Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DENGAN PEMANFAATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KELURAHAN BANYU URIP KECAMATAN SAWAHAN KOTA SURABAYA Hayati, Siti Nur; Mindiharto, Sestiono
Journal of Public Health Science Research (JPHSR) Vol. 2 No. 2 (2021): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jphsr.v2i1.4425

Abstract

Lubang resapan biopori merupakan lubang-lubang terbentuk di dalam tanah sebagai tempat berlalunya air di dalam tanah yang memiliki manfaat seperti: dapat memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah, membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar, mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit, mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut, mengurangi resiko banjir di musim hujan, maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah, serta dapat mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor (Langoy dkk, 2021). Badan Pusat Statistik Kota Surabaya Tahun 2020, melaporkan kepadatan penduduk di Kota Surabaya tahun 2019 mencapai 9.497 jiwa/km2 . Angka kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Simokerto sebesar 40.207 jiwa/km2 , diikuti Kecamatan Sawahan sebesar 31.226 jiwa/km2 . Kecamatan Sawahan termasuk wilayah geografis Kota Surabaya yang merupakan bagian dari wilayah Surabaya Selatan, dengan ketinggian ± 4 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Sawahan terdiri dari enam kelurahan yakni Pakis, Putat Jaya, Banyu Urip, Kupang Krajan, Petemon dan Sawahan. Kelurahan Banyu Urip memiliki kepadatan penduduk tertinggi yaitu sebesar 43.814 jiwa/km2 dibandingkan dengan lima kelurahan lainnya (BPS Kota Surabaya, 2019). Sehubungan dengan latar belakang, keadaan di lapangan serta studi pendahuluan di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat dengan pemanfaatan lubang resapan biopori di Kelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahan Kota Surabaya. Area resapan air yang ada di lokasi penelitian yaitu kelurahan Banyu Urip sudah mulai berkurang akibat padatnya pemukiman sehingga menimbulkan beberapa permasalahan seperti risiko banjir, genangan air serta timbul masalah kesehatan lingkungan dan masyarakat. Penerapan sistem meresapkan air secara alami dengan maksimal ke dalam tanah merupakan salah satu inovasi yang dapat diaplikasikan pada lokasi studi melalui pemanfaatan lubang resapan biopori sehingga dapat menanggulangi permasalahan kesehatan lingkungan.
HUBUNGAN PELATIHAN DAN PENGAWASAN DENGAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA Makrifah, Siti; Mindiharto, Sestiono
Journal of Public Health Science Research (JPHSR) Vol. 2 No. 1 (2021): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jphsr.v2i2.4440

Abstract

Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pelatihan dan pengawasan dengan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitic correlational dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan random sampling dan pengumpulan data melalui lembar kuesioner. Data dianalisis secara deskriptif dan inferensial menggunakan uji Spearman. Hasil penelitian berdasarkan uji Spearman menunjukkan terdapat hubungan antara pelatihan (p=0,000) spearman correlation 0,635 dan pengawasan (p=0,000) spearman correlation 0,741 dengan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif pelatihan dan pengawasan dengan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Manajemen Laktasi Pada Ibu Bekerja di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Tuban rosalina, novira; mindiharto, sestiono
Journal of Public Health Science Research (JPHSR) Vol. 5 No. 1 (2024): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jphsr.v5i1.8443

Abstract

Pendahuluan: Keberhasilan ASI eksklusif pada ibu bekerja adalah dapat menjalankan manajemen laktasi dengan baik dan benar. Manajemen laktasi yang baik bukan hanya ibu mengetahui cara memerah ASI saja, namun ibu, suami dan keluarga saling mendukung dan bagaimana ibu menyiapkan diri dan lingkungannya sebelum bekerja. Hal tersebut merupakan suatu masalah pada pemberian ASI secara eksklusif. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan manajemen laktasi pada ibu bekerja di PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk. Kantor Cabang Tuban”. Metode : Desain penelitian adalah analitic correlational dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh karyawan wanita PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk. Kantor Cabang Tuban yang memiliki anak usia 0-24 bulan sejumlah 39 karyawan. Jumlah sampel sebanyak 36 karyawan diambil dengan random sampling. Variabel bebas penelitian ini adalah usia, pendidikan, pengetahuan, dukungan suami, dukungan keluarga, dukungan lingkungan kerja, dan sosial budaya, sedangkan variabel terikat yaitu manajemen laktasi. Instrumen yang digunakan penelitian ini adalah lembar kuesioner. Analisis menggunakan uji Spearman rho pada tingkat kepercayaan 95% (p<0,05). Hasil : Menunjukkan ada beberapa faktor yang berhubungan dengan manajemen laktasi pada ibu bekerja di PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk. Kantor Cabang Tuban. Faktor pengetahuan adalah faktor yang paling berhubungan dengan manajemen laktasi dengan nilai p=0,001, dukungan lingkungan kerja dengan nilai p=0,005, sosial budaya dengan nilai p=0,007 dan dukungan suami dengan nilai p=0,031
HUBUNGAN FAKTOR PERSONAL DAN MANAJEMEN K3 DENGAN TINDAKAN UNSAFE ACTION (STUDI KASUS DI PT PETROKOPINDO SELARAS): HUBUNGAN FAKTOR PERSONAL DAN MANAJEMEN K3 DENGAN TINDAKAN UNSAFE ACTION (STUDI KASUS DI PT PETROKOPINDO SELARAS) Saputra, Rizki Aryadinata; Mindiharto, Sestiono
Journal of Public Health Science Research (JPHSR) Vol. 5 No. 2 (2024): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jphsr.v5i2.10325

Abstract

Latar Belakang : unsafe action adalah kesalahan akibat ketidakmampuan pekerja dalam melaksanakan kriteria dan tahapan pekerjaan sesuai dengan standar yang ada sehingga mengakibatkan kecelakaan kerja. Setelah dilakukan pengumpulan data maka rata-rata unsafe action yang terjadi sebesar 19,75% pada tahun 2022 dan 23,41% pada tahun 2023. Tujuan : Menganalisis hubungan faktor personal dan faktor manajemen K3 dengan tindakan unsafe action di Bengkel PT Petrokopindo Cipta Selaras. Metode : Jenis penelitian kuantitatif bersifat observational analitik dengan desain crosssectional melalui teknik simple random sampling berjumlah 58 pekerja bengkel PT Petrokopindo Cipta Selaras menggunakan analisis teknik uji korelasi rank Spearman. Hasil : Faktor personal pekerja bengkel PT PCS hampir setengahnya yakni 41.4% berkategori usia dewasa akhir, sementara sebagian besar 79.3% tingkat pendidikan terakhir yang dimiliki pekerja yakni SMA dengan sebagian besar masa kerja sedang sebesar 67.2%, serta hampir setengahnya 60.3% pekerja memiliki tingkat pengetahuan baik dan sikap kerja baik sebesar 75.9%. sebagian pekerja memperoleh promosi K3 berkategori baik sebesar 62.1% dan tingkat pengawasan baik sebesar 70.7%. unsafe action yang dilakukan pekerja dengan kategori sedang hampir seluruhnya sebesar 82.8% dibandingkan unsafe action berkategori tinggi sebesar 17.2%. Sedangkan hasil uji statistik p value usia (p-value = 0.039), tingkat pendidikan (p-value = 0.04), masa kerja (p-value = 0.044), tingkat pengetahuan (p-value = 0.031), dan sikap kerja (p-value = 0.036), promosi K3 (p-value = 0.021) dan pengawasan (p-value = 0.019). Kesimpulan : Faktor personal dan factor manajemen k3 berhubungan dengan tindakan unsafe action, sehingga diharapkan melakukan tindakan lebih lanjut
HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION PADA KARYAWAN DI RS Y Tahun 2025: HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION PADA KARYAWAN DI RS Y Tahun 2025” Salma, Salma Nabillah Rachmad; mindiharto, Sestiono
Journal of Public Health Science Research (JPHSR) Vol. 6 No. 1 (2025): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jphsr.v6i1.10333

Abstract

Latar belakang: Pengunduran diri karyawan berdampak negatif pada efektivitas dan kinerja organisasi. Oleh karena itu, manajer yang efektif harus terus-menerus mencari tahu penyebab keluarnya karyawan dan mencari cara untuk mempertahankan karyawan berbakat. Tujuan: untuk memastikan bagaimana motivasi kerja dan beban kerja berhubungan dengan tingkat pengunduran diri di antara anggota staf Rumah Sakit Y. Metode: Studi kuantitatif menggunakan metodologi cross-sectional dan prosedur sampel jenuh, di mana semua partisipan penelitian adalah anggota staf Rumah Sakit Y. Hasil: Rentang usia responden sekitar 30 (38,5%) antara 17 dan 25 tahun dan 30 lainnya (38,5%) antara 25 dan 32 tahun. Dari 49 responden, perempuan merupakan mayoritas (62,8%). Temuan uji T parsial menunjukkan bahwa beban kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap keinginan berpindah (0,014 < 0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara beban kerja dan kemungkinan keinginan berpindah. Motivasi kerja memiliki nilai signifikansi 0,143>0,05 dalam kaitannya dengan keinginan berpindah. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi kerja dan prevalensi keinginan berpindah tidak berhubungan. Kesimpulan: Kemungkinan keinginan berpindah dipengaruhi oleh beban kerja dan motivasi di tempat kerja. Namun, di RS Y, motivasi kerja dan keinginan berpindah tidak berhubungan. Saran: Beban kerja yang diberikan kepada anggota staf harus ditinjau dan dinilai oleh Rumah Sakit Y
THE RELATIONSHIP BETWEEN HEALTH WORKERS' BEHAVIOR AND KNOWLEDGE ABOUT TYPES OF WASTE IN TYPE C HOSPITALS: HUBUNGAN PRILAKU TENAGA KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG JENIS SAMPAH DI RUMAH SAKIT TIPE C Maimunat, kurnia; mindiharto, sestiono
Journal of Public Health Science Research (JPHSR) Vol. 6 No. 1 (2025): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jphsr.v6i1.10468

Abstract

Latar belakang: Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menghasilkan limbah medis dalam jumlah besar setiap harinya. Pengelolaan limbah medis yang tidak sesuai prosedur dapat menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan tenaga kesehatan dan lingkungan sekitar. Pengetahuan yang baik tentang jenis sampah sangat diperlukan agar tenaga kesehatan dapat bersikap dan berperilaku secara tepat dalam pengelolaan limbah. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel sebanyak 75 tenaga kesehatan dipilih melalui teknik simple random sampling dan dianalisis menggunakan uji Kendall’s Tau untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Hasil: Hasil uji korelasi Kendall’s Tau menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara pengetahuan tentang jenis sampah dengan perilaku tenaga kesehatan, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,923 dan nilai signifikansi < 0,001. Kesimpulan: Semakin tinggi pengetahuan tenaga kesehatan tentang jenis sampah, maka semakin baik pula perilaku mereka dalam melakukan pengelolaan sampah medis dan non-medis. Pengetahuan yang baik menjadi faktor penting dalam membentuk perilaku tenaga kesehatan yang sesuai dengan standar keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku tenaga kesehatan dengan pengetahuan tentang jenis sampah di Rumah Sakit Tipe C Saran: Rumah sakit perlu meningkatkan program edukasi dan pelatihan mengenai pengelolaan sampah medis secara rutin dan menyeluruh untuk semua tenaga kesehatan guna menekan risiko paparan limbah berbahaya dan meningkatkan kualitas lingkungan kerja.
Analysis of the effects of workload and nurse performance at the inpatient installation: a case study at Fathma Medika Gresik Hospital Agustina, Ainun Salsabila; Mindiharto, Sestiono
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.8351

Abstract

Beban kerja perawat merupakan sejumlah tanggung jawab yang melebihi kapasitas perawat. Beban kerja yang tinggi akan berdampak negatif pada kinerja dan secara merugikan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja (K3), sekaligus meningkatkan produktivitas dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perawat. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara beban kerja dan kinerja perawat di unit rawat inap RS Fathma Medika, Gresik. Penelitian ini menggunakan desain korelasional dan pendekatan potong lintang. Semua peserta dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di rumah sakit, dan 32 pasien berpartisipasi sebagai sampel. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan buku catatan, dan dianalisis menggunakan uji korelasi Kendall Tau. Beban kerja perawat di departemen rawat inap RS Fathma Medika Gresik tergolong sedang (59,4%). Kinerja perawat di unit rawat inap RS Fathma Medika Gresik sebagian besar baik (68,8%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perawat di ruang rawat inap RS Fathma Medika Gresik memiliki beban kerja yang sedang dan kinerja yang positif dengan tingkat signifikansi sebesar 0,021 (<0,05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara beban kerja dan kinerja positif di unit rawat inap. Koefisien korelasi bernilai positif sebesar 0,378, menunjukkan hubungan satu arah antara kedua variabel tersebut.
Differences in Skipper Leadership Type with Vessel Health Risk Level at Tanjung Perak Harbour Surabaya-East Java Nero, Tonny; Mindiharto, Sestiono; Inayah, Zufra; Has, Dwi Faqihatus Syarifah
Ahmar Metastasis Health Journal Vol. 3 No. 4 (2024): Ahmar Metastasis Health Journal
Publisher : Yayasan Ahmad Mansyur Nasirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53770/amhj.v3i4.240

Abstract

The presence of cockroach and rat vectors on ships is an indication of the crew's lack of attention to ship health efforts. The purpose of this study was to analyze the difference between the skipper's leadership type and the level of ship health risk in Tanjung Perak Port, Surabaya, East Java. The research design was a cross-sectional survey with an observation approach. The population was all crew members of 1,164 domestic ship arrivals at Tanjung Perak Port Surabaya-East Java in March 2023 totaling 23,073 crew members. The sample size of 298 respondents was taken with Simple Random Sampling. The instruments used were a questionnaire sheet about the skipper's leadership a supervision checklist sheet for vector inspection and BPP about the level of ship health risk. Analysis with Fisher's Exact Test. The results showed that the skipper's leadership type was mostly democratic, namely 223 people or 74.8%. The level of ship health risk is almost absent of public health risk factors, namely 280 ships or 94.0%. Fisher's Exact Test showed p=0.000<0.05. The conclusion is that there is a difference between the skipper's leadership type and the level of ship health risk. The interests of the crew by trying to create a more open relationship can increase and maximise the implementation of ship sanitation. Further research by examining other factors related to the level of ship health risks that have not been studied in this study accompanied by in-depth interviews with all crew members so that the research results are more objective.
Dominant Factors Affecting the Level of Awareness of Sanitation Hygiene Implementation in Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) Suryani, Suryani; Has, Dwi Faqihatus Syarifah; Inayah, Zufra; Mindiharto, Sestiono
Ahmar Metastasis Health Journal Vol. 3 No. 4 (2024): Ahmar Metastasis Health Journal
Publisher : Yayasan Ahmad Mansyur Nasirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53770/amhj.v3i4.243

Abstract

The level of awareness of the application of sanitation hygiene in MSMEs in the Tuban Regency area is still low at around 80%. The purpose of this study was to analyze what factors influence the level of awareness of the application of sanitation hygiene. This research method uses quantitative research, analytical observational cross-sectional in nature. The population was all MSMEs in the Tuban Regency area that entered the Indonesian Electronic Business Licensing System on May 11, 2022, totaling 154 businesses. The sample size of 112 respondents was taken by simple random sampling. The independent variables included education level, knowledge, and attitude, while the level of awareness of sanitation hygiene implementation was the dependent variable. The instrument used a questionnaire sheet about the level of education, knowledge, and attitude, and a checklist sheet about the level of awareness of the application of sanitary hygiene. Analysis using Chi-Square test and Logistic Regression. The results showed that the level of education was almost half of elementary and junior high school graduates, and high school / vocational high school, 38.4% each, knowledge about the application of sanitation hygiene was mostly lacking, namely 67.0%, attitudes mostly had a negative response, namely 69.6%, the level of awareness of the application of sanitation hygiene was mostly low, namely 69.6%. Chi-Square test results, education level p value = 0.000, knowledge p value = 0.000, attitude p value = 0.000, and the results of the logistic regression test attitude has an OR value of 99.226 the highest. Thus, it can be concluded that there is a relationship between the level of education, knowledge, and attitude with the level of awareness in implementing sanitation and hygiene, where attitude is the most dominant factor. Therefore, it is necessary to increase knowledge about sanitation and hygiene for MSME actors, especially through food safety counseling for the home industry.
Factors Influencing The Unachievement of ODF Status in Tingkis Village, Singgahan Subdistrict, Tuban District Sholikah, Amilus; Has, Dwi Faqihatus Syarifah; Mindiharto, Sestiono; Inayah, Zufra
Ahmar Metastasis Health Journal Vol. 3 No. 4 (2024): Ahmar Metastasis Health Journal
Publisher : Yayasan Ahmad Mansyur Nasirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53770/amhj.v3i4.253

Abstract

Tingkis Village has access to healthy latrines only 52%, and open defecation behavior to the river is 48%. This study aimed to analyze the factors that influence the unachievement of ODF status in Tingkis Village, Singgahan Sub-district. The research design was a cross-sectional survey with an observation approach. The population was 950 households in Tingkis Village. The sample size was 282 respondents taken by simple random sampling. The independent variables consisted of knowledge, attitude, economic status, ownership of healthy latrines, and commitment of village-level stakeholders, while the dependent variable was the unachievement of ODF status. Instruments used questionnaires on knowledge, attitude, economic status, ownership of healthy latrines, and observation sheets/checklists on the commitment of village-level stakeholders and the unachievement of ODF status. Analysis used Multiple Logistic Regression tests at a 95% confidence level (p<0.05). The research results show that the study showed that knowledge had a p-value of 0.000 < 0.05, attitude with a p-value of 0.033 < 0.05, economic status with a p-value of 0.016 < 0.05, ownership of healthy latrines with a p-value of 0.016 < 0.05, the commitment of village-level stakeholders with a p-value of 0.003 < 0.05, and knowledge had the highest Exp(B) value (34.198) compared to other variables. The conclusion is knowledge, attitude, economic status, ownership of healthy latrines, and commitment of village-level stakeholders have an influence on the achievement of ODF status, and knowledge is the most dominant factor influencing the achievement of ODF status.