Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

ANALISIS PROGRAM INSPEKSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) SEBAGAI BENTUK UPAYA PROMOSI BUDAYA K3 DI LINGKUNGAN KERJA Eko Prasetyo; Risna Endah Budiati
JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama Edisi Agustus 2016
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (861.707 KB) | DOI: 10.31596/jkm.v0i0.116

Abstract

Lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat tidak mungkin terwujud jika keselamatan dan kesehatan kerja belum menjadi budaya di lingkungan kerja. Inspeksi K3 berisi tentang kesesuaian  dan ketidak sesuaian antara kondisi yang ada dengan standart K3 dengan melakukan identifikasi terhadap sumber-sumber bahaya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan Program Inspeksi K3, Budaya K3 dan menganalisis program Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai bentuk upaya promosi budaya K3 di lingkungan kerja. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan rancangan pendekatan etnografi dengan jumlah 7 informan untuk menganalisis program Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai bentuk upaya promosi budaya K3 di lingkungan. Hasil penelitian diketahui bahwa gambaran pelaksanaan Program Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan sudah baik, didukung oleh komitmen pimpinan, dilaksanakan secara periodik 6 bulan sekali dan penilaiannya secara objektif sesuai dengan instrument yang telah ditentukan. Gambaran budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dari pelaksanaan program Inspeksi K3 di perusahaan sudah ada di lingkungan kerja dan terbentuk slogan budaya K3 “Mangkat Waras, Kerjo Bergas, Muleh Gowo Beras (Berangkat Kerja Sehat ; Bekerja dengan Optimal; Pulang Kerja Membawa Hasil -Produktif)”. Gambaran program Inspeksi K3 sebagai bentuk upaya promosi Budaya K3 di lingkungan kerja sudah terlihat dari peningkatan kesadaran akan pentingnya K3 di lingkungan kerja dan evaluasi data trend kecelakaan terus menurun.Kata Kunci : Inspeksi K3 ; Budaya K3
Perbedaan Pupuk Lindi Murni dengan Pupuk Lindi Buatan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam Amaranthus Hybridus L di TPA Tanjungrejo Kudus Isti Qomariyah; Risna Endah Budiati
JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama Edisi Agustus 2014
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jkm.v0i0.68

Abstract

Sebagian besar masyarakat menggunakan kompos yang terbuat dari kotoran kandang, sedangkan kompos dengan proses komposit anaerobik yang menghasilkan limbah cair sampah selama ini belum digunakan dan dikelola dengan baik karena bau yang menyengat dan tanaman mudah mati. Maka, peneliti berusaha untuk mengolah limbah cair sampah (lindi) menjadi pupuk cair dengan penambahan EM4 dan daun jarak sehingga menjadi pupuk cair buatan yang aman. Peneliti melakukan percobaan terhadap pertumbuhan tanaman bayam Amaranthus hybridus l. Metode penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan rancangan randomized post test only control group. Sampel yang digunakan adalah 60 bayam Amarathus hybridus l mengukur tinggi, pencahayaan, kelembaban, suhu. Penelitian dilakukan di TPA Tanjungrejo Kudus pada bulan Juli Tahun 2013. Hasil penelitian adalah rata-rata tinggi bayam Amaranthus hybridus l pada pupuk lindi murni 7,2cm perhari sedangkan tinggi bayam Amaranthus hybridus l pemberian pupuk lindi buatan  12,7cm. Pencahayaan bayam murni 4,8Cd sedangkan pencahayaan bayam buatan 5,0Cd. Kelembaban bayam murni 68,4RH sedangkan kelembaban bayam buatan adalah 68,7RH. Suhu bayam murni 26 oC bayam buatan adalah 28oC. Analisis t-test memberikan hasil perbedaan yang positif dan signifikan sebesar tinggi -7,5, pencahayaan -11,0, kelembaban -3,5 , suhu -7,4dengan p-value sebesar 0,000 pada taraf kesalahan 5%.Ada perbedan pupuk lindi murni dengan pupuk lindi buatan terhadap pertumbuhan tanaman bayam Amaranthus hybridus l di TPA Tanjungrejo Kudus.   Kata kunci : Pupuk lindi murni, pupuk lindi buatan, pertumbuhan tanaman bayam Amaranthus hybridus l.
ANALISIS HIGIENE SANITASI DAN KEPADATAN LALAT DI LINGKUNGAN PETERNAKAN AYAM Caesar, David Laksamana; Hidayah, Ulin; Dewi, Ervi Rachma; Budiati, Risna Endah
J-KESMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 1 (2023): J-KESMAS Volume 9 Nomor 1, Mei 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/jkesmas.v9i1.3958

Abstract

Peternakan ayam merupakan salah satu usaha yang berpotensi menimbulkan dampak negative bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Higeine Sanitasi peternakan ayam merupakan upaya pencegahan dampak negative terhadap lingkungan dan masyarakat dengan jalan menjaga kebersihan diri dan lingkungan kandang untuk mencegah rantai perkembangbiakan vector penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi hygiene, sanitasi, dan kepadatan lalat di lingkungan peternakan ayam. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Total sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah 31 sampel. Terdapat dua instrument utama dalam penelitian ini yaitu lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui kondisi hygiene dan sanitasi peternakan ayam, serta fly grill untuk mengetahui kepadatan lalat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui 48,8% responden memiliki kondisi personal hygiene yang sedang dan buruk. 64,5% kandang ternak dalam kondisi buruk, dan hanya 3,2% saja dalam kondisi baik. Jumlah kepadatan lalat dalam kondisi rendah sebanyak 89,5%. Perlu upaya peningkatan personal hygiene dan sanitasi lingkungan peternakan agar dampak negative yang ditimbulkan menurun.
PENGUATAN BANK SAMPAH SEKOLAH DI SDUT BUMI KARTINI DAN SD SEMAI, JEPARA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP Wibowo, Purwo Adi; Budiati, Risna Endah; Syahriar, Alfa
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol. 6 No. 3 (2025)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v6i3.5461

Abstract

Permasalahan utama yang dihadapi oleh mitra pengabdian, yaitu SDUT Bumi Kartini dan SD Semai di Kabupaten Jepara, meliputi: (1) belum adanya unit pengelola bank sampah sekolah, (2) rendahnya pemahaman dan keterampilan dalam manajemen serta pemilahan sampah, dan (3) belum dimanfaatkannya sampah menjadi produk bernilai jual. Kegiatan ini bertujuan mendirikan dan mengoperasikan bank sampah sekolah sebagai sarana pendidikan lingkungan sekaligus meningkatkan kapasitas warga sekolah dalam mengelola sampah agar bernilai ekonomi. Metode pelaksanaan meliputi sosialisasi, pelatihan manajemen bank sampah, pelatihan kerajinan berbasis sampah, pendampingan penggunaan alat pencacah sampah, serta monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa tingkat pemahaman guru tentang konsep bank sampah meningkat dari 28% menjadi 85%, serta terbentuk kelembagaan bank sampah di kedua sekolah. Sejak beroperasi, bank sampah mampu mengumpulkan rata-rata 35–40 kg sampah kering per minggu dengan pemasukan Rp350.000 per bulan, menghasilkan lebih dari 150 produk kerajinan daur ulang dengan total penjualan Rp1.250.000, serta memproduksi rata-rata 20 kg kompos per minggu. Monitoring memperlihatkan bahwa 78% siswa rutin menjadi nasabah bank sampah dan 90% guru aktif terlibat, menandakan keberlanjutan program. Kesimpulannya, penguatan kelembagaan bank sampah terbukti efektif meningkatkan kesadaran lingkungan warga sekolah, menciptakan nilai ekonomi, serta mendukung pendidikan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Permasalahan utama yang dihadapi oleh mitra pengabdian, yaitu SDUT Bumi Kartini dan SD Semai di Kabupaten Jepara, meliputi: (1) belum adanya unit pengelola bank sampah sekolah, (2) kurangnya pengetahuan dan keterampilan calon pengurus dalam manajemen bank sampah serta pemilahan sampah berdasarkan nilai ekonomis, dan (3) belum dimanfaatkannya sampah untuk menghasilkan produk bernilai jual. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mendirikan dan mengoperasikan bank sampah sekolah sebagai sarana pendidikan lingkungan hidup, sekaligus meningkatkan kapasitas warga sekolah dalam mengelola sampah agar bernilai ekonomi. Mitra kegiatan melibatkan 74 siswa dan 14 tenaga pendidik di SDUT Bumi Kartini serta 20 siswa dan 12 tenaga pendidik di SD Semai. Metode pelaksanaan mencakup analisis kebutuhan mitra, sosialisasi, penyusunan SOP bank sampah, pelatihan manajemen bank sampah, pelatihan pembuatan kerajinan dari sampah, pendampingan penggunaan alat pencacah sampah, serta monitoring dan evaluasi program. Hasil kegiatan meliputi pendirian dua bank sampah sekolah, produksi kerajinan bernilai jual dari sampah anorganik, dan pemanfaatan sampah organik untuk pembuatan kompos. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah penguatan kelembagaan pengelolaan sampah di sekolah mampu meningkatkan kesadaran lingkungan warga sekolah, menciptakan nilai ekonomi, serta mendukung pendidikan lingkungan hidup yang berkelanjutan.