Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Pelatihan Teknik Bercocok Tanam Hidroponik di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru Febby Asteriani; Rona Muliana; Puji Astuti
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 1 No 1 (2021): JAMSI - September 2021
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.935 KB) | DOI: 10.54082/jamsi.44

Abstract

Pada saat ini, telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembangunan. Masyarakat bukan saja sebagai obyek yang menjadi tujuan dari pembangunan, melainkan sekaligus menjadi Subyek atau pelaku dalam pembangunan, oleh karena itu sangat diperlukan partisipasi aktif dari masyarakat untuk ikut terlibat dalam pembangunan. Fenomena yang terjadi saat ini adalah masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Selain itu, semakin meningkatnya aktivitas manusia membuat kualitas udara semakin  berkurang. Bercocok tanam Hidroponik merupakan salah satu bentuk sederhana partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan. Selain bermanfaat untuk menjaga kelestarian lingkungan, teknik hidroponik ini juga dapat meningkatkan perekonomian keluarga dan membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan serta ketrampilan teknik bercocok tanam Hidroponik. Metode yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan dan melakukan praktik langsung teknik bercocok tanam hidroponik. Peserta dalam kegiatan ini adalah masyarakat di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru.  Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta mulai memahami pentingnya ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan  sangat antusias dalam mengikuti kegiatan pelatihan terebut sehingga peserta pelatihan telah memiliki kemampuan dalam teknik bercocok tanam Hidroponik. Peserta pelatihan diharapkan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari serta dapat berbagi ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya kepada masyarakat lainnya.
Analisis Perubahan Pemanfaatan Ruang di Kota Pekanbaru Studi Kasus :Koridor Ruas Jalan Soekarno Hatta Yendri Rizki; Febby Asteriani
JUTI UNISI Vol. 4 No. 2 (2020): JUTI-UNISI (Jurnal Teknik Industri-Universitas Islam Indragiri)
Publisher : Program Studi Teknik Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/juti.v4i2.1403

Abstract

Pekanbaru City as the capital of Riau Province has a quite rapidly development. One of the areas that is undergoing rapid change is the Soekarno-Hatta road segment. This corridor is located in a commercial and educational area. Strategic location makes this corridor an attraction for the community and investors to invest in the region. The purpose of this study was to analyze changes in spatial use in the corridor of Soekarno Hatta Street in Pekanbaru City in 2008-2018. This researcher used a qualitative descriptive method, with spatial overlay analysis techniques in 2008 and 2018 using GIS. The results of this study are the use of space in 2008-2018 experienced a lot of changes in land use change and increased space use. In 2008 the use of space in the corridor of Soekarno Hatta Street was still largely in the form of vacant land, which has not been utilized. Most of the changes in spatial use are the emergence of new areas of land that have not been utilized. In addition, an increase in the area of ​​spatial use for economic activities amounted to 301,455m2, the area of ​​social activity change increased by 17,014m2, and the area of ​​settlement changes decreased by 10,303m2. A significant change in spatial use is in the form of increasingly widespread commercial activity in the strategic corridor area.
Penanaman Tanaman Pangan dengan Pemanfaatan Lahan Tidur di Kelurahan Simpang Tiga Pekanbaru Febby Asteriani; Rona Muliana; Subhan Arridho; Apriyan Dinata
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 3 No 1 (2023): JAMSI - Januari 2023
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.574

Abstract

Masyarakat memiliki peran penting dalam pemanfaatan ruang, khususnya peruntukan lahan. Sebagian besar lahan potensial dimiliki oleh masyarakat. Fenomena yang terjadi saat ini, masih banyaknya warga yang membiarkan lahan milik mereka menjadi lahan tidur yang tidak termanfaatkan. Kebanyakan lahan tidur hanya ditumbuhi semak-semak belukar dan rumput liar. Sehingga sangat disayangkan apabila lahan yang dapat menghasilkan produk pertanian itu hanya dibiarkan saja. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat diberikan kepada warga RW 02 RT 01 Kelurahan Simpang Tiga Kota Pekanbaru. Tujuan kegiatan ini agar dapat mensosialisasikan pentingnya menjaga dan meningkatkan produktivitas lingkungan, dalam hal ini yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan tidur milik warga agar dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat setempat. Kegiatan ini dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan dan praktek secara langsung bagaimana cara menanam tanaman pangan dengan benar.. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa masyarakat mau menerima ilmu yang diberikan dan bersemangat melakukan praktek langsung teknik menanam tanaman pangan dengan benar serta meningkatnya pengetahuan mereka mengenai urban farming serta kesadaran dalam menjaga kelestarian lingkungan.
KAJIAN KOTA LAYAK HUNI DI KOTA PEKANBARU Muhamad Iqbal Hisyam; Febby Asteriani; Muhammad Sofwan; Ade Wahyudi
Rabit : Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab Vol 8 No 1 (2023): Januari
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/rabit.v8i1.2969

Abstract

A livable city is a development idea that focuses on the escalation of quality of life and conflict management by integrating the value of amenities and economic viability in urban design. A study conducted by the Indonesia Association of Planners said Pekanbaru City was one the unlivable city in Indonesia in 2017, or it only achieved 57,8% and was in sixth place. This research aims to analyze the components of a livable city and provide a strategy to develop a livable city in Pekanbaru. There are 29 criteria will be examined, and in-depth interviews with experts who completely know about the livable city concepts. The analytical hierarchy process is applied to analyze the livable city components and provide the optimum strategy to enhance the livable city level. The result showed that the livable city index had improved by 60% since 2017 or increased by 2,2% over the past three years. However, the important indicators that need to be raised were cleanliness (40%), economic (46%), pedestrians (44%), and accessibility (46%). Meanwhile, urban revitalization, maintenance of public facilities, open space, security and social, economic facilities, and sanitation management have become a major focus to make Pekanbaru a livable city.
An Urban Form Study on Walking Choice (A Case Study in The Central Business District Jenderal Sudirman, Pekanbaru) Ade Wahyudi; Febby Asteriani; Rona Muliana; Adam Raihan Aulia; Muhammad Fikri
Jurnal Planologi Vol 20, No 1 (2023): April
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v20i1.24717

Abstract

                                                                          ABSTRACTUrban form and walking choice have complex relationships. Initial research has shown some drawbacks, uncertainties, and no inclusive results regarding the impact of urban form on walking choice since previous studies disregard walking purposes (utilitarian, transit, and non-utilitarian). The quantitative approach uses a statistical analysis and scoring index from the International Physical Activity and Environmental Project, while the qualitative approach applies a descriptive-analytic to describe travel behaviour and preference. The aims of this research are (1) to measure the walkability index with the urban forms approach, (2) to analyze the travel preference, travel behaviour for walking choice, (3) to see the effect of urban form on walking choice. The results showed that only two areas are walkable (Grid 2 with WAI 4,58 and Grid 5 with WAI 0,87). Meanwhile, the rest of the grids remained negative and had very low walkability indicators. Regarding walking preference, 63.40% of respondents contributed to non-active walking choice, whereas only 36.6% accounted for walking as their basic transportation mode. Interestingly, nearly 50% of walking preferences are done for non-utilitarian purposes since walking is still needed to keep their bodies healthy. Besides, the urban form variables have differently impacted on walking choice purposes. Firstly, walking for utilitarian purposes has been affected by entropy (P>{z} 0.049), floor area ratio (P>{z} 0.039), and household density (P>{z} 0.038). Therefore, walking for transit purposes has been influenced by connectivity (P>{z} 0.039), whereas walking for non-utilitarian purposes has been affected by household density (P>{z} 0.031).Keyword : surban form, utilitarian, transit, non-utilitarian, walkability ABSTRAKBentuk kota dan pemilihan moda berjalan kaki memiliki hubungan yang kompleks. Penelitian sebelumnya menunjukkan kelemahan, ketidakpastian, dan tidak adanya hasil yang jelas terkait bagaimana pengaruh bentuk kota terhadap pemilihan moda berjalan kaki. Hal ini disebabkan karena tidak mempertimbangkan jenis-jenis pelaku pejalan kaki (utilitarian, transit, non-utilitarin). Penelitian ini menggunakan metoda kombinasi, yaitu metoda kuantitatif dengan teknik analisis dan rumus indeks berjalan kaki dari IPEN Project dan analisis skoring untuk melihat klasifikasi tingkat berjalan kaki. Kemudian, metoda kualitatif menggunakan teknik analysis statistic deskriptif dengan distribusi frekuensi terkait perilaku perjalanan dan pemilihan moda transportasi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengukur indeks berjalan kaki dengan pendekatan bentuk kota, (2) menganalisis pemilihan perilaku perjalanan, (3) menganalisis pengaruh bentuk kota terhadap pemilihan moda berjalan kaki. Hasil analisis terlihat bahwa hanya 2 area saja yang termasuk ramah bagi pejalan kaki (Grid 2 dengan WAI 4,58 dan Grid 5 dengan WAI 0,87). Kemudian, hanya 36.6% responden yang menjawab berjalan kaki sebagai moda transportasi utama, sementara sisanya menggunakan kendaraan. Menariknya, 50% responden berjalan kaki untuk tujuan olahraga dan rekreasi (non-utilitarian) dengan alasan menjaga tubuh agar tetap sehat. Variabel bentuk kota yang mempengaruhi pejalan utilitarian adalah entropi (P>{z} 0.049),, lantai bangunan (P>{z} 0.039),  dan kepadatan permukiman (P>{z} 0.038). Pejalan kaki transit hanya dipengaruhi oleh konektivitas (P>{z} 0.039) dan pejalan kaki non-utilitarian hanya dipengaruhi oleh kepadatan permukiman (P>{z} 0.031).Kata kunci : Bentuk kota, pejalan kaki utilitarian, transit, non-utilitarian, walkability
Penanaman Palawija dalam Memanfaatkan Lahan Tidur di Kelurahan Rejosari Kota Pekanbaru Febby Asteriani; Rona Muliana; Ade Wahyudi; Puji Astuti; Sri Hartati; Yolli Adriaty; Roza Mildawati
Jurnal Inovasi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 1 (2023): JIPPM - Juni 2023
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jippm.97

Abstract

Masyarakat merupakan bagian dari stake holder yang memiliki peran penting dalam penataan ruang. Adanya beberapa lahan tidur yang tidak termanfaatkan dengan baik di Kelurahan Rejosari, sangatlah disayangkan karena selain dapat ditingkatkan produktifitas lahannya, dapat pula dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian rumah tangga. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat diberikan kepada ibu-ibu kelompok PKK Dasa Wisma RW 03 RT 01 Kelurahan Rejosari Kota Pekanbaru. Adapun tujuan kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran warga dalam menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan produktifitas lahan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan dan praktek menanam tanaman palawija. Hasil kegiatan menunjukkan masyarakat sangat antusias dalam mendengarkan dan berdiskusi dalam kegiatn penyuluhan, serta bersemangat bersama-sama melakukan praktek menanam tanaman palawija. Tercipta peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam pemanfaatan lahan tidur dengan tanaman palawija yang sangat banyak manfaatnya.
Sosialisasi Pembangunan Desa Berkelanjutan di Desa Lubuk Emas, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau Apriyan Dinata; Febby Asteriani; Rona Muliana; Faizan Dalilla; Irwan Anwar
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 3 No 6 (2023): JAMSI - November 2023
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.1013

Abstract

Pembangunan desa berkelanjutan (rural sustainable development) adalah salah satu alternatif yang dapat diterapkan di dalam pembangunan desa ke arah yang lebih baik di masa yang akan datang. Konsep ini sudah diperkenalkan di berbagai negara di dalam usaha untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Dalam konteks pembangunan desa berkelanjutan, yang ingin dicapai adalah terwujudnya pembangunan desa yang maju dari aspek ekonomi, terwujudnya ikatan sosial dan keharmonisan sosial yang kohesif di pedesaan dasn terjaganya sumberdaya alam dan lingkungan yang ada di desa. Kegiatan Pengabdian Kepada Maysarakat ini diberikan kepada masyarakat di Desa Lubuk Emas, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memeberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat di Desa Lubuk Emas, tentang pentingnya pengetahuan dan pemahaman pembangunan desa berkelanjutan di dalam era dan tantangan globalisasi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan secara langsung serta diskusi  kepada masyarakat tentang pentingnya penerapan pembangunan berkelanjutan. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa masih minimnya pengetahuan masyarakat desa berkenaan konsep pembangunan desa berkelanjutan, dan implikasinya terhadap pembangunan desa dan kesejaheraan masyarakat.
Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan di Desa Tanjunga Alai Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar Propinsi Riau Apriyan Dinata; Abdul Kudus; Faizan Dalilla; Febby Asteriani; Rona Muliana; Yolly Adriati
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 4 No 2 (2024): JAMSI - Maret 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.1119

Abstract

Pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah salah satu alternatif yang dapat diterapkan di dalam pembangunan pariwisata ke arah yang lebih baik di masa yang akan datang. Secara konsepsual, pembangunan pariwisata berkelanjutan menakankan tiga prinsip dasar pengembangan, yaitu: pertumbuhan ekonomi yang mantap, keadilan sosial dan pelestarian lingkungan untuk masa sekarang dan kepentingan generasi masa yang akan datang. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat bertujuan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat di Desa Tanjung Alai, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar khususnya stakeholder pembangunan desa tentang kepentingan konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan sebagai pedoman di dalam pembangunan desa masa sekarang dan masa yang akan datang. Kegiatan dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan secara langsung kepada masyarakat tentang pentingya untuk menjaga dan melestarikan lingkungan dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara di masa yang akan datang. Di samping itu sumber daya alam dan lingkungan yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk peningkatan pendapatan masyarakat dan terciptanya keadilan sosial di dalam proses pembangunan. Hasil kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin faham dan sadar akan dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan yang merusak sumberdaya alam dan lingkungan, khususnya pembangunan industri pariwisata. Hal ini dapat dibuktikan dengan niat dan kesungguhan dari masyarakat untuk menerapkan prinsip-prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan di dalam pembangunan industri pariwisata di masa yang akan datang.
Kajian Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Car Free Day di Jalan Jenderal Sudirman Kota Pekanbaru Wahyudi, Ade; Asteriani, Febby; Muliana, Rona; Nurhaliza, Siti
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 20, No 2 (2024): JPWK Volume 20 No. 2 June 2024
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v20i2.41991

Abstract

Car Free Day merupakan sebuah program di Kota Pekanbaru yang bertujuan untuk memberikan edukasi terkait pengurangan jumlah kendaraan pribadi, ruang inklusi sosial dan ruang komunikasi di Kota Pekanbaru. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian efektivitas pelaksanaan kegiatan car-free day di ruas Jalan Jenderal Sudirman. Metoda kombinasi dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari kegiatan CFD terhadap perubahan penggunaan kendaraan bermotor. Dari sisi pengunjung, terlebih dahulu diidentifikasi karakteristik, pengetahuan, persepsi dan perilaku perjalanan pengunjung. Kemudian, dari sisi pemeritah dilakukan analisis pemangku kepentingan untuk mengetahui sumberdaya, kemampuan mobilisasi, kekuasaan, dan corak kepemimpinan. Dari hasil analisis pengunjung, 64% mengatakan kegiatan car-free day hanya sebatas new urban activism. Menariknya, hampir 90% pengunjung menggunakan kendaraan bermotor ke area CFD, dan hanya 10% yang berjalan kaki, bersepeda, dan menggunakan Transmetro. Dari hasil analisis pemangku kepentingan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru tidak mendukung kegiatan CFD karena jumlah sampah dan polusi udara semakin meningkat pasca kegiatan tersebut. Keadaan semakin buruk akibat pemindahan titik kemacetan di beberapa ruas jalan akibat penutupan jalan dan sistem perparkiran yang on-street parking. Dilihat dari efektivitas, car-free day tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan pengunjung (sig. 0.139), perubahan moda transportasi (sig. 0.239), dan persepsi pengunjung (sig. 0.308). Sehingga, dapat dinilai bahwa efektivitas program car free day ini masih sangat rendah karena masih banyaknya masyarakat yang tidak memahami tujuan utama dari kegiatan ini dan masih tumpang tindihnya kewenangan dan tanggungjawab pemangku kepentinganr yang terlibat dalam perumusan kebijakan hingga evaluasi kegiatan.
Konsep City Marketing dalam Pengembangan Permukiman di Kawasan Pinggiran Kota Pekanbaru: The City Marketing Concept in Residential Development in the Suburban of Pekanbaru City asteriani, febby
JURNAL SAINTIS Vol. 23 No. 02 (2023)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/saintis.2023.vol23(02).10994

Abstract

[ID] Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap hunian, dan minimnya ketersediaan lahan mengakibatkan pembangunan perumahan semakin bergeser ke arah pinggiran kota. Dalam mewujudkan pemerataan pembangunan permukiman diperlukan beberapa strategi untuk menarik masyarakat agar berminat membeli suatu hunian yang berada dipinggiran kota, dikarenakan masyarakat menyukai tinggal dipusat kota dengan berbagai fasilitas yang lengkap.  Luas Kecamatan Tampan dan Kecamatan Payung Sekaki merupakan dua kecamatan yang cukup luas di Pekanbaru ,yang banyak perumahan dibangun di daerah pinggiran kotanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep city marketing dalam pengembangan permukiman kawasan pinggiran kota di Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan metode kombinasi dengan melakukan observasi lapangan dan kuisioner terhadap 156 responden. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep city marketing dalam  pengembangan permukiman kawasan pinggiran kota perlu memperhatikan variabel yang paling berpengaruh. Variabelnya adalah : Penduduk 83%, Daya Tarik 82%,Iinfrastruktur 73, Citra Kawasan 70%.  Strategi yang perlu dilakukan adalah membangun perumahan yang disesuaikan dengan perekonomian masyarakat, menyediakan fasilitas umum maupun fasilitas khusus disekitar kawasan perumahan, meningkatkan kenyamanan dan keamanan lingkungan permukiman,menyediakan aksesibilitas transportasi umum yang mudah terjangkau dan memberikan keringanan dalam pembayaran kepada masyarakai baik pembayaran secara cash/kredit. [EN] The increasing needs of the community for housing and the lack of availability of land has made housing development increasingly shifthing towards to the suburban area. In realizing equitable settlement development, several strategies are needed to attrack people to be interested in buying a residence on the suburban area, because people like to live in the city core with complete facilities. Tampan dan Payung Sekaki are two largest subdistrict in Pekanbaru city, which many housing estate have been built in their suburbs. The purpose in this study is to determine the concept of city marketing in the development of suburban settlement in Pekanbaru. This study used mix method by conducting field observations and quitionaires to community respondents. The result of this study indicate that the concept of city marketing in the development of suburban settlements needs to pay attention to the most influential 4 variables, the variables are : Population 83%, Attraction 82%, Infrastructure 73%, Regional Image 70%. The strategy that needs to be concern is to buold housing that is adapted to the community’s economy, provide public facilities and special facilities around residential areas, increase the convenience and safety of residential areas, provide accessable public transportation and provide easy payments to the public, both cash and credit.