Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

ANALISIS KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN PULAU-PULAU KECIL: PENDEKATAN MODEL EKOLOGI-EKONOMI Setyo Budl Susilo
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 14 No. 1 (2007): Juni 2007
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.123 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menilai keberlanjutan pembangunan pulau-pulau kecil dengan menggunakansebuah model ekologi-ekonomis, dimana Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, dipilih sebagai sebuah studi kasus pada tahun 2002. Sebuah model dinamika sistem dengan dua peubah status akumulasi, yaitu stok ikan laut sebagai peubah ekologis dan jumlah nelayan sebagai peubah ekonomis digunakan untukanalisis. Hasil penelitian memperlihatkan tidak adanya keseimbangan antara jumlah nelayan dan besarnya stok ikan yang tersedia. Terlalu banyak nelayan mengeksploitasi stok ikan yang terbatas. Hal ini mengindikasikan bahwa pembangunan pulau-pulau kecil di kabupaten ini masih belum berkelanjutan.Kata kunci: model ekologi-ekonomis, pembangunan berkelanjutan, pulau-pulau kecil.
WATER QUALITY FOR AQUATIC LIFE IN CIMANUK RIVER, WEST JAVA Setyo Budi Susilo; Djadja S . Sjefei
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 13 No. 1 (2006): Juni 2006
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.199 KB)

Abstract

Sebuah survei kualitas air dilakukan di Sungai Cimanuk pada tahun 1999-2000 mulai dari hulu sungai hingga ke daerah estuari. Dua belas stasiun pengambilan contoh ditetapkan di sepanjang aliran sungai. Pada setiap stasiun, pengambilan contoh dilakukan tiga kali waktu pengambilan, yaitu pada bulan Agustus, Oktober, dan Januari untuk dapat mewakili tiga musim yang berbeda pada periode tahun tersebut. Beberapa parameterdiukur in situ, sementara beberapa yang lainnya dianalisis di laboratorium di Institut Pertanian Bogor. Hasil studi ini menunjukkan bahwa secara umum kualitas air di Sungai Cimanuk masih sesuai bagi peruntukan kehidupan organisme perairan. Kondisi tersebut tercermin pada indek kualitas airnya yang berada pada selang 50 hingga 80 atau dari kategori sedang ke baik. Sungai Cimanuk adalah satah satu contoh khas sungai tropis, dimana volume aliran sungai berfluktuasi menurut besarnya curah hujan. Air hujan menggelontor permukaan tanah pada awal musim hujan yang berakibat menurunkan secara tajam kualitas air sungai. Oleh karena itu walaupun kualitas air sungai masih baik bagi kehidupan organisme perairan, terdapat potensi pencemaran dari daerah aliran sungai tersebut, terutama pada awal musim hujan.Kata kunci: kualitas air, Sungai Cimanuk, musiman.
MODEL PENDUGAAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PULAU WETAR (MALUKU TENGGARA BARAT) ATAS DASAR ASIMILASI FOSFAT Setyo Budl Susilo
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 13 No. 2 (2006): Desember 2006
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.311 KB)

Abstract

Studi ini bertujuan untuk menilai salah satu aspek daya dukung lingkungan Pulau Wetar, Maluku Tenggara Barat, dlam kaitannya dengan program pengembangan transmigrasi di pulau ini. Sebuah model asimilasi fosfat (fosfor) yang diserap oleh lingkungan perairan pantai digunakan untuk tujuan tersebut. Hasil studi ini menunjukkan bahwa lingkungan perairan pantai Pulau Wetar dpat mendukung lebih dari 30 000 kluarga transmigran sebagai tambahan populasi yang telah menghuni pulau ini. Namun demikian, hasil dugaan nilai daya dukung lingkungan ini hanya didasarkan pada satu aspek saja yaitu asimilasi fosfat dan untuk mendapatkan nilai dugaan yang sebenarnya masih memerlukan pendugaan-pendugaan dari berbagai aspek daya dukung lingkungan yang lain. Lagi pula, model ini masih bersifat makro mengingat seluruh pulau dan perairan pesisir di sekitarnya dianggap sebagai satu sistem.Kata kunci: pulau Wetar, daya dukung, model asimilasi fosfat, rencana program transmigrasi.
DAMPAK KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH TERHADAP KONDISI EKOLOGI TERUMBU KARANG (STUDI KASUS DESA SABANG MAWANG DAN TELUK BUTON KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU) Ilham .; M Mukhlis Kamal; Setyo Budi Susilo
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 16 No. 2 (2009): Desember 2009
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.453 KB)

Abstract

Melalui Proyek Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang Tahap II atau Coral Reef Rehabilitation and Management (COREMAP II), sebagian kawasan perairan Kepulauan Natuna diperuntukkan sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD). KKLD di Kabupaten Natuna ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati Natuna No. 299 Tahun 2007, tanggal 5 September 2007. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sabang Mawang dan Desa Teluk Buton, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Tujuan penelitian ini adalah untuk (a) mengkaji dampak KKLD terhadap kondisi ekologi terumbu karang berupa persentase tutupan karang hidup, kelimpahan ikan karang, keanekaragaman, dan kemerataan ikan karang, dan kelimpahan megabenthos, dan (b) menyusun skenario pengelolaan KKLD. Pengambilan data karang menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT), ikan karang menggunakan metode Underwater fish Visual Census (UVC), dan bentos menggunakan metode Reef Check Benhtos (RCB). Selanjutnya pengumpulan data sosial menggunakan metode observasi, wawancara terstruktur dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan persentase tutupan karang hidup, keanekaragaman karang batu, dan ikan karang serta kelimpahan megabenthos di stasiun penelitian yang berstatus sebagai Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat (DPLBM) Desa Sabang Mawang. Sedangkan di Desa Teluk Buton yang tidak berstatus sebagai DPLBM hanya variabel persentase tutupan karang hidup yang meningkat. Kondisi sosial sangat mempengaruhi pencapaian tujuan ekologis pembentukan KKLD. Intensitas pendampingan serta intervensi proyek sebagai alat untuk melakukan perubahan sosial telah berhasil merubah persepsi, partisipasi, dan pola pemanfaatan sumberdaya terumbu karang di Desa Sabang Mawang. Sebaliknya di Desa Teluk Buton belum terlihat adanya perubahan yang cukup nyata. Skenario jalur yang dikembangkan berhasil menetapkan beberapa hal penting yang harus dilakukan untuk pengembangan KKLD terutama terkait dengan lembaga pengelola KKLD, zonasi, dan penegakan hukum.Kata kunci : daerah perlindungan laut berbasis masyarakat, kawasan konservasi laut daerah, kondisi ekologi terumbu karang, partisipasi masyarakat, skenario.
ANALISIS KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN PULAU-PULAU KECIL: PENDEKATAN MODEL EKOLOGI-EKONOMI Setyo Budl Susilo
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 14 No. 2 (2007): Desember 2007
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.687 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menilai keberlanjutan pembangunan pulau-pulau kecil dengan menggunakan sebuah model ekologi-ekonomis, dimana Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, dipilih sebagai sebuah studi kasus pada tahun 2002. Sebuah model dinamika sistem dengan dua peubah status akumulasi, yaitu stok ikan laut sebagai peubah ekologis dan jumlah nelayan sebagai peubah ekonomis digunakan untuk analisis. Hasil penelitian memperlihatkan tidak adanya keseimbangan antara jumlah nelayan dan besarnya stok ikan yang tersedia. Terlalu banyak nelayan mengeksploitasi stok ikan yang terbatas. Hal ini mengindikasikan bahwa pembangunan pulau-pulau kecil di kabupaten ini masih belum berkelanjutan.Kata kunci: model ekologi-ekonomis, pembangunan berkelanjutan, pulau-pulau kecil.
STUDI KERAPATAN DAN PERUBAHAN TUTUPAN MANGROVE MENGGUNAKAN CITRA SATELIT DI PULAU SEBATIK KALIMANTAN UTARA . Hendrawan; Jonson Lumban Gaol; Setyo Budi Susilo
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (897.532 KB) | DOI: 10.29244/jitkt.v10i1.18595

Abstract

Hutan mangrove merupakan ekosistem yang rentan sehingga membutuhkan pemantauan terus menerus untuk mendeteksi berbagai ancaman seperti aktivitas manusia dan bencana alam. Penginderaan jarak jauh dan sistem informasi geografis (SIG) sangat efektif untuk digunakan dalam pemantauan ekosistem mangrove karena dapat menjangkau daerah yang luas dan dapat dilakukan sekala berkala. Penerapan teknologi penginderaan jarak jauh untuk memantau ekosistem mangrove di Pulau Sebatik belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini penting untuk mengetahui perubahan kondisi hutan mangrove di Pulau Sebatik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung akurasi klasifikasi tutupan lahan dengan resolusi spasial yang berbeda, mengukur perubahan mangrove dari tahun 2005 sampai 2016, dan menganalisis korelasi antara nilai Normalized Different Vegetation Index (NDVI) dan persentase tutupannya. Klasifikasi tutupan lahan dalam penelitian ini menggunakan klasifikasi terbimbing dengan algoritma Maximum Likelihood. NDVI digunakan sebagai indikator kerapatan mangrove. Pengukuran data lapangan diambil untuk menghitung tutupan kanopi. Penilaian akurasi klasifikasi citra Landsat sekitar 83% dan citra SPOT 6 sekitar 90%. Mangrove di Pulau Sebatik mengalami peningkatan dari tahun 2005 sampai 2016 sebesar 31,27%. Korelasi antara tutupan NDVI dan kanopi dikategorikan tinggi dengan koefisien korelasi r = 0,82 (Landsat 8) dan 0,85 (SPOT 6).
Indeks Kerentanan Pulau-Pulau Kecil : Kasus Pulau Barrang Lompo-Makasar Amiruddin Tahir; Mennofatria Boer; Setyo Budi Susilo; Indra Jaya
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 14, No 4 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12638.073 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.14.4.183-188

Abstract

Indonesia adalah negara kepulauan yang diperkirakan akan mengalami ancaman dampak pemanasan global dan kenaikan muka laut.  Pemanasan global juga akan meningkatkan kerentanan pulau-pulau kecil.  Kajian kerentanan pulau-pulau kecil merupakan bagian dari pengelolaan pulau-pulau kecil berkelanjutan.  Penelitian ini bertujuan untuk menghitung serta memproyeksikan kerentanan pulau-pulau kecil,  dan menyusun strategi adaptasi pulau-pulau kecil.  Penelitian dilakukan di Pulau Barrang Lompo-Makasar pada Bulan Nopember 2009. Prinsip dasar analisis data adalah mentransformasikan data lapang (kuantitatif dan kualitatif) ke dalam nilai skor untuk menghitung indeks kerentanan pulau. Indeks kerentanan Pulau Barrang Lompo adalah 8,33 (kategori sedang) dengan perubahan parameter kenaikan muka laut dan perendaman pada 2 tahun ke depan.  Elevasi dan kemiringan Pulau Barrang Lompo sangat rendah, dan pada tahun 2100 diperkirakan lebih dari 80 % daratan pulau ini terendam.  Strategi adaptasi yang diusulkan adalah pengembangan konservasi laut sekitar 50 % dari habitat pesisir, pembangunan bangunan pelindung pantai dan relokasi pemukiman penduduk. Kata kunci: pulau-pulau kecil, kerentanan, indeks.  Indonesia consist of many islands, especially small islands. Small islands are vulnerable to the impact of global warming and sea level rise. Small islands vulnerability assessment is part of the sustainability small island management.  The research aims to formulate the small islands vulnerability index, to simulate and to predict the vulnerability dynamic of small islands, to develop adaptation strategies of small islands. The research conducted on Barrang Lompo Island located in Makasar on Nopember 2009.  Data collection through observation, measurement, and depth interview.  The principle of data analysis is by means of transformation of quantitative and qualitative data into scoring value to produce the small island vulnerability index.  The results showed that vulnerability index for Barrang Lompo Island is 8.33 (moderate), coastal inundation until 2100 reach 80 % of the land area.  The suggested adaptation strategies are conservation of 50 % of coastal habitat, sea wall construction and resettlement. Key words: Small island, vulnerability, index.  
Perbandingan Klasifikasi SVM dan Decision Tree untuk Pemetaan Mangrove Berbasis Objek Menggunakan Citra Satelit Sentinel-2B di Gili Sulat, Lombok Timur Septiyan Firmansyah; Jonson Lumban Gaol; Setyo Budi Susilo
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol. 9 No. 3 (2019): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Publisher : Graduate School Bogor Agricultural University (SPs IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.9.3.746-757

Abstract

Mangrove is one of the most important objects in wetland ecosystems. Mangrove research has been done, one of them is using remote sensing technology. This study aims to assess accuracy of object based image analysis (OBIA) approach on both Support Vector Machine (SVM) and Decision Tree classification methods to classify mangrove and estimate mangrove area in the field study. We selected Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Gili Sulat as a research site. This research used Sentinel-2B satellite imagery. We took field data using stratified random sampling and the amount of the data we collected were 121 points. The classification analysis result with object based showed that SVM had an overall accuracy of 95 % (kappa = 0.86) and Decision Tree classification had an overall accuracy of  93 % (kappa = 0.82). It is caused SVM can reduce the error of classification than Decision Tree. Estimation result based on assessment showed that mangrove using SVM had 634.62 Ha while using Decision Tree had 590.47 Ha
Analisis Penentuan Sebaran Konsentrasi Klorofil-A dan Produktivitas Primer di Perairan Teluk Saleh menggunakan Citra Satelit Landsat OLI 8 Erni Kusumawati; Setyo Budi Susilo; Syamsul Bahri Agus; Arifin Taslim; Yulius Yulius
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol. 9 No. 3 (2019): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Publisher : Graduate School Bogor Agricultural University (SPs IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.9.3.671-679

Abstract

Chlorophyll-a is a parameter that can determine the primary productivity in the coastal and ocean. Chlorophyll-a is pigment in phytoplankton that used in photosynthesis. Chlorophyll-a concentration can be detected by ocean color remote sensing by using a mathematical model of satellite image data. The purpose of this research is to modify the algorithm of chlorophyll-a concentration of Landsat OLI 8 Satellite Image data and to show the spatial and temporal distribution of chlorophyll-a concentration. The determination of the algorithm is done using a simple linear regression analysis model between ratio of satellite image band data and value of chlorophyll-a in situ data. The algorithm result is C = 0.416 (green / blue) - 0.183 with R² = 0.785 where C is chlorophyll-a concentration (in mg/m3). Using this algorithm, the spatial distribution of surface concentration of chlorophyll-a can be drawn. Based on analysis of primary productivity that potential of fish resources in the Saleh Bay is 1 327 199.83 ton/years.
ANALISIS EKONOMI-EKOLOGI UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR PROVINSI BANTEN Yoga Candra Ditya; Luky Adrianto; Rokhmin Dahuri; Setyo Budi Susilo
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 7, No 2 (2012): DESEMBER (2012)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1023.377 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v7i2.5680

Abstract

Dalam perencanaan wilayah pesisir Provinsi Banten, perikanan budidaya memiliki peran penting terhadap nilai sosial dan ekonomi, terutama dalam hubungannya dengan aktivitas ekspor dari produk perikanan budidaya tersebut. Namun demikian, aktivitas perikanan budidaya juga berpotensi memberikan multiplier negatif jika dipandang dari segi efek yang ditimbulkan ke lingkungan pesisir, terutama ketika tidak ada pengelolaan yang baik pada aktivitas tersebut. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menelaahkekuatan struktur dan interaksi antar sektor dari perikanan budidaya; (2) Mengestimasi dampak ekonomi dan ekologi dari pembangunan perikanan budidaya; dan (3) Mengestimasi daya dukung lingkungan pesisir yang dapat dimanfaatkan bagi kegiatan perikanan budidaya berkelanjutan. Untuk menjawab tujuan tersebut, dibangun model ecological input-output dan pendekatan ecological footprint. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks keterkaitan ke belakang (1,84) lebih tinggi daripada keterkaitan ke depan 1,02). Hal ini berarti bahwa aktivitas perikanan budidaya di Provinsi Banten lebih memiliki kemampuan dalam menarik sektor hulu dibandingkan dengan sektor hilirnya. Lebih lanjut, pembangunan perikanan budidaya juga memberikan multiplier ekonomi yang memiliki income multiplier (2,20) lebih tinggi dibandingkan employment multipliernya (1,17). Dari segi ecological multiplier, area mangrove memberikan indeks sebesar 0,005, COD (0,001), dan TDS (0,001). Penggunaan pendekatan ecological footprint, diestimasikan bahwa daya dukung dari area pesisir yang tersedia adalah pada level 48.886 ha dengan target permintaan 497.825,59 juta rupiah. Title: Ecological-Economic Analysis of Sustainable Aquaculture Development Planning in the Coastal Zone of Banten Province.In the planning of Banten coastal zone, aquaculture has important role due to its social and economic value especially related with export activities of the aquaculture products. However, aquaculture activities potentially have also a negative multiplier effect on the coastal environment, especially when there is no proper management of those activities. The aims of this research are (1) to identify the structure and interaction among sectors in aquaculture activities; (2) to estimate the economic and ecological impact of the aquaculture activities, and ;(3) to estimate carrying capacity of the coastal area enabling for sustaining aquaculture development. To achieve these objectives, ecological input-output model was developed and supported with ecological footprint approach. Results of the study reveal that backward linkages index (1.84) is higher than forward linkages one (1.02). This means that aquaculture activities in Banten Provincehas capacity to pull upstream sectors rather than downstream sectors. Furthermore, aquaculture developmant has also produced economic multiplier by which income multiplier is (2.20) higher than employment multiplier (1.17). From the ecological multiplier point of view, mangrove area producs index as of 0.005, COD (0.001), and TDS (0.001). Using ecological footprint approach, the carrying capacity of appropriated coastal area is estimated at the level of 48,886 ha with the demand target of IDR 497,825.59 million.