Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

STRATEGI KOMUNIKASI KAMPANYE SMILING WEST JAVA MOJANG JAJAKA JAWA BARAT 2019 SEBAGAI DUTA PARIWISATA Tanti Nur; Evi Novianti; Priyo Subekti Priyo; Shandra Rama Panji Wulung
Humano: Jurnal Penelitian Vol 12, No 2 (2021): PERIODE NOVEMBER
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/humano.v12i2.3763

Abstract

Penelitian ini membahas tentang strategi komunikasi kampanye SmilingWest Java Mojang Jajaka Jawa Barat 2019 sebagai Duta Pariwisata. Sekarang ini tiap daerah membutuhkan seorang Duta sebagai jembatan antara perwakilan daerah dengan publiknya dan untuk membantu mengkampanyekan pariwisata yang dimiliki oleh tiap daerah masing-masing. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami strategi komunikasi kampanye SmilingWest Javayang dilakukan oleh duta pariwisata Mojang Jajaka Jawa Barat 2019 mengenai kampanye yang dilakukan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif bersifat deskriptif dengan teknik pengumpulan data primer dan data sekunder berupa wawancara mendalam dengan narasumber internal dan ahli. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dengan model Miles Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, maka diketahui bahwa strategi komunikasi kampanye SmilingWest Java yang dilakukan Duta Pariwisata Mojang Jajaka Jawa Barat 2019 dilaksanakan dengan cara strategi komunikasi kampanye melalui tatap muka langsung, mengadakan kegiatan Gelar Ekonomi Kreatif (Gekraf),Festival Kepariwisataan, juga dilakukan melalui teknologi media sosial dengan mengunggah foto ataupun video mengenai kepariwisataan di media instagram. Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa objek pariwisata yang ada di Jawa Barat merupakan suatu keunggulan dan andalan yang dimiliki oleh Jawa Barat
Aksesibilitas website dan reputasi online marketplace reksadana Hanny Hafiar; Priyo Subekti; Yanti Setianti; Kholidil Amin
PRofesi Humas Vol 6, No 2 (2022): PRofesi Humas Accredited by Kemenristekdikti RI SK No. 10/E/KPT/2019
Publisher : LP3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/prh.v6i2.35708

Abstract

Marketplace reksadana online mempermudah masyarakat yang memiliki minat untuk melakukan investasi. Marketplace reksadana online menawarkan serta menjual produk reksadana kepada masyarakat yang menjadi target sasarannya melalui digital platform. Terdapat sejumlah informasi terkait investasi pada setiap website marketplace reksadana online. Informasi tersebut sangat penting untuk diketahui oleh para investor dan calon investor dari berbagai kalangan, termasuk para investor dan calon investor dari kalangan penyandang disabilitas. Hambatan aksesibilitas terhadap informasi yang terkandung dalam website akan memberikan hambatan tertentu bagi penyandang disabilitas untuk berpartisipasi dalam dunia investasi. Sejumlah literatur menunjukkan keterkaitan antara aksesibilitas dengan reputasi. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap sejumlah website marketplace reksadana online dari aspek aksesibilitas dan reputasi online. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan melakukan evaluasi. Alat evaluasi aksesibilitas yang digunakan adalah aXe Devtools, dengan menggunakan WCAG 2.0 sebagai standar. Sedangkan untuk evaluasi reputasi online dilakukan melalui pengecekkan skor Search Engine Optimization (SEO) dengan menggunakan alat Lighthouse Report Review dan SEO Site Checkup. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa website marketplace reksadana online yang diteliti pada penelitian ini masih memiliki sejumlah isu aksesibilitas yang dapat menghambat aksesibilitas informasi bagi penggunanya, termasuk dari kalangan penyandang disabilitas. Sedangkan hasil pengecekkan skor SEO menunjukkan angka yang cukup baik.
Penggunaan Media Massa sebagai Agen Sosialisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat akan Pentingnya Imunisasi Kokom Komariah; Priyo Subekti
PRofesi Humas Vol 1, No 1 (2016): PRofesi Humas
Publisher : LP3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.186 KB) | DOI: 10.24198/prh.v1i1.9502

Abstract

Penelitian ini berjudul Penggunaan Media Massa Sebagai Agen Sosialisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya dalam meningkatkan Kesadaran Masyarakat akan pentingnya Imunisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) media yang digunakan dalam upaya sosialiasi kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pasca isu vaksin mengandung Tripsin; 2) hambatan yang di hadapai Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya  dalam upaya sosiliasi kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pasca isu vaksin mengandung Tripsin. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan data kualitatif. Lokasi penelitian di Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya.Hasil penelitian menunjukkan: 1) Media yang digunakan dalam upaya sosialiasi kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi pasca isu vaksin mengandung Tripsin yaitu secara nasional dari pemerintah melalui media massa (televisi, radio),  media sosial (twitter, facebook), serta media nir-massa (spanduk, pamflet, baligo, brosur, CD). Secara khususnya Pemkab. Tasikmalaya untuk media massanya melalui radio swasta (2 radio swasta yang ada di kota tasikmalaya yaitu Talk show), media nir-massa (spanduk, baligo, umbul-umbul, balon, kaos), serta media sosial (twitter, WA, bbm); 2) Hambatan-hambatan yang dihadapi Dinkes Kab. Tasikmalaya dalam sosialisasi dan pelaksanaan PIN polio 2016 : a) Biaya  sosialisasi dan pelaksanaan Program Imunisasi Nasional (PIN) Polio ini adalah dari APBN, APBD melalui BOK (bantuan operasional kesehatan) th 2016. Akan tetapi karena pelaksanaan PIN 2016 ini jatuh di bulan Maret, anggaran dana tersebut belum ‘turun’, oleh karena itu semua dana adalah dana talangan dan utang; b) Terbatasnya petugas Dinkes; c) Kondisi  ada lokasi masyarakat jauh dan susah dijangkau kendaraan bermotor, sehingga pada pelaksanaan PIN memakan waktu 3 hari dan ada yang dilaksanakan sore hari; d) Tempat membawa vaksin (termos vaksin) standar internasional yang dimiliki Dinkes dan Puskesmas kurang jumlahnya,  sementara harganya mahal  dan anggaran belum turun.  
Word of Mouth Sebagai Upaya Promosi Batik Sumedang oleh Pengrajin Batik Priyo Subekti; Hanny Hafiar; Kokom Komariah
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 37, No 1 (2020): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v37i1.5308

Abstract

Perkembangan batik di Indonesia menunjukan peningkatan yang positif, imbasnya pada peningkatan pertumbuhan ekonomi yang mampu menyumbang devisa negara melalui ekspor. Saat ini trend masyarakat kembali pada batik lokal yang memiliki muatan lokal salah satunya adalah Batik Kasumedangan. Batik Kasumedangan bisa menjadi media informasi yang berisi rekam jejak visual budaya lokal daerah Sumedang bagi generasi muda dan kelompok masyarakat luar Sumedang mengenai nilai-nilai luhur dalam budaya Sumedang,   sehingga dapat menjembatani pewarisan nilai-nilai luhur budaya kepada generasi muda sekaligus sebagai pelestarian budaya itu sendiri. Sebagai salah satu produk budaya, batik Sumedang diharapkan dapat menjadi salah satu identitas lokal masyarakat Sumedang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pencarian data menggunakan wawancara mendalam dan observasi. Saat ini industri batik di daerah Sumedang sudah mulai menunjukkan keaktifan dalam mempromosikan batik khas daerah lokal dalam hal ini adalah Sanggar Batik Umimay. Promosi yang dilakukan meliputi pameran, simposium batik, dan membuka stand di mal. Namun jika dilihat dari hasil penjualan, strategi tersebut belum optimal. Maka Sanggar Batik Umimay lebih menyukai promosi batik dengan menggunakan word of mouth promotion yang di rasa lebih murah dalam segi biaya dan lebih berdampak dalam segi penjualan.Para pembeli batik tulis yang notabene harganya lebih mahal dibandingkan batik printing memiliki pengelaman langsung memakai batik sebagai fashion kemudian membagikan informasi mengenai pengalamannya ke jaringan sosial seperti keluarga, teman dan lingkungan pekerjaan.
Peningkatan Pengetahuan Kebencanaan Masyarakat Pangandaran Dalam Mewujudkan Masyarakat Tahan Bencana Priyo Subekti; Atwar Bajari; Dadang Sugiana; Hanny Hafiar
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2022): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v6i2.8203

Abstract

Pangandaran is an environmentally-based tourism destination that is quite popular in Indonesia, but Pangandaran has a high potential for disaster. Pangandaran is ranked 16th among all districts in Indonesia in terms of disaster potential. Therefore, a program is needed to increase community resilience, community adaptability to disasters, so that people are able to act quickly and precisely when disasters occur and communities are resistant to post-disaster effects. The methods used in this service include lectures, discussions and disaster simulations. With this service activity, it is hoped that the community can: 1) understand and know how to behave when a disaster occurs to reduce disaster risk, around their place of residence; 2) the community knows how and where to look for information on disaster which includes disaster techniques and management; 3) improve the physical and mental preparedness of the community when a disaster occurs; 4) provide an understanding to the community of the importance of preserving the environment in order to avoid disasters.
Mapping of Research Publications Concerning Disabilities and Entrepreneurs as Scientific Communication Activities Hanny Hafiar; Priyo Subekti; Yanti Setianti; Nurul Asiah
Nyimak: Journal of Communication Vol 5, No 1 (2021): Nyimak: Journal of Communication
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1221.149 KB) | DOI: 10.31000/nyimak.v5i1.3664

Abstract

Limited availability of employment opportunities, making some with disabilities intend to become entrepreneurs. There are a number of research results related to disability and entrepreneurship that have been published and indexed on the Garuda portal. The publication of research results is one of the scientific communication activities. This research aims to map a number of these studies. The research method used is descriptive quantitative. Based on the results of the analysis, it is known that research related to disabilities and entrepreneurship which is published in national journals and indexed on the Garuda portal, the majority of the research content makes the disability community the subject of its study, is followed by disabled entrepreneurs and students with disabilities and makes people with disabilities, in general, the subject of their studies. followed by hearing, physical, visual and intellectual disabilities. Furthermore, there are four clusters of keywords related to the results of disability and entrepreneurial research. The first cluster of entrepreneurs is associated with training, education, ability, motivation, and finance. The second cluster of entrepreneurship is associated with skills, vocational, character, independence, and marketing. The third cluster, entrepreneurship, is associated with mentoring, empowerment, business, and community. The fourth cluster connects entrepreneurship with, welfare, accessibility, economy, and entrepreneurs.Keywords: Scientific communication, entrepreneurship, disability, research trends, concepts ABSTRAKKeterbatasan lapangan kerja, membuat sebagian disabilitas memiliki harapan untuk dapat menjadi wirausahawan. Terdapat sejumlah hasil riset terkait disabilitas dan wirausaha yang sudah dipublikasikan dan terindeks di portal Garuda sebagai salah satu aktivitas komunikasi ilmiah. Oleh karena itu riset ini bertujuan untuk melakukan pemetaan atas sejumlah riset tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, diketahui bahwa riset terkait disabilitas dan wirausaha yang dipublikasikan dalam jurnal nasional dan terindeks di portal garuda, mayoritas dari isi riset menjadikan komunitas disabilitas sebagai subjek kajiannya, diikuti oleh wirausahawan disabilitas dan siswa disabilitas, serta menjadikan penyandang disabilitas secara umum sebagai subjek kajiannya, diikuti oleh disabilitas pendengaran, fisik, penglihatan dan intelektual. Selanjutnya terdapat empat klaster kata kunci terkait hasil riset disabilitas dan wirausaha. Klaster pertama wirausaha dikaitkan dengan pelatihan, pendidikan, kemampuan, motivasi, dan keuangan. Klaster kedua wirausaha dikaitkan dengan keterampilan, vokasional, karakter, mandiri dan pemasaran. Klaster ketiga, wirausaha dikaitkan dengan pendampingan, pemberdayaan, usaha dan komunitas. Adapun klaster keempat menghubungkan wirausaha dengan, kesejahteraan, aksesibilitas, ekonomi dan pengusaha.Kata Kunci: Komunikasi ilmiah, wirausaha, disabilitas, tren riset, konsep
Development of entrepreneurial interest in business actors through communication strategies in Pangandaran Priyo Subekti; Hanny Hafiar; FX Ari Agung Prastowo; Dwi Masrina
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 10, No 1 (2022): June 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkk.v10i1.36039

Abstract

The gap between job vacancies and job seekers has increased the number of unemployed in Indonesia. Even a fact shows an ironic phenomenon appearing in the world of Indonesian education that the higher a person's education, the higher the probability of becoming unemployed. One of the problems in Pangandaran is that the number of entrepreneurs is not ideal, so the ratio is at 2.5%, which means it is still below the national entrepreneurship ratio of 3.6%. The problem in increasing the number of entrepreneurs in Pangandaran is the mindset and readiness of the MSME actors themselves and capital. This study aims to determine how the development of entrepreneurial interest of small business actors through communication strategies in Pangandaran by the Pangandaran Regional Government, in this case, the Department of Trade, Cooperatives, and MSMEs. The method used is the descriptive method with qualitative and quantitative data. The study results show that the Cooperatives and MSME Office uses three methods of communication strategy: 1) education through counseling and socialization; 2) dissemination of information through social media and internet-based media; 3) dissemination of information through communication networks called the entrepreneurial community. The obstacles faced are: 1) capital factors; 2) mindset about entrepreneurship; 3) the low level of education which impacts the lack of adaptation in using ICT; 4) business actors do not fully understand the rules and policies related to MSMEs; 5) communication network is not optimal.
PERAN HUMAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN PANTAI PANGANDARAN SEBAGAI EKOWISATA MELALUI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANGANDARAN Kokom Komariah; Priyo Subekti
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 4, No 2 (2016): December 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.476 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v4i2.7741

Abstract

Pangandaran merupakan pantai yang diproyeksikan untuk dijadikan tempat wisata nasional oleh pemerintah kabupaten Pangandaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran humas dalam pengembangan pantai Pangandaran sebagai ekowisata melalui kearifan lokal masyarakat Pangandaran. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan data kualitatif dan sample purposif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa humas pemerintah berperan sebagai mediator dan fasilitator antara pemerintah dengan masyarakat dengan mengggunakan: komunikasi antarpersonal (menggunakan trik trik komunikasi secara psikologis); pendekatan Humas dengan komunikasi terbuka antara pemerintahan dengan masyarakat, dengan menggunakan opinion leader (tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh keamanan); pendekatan media yaitu promosi melalui media massa terutama media cetak; melakukan hubungan baik dengan media (media relations) dengan wartawan dari berbagai media melalui sebuah kerja sama resmi melalui MoU. Humas Kabupaten Pangandaran memanfaatkan berbagai saluran komunikasi untuk mensosialisasikan program pemerintahnya terkait dengan pembentukan Pangandaran sebagai ekowisata dan sentral wisata pantai di Jawa Barat DOI: 10.24198/jkk.vol4n2.5
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS LINGKUNGAN HIDUP DI DESA MARGALAKSANA KABUPATEN BANDUNG BARAT Priyo Subekti; Yanti Setianti; Hanny Hafiar
Jurnal Kawistara Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.30379

Abstract

The empowerment approach becomes the main base of West Bandung Regency Government in the development of society to welcome the development of industrial estate. Empowerment has the meaning of generating resources, opportunities, knowledge, and skills to increase capacity in determining the future. Researchers are interested in conducting initial mapping in advance about environmental conditions, socio-economic conditions, government policies, responses, and community needs related to the development of industrial parks. The community empowerment conducted by the working group working together with the agriculture department, Disperindag, and BPWC and getting full support from the village of Margalaksana itself. There are many activities conducted by the working group by utilizing the natural potential that exist in Margalaksana Village. Some potentials of the Community Empowerment Program in Margalaksana Village: 1) The potency of fish using floating net pond in Cirata reservoir; 2) The potency of batik; 3) The potency of water hyacinth waste; and 4) The potency of tourism. Human capital plays a major role in as a modifying factor of community resources in achieving the success of the empowerment process. Good human capital is characterized by the level of education that able to provide motivation so as to develop independence in the community. 
Blind Code pada Uang Kertas Rupiah Pesan Komunikasi dan Komunikasi Pesan kepada Publik Disabilitas Netra Hanny Hafiar; Yanti Setianti; Priyo Subekti; Anwar Sani
Jurnal Kawistara Vol 10, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.48865

Abstract

Mengenali nominal pada uang kertas merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki masyarakat. Walaupun uang kertas rupiah sudah dilengkapi dengan blind code (penanda khusus bagi disabilitas netra), namun, bagi sebagian penyandang disabilitas netra, terutama anak-anak yang mengalami hambatan penglihatan, mengenali nominal uang kertas menjadi tantangan unik dan kendala tersendiri. Oleh karena itu tujuan dari riset ini adalah untuk melakukan pemetaan kendala yang dihadapi disabilitas netra saat mengenali nominal uang kertas rupiah. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode studi kasus deskriptif, dengan kasus tunggal yang bersifat intrinsik. Pengumpulan data dilakukan, antara lain, dengan cara observasi, focus group discussion, dan studi dokumentasi. Teknik penentuan sampel dilakukan secara purposif terhadap populasi yang menjadi peserta pada pelaksanaan kegiatan sosialisasi blind code bagi penyandang disabilitas netra. Kegiatan ini menghadirkan pembicara dari pihak Bank Indonesia, dan berlokasi di SLBN A Kota Bandung. Adapun hasil pemetaan kendala menunjukkan bahwa perbedaan ukuran kertas untuk berbagai nominal pada uang kertas rupiah memberikan tantangan tersendiri bagi penyandang disabilitas netra. Selain itu, jenis kertas yang mudah lusuh, penggunaan blind code yang bervariasi pada beberapa emisi, keberadaan Blind code yang kurang tegas saat dilakukan perabaan, intaglio penanda lain acap kali mengaburkan konsentrasi penyandang disabilitas netra dalam mencari blind code. Warna dan gambar yang relatif mirip juga dianggap kurang memudahkan upaya penyandang disabilitas netra dalam mengenali uang kertas pada konteks transaksi yang membutuhkan waktu singkat.