Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kekerasan Produk Metalurgi Serbuk Berbahan Limbah Aluminium dengan Metode Kompaksi Bertahap IGAK Chatur Adhi WA; Anak Agung Alit Triadi; Made Wijana; I Made Nuarsa; I Made Mara
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN 2021: Special Issue, Oktober 2021
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v0i0.252

Abstract

The product resulting from the powder metallurgy process has advantages in terms of mechanical properties and physical properties. Material engineering by mixing several types of metal powders is very possible to do. The composition of this powder metallurgical process material is a mixture of aluminum powder (80%), copper powder (15%) and silicon carbide powder (5%) by weight then compacted with a compaction load gradually, starting with a load of 3 tons, holding for 3 minutes, followed by a load of 3 tons. 4 tons were held for 3 minutes and the last 5 tons were held for 3 minutes by pre sintering 1250C. Sintering in the  kitchen with temperature variations of 4500C, 5000C and 5500C and sintering time for 60 minutes. Tests carried out on the specimens were hardness tests using the Rockwell (HRF) method. The results showed that the hardness of a single material has a hardness of around 35 HRF. The average hardness of the mixed material at a sintering temperature of 4500C is 80 HRF. The hardness of the mixed material at a sintering temperature of 5000C on average is 74 HRF. Meanwhile, the hardness of the mixed material at a sintering temperature of 5500C averaged 52 HRF. It can be concluded that the application of heat at the time of compaction and the selection of the sintering temperature greatly affect the hardness of the product resulting from the powder metallurgy process.  
Aplikasi medan magnet pada saluran bahan bakar sepeda motor I Made Mara; I Made Nuarsa
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 14 No 2 (2021)
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JEM.2021.v14.i02.p02

Abstract

Reducing fuel consumption and improving fuel quality in motorcycle engines are very important in order to make the exhaust gas emission from the engine becomes more environmentally friendly. In this study, a magnetic field is attached to the fuel line so that the fuel is affected by the magnetic field. The magnetic field is obtained from electromagnetic magnets and permanent magnets. Fuel consumption is tested on a motorcycle engine that it uses a carburetor system and on an engine that uses a fuel injection system. The exhaust emissions observed were CO and HC by using exhaust gas analyzer. The results showed that the use of a magnetic field mounted on the fuel line can reduce the fuel consumption of a motorcycle engine, using either a carborator system or a fuel injection system by an average of 18%. The use of magnetic fields also shows a very good effect in reducing exhaust gas emissions from motorcycle engines. The length of the magnet attached to the fuel line, 80mm provides a reduction in exhaust gas emissions of CO by 80% - 90% and HC by 60% - 77%. The percentage reduction in exhause gas emission is better than the other length of magnets.
Penerapan Teknologi Briket pada Pengusaha Arang Tempurung Kelapa Tradisional Anak Agung Alit Triadi; Arif Arif Mulyanto; I Wayan Joniarta; Made Wijana; I Made Nuarsa
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol 4, No 1 (2022): April, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1751.037 KB)

Abstract

Arang yang diproduksi oleh masyarakat pemanfaatannya terbatas untuk pembakaran sate dan pemanasan setrika. Harga jual per kg sebesar Rp. 3000. Arang yang dibuat masih banyak kelemahannya diantaranya umumnya berdebu, jika dipegang tangan menjadi hitam, dan nilai ekonomis masih rendah. Pemanfaatan arang dapat ditingkatkan melalui diversifikasi produk menjadi briket. Sifat-sifat umum briket arang yang dilihat secara kualitatif diantaranya adalah : bersih tidak berdebu, cukup keras, tidak terlihat adanya retak atau pecah, mengeluarkan sedikit asap dan tidak berbau, abu sisa pembakaran kecil, menghasilkan kalor panas yang tinggi dan konstan serta menyala terus tanpa dikipas. Arang tempurung kelapa yang diperoleh dari hasil proses pengarangan dihancurkan dengan mesin penghancur tepung (disk mill) dengan kombinasi ayakan jagung dan ayakan kopi sehingga diperoleh serbuk arang dengan ukuran mesh 20 – 40. Selanjutnya arang serbuk dicampur dengan perekat kanji (3 - 4% berdasarkan berat). Serbuk arang dan lem kanji diaduk sampai rata menjadi adonan yang bisa dikepalkan. Fungsi lem adalah untuk merekatkan antar butir serbuk arang sehingga memudahkan proses pembuatan briket. Briket arang yang dihasilkan masih basah, maka dilakukan pengeringan udara, bila ada oven dapat dikeringkan dalam oven pada suhu 600C, selama 4 jam. Dari kegiatan ini, masyarakat sudah mampu untuk membuat bahan bakar briket dari arang tempurung kelapa, khususnya sisa-sisa hasil sortiran. Dimensi briket berbentuk silinder dengan diameter 1,25 inchi dan panjang 2,25 inchi.
PENINGKATAN KESADARAN AKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MELALUI REVITALISASI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI UNTUK KARYAWAN KERAJINAN KULIT KERANG MUTIARA “CONCHA” HANDYCRAFT I Wayan Joniarta; Made Wijana; I Kade Wiratama; I Made Nuarsa; I Dewa Okariawan
Jurnal Bakti Nusa Vol. 4 No. 1 (2023): JURNAL BAKTI NUSA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/baktinusa.v4i1.80

Abstract

Concha Handycraft sebagai usaha rintisan anak muda, memproduksi produk kreatif , Usaha ini khusus mengolah limbah-limbah produksi kerajinan kulit kerang.. Bagian proses yang paling banyak menghasilkan debu adalah proses mengupas dan memotongkulit kerang..Permasalahan yang ada yaitu, ketersediaaan alat pelindung diri, kesadaran dalam penggunannya.Metode yang digunakan adalah penyuluhan penggunaan alat pelindung diri, peragaaan penggunaan langsung bekerja dan memberi bantuan untuk pengadaan alat pelindung diri.Hasil pengabdian dikaji secara kuantitatif dengan menggunakan kuisioner  SkalaLikert.Setelah kegiatan pengabdian ini terlaksana maka, sudah adapenyediaan jumlah Alat Pelindung Diri (APD)  secara memadai, bahwa ada peningkatan kecukupan APD untuk semua karyawan yang bekerja di Concha Handycraft  dengan rata-rata sebesar 46.40%. Peningkatan kecukupan APD yang tertinggi adalah pada masker  yaitu 60 %, dan yang terendah adalah peningkatan kecukupan pada penutup kepala (topi) sebesar 32.00 %. Kesadaran menggunakan APD tersebut juga meningkat, untuk semua karyawan yang bekerja di Concha Handycraft  dengan rata-rata sebesar 48.80%. Tertinggi dalam menggunakan Sarung tangan yaitu 68 %, dan yang terendah adalah peningkatan kesadaran menggunakan clemek (Apron), sebesar 32.00 %. Dari segi kenyamanan menggunakan APD bahwa ada peningkatan  untuk semua karyawan yang bekerja di Concha Handycraft  dengan rata-rata sebesar 49,60%. Untuk yang tertinggi pada penggunaan sarung tangan yaitu 60 %, dan yang terkecil adalah penggunaan clemek (Apron), sebesar 40.00 %. Perubahan-perubahan yang terjadi pada karyawan ke arah yang lebih baik akan mampu mendorong adanya peningkatan produktiftas usaha, sehingga bisa berkelanjutan.
Pemberdayaan Masyarakat melalui Pelatihan Keterampilan Las di Banjar Gria Hita Lingkungan Griya Pagutan Indah Mataram Made Mara; Made Wirawan; I Wayan Suteja; I Made Nuarsa
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol. 6 No. 1 (2024): April, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jkp.v6i1.173

Abstract

The improvement of human resources quality is a crucial part of the nation-building process. The quality of human resources plays a pivotal role in supporting the competitiveness of a nation amid global competition. Developing countries, including Indonesia, face complex developmental issues such as poverty, educational backwardness, economic challenges, cultural issues, high unemployment rates, and other social problems. Based on these considerations, we pay serious attention to community development with the aim of guiding and transferring skills that can empower the community towards greater productivity. Skills education and welding training are conducted in collaboration with youth groups, targeting the general community, especially the youth. Through the implementation of this welding training program, we seek to provide learning opportunities for unemployed youth without skills, enabling them to acquire knowledge and skills in line with their talents and interests. Ultimately, it is hoped that the skills gained from welding training can serve as a foundation for employment and even the creation of self-employment or group ventures in the future.