Claim Missing Document
Check
Articles

Found 50 Documents
Search
Journal : eProceedings of Engineering

Studi Pengaruh Letak Sensor Plat Sejajar Pada Pengukuran Kapasitansi Untuk Objek Ireguler PRATITA AIKE STYOWATI; Dudi Darmawan; Abrar Ismardi
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Besaran nilai kapasitansi pada suatu objek uji dipengaruhi oleh luas permukaan plat dan jarak antar plat. Pada penelitian ini, pengukuran nilai kapasitansi untuk objek ireguler memanfaatkan perubahan posisi sensor atau perubahan jarak. Perubahan posisi sensor didapatkan dari perubahan posisi objek uji sehingga mendapatkan metode pengukuran yang berbeda. Metode pengukuran yang diperoleh adalah “titik-titik”, “bidang-bidang”, dan “bidang-titik”. Objek ireguler yang digunakan adalah buah pir packam dan buah mangga harum manis. Beradasarkan penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa perubahan posisi sensor mempengaruhi nilai kapasitansi. Hal tersebut terbukti pada metode pengukuran “bidang-bidang”. Metode pengukuran “bidang-titik” dianggap metode pengukuran yang tepat karena sesuai dengan konsep rumus kapasitansi yaitu semakin kecil jarak antar plat, semakin besar nilai kapasitansi yang dihasilkan. Metode “bidang-titik” digunakan sebagai metode pengukuran pada pengujian tingkat kematangan buah mangga harum manis. Penentuan tingkat kematangan buah dapat diketahui melalui pengukuran nilai kapasitansi dengan metode pengukuran “bidang-titik” namun hasilnya bersifat tidak pasti karena adanya overlap pada nilai kapasitansi tiap tingkat kematangan. Kata kunci: pengukuran, kapasitansi, posisi plat, ireguler, kematangan buah Abstract Capacitance on a object is affected by the surface area of the plate and the distance between the plates. In this study, the measurement of the capacitance are harnessed by the changes of censor position. The different position of censor obtained from the test object's position so as to get a different measurement methods. Method of measurement obtained are the “point- point”, the “field-field”, and the “field-point”. Unreguler object that used are packam pear and harum manis mango. The research results is on that change of censor position is affect the value of the capacitance. It is proven in the “field-field” measurement methods. The “field- point” measurement methods is considered proper method because of accordance with the concept of capacitance formulas i.e. the smaller the distance between the plates, the greater the capacitance value is generated. So the “field-point” method is used as a measurement method on testing the level of maturity of the harum manis mango. Determination of the level of maturity can be known through the measurement of the value of the capacitance using the “field-point” method but the results are uncertain because of there is overlap in the values of the capacitance. Keywords: measurement, capacitance, plate’s position, irreguler, fruit maturity
Studi Pengaruh Variasi Komposisi Semen Plester Terhadap Gaya Tekan Bahan Berdasarkan Parameter Elektrik Tania Ariska Febrianti; Dudi Darmawan; Abrar Ismardi
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Semen plester adalah suatu lapisan yang biasa digunakan sebagai penutup pasangan dinding. Pada penelitian ini dilakukan variasi komposisi bahan semen plester. Semen plesteran dibuat dua puluh sampel. Dengan dua keadaan yaitu ketika pertambahan pasir, massa semen konstan di 25 gram dan ketika pertambahan semen, massa pasir konstan dalam dua kondisi yaitu saat 75 gram dan 80 gram. Sensor yang digunakan adalah sensor kapasitif dengan prinsip plat sejajar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variasi komposisi bahan semen plester terhadap kuat tekan bahan berdasarkan parameter elektrik. Parameter elektrik yang dimaksud adalah kapasitansi dan resistansi. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, semakin bertambah massa pasir untuk semua parameter mengalami penurunan tren ketika ditambahkan massa pasir diatas 50 gram. Dengan kondisi pertambahan massa semen, nilai kapasitansi dan resistansi dipengaruhi oleh massa pasir. Semakin besar massa pasir, nilai kapasitansi dan resistansi yang dihasilkan semakin kecil. Sedangkan untuk nilai kuat tekan bahan tertinggi terjadi pada saat massa pasir 75 gram dan 80 gram yaitu sebesar 0.0029 KN/cm2 . sKata Kunci: Semen Plester, Kapasitansi, Resistansi, Kuat Tekan Bahan, Sensor Kapasitif Abstract Cement plaster is a layer that is commonly used as a closing pair of walls. This research conducted on the variations of the compositions of the cement ingredient plaster. Cement stucco made of twenty samples. With two state when the mass of sand, cement added constant in 25 gram and when added to cement, granulated mass constant in the two conditions, namely the time of 75 grams and 80 grams. The sensor used is a capacitive sensor with the principle of parallel plates. This research conducted to find out the influences the variations of the compositions of the cement ingredient plaster against a strong press materials based on electrical parameters. Electrical parameters of that question is the capacitance and resistance. Based on the test that have been done, the growing mass of sand for all parameters decline trend when added to the mass of sand above 50 grams. With the added mass of the cement condition, the value of the capacitance and resistance influenced by the mass of sand. The greater the mass of sand, the value of the capacitance and the resulting resistance is getting smaller. As for the strong value press the highest material occurs when a mass of 75 grams of sand and 80 grams of 0.0029 KN/cm2 . Keynote: Cement Plaster, Capacitance, Resistance, Material Compressed, Capacittive Sensor
Studi Karakteristik Pengaruh Orientasi Objek Logam Dan Kayu Dalam Plastisin Dengan Menggunakan Sensor Induksi Medan Magnet Rassyid Dikryl Hakim; Dudi Darmawan; FATAHAH DWI Ridhani
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Non-Destructive Test merupakan metode pengujian pada material, struktur atau komponen untuk mendapatkan karakteristiknya tanpa harus merusak material tersebut. Pada pengujian ini dibuat sensor induksi medan magnet yang terdiri dari 2 koil yaitu koil transmitter dan koil receiver, yang dimana koil transmitter sebagai koil penerima dan koil receiver sebagai koil pemancar. Adanya eksitasi sinyal sinus pada koil pemancar (transmitter) menimbulkan medan magnet yang berubah-ubah sehingga menimbulkan gaya gerak listrik (ggl) induksi pada koil penerima (receiver). Pada pengujian ini koil transmitter dan koil receiver dibuat berupa solenoida menggunakan kawat dengan diameter 0.8 mm, jumlah dan panjang lilitan masing-masing 50 dan 48 mm. Dengan menggunakan LCR meter dapat diperoleh induktansi koil transmitter adalah 70.1 uH dan koil receiver adalah 69.1 uH. Pada sistem koil ini dengan menggunakan input 5 volt dan jarak antar koil 11 cm dapat membedakan dalam kondisi ada objek dan tidak ada objek, dan juga dapat membedakan dalam kondisi orientasi objek berbeda-beda, maupun itu vertikal, horizontal, dan diagonal. Kata kunci : koil, induksi medan magnet, orientasi Abstract Non-Destructive Test is a method of testing materials, structures, or components to obtain its characteristic without having to damage the materials. In this test, A magnetic field induction sensor is made which consist of two coils, which is transmitter coil and receiver coil. Transmitter coil acts as a transmitter and receiver coil acts as a receiver. Sine signal excitation on the transmitter coil causes a varying magnetic field which causes electromotive force induction on receiver transmitter. In this test, Transmitter coil and receiver coil are made in the form of a solenoid using wire with a diameter of 0.8 mm. The winding amount and length are 50 and 48 mm respectively. By using LCR meter, obtained value of transmitter coil induction is 70.1 uH and receiver coil induction is 69.1 uH. This coils system, which use 5 volts as the input and 11 cm as the distance between coils, can distinguished the presence or absence of an object and also different object orientation, as well as vertical, horizontal, or even diagonal. Keywords:coils, magnetic field induction, orientation
Analisis Tegangan Multikoil Receiver Dengan Single Koil Transmiter Pada Anomali Logam Dalam Tanah Rizky Aditya Nugraha; Dudi Darmawan; Suprayogi Suprayogi
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Non destructive testing (NDT) adalah aktivitas pengujian atau inspeksi terhadap suatu benda untuk mengetahui adanya kerusakan, discontinuity, atau, kandungan bahan lain dalam suatu objek tanpa merusak benda yangkita uji atau inspeksi. . Sering kali teknik ini digunakan untuk keperluan – keperluan identifikasi pada bidang tertentu,salah satu contohnya adalah bidang eksplorasi. Banyak cara untuk dapat mengidentifikasi ,salah satunya denganmenggunakan multikoil yang dilakukan pada penelitian ini. Perancangan multi koil ini akan mengindentifikasi objekyang akan diuji, kemudian akan didadapat data berupa gaya gerak listrik (GGL). Dalam pengujiannya, perancanganmultikoil menggunakan konfigurasi koil transmitter yang berbeda ukuran nya sehingga nantinya dapat diperoleh GGLpaling maksimum untuk mendeteksi ada atau tidaknya suatu anomali pada saat pengujian. Proses identifikasidilakukan dengan meninjau dari dua kondisi yaitu pada saat anomali berupa plat besi dan juga anomali berupa uanglogam pecahan 1000 rupiah. Anomali akan dtepat berada dibawah koil receiver yang telah diposisi kan, sehinggaketika proses induksi berlalngsung ketika receiver ditempatkan anomali nilai GGL nya akan lebih tinggi dibandingkandengan receiver lain nya yang tidak dipoisikan anomali dibawahnya. Kata kunci : Non destructive testing (NDT), Gaya Gerak Listrik (GGL), Multikoil, Anomali.Non destructive testing (NDT) is the activity of testing or examining an object to determine the existenceof damage, discontinuity, or composition of other materials in an object without damaging the object we are testingor inspecting. . Often this technique is used for consulting needs in a particular field, one example is the field ofexploration. There are many ways to support, one of them is by using multicoil in this research. This multi-coil designwill identify the object to be offered, then the data will be in the form of electromotive force (GGL). In its testing,multicoil design uses a coil transmitter configuration that is different in size so that the maximum GLG is obtained toverify the presence or absence of an anomaly during testing. The acceptance process is carried out by reversing twoquestions, namely at the time of an anomaly in the form of an iron plate and also an anomaly in the form of a 1000rupiah coin. The anomaly will be right below the receiving coil that has been positioned right, so that the inductioncompilation process with the recipient requires an anomaly the GGL value will be higher than the other recipientsthat cannot be anomaly below . Keywords: Non destructive testing (NDT), Electric Motion (GGL), Multicoil, Anomaly
Penentuan Parameter Sensor Pelat Sebidang Secara Eksperimental Untuk Mengukur Kapasitansi Bahan Kayu Dan Logam Anggraeni Dwi Setyowati; Dudi Darmawan; Asep Suhendi
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSensor kapasitif merupakan salah satu metode untuk mengukur besaran listrik suatu objek berdasarkanperubahan nilai kapasitansi. Sensor kapasitif dirancang menggunakan pelat tembaga yang dipasang sebidangagar dapat mempermudah pengukuran sehingga ketika melakukan pengukuran ditempat lebih praktis cukupdengan meletakkan elektroda diatas objek. Untuk merancang sensor pelat sebidang dilakukan penentuanparameter sensor kapasitif pelat sebidang secara eksperimental untuk mendapatkan hasil yang optimal padaparameter sensor kapasitif pelat sebidang. Parameter pelat sebidang yang digunakan yaitu luas dan jarakantar elektroda. Sensor kapasitif yang dirancang akan diukur dengan LCR meter 9184. Berdasarkanpenelitian yang telah dilakukan hasil yang optimal pada parameter sensor pelat sebidang berupa luas danjarak elektroda yaitu 0.5 cm dan 100 cm2 dengan nilai kapasitansi 7.7 pF. Pada pengujian sensor kapasitifpelat sebidang telah mampu mendeteksi ada atau tidaknya logam dan kayu di dalam suatu objek uji dandapat membedakan variasi jenis objek uji hanya saja nilai kapasitansi yang didapatkan relatif kecil yaitudengan besar pF.Kata kunci : Sensor Kapasitif, Kapasitor Pelat Sebidang, LCR meter 9184 AbstractCapacitive sensor is one of method to measure the electrical amount of an object based on conversion incapacitive value. The capacitive sensor is designed using a copper plate that is installed in plot so that itcan facilitate measurement therefore when making measurements in place it is more practical to simplyplace the electrode on top of the object. To design a plot plate sensor, the determination of the plotcapacitive sensor parameters. The plot plate parameters used are the are and distance between electrodes.The capacitive sensor designed will be measure to the LCR meter 9184. Based on the research that hasbeen done the optimal results on the plate sensor parameters are in the form of the width and distance ofthe electrodes is 0.5 cm and 100 cm2. Based on testing the plot plate capacitive sensor has been able todetect the presence or absence of metal and wood in a test object in a test object and can discriminatevariations types of objects, hence capacitance value is relatively small.Keywords: capacitance sensor, plate-field capacitive sensor, LCR meter 9184
Pengukuran Kapasitansi Dan Resistansi Untuk Pendeteksian Lubang Pada Kayu Amelia Dwisafitri; Dudi Darmawan; Ahmad Qurthobi
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kayu merupakan material yang bersifat isolator, namun dapat berubah menjadi bahan dielektrik atau konduktor dalamkeadaan kadar air yang sedikit atau kering tanur. Pada penelitian ini, kayu yang diuji terdapat empat jenis kayu dan dalamkeadaan diberi lubang yang selanjutnya akan diukur nilai kapasitansi dan resistansinya. Nilai kapasitansi dan resistansididapatkan dari hasil konversi nilai tegangan keluaran yang didapat dari pengukuran sensor kapasitif dan sensor resistif.Untuk menghasilkan nilai pengukuran tersebut digunakan alat ukur, yaitu LCR meter 700. Berdasarkan penelitian yangtelah dilakukan untuk pengukuran nilai kapasitansi dan resistansi, didapatkan bahwa variasi ukuran luas lubang pada objekkayu mempengaruhi nilai kapasitansi dan resistansi. Semakin besar ukuran luas lubang pada kayu maka nilai kapasitansiakan semakin kecil dan nilai resistansi akan semakin besar. Nilai kapasitansi terbesar ada pada jenis kayu keruing dengannilai 5,12 pF dan terendah pada kayu jati dengan nilai 4,78 pF. Nilai resistansi terbesar ada pada jenis kayu keruing dengannilai 20,380 MΩ dan terendah pada kayu jati dengan nilai 13,976 MΩ.Kata kunci : Kapasitor pelat sejajar, sensor kapasitif, sensor resistif, LCR meter 700. AbstractWood is an insulating material, but can be turned into a dielectric or conductor in conditions of low water content or dryfurnace. In this study, the wood tested contained four types of wood and in a given hole condition, the capacitance andresistance values would then be measured. Capacitance and resistance values are obtained from the conversion value ofthe output voltage obtained from the measurement of capacitive sensors and resistive sensors. To produce the measurementvalue used a measuring instrument, namely the LCR meter 700. Based on research that has been done to measure the valueof capacitance and resistance, it was found that variations in the size of the hole area on wood objects affect the value ofcapacitance and resistance. The greater the size of the hole in the wood, the smaller the capacitance value and the greaterthe resistance value. The largest capacitance value is in the type of keruing wood with a value of 5.12 pF and the lowest isin teak wood with a value of 4.78 pF. The highest resistance value is in the type of keruing wood with a value of 20,380 MΩand the lowest is in teak wood with a value of 13,976 MΩ.Keywords: Parallel plate capacitor, capacitive sensor, resistive sensor, LCR meter 700.
Analisis Distribusi Medan Magnet Koil Tunggal Dan Koil Jamak Secara Eksperimen Firmawan Matutu Palebangan; Dudi Darmawan; Nurwulan Nurwulan
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakMetode Non-Destrucktive Testing merupakan metode pengujian atau identifikasi dari suatu material tanpa merusak material uji. Metode ini memanfaat medan magnet dari sejumlah koilpemancar yang kemudian akan diarahkan menuju koil penerima melewati material uji. Karenahomogenitas dari medan magnet yang terbentuk sangat berpengaruh terhadap akurasi data yangdidapatkan, sehingga perlu adanya analisis bentuk koil pemancar untuk melihat distribusi medanmaget yang terbentuk. Pada penelitian tugas akhir kali ini dilakukan analisis bentuk koil denganmerancang sistem koil tunggal dan koil jamak berbentuk persegi. Koil tersebut diberikan inputberupa tegangan 1V, 2V dan 3V. Medan magnet yang terbentuk kemudian diukur sebanyak 100titik yang berjarak 1cm dari ujung koil setiap tegangan pengukuran. Hasil yang diperolehdidapatkan distribusi medan magnet yang lebih homogen pada sistem koil jamak. Pada tegangan1 V menunjukkan nilai homogenitas 0,8375 untuk koil tunggal dan 0,8778 untuk koil jamak.Untuk tegangan 1,5 V menunjukkan nilai homognitas 0,7769 untuk sistem koil tunggal dan nilai0,9093 untuk sistem koil jamak. Dan untuk tegangan 2 V nilai homogenitas pada sistem koiltunggal adalah 0,7370 dan koil jamak 0,7852. Besar nilai medan magnet pada koil tunggal lebihbesar dibandingkan koil jamak. Pada tegangan 1 V menunjukkan nilai medan magnet tertinggi2,7 G untuk koil tunggal dan 1 G untuk koil jamak. Untuk tegangan 1,5 V menunjukkan nilaimedan magnet tertinggi 4,3 G untuk sistem koil jamak dan nilai 1,9 G untuk sistem koil tunggal.Dan untuk tegangan 2 V nilai medan magnet tertinggi pada sistem koil jamak adalah 5,9 G dankoil tunggal 2,3 G Kata kunci : Non-Destructive Testing, homogenitas, koil tunggal, koil jamak, dan distribusimedan magnet. AbstractThe Non-Destrucktive Testing Method is a testing method or an identification of a materialwithout damaging the test material. This method utilizes the magnetic field from a number ofcoils (transmitters) which will then be directed towards the receiver through the test material.Because the homogeneity of the formed magnetic field is very influential on the accuracy of thedata obtained, it is necessary to analyze the shape of the transmitter coil to see the distributionof the formed magnet field. In this final assignment research coil shape analysis is done bydesigning a square shaped multicoil and singlecoil system which will then be seen thedistribution of the magnetic field that formed when flowing. The coil is given an input in the formof 1V, 2V and 3V voltages. The magnetic field formed is then measured as many as 100 points1cm away from the end of the coil at each measurement voltage. The results obtained are morehomogeneous magnetic field distribution in the plural coil system. At 1 V the voltage shows ahomogeneity value of 0.8375 for a single coil and 0.8778 for a plural coil. For a voltage of 1.5V it shows a homogeneity value of 0.7769 for a single coil system and a value of 0.9093 formultiple coil systems. And for 2 V voltage homogeneity value in a single coil system is 0.7370and plural coil is 0.7852. The value of the magnetic field on a single coil is greater than theplural coil. At 1 V the voltage indicates the highest magnetic field value of 2.7 G for a single coiland 1 G for a plural coil. For a voltage of 1.5 V, the highest magnetic field value is 4.3 G formultiple coil systems and 1.9 G for single coil systems. And for the 2 V voltage the highestmagnetic field value in the plural coil system is 5.9 G and a single coil of 2.3 GKey words: Non-Destructive Testing, homogeneity, singlecoil, multicoil, and magnetic fielddistribution.
Karakterisasi Nilai Kalor Batubara Berdasarkan Pengukuran Kapasitansi Dan Resistansi Tri Tazkhia Ramadhani Praha; Dudi Darmawan; Ahmad Qurthobi
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakBatubara merupakan bahan bakar alternative yang kualitasnya dapat dilihat dari kandungannya, salah satunya seperti nilai kalor. Penelitian ini, nilai kalor akan dikarakterisasi menggunakan nilai kapasitansi danresistansinya. Pengukuran nilai kapasitansi menggunakan sensor kapasitif berbentuk silinder sedangkan nilairesistansi menggunakan sensor penghubung email tembaga yang dihubungkan dengan LCR meter. Dari beberapa frekuensi, didapatkan frekuensi sebesar 1 Khz yang menunjukan nilai kapasitansi dan resistansi yangstabil. Dari nilai kapasitansi, secara matematis akan dipero leh juga nilai permitivitas. Sama halnya dengan nilairesistansi, secara matematis akan diperoleh nilai resistivitas. Nilai terdapat pada sampel A dengan kalor 3.441, terukur kapasitansi sebesar 18.26 pF dan didapatkan permitivitas sebesar 63.9 pF/m . Nilai terendah padasampel K dengan nilai kalor 5.626, terukur kapasitansi sebesar 14.48 pF dan didapakan permitivitas sebesar50.6 pF/m. Sedangkan nilai resistansi dan penentuan resistivitas tertinggi pada sampel A dengan kalor 3.441 sebesar 160.1 MΩ dan didapatkan 15.200 Ω.m. Nilai terendah pada sampel H dengan nilai kalor 5.349, terukurresistansi 7.72 MΩ dan didapatkan resistivitas sebesar 700 MΩ.m. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,hasil pengukuran nilai kapasitansi dan penentuan permiivitas batubara tidak berpengaruh perhadap nilai kalor batubara sedangkan nilai resistansi dan penentuan resistivitas berpengaruh sangat kecil karna pengaruhkandungan lain yang ada pada batubara.Kata kunci : Batubara , Nilai kalor, , Kapasitansi, Resistansi, Resistivitas, Permitivitas AbstractCoal is an alternative fuel whose quality can be seen from its contents, one of which is like a caloric value. In this study, the calorific value will be characterized using the capacitance value and resistance. Measurementof capacitance value using a cylindrical capacitive sensor while the resistance value uses a copper emailconnecting the sensor that is connected to the LCR meter. From several frequencies, we get a frequency of 1 Khz which shows a stable capacitance and resistance value. From the capacitance value, mathematically thepermittivity value will also be obtained. Similar to the resistance value, the resistivity value will bemathematically obtained. Value is found in sample A with 3,441 calories, measured capacitance is 18.26 pF and the permittivity is 63.9 pF / m. The lowest value in the K sample with a calorie value of 5,626, measuredthe capacitance of 14.48 pF and obtained a permittivity of 50.6 pF / m. While the highest resistance anddetermination of resistivity in sample A with 3,441 calories is 160.1 M 160 and 15,200 Ω.m is obtained. The lowest value in the H sample with a calorific value of 5,349, measured the resistance of 7.72 MΩ and found aresistivity of 700 MΩ.m. Based on the research conducted, the results of the measurement of capacitancevalues and determination of coal permittivity have no effect on the calorific value of coal while the resistance value and determination of the effect of resistivity are very small because of the influence of other contentpresent in coal. Keywords: Coal, Calorific value, Capacitance, Resistance, Resistivity, Permittivity
Optimasi Parameter Koil Untuk Meningkatkan Kuat Medan Magnet Pada Sumber Medan Magnet Berbasis Solenoida Annisa Fardhani Bahalwan; Dudi Darmawan; Asep Suhendi
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPemanfaatan sumber medan magnet menggunakan berbagai metode merupakan bagian dari non-destructive testing(NDT). NDT adalah suatu pengujian material tanpa merusak dan dilakukan pada jangka waktu tertentu untukmenemukan kesalahan sistem jika tidak sesuai dengan standar mutu. Pada penelitian ini dilakukan optimasi parameterkoil untuk meningkatkan kuat medan magnet pada sumber medan magnet berbasis solenoida. Pengujian dilakukandengan cara melakukan variasi jumlah layer serta penggunaan dengan dan tanpa ferrit yang diukur pada sumbu x, ydan z. Hasil kuat medan magnet optimal yang didapatkan pada masing masing kawat dibandingkan dengan lilitanpada konfigurasi dengan tujuan agar koil solenoida menghasilkan kuat medan magnet yang homogen pada keadaantemperatur normal. Dari pengujian yang telah dilakukan, didapatkan hasil terbaik yaitu 1034 Gauss dengankonfigurasi jumlah lilitan 900, jumlah layer 20 dan menggunakan inti ferrit di sumbu x. Dengan demikian, kondisitersebut merupakan hasil terbaik pada pengujian menggunakan metode NDT untuk optimalisasi parameter koil.Kata Kunci : Sumber Medan Magnet Solenoida, Pengaruh Konfigurasi Koil dalam Kuat Medan Magnet. AbstractThe use of magnetic field sources using various methods as part of non-destructive testing (NDT). NDT is a test ofmaterial without damage and carried out for a certain period of time to find a system error if it is not in accordancewith quality standards. In this research, coil parameter optimization is carried out to increase the strength ofmagnetic fields in solenoid-based magnetic field sources. Tests are carried out by varying the number of layers andusing with and without ferrite measured on the x, y and z axes. The results of the optimal magnetic field obtained oneach wire are compared with the coil in the configuration in order for the solenoid coil to produce a homogeneousmagnetic field strength under normal temperature conditions. The results of the tests that have been done, the bestresults are obtained 1034 Gauss with a configuration of 900 coils, 20 layers and using ferrite core on the x-axis. Thus,this condition is the best result in testing using the NDT method to optimize coil parameters.Keywords: Solenoid Magnetic Field Source, Effect of Coil Configuration in Strong Magnetic Fields.
Pengendalian Tegangan Generator Oksihidrogen Menggunakan Metode Kontrol Pid Hanafi Rusmantika; Dudi Darmawan; Reza Fauzi Iskandar
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakDalam jurnal ilmiah ini, penulis melaporkan penelitian penulis mengenai perancanganalgoritma kontrol PID pada sebuah model sistem sel oksihidrogen yang terdiri dari sebuahmodel konverter buck-boost dan model sel elektrolisis yang dirangkai secara lup-tertutup.Dari penelitian penulis, ditemukan konstanta PID Kp, Ki, dan Kberturut-turut adalah0,02982, 39,236842, dan 0,0000056658. Selain itu ditemukan juga rasio redaman ζ dan frekuensi natural ωn d berturut-turut 0,02679, dan 2187,782 Hz. Hasil temuan penulismenunjukkan perilaku sistem pada simulasi lebih lambat dibandingkan dengan prediksi perilaku sistem orde-dua secara analitik. Hal ini dikarenakan adanya zero bidang kanan padafungsi transfer dari sistem serta karakteristik dari rangkaian konverter buck-boost itu sendiri.Selain itu, algoritma kontrol PID berhasil menstabilkan sistem dibuktikan dari hasil uji setpointdanplotNyquistyangdibuatberdasarkanfungsitransferdarisistem.Kata Kunci : PID, oksihidrogen, konverter buck-boost, MATLAB, Simulink AbstractsIn this science paper work, a research on PID control scheme on a closed-loop oxyhydrogen cellsystem, which consists of a buck-boost converter and an electrolysis cell, is reported. From theresearch, it is concluded that the PID constants Kp, Ki, dan Kare respectively 0.02982,39.236842, dan 0.0000056658. Besides, it is also found that the damping ratio ζ and natural frequency ωn d are respectively 0.02679, dan 2187.782 Hz. On this research, the system’sbehavior is found out slower than a second-order system model by analytical approach. This is due to a right-half-plane zero in the system’s transfer function and the unique characteristic ofthe buck-boost converter itself. It is also found that the PID Control Algorhytm can stabilizesystem based on the set-point tests conducted and the Nyquist Plot generated based on the system’stransfer function. Keywords : HHO, Electrolysis, Buck-Boost Converter, PID, Ziegler-Nichols, MATLAB
Co-Authors Abrar Ismardi Adityo Sandhy Putra Adwin Welmark Cristri Ahmad Marjan Ahmad Qurthobi Aisamuddin, Muhammad Fadhil Amelia Dwisafitri Anastasya Lutmila Balqis Amir Angga Rusdinar Anggi Ari Pranasa Anggita Bayu Krisna Pambudi Anggraeni Dwi Setyowati Anita Sukma Annisa Fardhani Bahalwan Anugrah, Fadli Septian Arief Elang Raharja Asep Suhendi Bella Eliana Bella Fortunella Dewi Deddy Kurniadi Dewi Novianti Diah Ayu Sitoresmi Dian Arum Novitasari Edy Wibowo Endang Rosdiana Fachri Devanika Fadhlurrahman Syauqi Fadhly Aziz Putra Pradana Faisah Nasution Fani Putri Utami Fatahah Dwi Ridhani Febriyanti Novitasari Fenta Rahmawati Fira Fauziah Hammur Firmawan Matutu Palebangan Gilang Saputro Hanafi Rusmantika Indra Wahyudin Fathonah Jessica Pramesti Khoirurrijal Tri Novianto M Darfyma Putra M.Nabil Ainul Amri Mahfudz Al Huda Mahfudz Al'Huda Mahfudz Al-Huda Maidasari Br Manurung Mamat Rokhmat Melina Melina Nabilah, Jihan Fadhil Nima Adlini, Mutia Anadela Rional, Brian Adianto Fernanda Nur Indah Muzayyanah Nurwulan Fitriyanti Nurwulan Nurwulan Octo Emerald Siregar Otin Khotimah Paras Novinda Lidyaza PRATITA AIKE STYOWATI Putri Suci Febriani Rahmat Awaludin Salam Rassyid Dikryl Hakim Rayhan Humamuddin Restianim, Vivien Reza Fauzi Iskandar Rininta Ariastyanti Rizky Aditya Nugraha Rosalinda Natalia Simanjuntak Sarah Maulidasari Sella Pratiwi Zs Siti Rokhani Sontha Herdiawan Alvaro Suprayogi Suprayogi Suprijanto Suprijanto Tania Ariska Febrianti Thresia Margaretha Tri Tazkhia Ramadhani Praha Valentina Adimurti Kusumaningtyas Yustitia Putri Indraswari