Claim Missing Document
Check
Articles

PERANCANGAN ARSITEKTUR BOUTIQUE HOTEL DENGAN PENDALAMAN MATERIAL RESOURCES AND CYCLE DI KOTA BATU OLEH KONSULTAN ARSITEKTUR SSOS STUDIO Nanda, Achmad Rizaldi Tri; Indrawan, Stephanus Evert
KREASI Vol. 8 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/kreasi.v8i2.4499

Abstract

Aspek ramah lingkungan sangat diperhatikan untuk pembangunan saat ini. Hal ini didasari dengan adanya pencemaran lingkungan serta pemanasan global yang menjadi salah satu penyebab yang berasal dari pengunaan material. SSOS Studio berusaha untuk merespon adanya isu tersebut dengan pemanfaatan sumber daya dan siklus material yang ramah lingkungan. Selain berdampak positif secara ekologi, material ramah lingkungan juga mampu meningkatkan ekonomi dengan melihat asal usul dan lokasi produksinya. Penerapan konsep Material Resources and Cycle pada bangunan sebagai upaya untuk memaksimalkan berbagai potensi sumber daya alami di Kota Batu yang dapat dijadikan sebagai bahan bangunan. Perancangan Boutique Hotel yang ramah lingkungan merupakan proyek perancangan bangunan dengan penggunaan material secara reuse dan recycle sehingga dapat menghadirkan suasana ruang yang terkesan alami. Metode yang digunakan adalah persyaratan standar penilaian bangunan hijau untuk gedung baru versi 1.2 yang didukung adanya produksi secara prefabrikasi oleh perusahaan. Dengan adanya penerapan konsep dasar sumber dan siklus material diharapkan bangunan mampu beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan sekitar. Pemilihan material merupakan bagian dari desain pasif dalam membangun gedung yang ramah lingkungan. Karakteristik material berperan penting untuk mendukung efektivitas dan efisiensi kinerja gedung.Tujuan dari proyek ini adalah menciptakan bangunan hotel yang mampu beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan sekitar, namun masih memiliki ciri khas sebagai daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Kota Batu. Unsur kesenian dan lokalitas diterapkan guna menghadirkan pengalaman yang berbeda
Perancangan Proyek Resto & Bar dengan Pendalaman Efisiensi dan Konservasi Energi oleh Konsultan Arsitektur Filostudio Dwitasari, Sebei Erfiera Beneditta; Indrawan, Stephanus Evert
KREASI Vol. 9 No. 2 (2024): Kreasi
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/kreasi.v9i2.5032

Abstract

Currently, one of the main issues in Indonesia is the issue of climate change due to large CO2 gas emissions in power plants. The Indonesia Economic Prospects report discusses how Indonesia can push climate commitments in the electricity sector into concrete action. Because of this, the government aims to reduce greenhouse gas emissions by 26 to 41 percent by 2030. The information for the study was gathered and assessed from newspapers and journals, in addition to using quantitative methods to collect data via questionnaires. In this research, it becomes increasingly important to design bars and restaurants, emphasizing energy efficiency and conservation to meet the current environmental and financial difficulties. This research aims to create a restaurant and bar project that promotes sustainable and efficient energy consumption and aesthetic and service considerations. Implement effective energy use by conducting site analysis of the surrounding environment using tools and software. The results of this analysis are used as basic data in efforts to implement energy efficiency that utilizes natural ventilation and lighting in restaurant and bar buildings without reducing thermal comfort. Apart from this application, energy use in buildings is also calculated with the help of software to obtain concrete results on the successful implementation of energy efficiency and conservation.
PERANCANGAN KOMPLEKS GPDI CITRA RAYA DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN RESTORATIF Amadea, Deanna; Indrawan, Stephanus Evert
KREASI Vol. 10 No. 1 (2024): Kreasi
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/kreasi.v10i1.5323

Abstract

Seiring berjalannya waktu, kebiasaan seseorang berubah termasuk kondisi psikologis seseorang terutama ketika berada di dalam suatu ruangan. Hal ini merupakan dampak dari adanya masa pandemi COVID-19 dan kehidupan masyarakat modern yang menghabiskan hidup mereka di dalam sebuah ruangan. Selain itu, permasalahan dan dampak dari kondisi yang ada diiringi dengan peningkatan kebutuhan rumah tinggal dan sarana pendukung lainnya yang bersifat publik/komersial. Melihat hal tersebut, DA-sign Studio hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat melalui perancangan arsitektur interior dengan pendekatan lingkungan restoratif. Pendekatan muncul berdasarkan kebutuhan masyarakat yang membutuhkan suatu bangunan yang dapat memberikan kenyamanan dan kesejahteraan pada psikologi pengguna ruangan. Untuk mencapai tahap desain tersebut, ada beberapa proses yang perlu dilakukan dimulai dari tahap observasi dan analisa, pengembangan ide, hingga tahap pengerjaan proyek. Sehingga dari prosestersebut diharapkan akan mencapai sebuah konsep, bentuk gambar kerja desain, serta beberapa laporan yang berisi tentang proses proyek desain. Proyek yang akan dikerjakan oleh DA-sign Studio sekaligus menjadi proyek tugas akhir yaitu perancangan kompleks GPDI Citra Raya yang berlokasi di Citraland, Surabaya. Dengan mengerjakan proyek ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan pengguna melalui pendekatan desain yang ditawarkan yaitu pendekatan lingkungan restoratif dengan memasukkan elemen-elemen alam ke dalam desain arsitektur interior baik secara alami maupun buatan serta memperhatikan multisensori pengguna.
Keharmonisan budaya Bali dan kreativitas Arsitektur Bambu: suatu pendekatan terhadap pembangunan berkelanjutan Kurniawan, Jeceline Candy; Indrawan, Stephanus Evert
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol. 7 No. 2 (2024): Vol. 7 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v7i2.1372

Abstract

Maraknya isu pemanasan global dan kerusakan lingkungan yang terus menerus terjadi di Indonesia membuat masyarakat menjadi sadar akan pentingnya menerapkan pembangunan berkelanjutan di masa yang akan datang. Perkembangan zaman yang berjalan dengan cepat perlu diperhatikan dan disikapi secara bijak. Para arsitek dan desainer perlu memiliki pengetahuan yang luas tentang bagaimana cara mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan pada bangunan arsitektur yang akan didirikannya di masa mendatang. Pemilihan, manfaat dan dampak dari material yang digunakan juga harus dipertimbangkan dengan benar. Kreativitas arsitektur bambu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk digunakan karena bersifat ringan, kuat, terbuat dari bahan dasar alami, harganya relatif rendah dan mudah didapatkan. Beberapa bangunan arsitektur Bali yang memanfaatkan material bambu mampu menciptakan kombinasi yang tepat antara desain dan gaya arsitektur yang ada tanpa menghilangkan kebudayaan Bali itu sendiri. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan masyarakat yang membaca dapat sadar dan menambah wawasan tentang pentingnya menggunakan material ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kedepannya para arsitek Indonesia juga dapat berkontribusi dalam merancang dan menciptakan bangunan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, pembangunan berkelanjutan dapat terus diterapkan di Indonesia, khususnya di masa yang akan datang demi mencegah bertambahnya isu pemanasan global dan kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia.
Pendekatan arsitektur bambu yang ramah lingkungan untuk pengurangan jejak karbon di Bali Santoso, Jason; Indrawan, Stephanus Evert
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol. 8 No. 1 (2025): Vol. 8 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v8i1.1378

Abstract

Dunia konstruksi telah mengambil peran yang sangat besar dalam menyumbang hasil emisi karbon ke dunia. Penggunaan material yang tidak berkelanjutan serta tidak ramah lingkungan yang tiada hentinya menyebabkan emisi karbon setiap tahunnya meningkat dan tidak ada perubahan yang signifikan. Konsep green building dan juga green material menjadi salah satu topik yang harus lebih diperhatikan untuk kedepannya. Material bambu menjadi salah satu material yang dianggap lebih dari mampu untuk memenuhi kebutuhan aktivitas manusia, namun tetap menjunjung tinggi keselamatan dan kebaikan lingkungan sekitar. Keberagaman fungsi yang dimiliki bambu menjadikannya potensi sumber daya yang sangat berharga baik itu dari segi ketahanan, aksesibilitas, harga, karakteristik, dan kemampuan untuk menyerap emisi karbon yang ada di udara. Oleh karena itu, pentingnya untuk mulai beralih menggunakan bambu sebagai salah satu material utama dalam industri konstruksi pembangunan. Dengan memulai hal ini secepatnya, akan segera berdampak pada pengurangan efek global warming serta menyelamatkan beberapa generasi yang akan datang.
KAJIAN MAKNA HUNIAN PASKA BENCANA DALAM SUDUT PANDANG FILOSOFIS Indrawan, Stephanus Evert
ALUR :Jurnal Arsitektur Vol 4 No 2 (2021): SEPTEMBER 2021
Publisher : Unika Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/alur.v4i2.1333

Abstract

Indonesia merupakan negara yang rawan bencana terutama dalam beberapa tahun terakhir ini Dalam penyelesaian kondisi paska bencana dibutuhkan rumah-rumah tanggap bencana untuk menampung dan memulihkan kondisi korban. Sebelum melangkah ketahap perancangan akan didefinisikan makna rumah atau hunian dalam sudut filosofis dan sudut padang arsitektur vernakular serta nusantara. Adapun tulisan ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman akan konsep dasar rumah maupun hunian sebagai materi untuk memperkaya pengetahuan perencana dalam mengembangkan maupun merancang rumah paska bencana yang tidak semata-mata berpusat pada teknologi namun mempertimbangakan nilai lokal, aspek sosial budaya yang berfungsi sebagai media untuk mempercepat proses pemulihan korban agar tidak terasing dalam lingkungan yang baru. Sedangkan manfaat dari penerapan pemahaman ini adalah sebagai acuan untuk mengolah konsep perancangan hunian dalam merespon kebutuhan korban dalam masa pemulihan.Metode penulisan ini adalah studi pustaka mengenai filosofi bencana, filosofi rumah atau hunian dari sudut pandang filsafati, arsitektur vernakular dan arsitektur nusantara.  Konsep pemahaman akan “rumah” cenderung abstrak dan sering digunakan dalam makna perumpamaan oleh sebab itu dalam tulisan ini juga akan dibahas mengenai makna “hunian”. Dalam tulisan ini akan dibahas makna hunian melalui sudut pandang filsuf dan arsitek. Para filsuf akan diwakili melalui tulisan Heidegger, Bollnow, Bachelard dan Levinas sedangkan sudut pandang arsitek vernacular akan diwakili oleh Amos Rapoport dan arsitektur vernacular akan diwakili dengan tulisan dari Maria Hidayatuh, Josef Prijotomo dan Galih Widjil Pangasa Melalui penulisan ini dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat kebutuhan non fisik maupun fisik calon penghuni dalam masa pemulihan. Adapun yang dimaksud fisik adalah teknologi bangunan dan aspek non fisik adalah sosial budaya dan psikologi. Kata-kunci : bencana alam, rumah, hunian, paska bencana, arsitektur vernakular, arsitektur nusantara
KAJIAN MAKNA HUNIAN PASKA BENCANA DALAM SUDUT PANDANG FILOSOFIS Indrawan, Stephanus Evert
ALUR :Jurnal Arsitektur Vol 4 No 2 (2021): SEPTEMBER 2021
Publisher : Unika Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.086 KB) | DOI: 10.54367/alur.v4i2.1333

Abstract

Indonesia merupakan negara yang rawan bencana terutama dalam beberapa tahun terakhir ini Dalam penyelesaian kondisi paska bencana dibutuhkan rumah-rumah tanggap bencana untuk menampung dan memulihkan kondisi korban. Sebelum melangkah ketahap perancangan akan didefinisikan makna rumah atau hunian dalam sudut filosofis dan sudut padang arsitektur vernakular serta nusantara. Adapun tulisan ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman akan konsep dasar rumah maupun hunian sebagai materi untuk memperkaya pengetahuan perencana dalam mengembangkan maupun merancang rumah paska bencana yang tidak semata-mata berpusat pada teknologi namun mempertimbangakan nilai lokal, aspek sosial budaya yang berfungsi sebagai media untuk mempercepat proses pemulihan korban agar tidak terasing dalam lingkungan yang baru. Sedangkan manfaat dari penerapan pemahaman ini adalah sebagai acuan untuk mengolah konsep perancangan hunian dalam merespon kebutuhan korban dalam masa pemulihan.Metode penulisan ini adalah studi pustaka mengenai filosofi bencana, filosofi rumah atau hunian dari sudut pandang filsafati, arsitektur vernakular dan arsitektur nusantara.  Konsep pemahaman akan “rumah” cenderung abstrak dan sering digunakan dalam makna perumpamaan oleh sebab itu dalam tulisan ini juga akan dibahas mengenai makna “hunian”. Dalam tulisan ini akan dibahas makna hunian melalui sudut pandang filsuf dan arsitek. Para filsuf akan diwakili melalui tulisan Heidegger, Bollnow, Bachelard dan Levinas sedangkan sudut pandang arsitek vernacular akan diwakili oleh Amos Rapoport dan arsitektur vernacular akan diwakili dengan tulisan dari Maria Hidayatuh, Josef Prijotomo dan Galih Widjil Pangasa Melalui penulisan ini dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat kebutuhan non fisik maupun fisik calon penghuni dalam masa pemulihan. Adapun yang dimaksud fisik adalah teknologi bangunan dan aspek non fisik adalah sosial budaya dan psikologi. Kata-kunci : bencana alam, rumah, hunian, paska bencana, arsitektur vernakular, arsitektur nusantara
PERANCANGAN FASILITAS PENDUKUNG NON-KELAS SEKOLAH CITRA BERKAT DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORAL Krista, Greta Anggun; Indrawan, Stephanus Evert
KREASI Vol. 10 No. 2 (2025): Kreasi
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/kreasi.v10i2.5958

Abstract

Sekolah Citra Berkat merupakan sekolah yang memegang prinsip entrepreneurship dalam pendidikannya, sehingga perancangan fasilitas pendukung non-kelas harus memperhatikan kaidah behavioral untuk mendukung perilaku dan pola pikir entrepreneurship pada peserta didik. Di samping kebutuhan tersebut, peletakan fasilitas pendukung non-kelas saat ini masih terpencar dan tidak berada dalam satu area. Selain itu, perancangan arsitektur lama mengikuti tipologi bangunan asal, yaitu sebagai gelanggang olahraga yang membuat gedung memiliki atrium dengan lapangan basket di tengahnya. Hal ini membuat peletakan fasilitas di dalamnya menjadi tidak efisien dan membuat akses bagi setiap jenjang sekolah menjadi jauh dan berantakan. Aktivitas pada lapangan basket juga berpotensi mengganggu kegiatan pembelajaran melalui bunyi yang menggema dalam gedung. Hal tersebut yang menjadi motivasi untuk mengatasi masalah dalam perancangan dengan menggunakan pendekatan behavioral. Penggalian data dilakukan dengan melakukan site visit ke lokasi, wawancara, dan pencarian data melalui buku referensi. Hasil pemikiran dituangkan melalui konsep arsitektur interior yang dapat menstimulasi perilaku yang sesuai dengan prinsip entrepreneurship melalui stimulus visual, audio, dan peraba. Stimulus visual diaplikasikan melalui penggunaan warna dan cahaya, treatment audio diaplikasikan melalui pengendalian akustik, dan stimulus peraba diaplikasikan melalui tekstur pada pelingkup dan permukaan benda. Perancangan ini dimaksudkan untuk menyelesaikan permasalahan fisik fasilitas dan mematri prinsip entrepreneurship ke dalam perilaku dan mental siswa.
Implementation of Green Architectural Rules in the Design of The Griya Samadhi Vincentius Hall In Prigen Village, Pasuruan Regency, East Java Province Evert Indrawan, Stephanus; Herry Purwoko, Gervasius; Noviyanto P. Utomo, Tri
Devotion : Journal of Research and Community Service Vol. 3 No. 9 (2022): Devotion: Journal of Research and Community Service
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/dev.v3i9.185

Abstract

Griya Samadi Vincent is located in a cool highland, the temperature ranges from 20-24c. A beautiful and quiet area of approximately 6-7 hectares. There is a chapel room and a special indoor room that is usually used for meditation. The entire garden area can be used for outdoor meditation. In addition to the facilities for meditation, there are also several waste processing sites, organic plant nurseries, animal husbandry and the use of biogas as an energy source for the complex. So far, the Griya Samadi Vincentius complex has been managed by the Parish of the Church of the Nativity of the Blessed Virgin Mary, which is a partner of the contributors. So far, Parish, apart from being the manager of financing and maintenance, has also carried out complex developments in terms of the legality of licensing. Where one aspect of licensing is a Building Permit or IMB, in this case the environmental aspect is an important point in regional planning. Therefore, the contributors and the team will plan the building using the Green Architecture method in accordance with the Indonesian Green Building Council standards, namely: Appropriate Site Development, Indoor Air Health and Comfort, Water Conservation, Material Resources and Cycle and Buiding Environment Management.
Pengaruh Budaya Bali Pada Desain dan Kontruksi Bangunan Bambu: Memahami Aspek Sosial dan Fungsional Bernard H.P, Kenneth; Evert Indrawan, Stephanus
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.9010

Abstract

Penelitian ini menyoroti pentingnya pengaruh budaya Bali pada desain dan konstruksi bangunan bambu. Integrasi nilai-nilai budaya seperti kebersamaan, keindahan alam, dan keberlanjutan telah menciptakan bangunan-bangunan yang tidak hanya estetis tetapi juga berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya bagi masyarakat Bali. Tujuan Penelitian ini Menjelaskan secara mendalam pengaruh budaya Bali pada desain dan konstruksi bangunan bambu dengan fokus pada aspek sosial dan fungsionalnya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif serta studi kasus. Pendekatan ini dianggap paling sesuai untuk memahami konteks budaya dan mendalamnya pengaruhnya pada desain dan konstruksi bangunan bambu. Teknik Pengumpulan Data. Wawancara Mendalam: Observasi Lapangan, dan Analisis Dokumen. Hasil penelitian menunjukkan Aspek sosial dalam desain dan konstruksi bangunan bambu di Bali sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat lokal. Bangunan-bangunan ini seringkali tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga tempat pertemuan sosial, upacara adat, dan ekspresi seni budaya. Oleh karena itu, desain bangunan bambu tidak hanya memperhitungkan kebutuhan fungsional, tetapi juga memperhatikan tata ruang yang mendukung interaksi sosial dan keberlangsungan tradisi lokal.