Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

SIKAP KERJA DENGAN UNSAFE ACTION PADA KARYAWAN DI PT. BUMI PERSADA KARYA Tavida, Felicia Rizki; Mindiharto, Sestiono
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 9, No 2 (2025): APRIL: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMUNI
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/gojhes.v9i2.31067

Abstract

Kecelakaan kerja pada pekerja satu diantara penyebab utamanya adalah tindakan tidak aman (unsafe action), isu keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sering kali kurang mendapat perhatian, terbukti dari meningkatnya angka kecelakaan di tempat kerja yang terjadi di Indonesia memiliki dampak negatif yang signifikan. Faktor utama dalam unsafe action adalah sikap. Kebaruan penelitian ini meneliti unsafe action pada pekerja. Tujuan penelitian untuk menganalisa hubungan antara sikap dengan tindakan tidak aman (unsafe action) di PT. Bumi Persada Karya. Metode yang digunakan dalam pengkajian ini ialah kuantitatif dengan pendekatan observasional analitik dan desain cross-sectional. Populasi penelitian terdiri dari 130 pekerja, dan sampel yang diambil sebanyak 99 pekerja menggunakan rumus slovin dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Instrumen yang diadopsi ialah kuesioner, dan analisis statistik dilakukan dengan uji Chi-Square. Hasil membuktikan bahwasannya mayoritas pekerja mempunyai sikap negatif, dengan kategori tindakan tidak aman berisiko lebih banyak, yaitu 83%, dibandingkan dengan pekerja yang memiliki sikap negatif namun tidak berisiko, yaitu 55%. Uji Chi Square, terdapat hubungan signifikan antara sikap dengan tindakan tidak aman dengan P-value 0,009 (0,05), terdapat hubungan signifikan antara sikap dengan tindakan tidak aman di PT. Bumi Persada Karya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Tindakan tidak aman disebabkan oleh sikap negatif pekerja. Kata kunci: Kecelakaan kerja; Sikap; Unsafe action.
Sosialisasi Dampak Penyalahgunaan Narkoba Di Lingkungan Masyarakat, Desa Modong, Kabupaten Sidoarjo Inayah, Zufra; Furi A, Fifit Eka; Mindiharto, Sestiono
Indonesian Journal of Community Dedication in Health (IJCDH) Vol. 1 No. 01 (2020): IJCDH Vol 01 No 01
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.062 KB) | DOI: 10.30587/ijcdh.v1i01.1987

Abstract

Prevalensi angka kematian yang disebabkan penyalahgunaan narkotika mencapai 12.044 orang per tahun dan menempatkan Indonesia dalam posisi darurat. Informasi yang kurang tentang jenis dan dampak narkoba mempunyai andil dalam peningkatan prevalensi penyalahgunaan narkoba. Peran serta masyarakat berupa sosialisasi dampak penyalahgunan narkoba di lingkungan masyarakat merupakan salah satu upaya penanggulangan yang komprehensif. Metode penelitian pra-eksperimental dan jenis penelitian lapangan dengan pendekatan cross sectional. Kelompok sasaran adalah warga desa modong sebanyak 26 orang yang merupakan perwakilan dari aparatur desa, perangkat desa, rukun warga dan rukun tetangga serta karang taruna. Bentuk kegiatan adalah penyuluhan. Kajian analisa menggunakan wilcoxon test. Hasil kegiatan pengmas, peserta sebagian besar karang taruna sebanyak 38 %, pengetahuan peserta sebelum penyuluhan kurang sebanyak 83 % dan setelah penyuluhan pengetahuan peserta meningkat baik sebanyak 67 %. Analisa statistik signifikan, nilai p value = 0,00 yang menunjukan perbedaaan meningkat. Pengmas sosialisasi dampak penyalahgunaan narkoba di lingkungan masyarakat desa diperlukan sebagai upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba untuk menekan peningkatan prevalensi kasus narkoba khususnya desa modong dan kabupaten sidoarjo.
Comparison of Temporary Waste Storage (TPS) Management at Community Health Centres (Puskesmas) with TPS Standards Rachma, Riski Allivia; Inayah, Zufra; Mindiharto, Sestiono; Budiono, Nugrahadi Dwi Pasca
Ahmar Metastasis Health Journal Vol. 5 No. 1 (2025): Ahmar Metastasis Health Journal
Publisher : Yayasan Ahmad Mansyur Nasirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53770/amhj.v5i1.541

Abstract

The condition of Temporary Waste Storage (TPS) facilities in community health centres (Puskesmas) across Tuban Regency still requires particular attention, as only 24% of them currently possess an integrated Environmental Management Statement Letter (SPPL) issued by the Department of Environment and Transportation (DLHP). This study aims to analyse the comparison of TPS management in Puskesmas against the applicable standards in 2024. It is an observational survey study using a quantitative approach. The study population consisted of 33 Puskesmas in Tuban Regency, with a sample of 8 inpatient Puskesmas and 6 outpatient Puskesmas that already have an integrated SPPL. The research instruments covered various stages of waste management, including waste segregation, storage, transportation, personal protection, and the volume of medical waste generated. Data were analysed using Fisher’s Exact Test. The results showed that the majority of inpatient Puskesmas (75%) met the TPS standards, as did most outpatient Puskesmas (83.3%). The highest amount of medical waste was found in inpatient Puskesmas, with an average of 139.38 kg, while outpatient Puskesmas produced an average of 68.83 kg. In conclusion, TPS management in Puskesmas within Tuban Regency in 2024 has generally complied with current regulations. Improving existing infrastructure and updating Standard Operating Procedures (SOPs) are essential to support more effective hazardous waste (B3) management and to reduce the volume of waste generated.  
The Relationship Between Knowledge, Attitude, and Experience with Behaviour of Personal Protective Equipment (PPE) Use Among Fishermen Hariyanti, Catur Oktivia; Budiono, Nugrahadi Dwi Pasca; Inayah, Zufra; Mindiharto, Sestiono
Ahmar Metastasis Health Journal Vol. 5 No. 1 (2025): Ahmar Metastasis Health Journal
Publisher : Yayasan Ahmad Mansyur Nasirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53770/amhj.v5i1.543

Abstract

Small-scale fishermen typically engage in fishing using traditional tools and methods, which carry a high risk of occupational accidents and work-related illnesses. This study aims to analyze the relationship between knowledge, attitude, and experience with the behaviour of personal protective equipment (PPE) use among fishermen in Tambakboyo Village, Tuban Regency. The research employed a survey design with a cross-sectional observational approach. The study population consisted of 200 rompok fishermen from Jetis Hamlet, Tambakboyo Village, Tambakboyo District, based on data provided by the local village administration. A total of 134 respondents were selected through simple random sampling. The independent variables in this study were knowledge, attitude, and experience, while the dependent variable was the behaviour of PPE application. Data collection instruments included questionnaires assessing knowledge, attitude, and experience, as well as a checklist form to evaluate PPE usage behaviour. The results showed a significant relationship between knowledge (p = 0.000 < 0.05) and attitude (p = 0.000 < 0.05) with PPE usage behaviour. However, no significant relationship was found between experience and PPE usage behaviour (p = 0.615 > 0.05). In conclusion, knowledge and attitude are associated with PPE use behaviour among fishermen, whereas experience is not. It is recommended that fishermen prioritise occupational safety and health by consistently and properly using PPE before and during fishing activities.
HUBUNGAN SHIFT KERJA DENGAN TINGKAT STRES KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TIPE B KABUPATEN GRESIK Maraqonitatillah, Nurma; Mindiharto, Sestiono
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 10 No 1 (2025): Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jkmlh.v10i1.6026

Abstract

Latar belakang: Shift kerja berpotensi menjadi faktor risiko stres kerja pada perawat. Data PPNI tahun 2018 menunjukkan bahwa 50,9% perawat di Indonesia mengalami stres kerja. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa 48,3%–82% perawat shift mengalami stres. Di RSUD Tipe B Kabupaten Gresik, seluruh perawat shift malam mengalami stres berat (100%), sementara perawat shift pagi seluruhnya mengalami stres ringan (100%), dan shift siang terbagi antara stres ringan (56,5%) dan berat (43,5%). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara shift kerja dan tingkat stres kerja. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan shift kerja dengan tingkat stres kerja pada perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Tipe B Kabupaten Gresik. Metode: Penelitian ini menggunakan desain survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 65 perawat ruang rawat inap, diambil dengan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner berbasis skala Likert dan dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Terdapat hubungan signifikan antara shift kerja dengan tingkat stres kerja (p-value = 0,000). Seluruh perawat pada shift pagi mengalami stres kerja ringan (100%), sedangkan seluruh perawat pada shift malam mengalami stres kerja berat (100%). Pada shift siang, 56,5% perawat mengalami stres ringan dan 43,5% mengalami stres berat. Simpulan: Shift kerja berhubungan secara signifikan dengan tingkat stres kerja perawat, dengan shift malam menjadi faktor risiko utama terhadap stres kerja berat. Upaya manajemen shift dan program dukungan psikososial disarankan untuk mengurangi dampak stres kerja di rumah sakit.
PERAN LINGKUNGAN KERJA DALAM TERJADINYA BURNOUT SYNDROME PADA PERAWAT RSUD TIPE B KABUPATEN GRESIK Assir, Gresea Chasanah; Mindiharto, Sestiono
Jambura Journal of Health Sciences and Research Vol 7, No 3 (2025): JULI: JAMBURA JOURNAL OF HEALTH SCIENCES AND RESEARCH
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/jjhsr.v7i3.33151

Abstract

Burnout syndrome merupakan kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang disebabkan oleh stres kerja berkepanjangan, terutama dialami oleh tenaga kesehatan seperti perawat. Kebaruan penelitian ini yaitu memberikan kontribusi baru dengan menyoroti korelasi positif antara persepsi lingkungan kerja secara menyeluruh meliputi aspek fisik, psikologis, sosial, organisasi, dan manajerial dengan tingkat burnout di kalangan perawat rumah sakit daerah tipe B, konteks yang masih jarang diteliti secara spesifik di wilayah Kabupaten Gresik Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lingkungan kerja dan Burnout syndrome pada perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Tipe B Kabupaten Gresik. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Jumlah populasi sebanyak 77 orang dengan sampel sebanyak 65 perawat, dipilih melalui teknik simple random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai lingkungan kerja mereka baik (66,2%) dan mengalami burnout rendah (63,1%). Hasil analisis Spearman rank menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara lingkungan kerja dan Burnout syndrome dengan nilai korelasi = 0,547 dan P-value = 0,000. Kesimpulan penelitian adanya hubungan yang signifikan antara lingkungan kerja dan Burnout syndrome pada perawat.
Inovasi Bank Sampah di Kelurahan Rejomulyo Kota Kediri Budiono, Nugrahadi Dwi Pasca; Inayah, Zufra; Mindiharto, Sestiono; Wismaningsih, Endah Retnani
Indonesian Journal of Community Dedication in Health (IJCDH) Vol. 5 No. 02 (2025): IJCDH Vol 05 No 02
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/ijcdh.v5i02.10234

Abstract

Permasalahan pengelolaan sampah yang tidak optimal dapat memperburuk keadaan lingkungan. Penduduk yang terus bertambah dan diikuti dengan segala aktivitasnya menjadi faktor meningkatnya volume sampah di setiap tahun. Menghadapi tantangan tersebut, Pemerintah Kota Kediri mengambil langkah strategis dengan mencanangkan program Zero Waste City. Tujuan dari program pengabdian di Kelurahan Rejomulyo, Kota Kediri ialah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang efektif, mendorong pengelolaan bank sampah yang lebih inovatif, serta menciptakan perubahan yang nyata dalam pengelolaan sampah. Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah 24 kader bank sampah Kelurahan Rejomulyo, Kota Kediri. Pengabdian masyarakat berbentuk edukasi dengan metode ceramah dan evaluasi program. Hasil edukasi “Inovasi Bank Sampah” di Kelurahan Rejomulyo, Kota Kediri memperlihatkan bahwa kader bank sampah memerlukan informasi mengenai inovasi bank sampah, dengan hasil skor rata-rata 56,67 (sebelum mendapatkan edukasi) menjadi 74,17 (setelah mendapatkan edukasi). Hasil analisis uji T-Paired Test juga signifikan (p-value 0,000) yang artinya ada pengaruh edukasi inovasi bank sampah pada kader bank sampah. Diharapkan pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, dan seluruh pihak terkait di Kota Kediri turut bersinergi dalam mengoptimalkan program Zero Waste City supaya mengurangi jumlah dan dampak negatif sampah di TPA.
Decreased Lead Levels, Kupang, and Boiling Juniawanti, Dwy Retno; Mindiharto, sestiono
Journal of Public Health Science Research (JPHSR) Vol. 1 No. 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jphsr.v1i1.1178

Abstract

Lead is one of the very dangerous heavy metals that can pollute the environment. Sidoarjo Regency is an industrial area in East Java which has several factories, some of which do not process industrial waste properly. This untreated waste is made directly into the water so that it pollutes the water so that it serves the biota in the water, one of which is mussel. This research aims to determine the effect of boiling in an effort to reduce lead levels in Kupang. This research was conducted by taking samples of Kupang in Balongdowo village, Candi Sidoarjo District. This research was included in an experiment to reduce mercury content with boiling time of 15 minutes, 30 minutes, 45 minutes and 60 minutes. The analyzed results are presented in tabular and graphical form. The results showed a decrease in lead levels at a boiling time of 30 minutes by 0.8886 mg / L with the difference reaching a decrease of 0.211 and a boiling time of 45 minutes can decrease by 0, 8211 mg / L with a difference of a decrease of 0.0675. This means that there is an effect of boiling in an effort to reduce lead levels in Kupang.
The Relationship Of House Physical Environment With Tuberculosis In The Jaten Ii Health Center Of Karanganyar District Mindiharto, Sestiono
Journal of Public Health Science Research (JPHSR) Vol. 1 No. 1 (2020): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jphsr.v1i2.2490

Abstract

Tuberculosis is a major health problem worldwide. Tuberculosis in Indonesia is number three cause of death after cardiovascular disease and respiratory disease that attacks all age groups. To determine the relationship between the physical environment with the incidence of Tuberculosis in Jaten II District Health Center, Karanganyar District. Analytical, cross sectional, total respondent population, purposive sampling, questionnaire sheet, frequency distribution table, cross tabulation and chy square test ɑ = 0.05 Most of the houses of respondents who had poor ventilation were 33 people (86.84%), houses with bad temperatures 27 (71.05%) people, respondents with poor housing density 31 (81.57%) people, house construction bad 30 (78.94%) people. The test results of chy square Ρ <α = 0.010 <(0.05) with an odds ratio of 10.8. There is a sanitation relationship in the home environment with the incidence of Tuberculosis in the Jaten II Public Health Center of Karanganyar Regency. Ρ <α = 0.010 <(0.05) with an odds ratio of 10.8.
EVALUASI SOP DAN PENERBITAN SERTIFIKAT PRODUKSI PANGAN INDUSRTI RUMAH TANGGA ( SPP-IRT) DI KABUPATEN TUBAN Silvana, Ana Dwi; Mindiharto, Sestiono
Journal of Public Health Science Research (JPHSR) Vol. 2 No. 2 (2021): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jphsr.v2i1.4416

Abstract

Keamanan pangan merupakan syarat utama yang melekat pada pangan. Pangan yang bermutu dapat dilihat dari cara penanganan pangan itu sendiri, apabila dalam penanganannya tidak memperhatikan higiene dan sanitasi, maka dapat membahayakan kesehatan manusia. CPPOB adalah suatu pedoman yang menjelaskan bagaimana memproduksi pangan agar bermutu, aman dan layak untuk dikonsumsi. CPPOB juga menjadi persyaratan dasar pemberian sertifikat izin edar SPP-PIRT. Terkait pangan yang diproduksi oleh Industri Rumah Tangga (IRT), diamanahkan bahwa Pemerintah di tingkat daerah Kabupaten /Kota memiliki kewenangan dalam hal penerbitan izin produksi dan pengawasan produk IRTP yang beredar. Sehubungan dengan hal tersebut, BPOM telah mengeluarkan beberapa regulasi terkait pengawasan IRTP seperti Pedoman Pemberian IRT yang dengan level I dan II mendapatkan rekom dari Dinas Kesehatan untuk mendapatkan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga ( SPP – IRT ) sedangkan yang masih di level III dan IV sangat perlu dilakukan perbaikan terhadap beberapa elemen yang belum sesuai. Menurut regulasi Peraturan Kepala BPOM RI No HK.03.1.23.04.12.2205 tahun 2012 prihal SPP-IRT, izin edar tersebut dapat diberikan apabila UKM masuk level I-II . harus melakukan perbaikan. Hasil implementasi CPPOB UMKM di Kabupaten Tuban dalam penerbitan SPP-IRTP masih belum didapatkan hasil yang maksimal sehingga perlu perbaikan. Dengan perbaikan sistem keamanan pangan CPPOB yang diterapkan di UMKM maka produk pangan industri rumah tangga akan terjamin keamanan pangannya sehingga konsumen lebih percaya dengan produk yang dihasilkan tersebut aman untuk dikonsumsi. Diharapkan dengan adanya perbaikan kualitas mutu produk dapat meningkatkan penjualan produk pangan industri rumah tangga juga mudah dalam mendapatkan izin edar karena persyaratan dasar sudah sesuai dengan persyaratan regulasi