Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Amerta Nutrition

Pola Asuh Makan dan Konsumsi Pangan Balita Anemia di Kabupaten Cirebon Mira Dewi; Ali Khomsan; Karina Rahmadia Ekawidyani; Annisa Ayu Pravansa
Amerta Nutrition Vol. 6 No. 3 (2022): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v6i3.2022.227-234

Abstract

Latar Belakang: Anemia merupakan masalah gizi global dengan prevalensi 36,8% balita di Indonesia mengalami anemia. Konsumsi pangan, pola asuh makan, dan sosial ekonomi dapat mempengaruhi status anemia balita. Tujuan: Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan pola asuh makan dengan konsumsi pangan dan hubungan antara pola asuh makan dan konsumsi pangan dengan kadar hemoglobin balita anemia. Metode: Dengan desain cross sectional penelitian ini dilakukan dari Agustus sampai November 2020 dengan jumlah sampel 54 balita anemia (Hb<11 g/dL) di Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon yang dipilih secara purposive sampling. Data yang dikumpulkan terdiri atas karakteristik rumah tangga, karakteristik balita dan status gizi, praktik pola asuh makan, serta konsumsi pangan balita yang diperoleh melalui wawancara dan pengukuran langsung. Analisis statistik data dilakukan secara univariat maupun bivariat menggunakan uji korelasi spearman. Hasil: Lebih dari separuh (51,9%) ibu berusia 26-35 tahun dengan tingkat pendidikan rendah (90,7%) dan pendapatan rumah tangga di bawah UMR (66,7%). Rata-rata kadar hemoglobin balita sebesar 9,2±1,4 g/dL dan 66,7% mengalami anemia tingkat sedang. Sebagian besar (44,4%) balita berusia 25-36 bulan termasuk kategori status gizi kurang mengacu pada indikator TB/U dan BB/U. Skor pola asuh makan adalah 88,9±7,5 dan masuk dalam kategori ‘baik’, akan tetapi tingkat kecukupan energi, lemak, dan karbohidrat balita masih berada dibawah anjuran. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kadar hemoglobin berhubungan signifikan hanya dengan faktor konsumsi pangan, terutama tingkat kecukupan energi, lemak, dan karbohidrat, serta frekuensi konsumsi hati ayam. Kesimpulan: Pola asuh tidak berhubungan dengan konsumsi pangan. Kadar hemoglobin balita anemia tidak berhubungan dengan pola asuh pangan, tetapi berhubungan signifikan dengan konsumsi pangan dan kebiasaan mengkonsumsi hati ayam. Informasi terkait dengan status gizi dan kesehatan perlu ditingkatkan khususnya tentang konsumsi pangan dan anemia serta pencegahannya sehingga dapat mengurangi prevalensi anemia pada balita.
Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kadar Hemoglobin dan Feritin Serum pada Remaja Putri: The Association of Clean and Healthy Living Behavior along with Hemoglobin and Serum Ferritin Levels among Adolescent Girls Suci Amalia; Sri Anna Marliyati; Mira Dewi; Dwinita Wikan Utami
Amerta Nutrition Vol. 7 No. 1 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v7i1.2023.54-62

Abstract

Background: Clean and healthy life behavior that is not appropriately implemented will cause various infectious diseases that trigger anemia. Islamic boarding schools have a significant role in instilling clean and healthy life behavior in students. Objectives: This study aimed to analyze the relationship between pure and healthy life behavior with hemoglobin and serum ferritin. Hemoglobin and serum ferritin are indicators for diagnosing iron deficiency anemia. Methods: The research design was a cross-sectional study conducted in January – February 2021 at the Al Falak Islamic Boarding School in Bogor. A total of 45 subjects were selected with inclusion criteria, namely students aged 12-20 years, in good health, and being in the dormitory during the study period, while the exclusion criteria were not being in the dormitory for more than two weeks. Anaemia data status was obtained by measuring hemoglobin and serum ferritin levels. Analysis of hemoglobin (Hb) levels used the Cyanmethemoglobin method, while the analysis of ferritin levels in serum samples used the Chemiluminescent Microparticle Immunoassay (CMIA) way. Analysis of the correlation between the dependent variable, namely hemoglobin and serum ferritin, and the independent variable, namely clean and healthy living behavior. Results: Based on the hemoglobin value, 37.8% of the subjects had anemia, while based on the serum ferritin value, as much as 51.1% of the subjects had low iron status. Behavior related to personal hygiene, conduct related to washing hands, and behavior associated with the cleanliness of the subject's residence was classified as good, respectively, at 55.6%, 57.8%, and 44.4%. There was a correlation between personal hygiene-related behavior with hemoglobin (p= 0.042) (r=0.305) and serum ferritin (p= 0.036) (r=0.313). Conclusions: Personal hygiene was related to hemoglobin and ferritin serum in adolescent girls due to maintaining a clean and healthy life in Islamic boarding schools, primarily associated with personal hygiene.