Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Layout Pattern of Mosques in Southern Kalimantan Ega Putri Febriani; I Wayan Srijaya; Zuraidah Zuraidah
Humanis Vol 27 No 2 (2023)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JH.2023.v27.i02.p09

Abstract

The mosque is a place of worship for Muslims. The existence of the mosque helps in the spread of Islamic teachings. In the Kalimantan region, there are mosques that are used as a place of worship as well as a means of spreading Islam, namely the Sultan Suriansyah Mosque, Kyai Gede Mosque, and Pusaka Banua Lawas Mosque. These three mosques are located in southern Kalimantan. The aim of this research is to find out the pattern of inclination towards the three mosques. This study used a qualitative type with observational data collection at the Sultan Suriansyah Mosque and a literature review at the Kyai Gede Mosque and the Banua Lawas Heritage Mosque. The analysis used in this research is Site Catchment Analysis or Site Coverage Analysis according to Roper (1979) in this analysis there is a relationship between site location and site function. Data analysis was carried out in this study to compare the positions of the three mosques. The results of this study obtained a picture of the layout of the three mosques which were influenced by river culture. In addition, river culture also influences settlement patterns, economic centers, government centers, and the spread of Islam
Panggung Politik Bali Kuno Pada Masa Pemerintahan Sri Maharaja Jayapangus I Wayan Srijaya; Kadek Dedy Prawirajaya R.
Humanis Vol 27 No 3 (2023)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JH.2023.v27.i03.p07

Abstract

Inscriptions are a cultural heritage found in Java, Bali and Sumatra. They were written using stone, metal, clay and palm leaves. Judging from the language and letters used, there are inscriptions written in Old Balinese letters and languages, Old Javanese letters and languages, Old Malay letters and languages and a mixture of Pre-Negari and Sanskrit letters. This research aims to explain the political history during the reign of King Sri Maharaja Haji Jayapangus in Bali during the XII century. The data sources in this research are ancient Balinese inscriptions issued by King Jayapangus during his reign, in the XII century. The data were collected using interview and literature study methods and analysed using a descriptive analitical method. The results show that the inscriptions generally contain aspects of Balinese society and important past events. The reason for selecting the inscriptions issued during the reign of King Jayapangus is because the king is known to be very active in documenting various events in the form of inscriptions. According to records, no less than 44 inscriptions were issued by the king. One of the aspects mentioned in his inscriptions is the socio-political life. This aspect is important for further study, because it concerns the continuity of the government system that took place at that period.
Eksistensi Desa Dawan Berdasarkan Rekaman Prasasti Prasi A I Wayan Srijaya; Kadek Dedy Prawirajaya R.
AMERTA Vol. 42 No. 1 (2024)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/amt.2024.1100

Abstract

Abstract. The Existence of Dawan Village Based on Records of Prasi Inscriptions A. Inscriptions are one of the sources with very good authenticity value. This is because the inscriptions were issued directly on the orders of the king or ruler. Inscriptions, as written sources  revealing various aspects of past life, are written using different scripts and languages. Some use the Prenagari script and Sanskrit, Old Javanese script and the Old Javanese, Old Balinese script and the Old Balinese, and so on. In this study, the inscription used to reveal the existence of Dawan Village is the Prasi A inscription issued in the Çaka year of 1070 (1148 AD) by King Sri Maharaja Jayasakti. This king was one of the rulers of the ancient Balinese kingdom who, during his reign, issued many inscriptions. This Prasi A inscription was issued by the king at the request of karaman i besan whose agricultural land was taken over by karaman i dahwan/dawan. karaman i besan request was granted by the king so this inscription was issued. Since then, karaman i besan has received the king’s grace to strengthen the previous king’s grace. Apart from that, the inscription also includes a sapatha, or curse, for anyone who dares to violate this gift so that they will be punished, along with an appeal to the gods. Keywords: Dawan Village, Sri Maharaja Jayasakti, 9-14th Century   Abstrak. Prasasti merupakan salah satu sumber yang memiliki nilai autentitas sangat baik. Hal ini disebabkan karena prasasti dikeluarkan langsung atas perintah raja atau penguasa. Prasasti sebagai sumber tertulis dalam mengungkap berbagai aspek kehidupan masa lalu, ditulis dengan menggunakan aksara dan bahasa yang berbeda-beda. Ada yang memakai aksara Prenagari dan bahasa Sansekerta, aksara Jawa Kuno dan bahasa Jawa Kuno, aksara Bali Kuno dan bahasa Bali Kuno, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, prasasti yang digunakan untuk mengungkap eksistensi Desa Dawan adalah Prasasti Prasi A yang dikeluarkan tahun  1070 S (1148 M) oleh raja Sri Maharaja Jayasakti. Raja ini merupakan salah satu penguasa kerajaan Bali Kuno yang selama memerintah mengeluarkan banyak prasasti. Prasasti Prasi A ini, dikeluarkan raja atas permohonan karaman i besan yang lahan pertaniannya diambil alih oleh karaman i dahwan/dawan. Permohonan untuk mengatasi pengambilan lahan milik karaman i besan dikabulkan oleh raja sehingga dikeluarkanlah prasasti ini. Sejak saat itu karaman i besan mendapat anugrah raja untuk menguatkan kembali anugrah raja sebelumnya. Selain itu, dalam prasasti disertakan pula sapatha atau kutukan kepada siapa saja yang berani melanggar anugerah ini agar mendapat sanksi disertai pula seruan kepada dewa-dewa. Kata kunci: Desa Dawan, Sri Maharaja Jayasakti, Abad ke-9-14
Adaptasi Arsitektur Kolonial terhadap Iklim Tropis : Analisis Fasad Gedung SMA Negeri 2 Purwokerto Pandhu Nagara Prijatna; I Wayan Srijaya; Coleta Palupi Titasari
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 10: September 2022
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bangunan SMA Negeri 2 Purwokerto merupakan bangunan kolonial dengan aplikasi gaya arsitektur modern aliran Nieuwe Bouwen. Langgam arsitektur pada bangunan SMA Negeri 2 Purwokerto telah beradaptasi dengan iklim tropis dimana hal tersebut merupakan perkembangan dari arsitektur kolonial. Metode yang digunakan ialah metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, studi pustaka, dan wawancara. Data yang terkumpul di analisis dengan analisis kualitatif, karakter spasial, dan karakter visual dan di dukung dengan teori morfologi arsitektur, teori arsitektur modern, dan teori arsitektur fungsionalisme.  Hasil analisis menghasilkan kesimpulan bahwa adaptasi dari iklim tropis pada bangunan terlihat pada penggunaan elemen-elemen pada bangunan sehingga menimbulkan sirkulasi udara yang baik serta suhu ruangan yang dapat berkaitan dengan kenyamanan penghuni. Karakteristik bangunan yang berorientasi terhadap adaptasi iklim tropis dapat terlihat dari kondisi fasad bangunan. Fungsi pada elemen-elemen bangunan saling berkaitan yang berdampak pada sistem sirkulasi udara bangunan.  Dengan adanya orientasi terhadap iklim tropis, elemen yang terdapat pada bangunan harus memiliki fungsi sebagai penyalur udara.Bangunan SMA Negeri 2 Purwokerto merupakan bangunan kolonial dengan aplikasi gaya arsitektur modern aliran Nieuwe Bouwen. Langgam arsitektur pada bangunan SMA Negeri 2 Purwokerto telah beradaptasi dengan iklim tropis dimana hal tersebut merupakan perkembangan dari arsitektur kolonial. Metode yang digunakan ialah metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, studi pustaka, dan wawancara. Data yang terkumpul di analisis dengan analisis kualitatif, karakter spasial, dan karakter visual dan di dukung dengan teori morfologi arsitektur, teori arsitektur modern, dan teori arsitektur fungsionalisme.  Hasil analisis menghasilkan kesimpulan bahwa adaptasi dari iklim tropis pada bangunan terlihat pada penggunaan elemen-elemen pada bangunan sehingga menimbulkan sirkulasi udara yang baik serta suhu ruangan yang dapat berkaitan dengan kenyamanan penghuni. Karakteristik bangunan yang berorientasi terhadap adaptasi iklim tropis dapat terlihat dari kondisi fasad bangunan. Fungsi pada elemen-elemen bangunan saling berkaitan yang berdampak pada sistem sirkulasi udara bangunan.  Dengan adanya orientasi terhadap iklim tropis, elemen yang terdapat pada bangunan harus memiliki fungsi sebagai penyalur udara.
Tinggalan Seni Arca Di Pura Puseh Desa Getakan Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung Ni Luh Putu Meriandani; I Wayan Srijaya; Kadek Dedy Prawirajaya R
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 11 (2022): Oktober 2022
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v1i11.745

Abstract

Abstract: Tinggalan seni arca merupakan salah satu tinggalan arkeologi yang banyak tersebar di wilayah Pulau Bali dan disimpan di tempat suci/pura. Salah satu pura di Kabupaten Klungkung yang terdapat tinggalan seni arca, yaitu Pura Puseh Desa Getakan, Kecamatan Banjarangkan. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan makna tinggalan seni arca. Menggunakan beberapa metode tahap pengumpulan data, diantaranya studi pustaka, observasi, dan wawancara. Terdapat dua teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori fungsional dan teori simbol untuk membantu memecahkan masalah atau menjadi guideline dalam penelitian ini. Menggunakan tiga metode analisis data, yaitu analisis morfologi, analisis ikonografi, dan analsisi kwalitatif. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa tinggalan seni arca di Pura Puseh Desa Getakan, yaitu arca Ganesha, empat belas arca perwujudan, dan dua puluh fragmen arca. Fungsi dari tinggalan seni arca tersebut sudah mengalami perubahan jika dilihat dari fungsi awal arca tersebut dibuat. Saat ini, tinggalan arca tersebut berfungsi sebagai sarana pemujaan, memohon keselamatan, dan perlindungan. Masyarakat peyugsungnya memaknai tinggalan seni arca tersebut sebagai tinggalan yang sangat dikeramatkan dan disakralkan untuk sarana pemujaan.
Dampak Lingkungan Fisik Dan Budaya Terhadap Penempatan Situs-Situs Megalitik di Sekitar Ranca Gabus Thomas Nehemia Augie Geofernando; I Wayan Srijaya; Rochtri Agung Bawono
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 2: Januari 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v2i2.1151

Abstract

Situs-situs megalitik di sekitar Ranca Gabus, Desa Cimareme, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut merupakan bukti bahwa wilayah ini pernah dihuni oleh manusia masa lalu. Wilayah ini diasumsikan memiliki kondisi lingkungan yang ideal, baik itu lingkungan fisik maupun budaya, sehingga wilayah tersebut dipilih sebagai lokasi penempatan situs-situs megalitik. Penelitian ini menyelidiki dampak lingkungan fisik dan budaya terhadap penempatan situs-situs megalitik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak lingkungan fisik dan budaya pada situs-situs megalitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter lingkungan fisik yang banyak dipilih untuk dijadikan lokasi penempatan situs-situs megalitik di sekitar Ranca Gabus adalah variabel lingkungan pada rentang ketinggian 500-1000 mdpl, sebaran jenis tanah aluvial, jenis formasi batuan aluvial, berada pada jarak 100-500 m dari sumber air, dan rentang kemiringan lereng antara 5-15%. Karakter lingkungan budaya yang berpengaruh adalah manusia sudah hidup menetap dan memahami konsep kerja sama dalam membangun bangunan megalitik yang berupa punden berundak dan tradisi atau ritual memberikan persembahan untuk roh nenek moyang yang pernah dilakukan masyarakat Desa Cimareme di Situs Pasir Lulumpang.
Estetika Ornamen Makam di Kompleks Makam Sendang Duwur, Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur: Kajian Variasi, Fungsi dan Makna Bella Kristina; I Wayan Srijaya; Zuraidah Zuraidah
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 10: September 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v2i10.2251

Abstract

Islamisasi di Indonesia diawali dengan datangnya bangsa-bangsa asing. Dalam  data historis Hikayat Tionghoa, Catatan Arab dan Persia, mengatakan bahwa Islam masuk nusantara sekitar abad ke-7 atau awal abad ke-8. Proses islamisasi ini membawa pengaruh terhadap seni bangunan dan juga ragam hias atau seni hias. Wujud dari proses Islamisai ini terdapat pada kompleks Makam Sendang Duwur yang merupakan salah satu bentuk peninggalan sejarah yang berasal dari masa transisi Indonesia Hindu ke Islam. Penulis tertarik untuk meneliti tentang Estetika Ornamen Makam di Kompleks Makam Sendang Duwur, Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur Kajian Variasi, Fungsi dan Makna untuk dikaji lebih lanjut. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, studi pustaka, dan wawancara. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis kualitatif dan dibantu dengan teori seni dam semiotika. Hasil penelitian berupa Variasi ornamen yang ada di kompleks Makan Sendang duwur terbagi atas variasi pada gapura, cungkup dan nisan. Fungsi dari ornamen pada nisan berfungsi sebagai penghias, penopang bangunan dan sebagai alat pendukung lainnya.
PENGARUH LINGKUNGAN FISIK TERHADAP PENEMPATAN SITUS-SITUS TRADISI MEGALITIK DI KECAMATAN CIKAKAK, KABUPATEN SUKABUMI Eldi Khairul Akbar; I Wayan Srijaya; Rochtri Agung Bawono
SANGIA: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 6 No 1: June 2022
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v6i1.1681

Abstract

Tulisan ini membahas mengenai hubungan antara situs megalitik yang berada di Kecamatan Cikakakdengan lingkungan fisik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakter lingkungan fisik yang paling banyak dipilih dan mengetahui pengaruh lingkungan fisik terhadap penempatan situs megalitik yang tersebar di Kecamatan Cikakak. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan penalaran induktif sedangkan analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis spasial dan analisis kontekstual. Analisis spasial dilakukan dengan menggunakan data koordinat situs dan dihubungkan dengan variabel-variabel lingkungan fisik dalam sebuah peta tematik yang dibuat menggunakan software ArcGis dan analisis kontekstual digunakan untuk mendukung hasil dari analisis spasial.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa karakter lingkungan fisik yang banyak dipilih untuk dijadikan lokasi penempatan situs tradisi megalitik di Kecamatan Cikakak adalah variabel lingkungan dengan rentang ketinggian 500-1000 mdpl, berada pada sebaran jenis tanah latosol, berada pada jenis formasi batuan breksi tapos, berada pada jarak 0-50 m dari sumber air, dan berada pada rentang kemiringan lereng antara 15-25%. Lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap penempatan situs-situs tradisi megalitik di Kecamatan Cikakak adalah ketinggian, jenis tanah, jenis batuan, dan sumber air. Kemiringan lereng merupakan variabel lingkungan fisik yang kurang berpengaruh
PENGEMBANGAN CANDI MERAK SEBAGAI DESTINASI WISATA DI KABUPATEN KLATEN Bezaleel Yuhen Punto Adi Esthiyanto; I Wayan Srijaya; Ida Bagus Sapta Jaya
SANGIA: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 8 No 1: Juni 2024
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v8i1.2560

Abstract

This article discusses the development of Merak Temple as a tourist destination. Merak Temple is a temple left over from the Ancient Mataram Kingdom era which was built in the 8th to 9th centuries, located in Karangnongko Village, Klaten Regency. The aim of this research is to determine the potential of Merak Temple and the strategy for developing Merak Temple as a tourist destination in Klaten Regency. The method used is a descriptive method. The analysis used is SWOT analysis. Data collection techniques were carried out using observation, interviews and literature study techniques. Based on the research results, data was obtained that Merak Temple has various potentials that can attract tourists to visit it, including as a historical tourism destination, as a religious tourism destination, and its location is close to other tourist attractions. Apart from that, there are also strategies to make Merak Temple a tourist destination in Klaten Regency, including: promoting Merak Temple, creating an integrated tour package that covers all tourist attractions, completing public facilities to support tourism, adding road signs, renovating gates, providing education and outreach regarding important values ??to the community, providing out-of-class learning activities at cultural heritage sites in Klaten Regency, as well as improving the quality and quantity of public facilities that support tourist comfort, sustainable promotion.