Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

School Policy Innovation to Reduce Bullying Effect Riana Nurhayati; Siti Irene Astuti Dwiningrum; Ariefa Efianingrum
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 13, No 3 (2021): AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.408 KB) | DOI: 10.35445/alishlah.v13i3.1235

Abstract

Bullying is an unpleasant act that is still a problem in the school environment. To find out about school policy innovations in an effort to reduce the impact of bullying behavior, this will illustrate the relationship between bullying perpetrators and victims of bullying in SMA as well as school policy innovations to reduce the impact of bullying. This research was conducted in high school students of all levels with the number of respondents 1119 students in Indonesia. Descriptive approach with mixed methods. The sample / respondent was determined by purposive sampling technique. The data used a questionnaire and were analyzed with proportions and conducted FGD and interviews with teachers in SMA. The results of the study concluded that: 1) The value of r-count (Pearson Correlations) of the bullying was 0.186 r-table 0.062 and the r-count value for the bullying victim aspect was 0.139 r-table 0.062, meaning that the relationship between the two variables was positive and increased the bullying and victims of bullying, there will also be increased assistance and support from parents, teachers and friends; 2) The solution to reduce bullying effects must implement policies at the macro, meso and micro levels that work systemically and in synergy by creating creative and innovative programs. With the existence of an effective and innovative school policy, bullying cases that occur in schools can be minimized in terms of quality and quantity.
Indikator sekolah kreatif Riana Nurhayati
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 5, No 2 (2017): December
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.876 KB) | DOI: 10.21831/jppfa.v5i2.18702

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikator Sekolah Kreatif di Sekolah Dasar (SD). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Subjek penelitian adalah kepala sekolah dan guru SD Muhammadiyah 16 Surabaya (Sekolah Kreatif). Analisa data dengan reduksi, kategorisasi dan intepretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator yang bisa dicapai oleh sekolah untuk membuat sekolah lebih kreatif adalah pengembangan sistem gagasan dan ide, pengembangan sistem sosial dalam aktivitas belajar, dan penciptaan sistem lingkungan sekolah yang sinergis antar unsur sekolahKata kunci: sekolah kreatif THE INDICATORS OF CREATIVE SCHOOLAbstractThis research is aimed at revealing the indicators of creative school in emelentary schools. The study employed qualitative method, and the subject of the research was the principal and teachers of Muhammadiyah 16 Surabaya Elementary School (a creative school). The data were analyzed by applying reduction, categorization, and interpretation. The result of the research shows that the indicators which can be attained by elementary school in order to contrive a creative school are developing the concept and idea systems, developing social system in learning activity, and creating synergetic school elements at the school environment system.Keywords: creative school
Cyberbullying pelajar SMA di media sosial: Prevalnsi dan rekomendasi Ariefa Efianingrum; Siti Irene Astuti Dwiningrum; Riana Nurhayati
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 8, No 2 (2020): December
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jppfa.v8i2.38300

Abstract

Di era digital saat ini, bullying ditengarai hadir di ruang online atau yang sering disebut cyberbullying. Penelitian ini mengkaji realitas cyberbullying di media sosial yang dialami pelajar SMA Indonesia. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Lokasi penelitian di enam wilayah di Indonesia meliputi Aceh, Medan, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, dan Papua. Setiap wilayah diwakili 3 sekolah dengan jumlah responden 242 setiap wilayah. Responden dalam penelitian ini adalah siswa SMA semua tingkatan (kelas X, XI, dan XII) dengan jumlah total 1452 orang siswa SMA. Data penelitian bersifat kuantitatif dan dianalisis secara statistik deskriptif berupa persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cyberbullying merupakan salah satu bentuk bullying yang mulai banyak terjadi dan menunjukkan peningkatan seiring dengan semakin dominannya penggunaan media online dalam aktivitas pembelajaran maupun aktivitas sosial masyarakat. Angka cyberbullying di sekolah wilayah Indonesia yang terdiri dari daerah Aceh, Medan, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, dan Papua berada pada kategori cukup tinggi dengan skor 69,64%. Cyberbullying merupakan keniscayaan yang terjadi di tengah saratnya penggunaan media sosial pada generasi muda. Sejumlah rekomendasi ditawarkan untuk mereduksi cyberbullying di kalangan pelajar, baik bersifat personal maupun institusional.High school student cyberbullying on social media: Prevalence and recommendations AbstractIn today's digital era, bullying occurs in the online space or what is often called cyberbullying. This study examines the reality of cyberbullying on social media experienced by Indonesian high school students. This research uses a descriptive quantitative approach. The research setting is in six regions in Indonesia include Aceh, Medan, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, and Papua. Each region is represented with three schools by 242 respondents in each region. The Respondents in this study were high school students of all levels (class X, XI, and XII) with a number of 1452 high school students. The research data was quantitative and analyzed using descriptive statistics in the form of percentages. The results showed that cyberbullying is a form of bullying that has started to occur a lot and shows an increase in line with the increasingly dominant use of online media in learning and social activities. The cyberbullying rate in schools in the Indonesian region consisting of Aceh, Medan, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, and Papua is at a high level, with a score of 69.64%. Cyberbullying occurs amid social media usage among the younger generation. Some recommendations are offered to reduce cyberbullying among students, both personal and institutional.
Cyberbullying pelajar SMA di media sosial: Prevalnsi dan rekomendasi Ariefa Efianingrum; Siti Irene Astuti Dwiningrum; Riana Nurhayati
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 8, No 2 (2020): December
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jppfa.v8i2.38300

Abstract

Di era digital saat ini, bullying ditengarai hadir di ruang online atau yang sering disebut cyberbullying. Penelitian ini mengkaji realitas cyberbullying di media sosial yang dialami pelajar SMA Indonesia. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Lokasi penelitian di enam wilayah di Indonesia meliputi Aceh, Medan, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, dan Papua. Setiap wilayah diwakili 3 sekolah dengan jumlah responden 242 setiap wilayah. Responden dalam penelitian ini adalah siswa SMA semua tingkatan (kelas X, XI, dan XII) dengan jumlah total 1452 orang siswa SMA. Data penelitian bersifat kuantitatif dan dianalisis secara statistik deskriptif berupa persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cyberbullying merupakan salah satu bentuk bullying yang mulai banyak terjadi dan menunjukkan peningkatan seiring dengan semakin dominannya penggunaan media online dalam aktivitas pembelajaran maupun aktivitas sosial masyarakat. Angka cyberbullying di sekolah wilayah Indonesia yang terdiri dari daerah Aceh, Medan, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, dan Papua berada pada kategori cukup tinggi dengan skor 69,64%. Cyberbullying merupakan keniscayaan yang terjadi di tengah saratnya penggunaan media sosial pada generasi muda. Sejumlah rekomendasi ditawarkan untuk mereduksi cyberbullying di kalangan pelajar, baik bersifat personal maupun institusional.High school student cyberbullying on social media: Prevalence and recommendations AbstractIn today's digital era, bullying occurs in the online space or what is often called cyberbullying. This study examines the reality of cyberbullying on social media experienced by Indonesian high school students. This research uses a descriptive quantitative approach. The research setting is in six regions in Indonesia include Aceh, Medan, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, and Papua. Each region is represented with three schools by 242 respondents in each region. The Respondents in this study were high school students of all levels (class X, XI, and XII) with a number of 1452 high school students. The research data was quantitative and analyzed using descriptive statistics in the form of percentages. The results showed that cyberbullying is a form of bullying that has started to occur a lot and shows an increase in line with the increasingly dominant use of online media in learning and social activities. The cyberbullying rate in schools in the Indonesian region consisting of Aceh, Medan, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, and Papua is at a high level, with a score of 69.64%. Cyberbullying occurs amid social media usage among the younger generation. Some recommendations are offered to reduce cyberbullying among students, both personal and institutional.
KRONIKUS (KROKOT BROWNIES KUKUS): PEMANFAATAN TUMBUHAN KROKOT (Portulaca oleracea L.) SEBAGAI CAMILAN SUMBER OMEGA-3 Irmawati Irmawati; Hindun Nur "Aisyah; Annis Noviana Rahmat; Astuti Lestari; Riana Nurhayati
Dinamika Pendidikan Vol 22, No 2 (2017): Vol 22, No 2, November 2017
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.146 KB)

Abstract

Salah satu tumbuhan yang dianggap gulma bagi masyarakat adalah tumbuhan krokot (Portulaca oleracea L). Tumbuhan ini kurang dimanfaatkan bahkan sebagian masyarakat menjadikan tumbuhan krokot sebagai makanan jangkrik. Padahal tumbuhan krokot memiliki kandungan gizi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan otak serta untuk kesehatan tubuh. Kandungan tersebut antara lain: Omega 3 yang  berfungsi untuk kesehatan tubuh, a-liomlenic acid (ALA), eicosapentaenoic acid (EPA), docosahexaenoic acid (DHA), dan Asam Linoleat yg mampu menurunkan kolesterol darah, Asam Eicosatrienoat, dan Asam Arachidonat. Kandungan gizi tumbuhan krokot tersebut dijadikan sebagai komposisi bahan dalam pembuatan makanan. Salah satu produk makanan yang dapat diolah dengan komposisi bahan tumbuhan krokot adalah brownies. Berdasarkan permasalahan, penulis membuat inovasi baru yang memiliki daya tarik tersendiri yaitu “KRONIKUS (Krokot Brownies Kukus):  Pemanfaatan Tumbuhan Krokot (Portulaca Oleracea L.) sebagai Camilan Sumber Omega-3”. Brownies tepung krokot ini memiliki nilai jual yang tinggi karena brownies diproduksi dengan komposisi bahan dari tepung krokot yang memiliki kandungan gizi yang baik untuk kesehatan tubuh. Pembuatan inovasi brownies tepung krokot ini mampu menambah produk dalam negeri dan membuka lapangan pekerjaan baru untuk mengurangi penganguran. Kata Kunci : Brownies, Krokot, dan Omega 3.
Tradisi masyarakat pasca gempa 2006 di sriharjo Maryani Maryani; Riana Nurhayati
FOUNDASIA Vol 11, No 2 (2020)
Publisher : Prodi Filsafat dan Sosiologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/foundasia.v11i2.35238

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk untuk memperoleh pemahaman tentang terjadinya pergeseran tradisi masyarakat pasca gempa 2006 di Sriharjo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis studi kasus. penelitian ini dilaksanakan di desa Sriharjo, dusun Mojohuro yang terdiri dari 6 RT dengan jumlah penduduk 857 jiwa dan 264 kepala keluarga dengan menggunakan purposive sampling maka terpilih 1 informan kunci dan 3 informan pendukung.Penelitian ini mengunakan 2 jenis sumber data yakni data primer dan data sekunder, Data primer merupakan data yang diperoleh dengan cara observasi dan wawancara. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara mengkaji dokumen. Teknik analisis data menggunakan teori interaktif miles Huberman. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi yang berkembang dalam masyarakat Mojohuro, Sriharjo dapat di kelompokkan menjadi 3 hal yakni: 1) Tradisi yang terkait langsung dengan alam. 2) Tradisi yang terkait dengan tahap perkembangan kehidupan manusia. 3) Tradisi yang berasal dari lokal. 
Aktivitas sekolah yang rentan terjadi bullying di kalangan siswa Ariefa Efianingrum; Siti Irene Astuti Dwiningrum; Riana Nurhayati
FOUNDASIA Vol 12, No 1 (2021)
Publisher : Prodi Filsafat dan Sosiologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/foundasia.v12i1.43465

Abstract

Bullying di kalangan siswa masih terjadi dengan intensitas yang cenderung meningkat dalam berbagai bentuk. Terus berulangnya kejadian bullying di sekolah menunjukkan bahwa kasus tersebut tidak mudah untuk dihilangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menggali aktivitas di sekolah yang rentan dan memungkinkan terjadinya bullying di kalangan siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun setting penelitian ini adalah sekolah menengah atas (SMA) di Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui focus group discussion (FGD) dan wawancara. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru, dan siswa. Analisis data menggunakan model interaktif dari Miles Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bullying di kalangan siswa dapat terjadi secara individual maupun secara kolektif. Bullying di kalangan siswa dapat berbentuk, bullying verbal, bullying fisik, bullying emosional, dan bullying di dunia maya. Bullying di kalangan siswa dapat terjadi di kelas, di luar kelas, di sekolah, di luar sekolah, dan di ruang maya/media sosial. Kegiatan sekolah yang melibatkan siswa secara massal seperti turnamen olahraga dan lomba supporter, juga rawan terjadi bullying di kalangan siswa. Saat ini kehadiran media sosial menjadi ruang baru bagi berlangsungnya cyber bullying melalui teks atau kata-kata.
Training on Education Policy Analysis for Education Stakeholders in Brebes Nurhayati, Riana; Hajaroh, Mami; Purwastuti, Lusila Andiani; Rohman, Arif
JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat) Vol. 11 No. 1 (2024): March 2024
Publisher : Departement of Nonformal Education, Graduate Scholl of Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jppm.v11i1.72653

Abstract

The Brebes district youth education and sports office is one of the districts responsible for making education policies based on local wisdom and innovative policies. In addition, the qualifications needed by the Brebes Youth and Sports Education office are as an evidence-based policy maker based on research analysis for policy, policy analysis, policy implementation, and evaluation, which can ultimately provide policy recommendations. However, only some education personnel in Brebes district's education, youth and sports offices have competence in policy analysis. Based on the situation analysis, it is urgent to conduct policy analysis training for education stakeholders, especially the Brebes Regency youth and sports education office. The target audience in this training is stakeholders in the Brebes district, consisting of school principals, supervisors, and administration/managers. The implementation method includes lectures, discussions/questions and answers, educational games, training with problem-based learning, and (post-test) evaluation of training implementation. The training results showed that the participants gave an assessment related to the review of this education policy analysis training in the "outstanding" category of 90%; all participants gave relatively the same evaluation associated with the response in the training, which was 95%. Participation of training participants who, on average, stated that participation in the training was classified as very good as 90%. In addition, 90% of participants felt empowered during the training. On average, 90% of trainees stated that the training significantly impacted them. Furthermore, 85% of participants noted that the training was relevant to their problems.
Penguatan Resiliensi Personal Anak Usia Sekolah di Kawasan Marjinal Kota Yogyakarta Saputri, Evi Rovikoh Indah; Efianingrum, Ariefa; Dwiingrum, Siti Irene Astuti; Nurhayati, Riana; Raharjo, Amrih Setyo
FOUNDASIA Vol. 14 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/foundasia.v14i2.65769

Abstract

Penguatan resiliensi personal anak usia sekolah di kawasan marjinal Kota Yogyakarta mendesak untuk dilakukan. Hal ini didasarkan pada fenomena kesenjangan akses maupun kualitas pendidikan sebagai issue penting dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penguatan resiliensi personal anak usia sekolah di Kawasan Bong Suwung dalam mengakses layanan pendidikan serta rekomendasi untuk mengurangi tantangan yang ada. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif. Berdasar hasil penelitian penguatan resiliensi personal anak usia sekolah di kawasan marjinal kota Yogyakarta masih belum optimal dilihat dari rendahnya akses pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ini dipengaruhi oleh faktor kurang dukungan dan kemiskinan orang tua serta lingkungan. Rekomendasi yang ditawarkan berupa intervensi psiko-sosial untuk penguatan resiliensi personal anak usia sekolah melalui dukungan sosial, terutama dari keluarga yang menjadi faktor paling penting.
Coping strategies for bullying: a phenomenology of student perceptions Nurhayati, Riana
FOUNDASIA Vol. 15 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/foundasia.v15i1.73811

Abstract

Efforts to reduce bullying in schools can be made by making strategies. However, so far, the strategies to overcome bullying are still seen from the teacher's point of view, and we need to see strategies to overcome bullying from students' perceptions. This study aims to find students' strategies for overcoming bullying. This research uses a qualitative approach with the type of phenomenology. The informants were high school and vocational high school students in Java. Data were collected through interviews, forum group discussions, and open-ended questionnaires. Data analysis used interactive analysis techniques. Data validity used triangulation of sources and techniques. The results showed that students' strategies to overcome bullying were carried out through social environment, internal factors, and external factors. The most effective strategies to overcome bullying are reporting to parents, teachers, or other students, being indifferent, establishing positive friendships, and focusing on the goals to be achieved. Supporting factors for the success of this strategy are the support system, guidance and counseling, and school socialization regarding anti-bullying. The inhibiting factors are school rules that still need to be firm, school culture that has not changed, and there is still an assumption that bullying is regular.Keywords: strategies bullying, phenomenology, student perceptions