Claim Missing Document
Check
Articles

Karakterisasi Nilai Kalor Batubara Berdasarkan Pengukuran Kapasitansi Dan Resistansi Tri Tazkhia Ramadhani Praha; Dudi Darmawan; Ahmad Qurthobi
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakBatubara merupakan bahan bakar alternative yang kualitasnya dapat dilihat dari kandungannya, salah satunya seperti nilai kalor. Penelitian ini, nilai kalor akan dikarakterisasi menggunakan nilai kapasitansi danresistansinya. Pengukuran nilai kapasitansi menggunakan sensor kapasitif berbentuk silinder sedangkan nilairesistansi menggunakan sensor penghubung email tembaga yang dihubungkan dengan LCR meter. Dari beberapa frekuensi, didapatkan frekuensi sebesar 1 Khz yang menunjukan nilai kapasitansi dan resistansi yangstabil. Dari nilai kapasitansi, secara matematis akan dipero leh juga nilai permitivitas. Sama halnya dengan nilairesistansi, secara matematis akan diperoleh nilai resistivitas. Nilai terdapat pada sampel A dengan kalor 3.441, terukur kapasitansi sebesar 18.26 pF dan didapatkan permitivitas sebesar 63.9 pF/m . Nilai terendah padasampel K dengan nilai kalor 5.626, terukur kapasitansi sebesar 14.48 pF dan didapakan permitivitas sebesar50.6 pF/m. Sedangkan nilai resistansi dan penentuan resistivitas tertinggi pada sampel A dengan kalor 3.441 sebesar 160.1 MΩ dan didapatkan 15.200 Ω.m. Nilai terendah pada sampel H dengan nilai kalor 5.349, terukurresistansi 7.72 MΩ dan didapatkan resistivitas sebesar 700 MΩ.m. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,hasil pengukuran nilai kapasitansi dan penentuan permiivitas batubara tidak berpengaruh perhadap nilai kalor batubara sedangkan nilai resistansi dan penentuan resistivitas berpengaruh sangat kecil karna pengaruhkandungan lain yang ada pada batubara.Kata kunci : Batubara , Nilai kalor, , Kapasitansi, Resistansi, Resistivitas, Permitivitas AbstractCoal is an alternative fuel whose quality can be seen from its contents, one of which is like a caloric value. In this study, the calorific value will be characterized using the capacitance value and resistance. Measurementof capacitance value using a cylindrical capacitive sensor while the resistance value uses a copper emailconnecting the sensor that is connected to the LCR meter. From several frequencies, we get a frequency of 1 Khz which shows a stable capacitance and resistance value. From the capacitance value, mathematically thepermittivity value will also be obtained. Similar to the resistance value, the resistivity value will bemathematically obtained. Value is found in sample A with 3,441 calories, measured capacitance is 18.26 pF and the permittivity is 63.9 pF / m. The lowest value in the K sample with a calorie value of 5,626, measuredthe capacitance of 14.48 pF and obtained a permittivity of 50.6 pF / m. While the highest resistance anddetermination of resistivity in sample A with 3,441 calories is 160.1 M 160 and 15,200 Ω.m is obtained. The lowest value in the H sample with a calorific value of 5,349, measured the resistance of 7.72 MΩ and found aresistivity of 700 MΩ.m. Based on the research conducted, the results of the measurement of capacitancevalues and determination of coal permittivity have no effect on the calorific value of coal while the resistance value and determination of the effect of resistivity are very small because of the influence of other contentpresent in coal. Keywords: Coal, Calorific value, Capacitance, Resistance, Resistivity, Permittivity
Optimasi Parameter Koil Untuk Meningkatkan Kuat Medan Magnet Pada Sumber Medan Magnet Berbasis Solenoida Annisa Fardhani Bahalwan; Dudi Darmawan; Asep Suhendi
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPemanfaatan sumber medan magnet menggunakan berbagai metode merupakan bagian dari non-destructive testing(NDT). NDT adalah suatu pengujian material tanpa merusak dan dilakukan pada jangka waktu tertentu untukmenemukan kesalahan sistem jika tidak sesuai dengan standar mutu. Pada penelitian ini dilakukan optimasi parameterkoil untuk meningkatkan kuat medan magnet pada sumber medan magnet berbasis solenoida. Pengujian dilakukandengan cara melakukan variasi jumlah layer serta penggunaan dengan dan tanpa ferrit yang diukur pada sumbu x, ydan z. Hasil kuat medan magnet optimal yang didapatkan pada masing masing kawat dibandingkan dengan lilitanpada konfigurasi dengan tujuan agar koil solenoida menghasilkan kuat medan magnet yang homogen pada keadaantemperatur normal. Dari pengujian yang telah dilakukan, didapatkan hasil terbaik yaitu 1034 Gauss dengankonfigurasi jumlah lilitan 900, jumlah layer 20 dan menggunakan inti ferrit di sumbu x. Dengan demikian, kondisitersebut merupakan hasil terbaik pada pengujian menggunakan metode NDT untuk optimalisasi parameter koil.Kata Kunci : Sumber Medan Magnet Solenoida, Pengaruh Konfigurasi Koil dalam Kuat Medan Magnet. AbstractThe use of magnetic field sources using various methods as part of non-destructive testing (NDT). NDT is a test ofmaterial without damage and carried out for a certain period of time to find a system error if it is not in accordancewith quality standards. In this research, coil parameter optimization is carried out to increase the strength ofmagnetic fields in solenoid-based magnetic field sources. Tests are carried out by varying the number of layers andusing with and without ferrite measured on the x, y and z axes. The results of the optimal magnetic field obtained oneach wire are compared with the coil in the configuration in order for the solenoid coil to produce a homogeneousmagnetic field strength under normal temperature conditions. The results of the tests that have been done, the bestresults are obtained 1034 Gauss with a configuration of 900 coils, 20 layers and using ferrite core on the x-axis. Thus,this condition is the best result in testing using the NDT method to optimize coil parameters.Keywords: Solenoid Magnetic Field Source, Effect of Coil Configuration in Strong Magnetic Fields.
Pengendalian Tegangan Generator Oksihidrogen Menggunakan Metode Kontrol Pid Hanafi Rusmantika; Dudi Darmawan; Reza Fauzi Iskandar
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakDalam jurnal ilmiah ini, penulis melaporkan penelitian penulis mengenai perancanganalgoritma kontrol PID pada sebuah model sistem sel oksihidrogen yang terdiri dari sebuahmodel konverter buck-boost dan model sel elektrolisis yang dirangkai secara lup-tertutup.Dari penelitian penulis, ditemukan konstanta PID Kp, Ki, dan Kberturut-turut adalah0,02982, 39,236842, dan 0,0000056658. Selain itu ditemukan juga rasio redaman ζ dan frekuensi natural ωn d berturut-turut 0,02679, dan 2187,782 Hz. Hasil temuan penulismenunjukkan perilaku sistem pada simulasi lebih lambat dibandingkan dengan prediksi perilaku sistem orde-dua secara analitik. Hal ini dikarenakan adanya zero bidang kanan padafungsi transfer dari sistem serta karakteristik dari rangkaian konverter buck-boost itu sendiri.Selain itu, algoritma kontrol PID berhasil menstabilkan sistem dibuktikan dari hasil uji setpointdanplotNyquistyangdibuatberdasarkanfungsitransferdarisistem.Kata Kunci : PID, oksihidrogen, konverter buck-boost, MATLAB, Simulink AbstractsIn this science paper work, a research on PID control scheme on a closed-loop oxyhydrogen cellsystem, which consists of a buck-boost converter and an electrolysis cell, is reported. From theresearch, it is concluded that the PID constants Kp, Ki, dan Kare respectively 0.02982,39.236842, dan 0.0000056658. Besides, it is also found that the damping ratio ζ and natural frequency ωn d are respectively 0.02679, dan 2187.782 Hz. On this research, the system’sbehavior is found out slower than a second-order system model by analytical approach. This is due to a right-half-plane zero in the system’s transfer function and the unique characteristic ofthe buck-boost converter itself. It is also found that the PID Control Algorhytm can stabilizesystem based on the set-point tests conducted and the Nyquist Plot generated based on the system’stransfer function. Keywords : HHO, Electrolysis, Buck-Boost Converter, PID, Ziegler-Nichols, MATLAB
Studi Karakterisasi Sistem Induced Current Electrical Impedance Tomography (iceit) Pada Distribusi Serbuk Besi Dalam Tanah Anastasya Lutmila Balqis Amir; Dudi Darmawan; Edy Wibowo
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Proses identifikasi dan pencitraan yang tidak merusak diperlukan pada berbagai industri.Metode untuk mengidentifikasi bagian dalam objek tanpa melakukan pembelahan adalahtomografi. Salah satu jenis tomografi adalah Induced Current Electrical ImpedanceTomography (ICEIT). Pada prinsipnya sistem ICEIT memanfaatkan induksi arus bolak balikdengan frekuensi tertentu pada sebuah kumparan (koil) kemudian membangkitkan medanmagnet di sekitar kumparan. Medan magnet akan berinteraksi dengan objek kemudianinteraksi tersebut dapat diamati dengan mengukur beda tegangan di ujung batas tepi objek.Pada penelitian ini dibuat sistem ICEIT yang terdiri dari rangkaian koil dan phantom (wadahobjek). Rangkaian koil terdiri dari 9 buah lilitan kawat tembaga dengan inti kayu berbentukbalok. Diperlukan parameter-parameter fisis yang optimal pada rangkaian koil agar feasibleuntuk melakukan identifikasi objek. Hasil eksperimen yang dilakukan, sistem ICEIT mampumenghasilkan pola distribusi nilai beda tegangan yang berbeda pada objek dengan 2 kondisiyaitu saat objek homogen (tanah laterit) dan objek beranomali (tanah laterit dan serbuk besi).Seluruh data beda tegangan pada pasangan elektroda dikoleksi menggunakan sistem akuisisiotomatis dengan jeda waktu antar induksi adalah 500 ms. Parameter-parameter fisis yangpaling optimal pada rangkaian koil sistem ICEIT untuk melakukan identifikasi adalahfrekuensi sumber f = 10 MHz, amplitudo 20 Vpp, range induktansi koil 205.4 ɥH – 221 ɥH,dan medan magnet koil 7.1 G – 16.5 G.Kata kunci : anomali, beda tegangan, homogen, identifikasi, parameter fisis, sistem ICEITAbstract The process of identification and non-destructive imaging is needed in various industries. Themethod for identifying the inside of an object without doing division is tomography. One typeof tomography is Induced Current Electrical Impedance Tomography (ICEIT). In principle,the ICEIT system utilizes alternating current induction with a certain frequency on a coil (coil)then generates a magnetic field around the coil. The magnetic field will interact with the objectthen the interaction can be observed by measuring the voltage difference at the edge of theobject's edge. In this study an ICEIT system was made consisting of a series of coils andphantoms (object containers). The coil circuit consists of 9 pieces of coil with a beam-shapedwooden core. Optimal physical parameters are needed in the coil circuit so that it is feasibleto identify objects. The results of the experiments carried out, the ICEIT system was able toproduce different pattern of distribution of different voltage in objects with 2 conditions,namely when the object is homogeneous (laterite soil) and anomalous object (laterite soil andiron powder). All voltage difference data on the electrode pair are collected using an automaticacquisition system with a time interval between inductions of 500 ms. The most optimalphysical parameters in ICEIT system coil to identify are source frequency f = 10 MHz,amplitude of 20 Vpp, range of coil inductance L = 205.4 ɥH - 221 ɥH, and magnetic field ofcoil B = 7.1 G - 16.5 GKeywords: anomaly, homogeneity, identification, ICEIT system, physical parameters, voltagedifference
Pengukuran Resistivitas Pada Pelat Konduktor Tipis Menggunakan Metode Four Point Probe (resistivity Measurement On Thin Conductor Plate Using Four Point Probe Method) Arief Elang Raharja; Asep Suhendi; Dudi Darmawan
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSalah satu metode pengukuran resistivitas yang banyak digunakan adalah metode Four Point Probe. Metode four point probe dapat mengukur resistivitas dengan tepat dan akurat. Metode ini menggunakan empat buahprobe yang terdiri dari dua buah probe yang berfungsi mengalirkan arus dan dua buah probe untuk membacategangan. Pada penelitian ini akan mengukur resistivitas bahan dengan metode Four Point Probe dan susunanWenner supaya didapatkan pembacaan yang tepat dan akurat serta tidak memerlukan biaya yang banyak. Padapenelitian resistivitas ini digunakan material pelat tipis konduktor dengan ketebalan maksimum 0,01cm seperti PCBtembaga, pelat tembaga, pelat seng, dan pelat stainless steel. Pada hasil penelitian ini diperoleh bahwa nilai rata –rata resistivitas pada pcb tembaga sebesar 1,96× 10−8Ω. 𝑚, nilai resistivitas pada pelat tembagasebesar 2,227×10−8Ω. 𝑚, pada pelat seng sebesar 2,42× 10−7Ω. 𝑚, dan pada pelat stainless steel sebesar 1,02× 10Ω. 𝑚.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa nilai resistivitas pada pelat konduktor salah satunya dipengaruhi olehsuhu yang dihasilkan oleh arus yang cukup besar.Kata Kunci : Resistivitas, Four Point Probe, susunan Wenner −6
Studi Pengaruh Besar Sudut Antara Koil Transmitter Dan Receiver Dengan Metode Induksi Medan Magnet Siti Rokhani; Dudi Darmawan; Endang Rosdiana
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakMetode Non Destructive Testing (NDT) yaitu pemeriksaan atau pengujian yang dilakukan tanpamerusak atau mengubah benda yang akan diuji. Salah satu metode NDT yang digunakan pada pengujian ini adalah metode induksi medan magnet. Pada pengujian ini digunakan sensor koil yaitu koil transmitterdan koil receiver. Koil transmitter (koil primer) digunakan untuk sumber induksi yang dihubungkandengan function generator. Koil receiver (koil sekunder) digunakan untuk menerima hasil induksi yangberupa tegangan (potensial) yang akan ditampilkan pada osiloskop. Sensor koil yang digunakan yaitusolenoida menggunakan kawat dengan diameter 0,8 mm dengan total 50 lilitan (single layer). Pengujiandilakukan dengan tiga kondisi yaitu besar sudut yaitu sudut antara koil transmitter dan receiver yangmembentuk sudut 60°, 120°, dan 180°. Dengan objek pengujian yang dipakai yaitu besi, kayu danalumunium. Pada pengujian dilakukan tiga keadaan yaitu tanpa objek, hanya objek dan objek denganair. Input yang dipakai yaitu 5 Volt. Hasil yang didapatkan yaitu besar sudut yang menghasilkantegangan yang paling maksimum yaitu sudut 60°. Semakin besar sudut antara koil transmitter danreceiver, tegangan yang terukur semakin kecil. Hasil beda tegangan yang didapatkan saat kondisi hanyaobjek dan objek dengan air kondisi sudut 60° mempunyai beda tegangan yang paling tinggi objek yaitupada besi 1,02993 V, kayu 0,0413 V dan alumunium 0,2813 V. Hasil beda tegangan pada kondisi tanpaobjek dan hanya objek pada sudut pandang 60° menghasilkan tegangan yang paling tinggi yaitualumunium, besi dan kayu. Beda tegangan pada alumunium yaitu 2,0107 V, besi 0,1747 V dan kayu0,1427 V.Kata kunci: koil, arus eddy.AbstractNon Destructive Testing (NDT) method is an examination or testing carried out without Non DestructiveTesting (NDT) method is an examination or testing carried out without damaging or changing the objectto be tested.One of the NDT methods used in this test is the magnetic field induction method. In this test, coil sensors, transmitter coil, and receiver coil are used. Transmitter coil (primary coil) is used forinduction sources that are diverted by the generator function. The coil receiver (secondary coil) is usedto receive the induction results containing the voltage (potential) that will be needed on the oscilloscope.The coil sensor used is solenoid using a wire with a diameter of 0.8 mm with a total of 50 windings(single layer). The test is carried out with three conditions, namely the angle requirements between thetransmitter and receiver coils which form an angle of 60 °, 120 °, and 180 °. Test objects used are iron,wood, and aluminum. In the test three conditions are carried out namely without objects, only objects,and objects with water. The input used is 5 Volts. The results obtained are Large Angles which producethe maximum stress that is the angle of 60 °. The greater the angle between the transmitter and receivercoil, the smaller the rated voltage. The results of different stresses obtained at this time only objects andobjects with water at an angle of 60 ° have the highest voltage differences for superiors namely iron1.02993 V, wood 0.0413 V with aluminum 0.2813 V. in conditions without objects and only objects ata 60 ° viewpoint produce the highest stress, namely aluminum, iron, and wood. The voltage differencein aluminum is 2.0107 V, iron 0.1747 V, and wood 0.1427 V.Keywords: coil, eddy current.
Penentuan Komposisi Plesteran Melalui Pengukuran Tegangan Induksi Medan Magnet Rosalinda Natalia Simanjuntak; Dudi Darmawan; Abrar Ismardi
eProceedings of Engineering Vol 8, No 5 (2021): Oktober 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plesteran merupakan lapisan penutup dinding yang terbentuk dari campuran semen, pasir dan air. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variasi komposisi bahan plesteran terhadap nilai tegangan menggunakan metoda induksi medan magnet. Dari pengukuran karakterisasi koil tanpa objek diperoleh frekuensi kerja yang optimal di 250 kHz, 20 Vpp dengan tegangan 14,279 Volt, pada pasangan koil 300 lilitan yang jarak antar koilnya 0,5cm. Frekuensi kerja digunakan untuk pengukuran karakterisasi koil di tiga keadaan variabel bebas komposisi plesteran. Peningkatan massa pasir menyebabkan penurunan terhadap nilai tegangan, nilai yang terukur dari 14,167 Volt menurun hingga 14,029 Volt dengan hasil regresi liniernya y = -0,0032x + 14,252 dan R2 = 0.9826. Pertambahan massa semen menunjukkan kenaikan pada nilai tegangan, nilai yang terukur dari 14,256 Volt menaik hingga 14,358 Volt dengan hasil regresi liniernya y = 0,0022x + 14,203 dan R2 = 0,9955. Pertambahan kuantitas air menyebabkan penurunan terhadap nilai tegangan, pada massa 35 gram nilai yang terukur dari 14,887 Volt menurun hingga 14,589 Volt dengan hasil regresi liniernya y = -0,0137x + 15,128 dan R2 = 0,9288, sedangkan pada massa 25 gram, nilai yang terukur 14,373 Volt menurun hingga 14,212 Volt dengan hasil regresi liniernya y = -0,0086x + 14,776 dan R2 = 0,9504. Kata kunci : Plesteran, Metoda Induksi Medan Magnet, Karakterisasi Koil, Frekuensi Kerja
Rancang Bangun Sistem Penentu Posisi Koordinat (x,y) Menggunakan Sensor Light Dependent Resistor (ldr) Dan Perhitungan Metode Titik Berat Untuk Koil Pemindai Pada Metode Eddy Current Testing (ect) Putri Suci Febriani; Dudi Darmawan; Rahmat Awaludin Salam
eProceedings of Engineering Vol 8, No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Eddy Current Testing (ECT) merupakan salah satu metode dari Non-Destructive Testing (NDT) yang memanfaatkan medan magnet untuk melihat interaksi antara sumber medan magnet dengan objek yang akan diuji. Dalam penerapannya ECT membutuhkan koil untuk digunakan sebagai alat pemindai yang akan memindai cacat atau keretakan pada objek uji. Untuk membantu proses pengujian, dibutuhkan sistem pemindai yang dapat melakukan penginduksian arus pada koil sekaligus dapat mengetahui posisi koordinat penginduksi itu berada sehingga keretakkan/kerusakan pada objek dapat langsung diketahui posisinya. Penelitian ini menggunakan sumber cahaya yang akan ditempatkan satu titik koordinat dengan koil agar koil dan sumber cahaya memiliki titik koordinat yang sama. Untuk mengetahui posisi sumber cahaya tersebut pada penelitian ini juga menggunakan sensor Light Dependent Resistor (LDR). Sensor LDR ini digunakan untuk mendeteksi pergerakan cahaya yang berasal dari sumber cahaya sehingga sensor akan menerima cahaya sesuai dengan cahaya yang diterimanya. Untuk mengetahui posisi koordinat sumbu X dan sumbu Y tersebut, penulis menggunakan perhitungan metode titik berat. Dari percobaan yang telah dilakukan pada 10 titik koordinat didapatkan nilai rata-rata akurasi pada sumbu x adalah 99,6% dan akurasi pada sumbu y adalah 99,7% dengan resolusi pada alat adalah 2,5 cm. Kata Kunci : Eddy Current Testing, Non-Destructive Testing, Light Dependent Resistor, metode titik berat. Abstract Eddy Current Testing (ECT) is one of the methods from Non-Destructive Testing (NDT) which using field magnetic to see the interaction between sources of the magnetic field and the tested object. In Practice, Eddy Current Testing (ECT) requires coil to be used as a scanner for detecting crack or defect on the surface of the object. To do the testing, we need to induct current on the coil to get the position also the coordinate to make sure the defect and cracked area. So, defect objects can be immediately identified on its position.This research use source of the light will be combined in one place with the coil so that the coil and the source of light have the same coordinate points. In this study, for finding the position of the light we need a sensor called LDR (Light Dependent Resistor). This LDR sensor is used to detect the movement of light coming from a light source so that the sensor will receive light according to the light it receives.To find out the position of the coordinates of the X and Y axes, the authors uses the “TITIK BERAT” method. From the experiments that have been tried out at 10 coordinate points, the average value of accuracy on the x-axis is 99.6% and the y-axis accuracy is 99.7% with the resolution at the tool is 2,5 cm. Keywords: Eddy Current Testing, Non-Destructive Testing, Light Dependent Resistors, emphasis method.
Studi Eksperimental Dan Analisis Tegangan Koil Receiver Pada Bahan Ferromagnetik Dan Non-ferromagnetik Dengan Sistem Induksi Magnet Fadhlurrahman Syauqi; Dudi Darmawan; Indra Wahyudhin Fathona
eProceedings of Engineering Vol 7, No 1 (2020): April 2020
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Telah dilakukan pengujian induksi medan magnet dengan menggunakan 8 koil dan objek ditengah, dimana terdapat 1 koil sebagai transmitter dan ke-7 koil lainnya sebagai koil receiver. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidak adanya objek, mendeteksi jenis bahan objek, dan mendeteksi bentuk objek berdasarkan nilai tegangan pada koil receiver (koil penerima). Nilai tegangan yang dihasilkan karena adanya induksi dari koil transmitter yang menimbulkan medan magnet yang berubah-ubah sehingga terjadi gaya gerak listrik (ggl) induksi pada koil receiver. Pengujian ini menggunakan koil dengan diameter kawat 0.8 mm, jumlah lilitan sebanyak 50 dan panjang lilitan sebesar 48 mm. Dengan tegangan induksi sebesar 15 Vpp dan frekuensi kerja sebesar 2 MHz serta jarak antar koil sebesar 10 cm. Pada pengujian ini, bahwa nilai tegangan receiver dapat mendeteksi ditengah rangkaian terdapat objek atau tidak. Jika konfigurasi 8 koil tidak diletakkan objek, menghasilkan nilai tegangan < 1.1 V. Sedangkan, jika diberikan objek menghasilkan nilai tegangan sebesar ±1.3 V. Selain itu, dapat mendeteksi bahan objek dengan melihat perbedaan nilai tegangan receiver. Pada bahan non-ferromagnetik menghasilkan nilai tegangan sekunder yang lebih besar (±1.5V). Perbedaan nilai tegangan pada material besi dan aluminium pada percobaan tidak terlalu besar yaitu ±0.001-0.01. Namun, pada penelitian ini tidak dapat mendeteksi bentuk dari objek yang diuji, dikarenakan pengujian ini tidak sampai tahap tomografi. Akan tetapi, dari hasil tegangan pada koil receiver yang diuji akan digunakan sebagai dasar untuk ke tahap tomografi. Kata Kunci: Koil, Induksi Magnet, Nilai Tegangan Koil Receiver Abstract Induction of magnetic field testing has been carried out using 8 coils and objects in the middle, where there is 1 coil as a transmitter and the other 7 coil as receiver coil. This research aims to detect the presence or absence of an object, detect the material type of the object, and detect the shape of the object based on the value of the voltage on the receiving coil (receiver coil). The value of the voltage generated due to the induction of the transmitter coil which causes a magnetic field that changes so that the induced electromotive force (emf) on the reciver coil. This test uses a coil with a wire diameter of 0.8 mm, a total of 50 turns and a length of turns of 48 mm. With an induction voltage of 15 Vpp and a working frequency of 2 MHz and a distance between coils of 10 cm. In this test, that the receiver's voltage value can detect whether or not there is an object in the middle of the range, if an 8 coil configuration is no object (air) between the coil, the receiver's voltage value is < 1.1 V whereas if there are objects between the coils the receiver's voltage value ± 1.3V. In addition, it can detect material objects by looking at the difference in receiver voltage values. Non-Ferromagnetic materials produce higher receiver voltage values (± 1.5V). The difference in stress values between iron and aluminum material in the experiment is not too large, that is ± 0.001-0.01. However, in this test can’t detect the shape of the object, because this test does not reach the tomography. The result of receiver voltage will be used as a basic for tomography steps. Keywords: Coil, Magnetic Induction, Coil Receiver Voltage Value.
Aplikasi Ultrasonik Dalam Penentuan Kontur Lapisan Subur Tanah Thresia Margaretha; Dudi Darmawan; Rahmat Awaludin Salam
eProceedings of Engineering Vol 8, No 5 (2021): Oktober 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ultrasonic testing merupakan salah satu metode NDT (Non-Destructive Testing) yang memanfaatkan gelombang ultrasonik untuk mendeteksi ketebalan suatu objek yang akan diuji. Metode ultrasonic testing ini dapat digunakan untuk penentuan kontur lapisan subur tanah dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik melalui transduser ke atas permukaan objek uji. Respon gelombang pantul yang terlihat pada osiloskop kemudian dianalisis untuk melihat waktu tempuh yang dibutuhkan gelombang pada saat ditransmisikan sampai diterima kembali. Dalam penelitian ini digunakan transduser AT200 dengan frekuensi kerja sebesar 200 kHz. Sebelum melakukan eksperimen pengukuran, terlebih dahulu dilakukan karakterisasi objek uji untuk menentukan kecepatan rambat gelombang pada setiap objek diuji. Berdasarkan nilai waktu tempuh dan kecepatan rambat gelombang dapat ditentukan ketebalan lapisan subur tanah yang berfungsi sebagai data dalam pembuatan kontur lapisan subur tanah. Untuk menampilkan kontur lapisan subur tanah secara tiga dimensi, sumbu x dan sumbu y akan diasumsikan sebagai koordinat titik pengukuran dan sumbu z diasumsikan sebagai ketebala tanah humus. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan nilai pengukuran ketebalan lapisan tanah yang terdeteksi mempunyai rata-rata tingkat kesalahan sebesar 1,009% pada tanah humus dan 0,878% pada tanah laterit. Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa metode ultrasonic testing dapat diaplikasikan sebagai penentuan kontur lapisan subur tanah. Kata kunci: kontur lapisan subur tanah, NDT(Non-Destructive Testing), ultrasonic testing.
Co-Authors Abrar Ismardi Adityo Sandhy Putra Adwin Welmark Cristri Ahmad Marjan Ahmad Qurthobi Aisamuddin, Muhammad Fadhil Amelia Dwisafitri Anastasya Lutmila Balqis Amir Angga Rusdinar Anggi Ari Pranasa Anggita Bayu Krisna Pambudi Anggraeni Dwi Setyowati Anita Sukma Annisa Fardhani Bahalwan Anugrah, Fadli Septian Arief Elang Raharja Asep Suhendi Bella Eliana Bella Fortunella Dewi Deddy Kurniadi Dewi Novianti Diah Ayu Sitoresmi Dian Arum Novitasari Edy Wibowo Endang Rosdiana Fachri Devanika Fadhlurrahman Syauqi Fadhly Aziz Putra Pradana Faisah Nasution Fani Putri Utami Fatahah Dwi Ridhani Febriyanti Novitasari Fenta Rahmawati Fira Fauziah Hammur Firmawan Matutu Palebangan Gilang Saputro Hanafi Rusmantika Indra Wahyudin Fathonah Jessica Pramesti Khoirurrijal Tri Novianto M Darfyma Putra M.Nabil Ainul Amri Mahfudz Al Huda Mahfudz Al&#039;Huda Mahfudz Al-Huda Maidasari Br Manurung Mamat Rokhmat Melina Melina Nabilah, Jihan Fadhil Nima Adlini, Mutia Anadela Rional, Brian Adianto Fernanda Nur Indah Muzayyanah Nurwulan Fitriyanti Nurwulan Nurwulan Octo Emerald Siregar Otin Khotimah Paras Novinda Lidyaza PRATITA AIKE STYOWATI Putri Suci Febriani Rahmat Awaludin Salam Rassyid Dikryl Hakim Rayhan Humamuddin Restianim, Vivien Reza Fauzi Iskandar Rininta Ariastyanti Rizky Aditya Nugraha Rosalinda Natalia Simanjuntak Sarah Maulidasari Sella Pratiwi Zs Siti Rokhani Sontha Herdiawan Alvaro Suprayogi Suprayogi Suprijanto Suprijanto Tania Ariska Febrianti Thresia Margaretha Tri Tazkhia Ramadhani Praha Valentina Adimurti Kusumaningtyas Yustitia Putri Indraswari