Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Teknologi DESAIN INSTALASI PADA MOTO TUG HELIKOPTER BELT 412 EPI BERBASIS ELEKTRIK : Teknik Otoranpur Budianto, Eko; Fehr, Tommy Wilmar; Imron, Akhmad Ali
Jurnal Otoranpur Vol. 4 No. 1 (2023): Jurnal Otoranpur
Publisher : Pustaka Poltekad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54317/oto.v4iMei.328

Abstract

Satuan penerbad merupakan satuan pelaksanaan tingkat pusat di TNI Angkatan darat yang berkedudukan langsungg dibawah kepala staf Angkatan darat, dimana dalam tugasnya yakni melakukan tugas operasi dalam penerbangan Angkatan darat untuk rangka menjaga keamanan dirgantara untuk mendukung tugas pokok Angkatan darat guna mencapapai tujuan TNI, satuan penerbad memiliki beberapa armada perang yang di dominasi oleh Helikopeter contohnya berjenis Belt 412 EPI,aApache AH 64E yang mempunyai senjata yang canggih. Helikopter ini mempunyai senjata yaitu senajata meriamm rantaii M230 berkaliber 30 mm. Helikopter dapat dibekali persenjataan lain seperti gabungann senjata lawan tank AGM-114 Hellfire,senjata rokett panduan 70 mm (2.75 in) Hydra 70 dan rudal udara AIM-92 Stinger dan Helikopter MI-35P Kemajuan teknologi ini tidak hanya memberikan dampak yang positif melainkan menimbulkan masalah-masalah yang akan timbul menghambat kinerja. Beban helikoper Berjenis Belt 412 Mempunyai jumlah maksimal saat lepas landas adalah 5.397 kilogram, dengan Panjang adalah 12.7 meter dan tinggi 4.6 meter. Dihadapkan dengan diameter dan bobot dari Belt 412 akan menghabat dalam pelaksanaan perawatan sehari-hari yang harus membutuhkan banyak personil dalam melakasanakan tugas nya, banyak nya personil yang dibtuhkan ini menimbulkan dampak yang kurang baik karena dinilai merugikan personil dalam segi tenaga dan waktu. Dengan memiliki kekurangan dan keterbatasan yang ada menimbulkan ide dan gagasan yang muncul untuk memudahkan dalam mealaksanakan perawatan dan pemeliharaan yaitu alat pemindah helicopter Belt 412 dengan system elektronik yang dapat memudahakan personil untuk melaksanakan tugas guna mencapai tugas pokok TNI Angkatan darat, alat ini dapat memudahkan personil dalam melaksanakan pemeliharaan dan perawatan guna mendapatkan hasil yang di inginkan.
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG MAGGOT (BLACK SOLDIER FLY) TERHADAP PERFORMA KALKUN PERIODE GROWER-2 Amizar, Robi; Budianto, Eko; Darnis, Rio Putra; Andika, Gilang Pati; Putri, Gina Liwi; Rahmat, Ilham Noviari; Rahman, Fadlan Fadlul; Febrianti, Dina; Novianti, Mega; Salsabilla, Salsabilla; Guntoro, Eko Joko
STOCK Peternakan Vol 7, No 1 (2025): Stock Peternakan
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/sptr.v7i1.1730

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ransum dengan penambahan tepung maggot terhadap performa kalkun periode grower-2. Penelitian ini menggunakan 8 ekor kalkun umur 8 minggu dengan bobot badan 456,65±106,20 (CV= 23,26%) selama empat minggu pemeliharaan. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen dengan uji statistik Independent Sample T-test. Perlakuan terdiri dari P1 (Ransum tanpa penggunaan tepung maggot) dan P2 (ransum dengan 15% tepung maggot). Peubah yang diamati adalah performa kalkun yaitu konsumsi ransum, bobot badan, pertambahan bobot badan, konversi ransum, dan konsumsi air minum. Penelitian menunjukkan hasil bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P0.05) terhadap konsumsi ransum, namun berpengaruh tidak nyata (P0.05) terhadap bobot badan, pertambahan bobot badan, konversi ransum dan konsumsi air minum pada kalkun periode grower-2. Performa kalkun yang diberikan 15% tepung maggot ke dalam ransum yaitu konsumsi ransum 1754,55g, bobot badan 2388,75g, pertambahan bobot badan 304,83g, konversi ransum 5,76, dan konsumsi air minum 676,25ml. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian ransum dengan penambahan tepung maggot 15 % dapat mempengaruhi konsumsi ransum dan mempertahankan performa dengan mengurangi penggunaan ransum komersil dalam ransum pada kalkun periode grower-2.
Pemberdayaan Sdm Lokal Untuk Implementasi Konsep Smart Village Di Kawasan Perdesaan (Studi Kasus Di Desa Balongtunjung Kabupaten Gresik Eko Budianto; Sri Kamariyah; Ika Devy Pramudiana
urn:multiple://2988-7828multiple.v3i84
Publisher : Institute of Educational, Research, and Community Service

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep Desa Pintar merupakan pendekatan baru dalam pembangunan pedesaan yang mengintegrasikan teknologi digital untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, keberhasilan pelaksanaannya sangat bergantung pada kesiapan dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) lokal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pemberdayaan SDM lokal dalam mendukung implementasi konsep Smart Village di Desa Balongtunjung, Kabupaten Gresik. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data diperoleh melalui observasi lapangan, wawancara dengan perangkat desa dan masyarakat, serta dokumentasi kegiatan berbasis digital. Analisis ini menggunakan teori Soeharto (2005) tentang pemberdayaan masyarakat, yang mencakup lima pendekatan utama: enablement, Empowering, protecting, supporting, dan fostering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah desa telah melakukan berbagai inisiatif pemberdayaan melalui pemberian akses informasi dan pelatihan teknologi dasar. Pemberdayaan dilakukan melalui peningkatan kapasitas pelaku pemuda dan UMKM untuk dapat memanfaatkan platform digital. Perlindungan kelompok rentan mulai dipertimbangkan melalui pendampingan dan edukasi digital. Dukungan diberikan dalam bentuk pendampingan teknologi dan kolaborasi dengan pihak eksternal, seperti perguruan tinggi dan relawan digital. Sementara itu, pembinaan diwujudkan melalui pembentukan forum digital desa dan integrasi program Desa Pintar ke dalam perencanaan desa. Terlepas dari kemajuan, masih ada tantangan dalam hal pemerataan akses, literasi digital bagi kelompok rentan, keberlanjutan program, dan regenerasi sumber daya manusia. Oleh karena itu, diperlukan upaya kolaboratif yang lebih sistematis agar pemberdayaan masyarakat benar-benar mendorong kemandirian dan keberlanjutan Desa Pintar di pedesaan