemudian dalam pengujiannya masing-masing menggunakan konfigurasi koil yang berbeda sehingga dapat menghasilkan data selisih ggl paling besar pada objek pengujian agar mendapatkan konfigurasi koil yang paling feasible. Kata Kunci: Non-Destructive Testing, Feasible, Gaya Gerak listrik (ggl), konfigurasi koil. Abstract Testing a material is an identification process to detect the content of a material, the amount of content, and the position of the material content in an object. Various stages of identification have been developed now by starting from Destructive Testing and Non-Destructive Testing. Along with the development of technology, Non-Destructive Testing method is often used to perform testing, because the method of Non-Destructive Testing is a test without damaging the object in direct contact. one of which is used in the field of exploration. In this research, the test object to be reviewed is the content of vacant soil and soil mixed with metal powder. From this test object will be obtained some data in the form of electric motion (emf) to be analyzed difference difference - average value difference. Then in each test using different coil configurations that can produce the largest emission difference data on the test object to obtain the most feasible coil configuration. Keywords: Non-Destructive Testing, Feasible, Electric motion force (emf), coil configuration.
Studi Perbandingan Tingkat Kehomogenan Distribusi Medan Magnet Oleh Kumparan Berdasarkan Bentuk Penampang Kumparan Khoirurrijal Tri Novianto; Dudi Darmawan; Suprayogi Suprayogi
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak EIT merupakan salah satu tomografi yang non-destruktif. EIT adalah teknik memperoleh informasi keadaan internal suatu objek fisis melalui potensial batas permukaan objek. Metoda EIT yang akan dibahas disini adalah metoda penentuan distribusi resistivitas objek dengan menggunakan induksi medan magnet atau bisa disebut dengan Induced Current Electrical Impedance Tomography (ICEIT). Distribusi medan magnet yang homogen dapat menghasilkan distribusi arus induksi yang lebih merata dan menjangkau seluruh permukaan objek sehingga deteksi terhadap anomaly didalam objek dan rekonstruksi citra semakin baik. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan konfigurasi koil yang bisa menghasilkan distribusi medan magnet yang lebih baik. Pada penelitian ini, mencari nilai kehomogenan menggunakan objek dari tiga bentuk koil yang berbeda yaitu koil segienam, persegi dan silinder dilakukan dengan cara eksperimen. Hasil Eksperimen menunjukkan bahwa objek dengan ukuran 8x8 lebih baik daripada objek 10x10 dengan terdapat perbedaan antara ketiga koil tersebut, hasil koil persegi adalah hasil yang terbaik dari ketiganya dikarenakan nilai kehomogenannya sebesar 0.66458 dan image mendekati kehomogenan. Kata Kunci : EIT, ICEIT, Objek, Kehomogenan, Koil Abstract EIT is a non-destructive test in tomography. EIT is a method to obtain an information from the physical internal object through the surface. The method that use in this studi is determintaion of resistivity distribution object by using magnetic field induction or know as Induced Current Electical tomography (ECEIT). A homogen magnetic filed distribution can produce a more evenly distributed induction current and can reach all of the object field so the detection against object anomaly and image reconstruction could be better. Therefore, the goals of this study is to get a coil configuration that can produce the best magnetic field distribution. This study use three different shape of coil that is hexagonal, squere, and cylinder to find a homogeneity value with an experiment. The result is that object with 8x8 size is better then object with 10x10 size, and the squere coil is the best from the three coil that used in this study because the it had the biggest homogenity value that is 0.66458 and it had an image which approached homogeneity. . Keynote : EIT, ICEIT, Object, Homogenity, Coil
Co-Authors Abrar Ismardi Adityo Sandhy Putra Adwin Welmark Cristri Ahmad Marjan Ahmad Qurthobi Aisamuddin, Muhammad Fadhil Amelia Dwisafitri Anastasya Lutmila Balqis Amir Angga Rusdinar Anggi Ari Pranasa Anggita Bayu Krisna Pambudi Anggraeni Dwi Setyowati Anita Sukma Annisa Fardhani Bahalwan Anugrah, Fadli Septian Arief Elang Raharja Asep Suhendi Bella Eliana Bella Fortunella Dewi Deddy Kurniadi Dewi Novianti Diah Ayu Sitoresmi Dian Arum Novitasari Edy Wibowo Endang Rosdiana Fachri Devanika Fadhlurrahman Syauqi Fadhly Aziz Putra Pradana Faisah Nasution Fani Putri Utami Fatahah Dwi Ridhani Febriyanti Novitasari Fenta Rahmawati Fira Fauziah Hammur Firmawan Matutu Palebangan Gilang Saputro Hanafi Rusmantika Indra Wahyudin Fathonah Jessica Pramesti Khoirurrijal Tri Novianto M Darfyma Putra M.Nabil Ainul Amri Mahfudz Al Huda Mahfudz Al'Huda Mahfudz Al-Huda Maidasari Br Manurung Mamat Rokhmat Melina Melina Nabilah, Jihan Fadhil Nima Adlini, Mutia Anadela Rional, Brian Adianto Fernanda Nur Indah Muzayyanah Nurwulan Fitriyanti Nurwulan Nurwulan Octo Emerald Siregar Otin Khotimah Paras Novinda Lidyaza PRATITA AIKE STYOWATI Putri Suci Febriani Rahmat Awaludin Salam Rassyid Dikryl Hakim Rayhan Humamuddin Restianim, Vivien Reza Fauzi Iskandar Rininta Ariastyanti Rizky Aditya Nugraha Rosalinda Natalia Simanjuntak Sarah Maulidasari Sella Pratiwi Zs Siti Rokhani Sontha Herdiawan Alvaro Suprayogi Suprayogi Suprijanto Suprijanto Tania Ariska Febrianti Thresia Margaretha Tri Tazkhia Ramadhani Praha Valentina Adimurti Kusumaningtyas Yustitia Putri Indraswari