Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Analisis Metode Pemberian Konsekuensi dalam Menghadapi Perilaku Tidak Disiplin Siswa SD pada Pembelajaran Daring Augusthin Eka Banoet; Wiyun Philipus Tangkin
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 4, No 6 (2022): December 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v4i6.3475

Abstract

Masalah perilaku tidak disiplin siswa SD, merupakan salah satu hal yang terjadi, baik itu saat pembelajaran tatap muka langsung, maupun saat pembelajaran daring. Ketika penulis melakukan pengamatan secara daring pada salah satu SD Kristen yang ada di daerah Tomohon, penulis menemukan perilaku tidak disiplin siswa saat pembelajaran daring, seperti siswa tidak mengikuti prosedur dan aturan yang berlaku, tidak mengikuti instruksi dalam mengerjakan soal, serta terlambat dalam mengumpulkan tugas. Sebagai sebuah komunitas dalam kelas, sudah menjadi tanggung jawab bagi guru dalammendisiplinkansiswa. Hal yang dapat guru lakukan dalam menghadapi perilaku tidak disiplin siswa, ialah dengan memberikan konsekuensi. Konsekuensi positif untuk memperkuat perilaku disiplin, sedangkan konsekuensi negatif untuk mengurangi perilaku tidak disiplin. Konsekuensi merupakan alat Tuhan dalam mendisiplinkan. Konsekuensi yang diterpakan oleh penulis dalam bentuk bahasa verbal. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan pemberian konsekuensi dalam menghadapi perilaku tidak disiplin siswa pada pembelajaran daring. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa pemberian konsekuensi dapat membantu guru dalam menghadapi perilaku tidak disiplin siswa. Saran dari penulis, sebaiknya sebelum memberikan konsekuensi, guru terlebih dahulu memastikan siswa sudah mengetahui peraturan dan prosedur yang berlaku dan akibat yang akan diterima serta guru perlu tegas dan konsisten dalam memberikan konsekuensi.
Pemberian Reinforcement Sebagai Upaya Mendisiplinkan Siswa Kelas III SD Pada Pembelajaran Daring Fransisca Dara Kristina; Wiyun Philipus Tangkin
DIKDAS MATAPPA: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar Vol 5, No 3 (2022): September
Publisher : STKIP Andi Matappa Pangkep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31100/dikdas.v5i3.2205

Abstract

Problems that occur in the learning process will always exist. One of the problems that the authors found was the indiscipline of students in using hand signals. Discipline occurs when students do not obey the applicable rules. So, the teacher needs to apply a method that can overcome the problem of student indiscipline. Student indiscipline can be overcome by using the method of giving rewards. The aim of this research is to see the effect of the reinforcement method on student discipline in online learning. The research method that is used by the researcher is descriptive qualitative. The method of giving reinforcement can be used to discipline students, because the reinforcement can motivate students, so students will tend to repeat the same thing in the future. The suggestions for teachers are that teachers can apply reinforcement consistently so the teacher can see the consistency of changes in students' disciplinary attitudes. The suggestions for other researchers are to apply this method longer, so that this research can be more measurable and the pattern of changes in student behavior is more visible.
Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa TK Melalui Penerapan Ice Breaking pada Pembelajaran Daring Christin Marni Tuti Alhans; Wiyun Philipus Tangkin
DIKDAS MATAPPA: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar Vol 5, No 3 (2022): September
Publisher : STKIP Andi Matappa Pangkep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31100/dikdas.v5i3.2219

Abstract

In online learning, teachers are required to remain professional in designing learning. It is expected that teachers can increase online learning so that students are motivated to learn. However, in fact, when the author conducted a practicum in one of the kindergartens in Kupang city on 7 July - 27 August 2021, it was found that the behavior of students' learning motivation was low. The behavior of the students that appeared were yawning, sitting back lazily, putting their head on the table, and communicating with people at home, so they didn't pay attention to the teacher. Therefore, the purpose of writing this paper is to examine the efforts of teachers in increasing the learning motivation of kindergarten students to learn online, using descriptive qualitative methods. Teachers as motivators can motivate students through the application of ice breaking. The results of this research show that the application of ice breaking can increase students' motivation in learning. It was concluded that the teacher's efforts to motivate students through ice breaking had a positive impact on students' learning motivation. For further researchers, it is recommended to conduct classroom action research, to get more measurable results.
ANALISIS MICROTEACHING TAHAP PEMBUKAAN PADA MAHASISWA PGSD DALAM MATA KULIAH PSAP MATEMATIKA SD Wiyun Philipus Tangkin
Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 11, No 4 (2022)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.889 KB) | DOI: 10.33578/jpfkip.v11i4.9091

Abstract

Pelaksanaan microteaching pada mata kuliah PSAP (Perencanaan Strategi Asesmen Pembelajaran) Matematika SD, bertujuan untuk melatih kemampuan pedagogik mahasiswa sebagai calon guru SD. Penelitian ini bertujuan untuk hasil analisa pelaksanaan microteaching, khususnya pada tahap pembukaan, yang dilakukan oleh mahasiswa calon guru, program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pelita Harapan. Diharapkan hasil penelitian ini, dapat menjadi bahan evaluasi khususnya bagi dosen untuk memperbaiki dan meningkatkan strategi dalam mengajar mata kuliah ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif, dengan instrumen penelitian berupa rubrik penilaian microteaching, hasil observasi dosen, dan hasil refleksi microteaching mahasiswa. Data kuantitatif diperoleh dari nilai rata-rata rubrik penilaian microteaching yang kemudian dikonversikan kedalam bentuk kualitatif dengan membandingkan dengan hasil refleksi microteaching. Pada microteaching tahap pembukaan, terdapat empat kriteria yaitu: a) menarik perhatian siswa sebelum memulai pembelajaran; b) menyampaikan tujuan pembelajaran; c) mereview pelajaran; d) memotivasi siswa. Hasil yang diperoleh oleh peneliti pada microteaching mahasiswa PGSD angkatan 2019 adalah sudah baik, dengan persentase untuk tahap pembukaan kriteria “menarik perhatian siswa sebelum memulai pembelajaran 92,86% (sangat baik); kriteria “menyampaikan tujuan pembelajaran” 69,29% (cukup); kriteria “mereview pelajaran” 68,57% (cukup); kriteria “memotivasi siswa” 87,14% (sangat baik). Berdasarkan persentase dari empat kriteria pada tahap pembukaan microteaching, dapat diketahui bahwa kriteria yang perlu ditingkatkan adalah pada kemampuan menyampaikan tujuan pembelajaran dan kemampuan mereview pelajaran.
Penggunaan Media Powerpoint Interaktif Untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa Kelas II SD Melvi Natalia; Wiyun Philipus Tangkin
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 8 No. 3 (2022): July-September
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v8i3.2676

Abstract

Penggunaan teknologi dan internet selama pembelajaran daring diharapkan dapat menolong siswa untuk konsentrasi saat belajar. Namun, fakta yang ditemukan di salah satu Sekolah Dasar di Tomohon di kelas II, menunjukan siswa tidak konsentrasi saat belajar. Terdapat siswa yang melakukan aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan pembelajaran, seperti mengobrol, bermain, berjalan-jalan meninggalkan perangkat, dan menangis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penggunaan media powerpoint interaktif dalam mengupayakan konsentrasi belajar siswa kelas II SD. Metode yang digunakan kualitatif deskriptif, penelitian dilakukan di SD yang ada di Tomohon pada kelas dua dengan banyak subyek penelitian 28 siswa. Instrumen yang digunakan adalah hasil observasi, RPP, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukan peran guru sebagai penuntun harus dapat membimbing siswa berjalan di dalam kebenaran, selama menggali setiap kompetensi yang dimiliki oleh siswa dan menolong siswa untuk kembali fokus pada tujuan penciptaan. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah dengan media powerpoint interaktif guru dapat menarik perhatian siswa, sehingga selama pembelajaran daring siswa tetap konsentrasi. Dikarenakan powerpoint memiliki banyak fitur yang dapat dikreasikan menjadi sebuah pembelajaran yang kreatif dan menarik.
Teladan Yesus Kristus Sebagai Pembentuk Karakter Siswa Guna Mencapai Pembelajaran Yang Holistis Priska Pebrianti Liu; Wiyun Philipus Tangkin
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 2 (2023): Maret 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i2.378

Abstract

Pandemi covid-19 memengaruhi tatanan hidup manusia termasuk dunia pendidikan, salah satunya dalam konteks pembentukan karakter. Siswa mulai kehilangan role model yang dapat diteladaninya khususnya dalam pembentukan karakter, salah satunya karena keterbatasan pembelajaran, yaitu guru dan siswa tidak bertemu secara langsung, serta orang tua yang disibukkan dengan pekerjaan. Hal ini penting untuk dibahas karena saat ini memasuki masa peralihan pembelajaran daring ke pembelajaran luring, sehingga permasalahan karakter perlu dibenahi. Dalam pembentukan karakter diperlukan suatu teladan yang dapat mengarahkan untuk memiliki karakter yang baik. Teladan yang dimaksudkan adalah teladan Yesus Kristus. yang direpresentasikan oleh guru dan orang tua. Hal ini dibahas dalam 3 filsafat, yaitu guru dan orang tua perlu melihat realitas keberadaan Allah dengan meneladani Yesus (metafisika). Teladan kepada Yesus didasari dengan melakukan nilai-nilai karakter yang benar (aksiologi) di mana bersumber dari kebenaran Alkitabiah (epistemologi), sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan pembelajaran yang holistis.
Teladan Yesus Kristus Sebagai Pembentuk Karakter Siswa Guna Mencapai Pembelajaran Yang Holistis Priska Pebrianti Liu; Wiyun Philipus Tangkin
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 2 (2023): Maret 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i2.378

Abstract

Pandemi covid-19 memengaruhi tatanan hidup manusia termasuk dunia pendidikan, salah satunya dalam konteks pembentukan karakter. Siswa mulai kehilangan role model yang dapat diteladaninya khususnya dalam pembentukan karakter, salah satunya karena keterbatasan pembelajaran, yaitu guru dan siswa tidak bertemu secara langsung, serta orang tua yang disibukkan dengan pekerjaan. Hal ini penting untuk dibahas karena saat ini memasuki masa peralihan pembelajaran daring ke pembelajaran luring, sehingga permasalahan karakter perlu dibenahi. Dalam pembentukan karakter diperlukan suatu teladan yang dapat mengarahkan untuk memiliki karakter yang baik. Teladan yang dimaksudkan adalah teladan Yesus Kristus. yang direpresentasikan oleh guru dan orang tua. Hal ini dibahas dalam 3 filsafat, yaitu guru dan orang tua perlu melihat realitas keberadaan Allah dengan meneladani Yesus (metafisika). Teladan kepada Yesus didasari dengan melakukan nilai-nilai karakter yang benar (aksiologi) di mana bersumber dari kebenaran Alkitabiah (epistemologi), sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan pembelajaran yang holistis.
Penerapan Metode Bernyanyi Sebagai Upaya Mengembangkan Konsentrasi Belajar Anak Usia Dini Dianty Greas Athalya Hutagalung; Wiyun Philipus Tangkin
Indonesian Journal of Early Childhood: Jurnal Dunia Anak Usia Dini Vol. 5 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.265 KB) | DOI: 10.35473/ijec.v5i1.2035

Abstract

Konsentrasi belajar perlu dimiliki setiap siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada salah satu sekolah Kristen di Lampung, terdapat 4 dari 12 siswa tidak konsentrasi, seperti adanya siswa pasif, menangis, menganggu teman, berbicara sendiri, dan keluar dari tempat duduk. Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran tidak berjalan secara efektif. Konsentrasi belajar juga akan memengaruhi capaian target pembelajaran terkait pemahaman, dimana ketika siswa tidak konsentrasi belajar, ia tidak dapat memahami pembelajaran dengan baik.  Oleh karena itu, konsentrasi belajar perlu untuk dikembangkan. Adapun tujuan penulisan untuk memaparkan penerapan metode bernyanyi sebagai upaya mengembangkan konsentrasi belajar anak usia dini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat membantu guru dalam menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk menarik perhatian siswa. Kesimpulannya, penerapan metode bernyanyi dapat menjadi stimulus yang memengaruhi respons siswa terhadap pembelajaran sehingga berupaya mengembangkan konsentrasi belajar anak usia dini melalui adanya gabungan materi pembelajaran dengan lagu, nada, musik, gerakan serta lirik singkat dan mudah diingat. Sebagai saran, metode bernyanyi dapat diterapkan oleh guru dan orang tua untuk mengajar anak usia dini sebagai upaya mengembangkan konsentrasi belajar.
Peran Guru Kristen Sebagai Motivator dalam Pembelajaran Daring Christin Marni Tuti Alhans; Wiyun Philipus Tangkin
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika Vol 6, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34081/fidei.v6i1.310

Abstract

Pembelajaran daring di masa pandemi ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian serta memotivasi belajar siswa. Akan tetapi, diperoleh fakta bahwa pembelajaran daring memberikan dampak penurunan motivasi yang signifikan terhadap pendidikan. Siswa merasa bosan, jenuh, dan juga stres saat mengikuti pembelajaran daring. Kondisi belajar siswa yang demikian membutuhkan peran seorang guru sebagai motivator. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk mengkaji peran guru sebagai motivator peserta didik khususnya dalam pembelajaran daring dengan menggunakan metode kajian literatur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kajian literatur. Metode kajian literatur merupakan metode yang mengangkat isu yang terjadi, kemudian dikaji berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan peran guru sebagai motivator tidak sekedar meningkatkan motivasi belajar siswa, tetapi juga memberikan apresiasi serta pembelajaran yang faktual dan kreatif kepada siswa sesuai konteks pembelajaran daring. Sehingga peran guru sebagai motivator sangat penting bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran daring. Diperoleh kesimpulan bahwa menjalankan peran sebagai seorang motivator, maka guru perlu merefleksikan diri sebagai makhluk estetika yang memiliki daya kreativitas. Oleh karena itu, guru dapat menciptakan berbagai strategi pembelajaran yang kreatif bagi siswa, sekaligus bertanggung jawab atas kreativitas yang dimiliki.
PERAN GURU DALAM MENDISIPLINKAN SISWA MELALUI REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK Jelika Peea; Wiyun Philipus Tangkin
Jurnal Pendidikan Dasar Vol 11, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : STKIP Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46368/jpd.v11i2.841

Abstract

Masalah ketidakdisiplinan siswa merupakan hal yang sering terjadi di setiap kelas. Hal ini terlihat pada saat penulis praktik di salah satu sekolah daerah Jakarta Barat. Fakta yang ditemukan yaitu siswa kelas 4 (7 perempuan dan 11 laki-laki) belum dapat disiplin terhadap aturan kelas yang telah disepakati secara bersama. Seperti: bermain sendiri, mengganggu teman, berisik, tidak mendengarkan instruksi dengan baik pada saat proses belajar. Dalam hal ini peran guru sangat diperlukan agar dapat membantu siswa kembali taat terhadap peraturan kelas sehingga pembelajaran dapat berjalan kondusif. Peran guru yang telah dilakukan untuk mendisiplinkan siswa adalah melalui reinforcement dengan memberikan teguran, nasihat, dan kontak mata. Sedangkan bagi siswa yang disiplin guru memberikan reinforcement berupa penghargaan dengan mengucapkan good job, one clap, atau terimakasih. Penanaman disiplin ini sangat penting agar siswa dapat belajar taat karena ketaatan merupakan salah satu karakter yang harus dimiliki oleh siswa. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah menjelaskan peran guru dalam mendisiplinkan siswa melalui reinforcement. Untuk penelitian selanjutnya guru harus lebih konsisten dan tegas dalam memberikan reinforcement. Selain itu dapat dikombinasikan dengan metode reward dan punishmentuntuk mendisiplinkan siswa tetapi harus dilakukan dengan konsisten dan sabar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.Â