Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Induksi Mutasi Pada Populasi Kalus Embriogenik Jeruk Siam Pontianak Dengan Sinar Gamma Ali Husni; Mia Kosmiatin
Zuriat Vol 23, No 2 (2012)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v23i2.6869

Abstract

Jeruk siam Pontianak (Citrus nobilis var. Microcarpa) merupakan salah satu jeruk unggulan di Indonesia. Rasa jeruk Pontianak ini cukup manis tetapi belum sesuai dengan kategori yang diinginkan pasar dunia untuk dikonsumsi dalam keadaan segar karena mempunyai biji yang relatif banyak (15-20 biji per buah) dan mempunyai warna kulit yang belum begitu menarik sehingga kalah bersaing dengan jeruk produk impor. Trend kebutuhan pasar dunia akan buah jeruk keprok/siam segar saat ini perlu memenuhi kategori buah yang tidak berbiji (seedless), mudah dikupas (easy peeling), dan mempunyai tipe mandarin dengan warna yang menarik (pigmented). Jeruk mempunyai sifat heterozigositas yang tinggi, poligenik dengan masa juvenile yang panjang. Untuk melakukan perbaikan mutu buah melalui pemuliaan konvensional membutuhkan waktu yang lama dan memerlukan biaya yang besar. Pemuliaan mutasi merupakan salah satu alternatif penyelesaian masalah. Induksi mutasi pada populasi sel embriogenik jeruk siam Pontianak dilakukan dengan sinar Gamma pada dosis 0, 10, 20, 30, dan 40 Gy. Regenerasi populasi kalus embriogenik yang telah diradiasi dilakukan melalui embriogenesis somatik. Untuk mendewasakan embrio somatik dilakukan pada media MW dengan penambahan ABA (1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5 mg/l) dan MW medium + EM 500 mg/l + ABA (0,0; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2.5 mg/l) untuk perkecambahan samapai terbentuk plantlet dengan menambahkan GA3 0,5 mg/l. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa iradiasi sinar gamma dapat mempengaruhi  pertumbuhan, kecepatan regenerasi kalus menjadi plantlet, dan morfologi. Dari hasil  penelitian dapat disimpulkan bahwa iradiasi sinar gamma dapat memperlihatkan keragaman berdasarkan pertumbuhan, morfologi, dan kecepatan regenerasi kalus menjadi plantlet.
Perbandingan Performa Kuantitatif Sapi Brahman Cross di Peternakan Rakyat dengan di Perusahaan Komersial pada Umur 18-24 Bulan M. Dima Iqbal Hamdani; Ali Husni; M. Tino Fajar; Sulastri Sulastri
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 3 (2018): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.647 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i3.4721

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk membandingkan performa kuantitatif sapi brahman cross pada umur 18-24 bulan di peternakan rakyat dan di perusahaan komersial pada bulan Agustus sampai Oktober. Pengamatan dilakukan terhadap 50 ekor sapi brahman cross di perusahaan komersial dan 50 ekor sapi brahman cross di peternakan rakyat dengan menggunakan metode survey dan pengambilan sampel menggunaan purposive sampling. Peubah yang diamati meliputi ukuran-ukuran tubuh yang meliputi bobot badan, lingkar dada, panjang badan dan tinggi pundak. Hasil penelitian menunjukan bahwa sapi brahman cross di perusahaan komersial memiliki performa kuantitatif yang lebih tinggi dibandingkan dengan sapi brahman cross di peternakan rakyat. Sapi brahman cross di peternakan rakyat memiliki rata-rata bobot badan (271,12+26,03 cm), lingkar dada (154,04+6,01 cm), panjang badan (107,42+3,42 cm), dan tinggi pundak (124+2,23 cm), sedangkan sapii brahman cross di perusahaan komersial memiliki rata-rata bobot badan (383,92+35,05 kg), lingkar dada (175,9+4,27 cm), panjang badan (111,1+6,99 cm), dan tinggi pundak (128,4+4,84 cm).Kata kunci: sapi brahman cross, bobot badan, lingkar dada, panjang badan, tinggi pundakABSTRACTResearch was conducted to determine the quantitative performance of brahmancross catlle 18-24 month in traditional farmer and commercial companies. Research was conducted on 50 brahmancross catlle in traditional farmer and 50 brahman cross catlle in commercial companies, sample observation is determined by purposive sampling. Research uses a survey conducted from August to October 2016. The results showed a quantitative brahman cross catlle in convensional farmer trait average body weight (271,12 ± 26,05 kg), chest circumference (154,04±6,01 cm), body length (107,42±3,42 cm), and shoulder height (124±2,23 cm), and the results showed a quantitative brahman cross catlle in commercial companies trait average body weight (383,92 ± 36,06 kg), chest circumference (175,9±4,27 cm), body length (111,1±6,99 cm), and shoulder height (128,4±4,84 cm). The results showed that brahman cross cattlein commercial companies have higher quantitative performance than those at the traditional farmerKeywords: brahman cross cattle, body weight, chest circumference, body lenght, shoulder height.
Aklimatisasi Bibit Kapolaga Asal Kultur Jaringan Ali Husni; NFN Hobir; D. Sukmadjaja
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 9, No 2 (1994): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v9n2.1994.72-75

Abstract

KUALITAS KIMIA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA PADA BERBAGAI PERIODE LAKTASI DI DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN Naldo Zaidemarno; Ali Husni; Sulastri .
JURNAL ILMIAH PETERNAKAN TERPADU Vol 4, No 4 (2016)
Publisher : DEPARTMENT OF ANIMAL HUSBANDRY, FACULTY OF AGRICULTURE, UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.49 KB) | DOI: 10.23960/jipt.v4i4.p%p

Abstract

This research was conducted from May up to June, 2016 at Ettawa grade goat (EGG) development area, Sungai Langka village, Gedong Tataan subdistrict, Pesawaran regency to study chemical quality of EGG milk. Survey method were used in this research. Fifteen tails of EGG at first, second, third, and fourth lactation period as sample research was decided by purposive sampling procedure. Variables observed were fat, protein, solid non fat, and water content. Chemical quality of milk were analysed at Technology of Agriculture Product Laboratory, Politeknik Negeri Lampung (Polinela), Bandarlampung. Chemical quality of the milk was compared  Indonesia National Standard or Standar Nasional Indonesia (SNI) No 01-3141-1998 and Thai Agricultural Standard (TAS) 606-2008. Result of research indicated that fat content of 76.61 % samples (range of fat content 2.52 – 6.20 %) was qualified (standard of SNI was 3,7 %, TAS was 4.0 %). Protein content all samples (range 3.86 – 6.70 %) was qualified (standard of SNI was 2,7 %, TAS was 3.7 %). Solid non fat content all samples (range 9.54 – 11.92%) was qualified (standard of SNI was 8.0 %, TAS was 8.25).  Water content all samples (range 76.28 – 82.48 %) was qualified (standard maximum of SNI was 89 %, standard maximum of TAS was 87 %).It could be concluded that chemical quality of EGG milk was qualified to standard of SNI No 01-3141-1998 and Thai Agricultural Standard (TAS) 606-2008.  Key words: Ettawa Grade Goat, Fat Content, Protein Content, Solid Non Fat Content, Water Content
UPAYA MEMACU PERTUMBUHAN TUNAS MIKRO KENTANG KULTIVAR GRANOLA DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI SITOKININ BERBEDA Adinda RN Pratama; Sugiyono Sugiyono; Lucky Prayoga; Ali Husni
Scripta Biologica Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (719.451 KB) | DOI: 10.20884/1.sb.2014.1.3.553

Abstract

Micro-shoot growth is the first step in the potato microtuber formation. The main factors were known controlling microtuber formation including the media type, the concentration of sucrose, the type and concentration of plant growth regulators, temperature, and photoperiodicity. This research aimed to determine the influence of the t of cytokinin and its concentration on the micro-shoot formation of Granola cultivar of potato (Solanum tuberosum L.), as well as to determine the best cytokinin type and its concentration on micro-shoot formation of Granola cultivar potato (Solanum tuberosum L.). The research was experimental in a split-plot design. The main plot was the type of cytokinin (BAP and Kinetin), and the subplot was cytokinin concentration at five levels of concentrations, i.e., 0, 5, 10, 15 and 20 µM. This study replicated each treatment three times which resulted in obtaining 30 experimental units. The data obtained were then analyzed using an analysis of variance, followed by honest significant difference test at 95 and 99% levels of confidence. The results showed that the formation of micro-shoot of Granola cultivar of potato was controlled by the type and concentration of cytokinin used. The addition of 5‒15 μM of BAP was found to be the best treatments to stimulate micro-shoot formation of Granola cultivar of potato.
JUMLAH ERITROSIT, KADAR HEMOGLOBIN, DAN NILAI HEMATOKRIT KAMBING SABURAI BETINA YANG TERINFESTASI JENIS CACING SALURAN PENCERNAAN DAN EIMERIA SP., DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS Nurul Hakiki; Sri Suharyati; Ali Husni; Madi Hartono
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan (Journal of Research and Innovation of Animals) Vol 7 No 2 (2023): Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan: Mei 2023
Publisher : Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrip.2023.7.2.189-197

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit kambing Saburai betina yang terinfestasi jenis cacing saluran pencernaan dan Elmeria sp., di Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret-Mei 2022 dengan pengambilan sampel darah kambing Saburai di Kelompok Ternak Kabupaten Tanggamus. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan dari sampel darah kambing Saburai. Perlakuan yang digunakan adalah P1: kambing Saburai yang terinfestasi Eimeria sp., P2: kambing Saburai yang terinfestasi Haemonchus sp., dan Eimeria sp., dan P3: kambing Saburai yang terinfestasi Haemonchus sp., Mecistocirrus digitatus dan Eimeria sp. Analisis jumlah eritrosit dan nilai hematokrit darah dilaksanakan di Laboratorium Patologi, Balai Veteriner Lampung dan analisis kadar hemoglobin dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam pada taraf (P<0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa infestasi jenis cacing saluran pencernaan dan Eimeria sp., pada kambing Saburai tidak memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit. Jumlah eritrosit tertinggi pada kambing Saburai yang terinfestasi Eimeria sp., (11,03x106/µl) dan terendah yang terinfestasi gabungan Haemonchus sp., dengan Eimeria sp., (7,84 x106/µl). Kadar hemoglobin tertinggi pada kambing Saburai yang terinfestasi gabungan Haemonchus sp., Mecistocirrus digitatus dengan Eimeria sp., (11,25 g/dL) dan terendah yang terinfestasi Eimeria sp., (10,40 g/dL). Nilai hematokrit tertinggi pada kambing Saburai yang terinfestasi Eimeria sp., (32,65%), dan terendah yang terinfestasi gabungan Haemonchus sp., Mecistocirrus digitatus dengan Eimeria sp., (26,68%).
TOTAL PROTEIN PLASMA DAN NILAI GLUKOSA DARAH KAMBING SABURAI YANG TERINFESTASI JENIS CACING SALURAN PENCERNAAN DAN EIMERIA Sp. DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS Mita Nurmala Sari; Sri Suharyati; Ali Husni; Purnama Edy Santosa
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan (Journal of Research and Innovation of Animals) Vol 7 No 2 (2023): Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan: Mei 2023
Publisher : Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrip.2023.7.2.271-278

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total protein plasma dan nilai glukosa darah pada kambing saburai yang infestasi parasit saluran pencernaan dan eimeria sp., di Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret-Mei 2022. Pemeriksaan total protein plasma dan glukosa darah dilaksanakan di Balai Veteriner Provinsi Lampung. Penelitian ini terdiri dari 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari Kambing Saburai yang terinfestasi Eimeria sp., (P1), Kambing Saburai terinfestasi Haemonchus sp. dan Eimeria sp., (P2), kambing Saburai terinfestasi Haemonchus sp, Mecis sp dan Eimeria sp., (P3). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan nilai glukosa dan protein plasma darah dari penelitian masih dalam kisaran normal, dengan total protein plasma berturut-turut 7,68 ± 0,10 g/dL(P1), 7,75 ± 0,17 g/dL(P2), dan 7,73 ± 0,10 g/dL(P3). dan glukosa yaitu 35.75±36,25 g/dL(P1), 58.25±28,67 g/dL(P2), dan 39.50±33,21 g/dL(P3). Jenis cacing saluran pencernaan dan eimeria sp.,pada kambing Saburai pada ini penelitian masih ringan sehingga tidak berpengaruh terhadap total protein plasma dan kadar glukosa pada kambing Saburai.
PRODUKTIVITAS KAMBING SABURAI DAN BOER BERDASARKAN BOBOT SAPIH DAN KID CROP DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PEMBIBITAN TERNAK KAMBING SABURAI NEGERI SAKTI PROVINSI LAMPUNG Jefri gusnan; Arif Qisthon; Ali Husni; Akhmad Dakhlan
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan (Journal of Research and Innovation of Animals) Vol 7 No 3 (2023): Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan: Agustus 2023
Publisher : Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrip.2023.7.3.353-356

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui produktivitas kambing Saburai dan Boer berdasarkan bobot sapih dan Kid Crop di UPTD Pembibitan Ternak Kambing Saburai Negeri Sakti Provinsi Lampung. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2021. Data penelitian menggunakan data sekunder. Sampel yang digunakan sebanyak 9 ekor induk kambing Saburai dan 6 ekor induk kambing Boer yang ditentukan dengan purposive sampling. Peubah yang diamati ialah panen cempe (Kid Crop), jarak beranak, angka kematian cempe, angka kelahiran cempe dan bobot sapih. Data panen cempe yang didapat dianalisis secara deskriptif dan bobot sapih dianalisis menggunakan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai rataan panen cempe kambing Saburai sebesar 291,34% dengan interval kelahiran selama 7,78 bulan, angka kematian cempe (mortalitas) mencapai 22,73%, dan bobot sapih 11,96±2,82 kg, sedangkan nilai panen cempe kambing Boer sebesar 280,97% dengan interval kelahiran selama 7,83 bulan, angka mortalitas cempe mencapai 15,34% dan bobot sapih 14,42±1,57 kg. Kesimpulan dari penelitian ini adalah produktivitas kambing Saburai dan Boer di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pembibitan Ternak Kambing Saburai Provinsi Lampung masih cukup baik berdasarkan nilai panen cempe dan bobot sapihnya.
Embriogenesis dan Desikasi Embrio Somatik Jeruk Keprok Batu 55 (Citrus reticulata Blanco.) untuk Meningkatkan Frekuensi Perkecambahan Atika Fathur Rahmi; Agus Purwito; Ali Husni; Diny Dinarti
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol 8 No 2 (2017): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.578 KB) | DOI: 10.29244/jhi.8.2.79-87

Abstract

ABSTRACTIn vitro breeding technique of citrus is effective when optimum explant regeneration method is obtained. Low germination frequency and high abnormality were barrier in citrus somatic embryogenesis. This research aimed at optimizing somatic embryogenesis in Tangerine var. Batu 55. This research consisted of 3 experiments. First experiment was maturation of embryogenesis, using Completely Randomized Design (CRD) method. Modified MS+MW was used as basic media added with 500 mg L-1 malt extract (control) and addition of 3 mg L-1 BAP, and 2.5 mg L-1 ABA as treatments. Second experiment was SE (cotyledonary phage) desiccation. Factorial CRD used in two factors. First factor was poly-ethylene-glicol/PEG 8000 (0, 2.5, 5, 7.5 and 10%), while second factor was immersed periods (control, 3, 6, and 9 hours), in desiccant solution (base medium + PEG). Third experiment was studied of plantlet growth and development planlets. Based on CRD 2 factor method, the first factor was PEG concentrations from the second experiment. Second factor were active charcoal treatments (with or without), in basic media. The result showed that 2.5 mg L-1 ABA produced has highest mature somatic embryo (SE). Desiccation for 9 hours, induced the highestt germination frequencies (90.29%). The best growth of plantlets shown in previous experiments immersed desiccant PEG 2.5% for 9 hours, and cultured in basic media with 2 g L-1 of activated charcoal.Keywords: desiccant, embryogenic callus, maturation, PEG 8000, somatic embryo ABSTRAK Pemuliaan tanaman melalui teknik in vitro efektif bila metode regenerasi eksplan optimum telah diperoleh. Rendahnya frekuensi perkecambahan dan tingginya abnormalitas, menjadi kendala pada embriogenesis somatik jeruk. Penelitian terdiri atas 3 percobaan paralel, bertujuan mengoptimalkan metode embriogenesis somatik jeruk, khususnya Keprok Batu 55. Percobaan pertama pematangan kalus embriogenik menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor, dengan perlakuan penambahan ZPT (kontrol, 3 mg L-1 BAP, dan 2.5 mg L-1 ABA) pada media dasar (MS modifikasi vitamin MW) diperkaya 500 mg L-1 ekstrak malt. Percobaan kedua desikasi embrio somatik (fase kotiledon) menggunakan RAL dua faktor. Faktor pertama konsentrasi poly-ethylene-glicol/PEG 8000 (0, 2.5, 5, 7.5 dan 10%), dan faktor kedua waktu perendaman (kontrol, 3, 6, dan 9 jam) pada larutan desikan (media dasar + PEG). Percobaan ketiga mempelajari pertumbuhan dan perkembangan planlet, menggunakan RAL dua faktor. Faktor pertama konsentrasi PEG planlet pada percobaan kedua, dan faktor kedua perbedaan media dasar (tanpa dan dengan arang aktif). Hasil percobaan menunjukkan penambahan 2.5 mg L-1 ABA menghasilkan maturasi embrio somatik terbaik. Desikasi 9 jam menghasilkan frekuensi perkecambahan 90.29%. Pertumbuhan terbaik ditunjukkan planlet yang pada percobaan sebelumnya direndam 9 jam desikan PEG 2.5%, dan dibesarkan pada media dasar dengan 2 g L-1 arang aktif.Kata kunci : desikan, embrio somatik, kalus embriogenik, PEG 8000, pematangan
Kajian Mazhab Dalam Pemikiran Filsafat Hukum Ali Husni; Amiruddin; Fadli; Agung Setiabudi; Muannif Ridwan
AL-BAHTS: Jurnal Ilmu Sosial, Politik, dan Hukum Vol. 2 No. 2 (2024): AL-BAHTS: Jurnal Ilmu Sosial, Politik, dan Hukum
Publisher : Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/albahts.v2i2.3933

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kontribusi mazhab-mazhab filsafat hukum terhadap pengembangan teori dan praktik hukum. Fokus utama penelitian ini adalah empat mazhab utama dalam filsafat hukum, yaitu positivisme hukum, naturalisme hukum, historisme hukum, dan realisme hukum. Penelitian ini menemukan bahwa setiap mazhab memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembentukan sistem hukum dan dalam memberikan solusi terhadap tantangan hukum kontemporer. Positivisme hukum, yang mengedepankan prinsip legalitas, memainkan peran penting dalam menciptakan sistem hukum yang terorganisir dan memberikan kepastian hukum, meskipun sering dikritik karena mengabaikan isu keadilan sosial dan moralitas. Naturalisme hukum, yang menghubungkan hukum dengan prinsip moral universal, telah memberikan kontribusi penting dalam pengembangan norma internasional, seperti hak asasi manusia dan hukum lingkungan, meskipun tantangan penerapannya di masyarakat pluralistik masih menjadi hambatan. Historisme hukum, dengan pendekatannya yang mengutamakan perkembangan hukum berdasarkan konteks sosial dan budaya, memberikan perspektif yang penting dalam memahami hukum adat dan hukum lokal, tetapi kurang responsif terhadap perkembangan hukum yang cepat, seperti di bidang teknologi. Sementara itu, realisme hukum, yang bersifat pragmatis, relevan dalam menghadapi tantangan globalisasi dan masalah hukum yang kompleks, namun dikritik karena sering mengabaikan dimensi normatif hukum. Penelitian ini menyarankan perlunya pendekatan integratif antara mazhab-mazhab ini untuk menciptakan sistem hukum yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan zaman.