Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

REPRESENTASI KESANTUNAN BROWN DAN LEVINSON DALAM WACANA AKADEMIK Fahmi Gunawan
Kandai Vol 10, No 1 (2014): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (976.497 KB) | DOI: 10.26499/jk.v10i1.309

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi kesantunan berbahasa Brown dan Levinson dalam wacana akademik. Artikel ini membahas dua hal, yaitu strategi kesantunan negatif dan strategi kesantunan positif  mahasiswa dalam  berinteraksi dengan dosen dalam wacana akademik di STAIN Kendari. Artikel ini menggunakan jenis penelitian deskriptif  kualitatif. Data diperoleh dari  percakapan mahasiswa terhadap dosen. Setelah terkumpul, data dianalisis dengan menggunakan pisau bedah sosio-pragmatik.  Analisis data dilakukan melalui empat tahapan, yaitu pengumpulan  data, reduksi data, penyajian data yang  dilanjutkan dengan kesimpulan hasil penelitian. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa strategi kesantunan negatif mahasiswa terhadap dosen meliputi penggunaan ungkapan tidak langsung,  penggunaan ungkapan yang penuh kehati-hatian dan cenderung pesimis, penggunaan  kata  hormat, dan meminta maaf, sementara strategi kesantunan positif mahasiswa terhadap dosen berupa penggunaan penanda identitas kelompok,  penggunaan basa-basi dan presuposisi,  penggunaan penawaran dan janji, serta  mencari alasan atau memberikan pertanyaan.
Pola Komunikasi “Shihab & Shihab” pada Narasi TV dalam Perspektif Etnografi Komunikasi Fahmi Gunawan; NFN Abbas
Madah: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 10 No. 2 (2019): Jurnal Madah
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31503/madah.v10i2.20

Abstract

This study aims to examine the communication patterns of “Shihab & Shihab” on Narasi TV with the episode of "Muslim and Christian Brothers". This study uses a type of qualitative research with ethnographic of communication method. To collect data, observation and documentation were conducted. Data analysis was performed using content analysis from Spradley. The results of the study indicate that tiered clarification system or tabayyun is very important to do in our life, particularly in the revolutional industry 4.0. This phenomenon is reflected in the communication patterns carried out by Najwa Shihab, Quraish Shihab, and Priest Budi in Narasi TV. Ethnography of communication well-known as SPEAKING by Hymes in the form of settings, participants, ends, acts, keys, instruments, norms, and genres are the reasons why the communication pattern uses a tiered clarification system.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola komunikasi “Shihab & Shihab” pada Narasi TV episode “Muslim dan Nasrani Bersaudara”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi komunikasi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis isi model Spradley. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem klarifikasi berjenjang terhadap sesuatu sangat penting di dalam kehidupan, terutama di zaman revolusi industri 4.0. Fenomena itu terefleksikan dari pola komunikasi yang dilakukan Najwa Shihab, Quraish Shihab, dan Romo Budi. Etnografi komunikasi SPEAKING Hymes yang berupa setting, partisipant, ends, acts, key, instruments, norm, dan genre menjadi alasan pola komunikasi itu menggunakan sistem klarifikasi berjenjang.
Sistem Prosidi Suara Mahasiswa Multietnis di Surakarta Fahmi Gunawan
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 8, No 2 (2019): Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v8i2.1123

Abstract

This study aims to examine the prosody system of multiethnic student in Surakarta. The prosodic system includes the duration, frequency and intensity of multiethnic student’s voice based on gender and ethnicity variables. This research is an experimental study using Praat software and then analyzed using SPSS 16. The results showed that (1) women's voice duration is faster, the frequency is higher, and the intensity is louder than men based on gender variables. (2) based on ethnic variables, students from Sulawesi have a faster speaking duration and higher voice frequency than students from Java and Sumatra. For issues of volume, student voices vary. For the initial intensity, the voice of students from Sulawesi is louder than students from Java and Sumatra. For the final intensity, i.e. highest intensity and lowest intensity, students from Java speak louder than students from Sumatra and Sulawesi.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji sistem prosodi suara mahasiswa multietnis di Surakarta. Sistem prosodi itu meliputi durasi, frekuensi, dan intensitas suara mahasiswa multietnis berdasarkan pada variabel sosial jenis kelamin dan etnisitas. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan perangkat lunak Praat dan kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS 16 dalam kajian fonetik akustik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) berdasarkan variabel jenis kelamin, durasi suara perempuan lebih cepat dengan frekuensi yang lebih tinggi dan intensitas yang lebih lantang daripada laki-laki dan (2) berdasarkan variabel etnis, mahasiswa asal Sulawesi memiliki durasi bicara lebih cepat dan frekuensi suara lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa asal Jawa dan Sumatra. Berkaitan dengan kelantangan, suara mahasiswa bervariasi. Untuk intensitas awal, suara mahasiswa asal Sulawesi lebih lantang daripada mahasiswa asal Jawa dan Sumatra. Berkaitan dengan intensitas akhir, yaitu intensitas tertinggi dan terendah, mahasiswa asal Jawa lebih lantang daripada mahasiswa asal Sumatra dan Sulawesi.
IMPLIKASI PENGGUNAAN BAHASA GAUL TERHADAP PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA DI KALANGAN SISWA SMAN 3 KENDARI Fahmi Gunawan
Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian Vol 8, No. 1 Mei 2013
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.322 KB) | DOI: 10.31332/ai.v8i1.87

Abstract

Fenomena bahasa gaul dewasa ini sungguh tidak dapat dihindarkanlagi. Fenomena ini disebabkan oleh perkembangan gaya komunikasigenerasi muda yang telah menembus sekat ruang dan waktu. Tulisan inimembahas Implikasi Penggunaan Bahasa Gaul terhadap PemakaianBahasa Indonesia di Kalangan Siswa SMAN 3 Kendari. Sumber datadiperoleh dari tuturan verbal siswa yang aktif menulis di ruangcyberspace. Hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan bahasa gaulitu telah mempengaruhi pemakaian ragam tulis bahasa Indonesia mereka.Pengaruh itu dapat dilihat dari penggunaan kata sandang bahasa daerah,tanda baca khusus dan penggunaan sistem morfologi tertentu.Kata Kunci : Pengaruh Bahasa Gaul, Pemakaian BahasaIndonesia.
PEDOMAN SIMBOL HARI BAIK DAN HARI BURUK MASYARAKAT BUGIS DI KOTA KENDARI Fahmi Gunawan
Patanjala: Journal of Historical and Cultural Research Vol 10, No 3 (2018): PATANJALA Vol. 10 No. 3, September 2018
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (995.752 KB) | DOI: 10.30959/patanjala.v10i3.431

Abstract

Hampir semua aktivitas masyarakat Bugis Kendari dimulai dengan mempertimbangkan kualitas waktu yang dikenal dengan istilah hari baik dan hari buruk. Kualitas waktu ini memiliki pedoman dan menggunakan simbol-simbol tertentu.  Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji  simbol hari baik dan hari buruk masyarakat Bugis Kota Kendari. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara  mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  pedoman  simbol hari baik dan hari buruk masyarakat Bugis di Kota Kendari diklasifikasi menjadi sebelas, yaitu (1) simbol bahasa Arab, (2) simbol matematika, (3) simbol tulisan tangan, (4) Simbol lontara  Bugis, (5) simbol lontara  Bugis dan gambar, (6)  simbol aksara  Soewandi, (7) simbol hewan, (8) simbol bintang, (9) simbol bendera, (10) simbol Haji Daud, dan (11) simbol Hj. Nursiah. Penelitian ini akhinrya menegaskan bahwa simbol pedoman  ini merepresentasikan masyarakat bugis  Kendari yang penuh perencanaan dan memiliki rasa optimisme untuk menggapai hasil maksimal sebuah aktivitas.  Almost all activities of the Bugis Kendari community begin by considering the quality of time known as good days and bad days. This quality of time has guidelines and uses certain symbols. This study aims to examine the symbols of good days and bad days of the Bugis people of Kendari city. This study uses a qualitative descriptive approach with a case study method. Data collection is done by in-depth interviews and observations. The results showed that the guideline of the symbol of good days and bad days of Bugis people in Kendari city was classified into eleven, (1) Arabic symbols, (2) mathematical symbols, (3) handwriting symbols, (4) Bugis symbol, (5 ) Bugis symbols and drawings, (6) Soewandi alphabet symbols, (7) animal symbols, (8) star symbols, (9) flag symbols, (10) Haji Daud symbols, and (11) Hj. Nursiah symbols. This research finally emphasizes that the symbol of this guideline represents the Bugis Kendari community which is full of planning and has a sense of optimism to achieve the maximum results of an activity.
Matan Jurumiyah Is Not For The Novice Arabic Learners: A Critical Study Text Alimin Alimin; Zainal Abidin; Muslihin Sultan; Muhaimin Muhaimin; Fahmi Gunawan
Jurnal Alsinatuna Vol 6 No 2 (2021): June 2021
Publisher : Arabic Education Program IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/alsinatuna.v7i2.3026

Abstract

Albeit the studies on Matan Jurumiyah Book have been extensively conducted, few studies have been focusing on the critical content of Kitab Matan Jurumiyah. To fill the gap, this research aims to examine why Matan Jurumiyah Book is not applicable for novice Arabic learners. To collect the data, observation and in-depth interviews were conducted. The results of the study show that the material of the Matan Jurumiyah is not relevant to be used for the novice learners due to (1) the conciseness and condensation of the book contents, (2) the lackness of Arabic basic knowledge, (3) the raising of new problems for novice learners because of the number of syarah or explanation over the Book of Matan Jurumiyah. That empirical evidence was anchored to the internal and external factors. Internal factors are closely related to the dichotomy of syntax and morphology while external factors are related to the absence of consideration of the Indonesian context and are arranged in a deductive way. Therefore, this study recommends empirical, contextual, and policy implications for the readers.
"JARIMU HARIMAUMU": FENOMENA UJARAN KEBENCIAN MASYARAKAT KOTA KENDARI DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK ("Jarimu Harimaumu": The Phonomenon of Hate Speech among Kendari Community in Facebook Social Media) Fahmi Gunawan
Kandai Vol 18, No 2 (2022): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jk.v18i2.4687

Abstract

Although many experts have examined hate speech on Facebook social media, little is known about the hate speech of the Kendari community. To fill this void, the empirical study examines Kendari community's hate speech on Facebook social media. The research adopted a qualitative research approach with a case study research design. Data were garnered by analyzing documents, conducting in-depth interviews, and distributing questionnaires. Document analysis was used to examine types of hate speech, while in-depth interviews and questionnaires were conducted to analyze why hate speech emerged. The findings showed that the types of hate speech in Kendari community were classified into five, namely (1) defamation, (2) insults, (3) blasphemy, (4) incitement, and (5) spreading hoaxes. The factors causing hate speech are classified into internal and external factors. Internal factors include hurt and fun factors, while external factors encompass political interests, group interests, and SARA. Because hate speech has legal implications, this research is expected to foster critical awareness of the community to avoid legal cases related to hate speech. Meskipun para pakar sudah banyak melakukan penelitian mengenai ujaran kebencian, masih sedikit yang membahas ujaran kebencian masyarakat kota Kendari. Untuk merespons hal itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ujaran kebencian masyarakat kota Kendari di media sosial Facebook. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara analisis dokumen, wawancara mendalam, dan penyebaran angket. Analisis dokumen digunakan untuk membahas jenis ujaran kebencian, sementara wawancara mendalam, dan penyebaran angket dilakukan untuk menganalisis mengapa ujaran kebencian itu muncul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis ujaran kebencian masyarakat kota Kendari diklasifikasi menjadi lima, yaitu (1) pencemaran nama baik, (2) penghinaan, (3) penistaan, (4) penghasutan, dan (5) penyebaran hoaks. Faktor-faktor penyebab munculnya ujaran kebencian diklasifikasi menjadi dua, faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi faktor sakit hati dan iseng-iseng, sementara faktor eksternal meliputi faktor kepentingan politik, kepentingan golongan, dan SARA. Karena ujaran kebencian memiliki dampak hukum, penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat agar dapat terhindar dari kasus hukum yang berkaitan dengan ujaran kebencian.
Strategi Penerjemahan Kata Zina dan Rafas: Sebuah Reinterpresentasi Fahmi Gunawan
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 11, No 2 (2022): Ranah: jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v11i2.4904

Abstract

While a growing body of research on translation strategy produced by novice translators have been undertaken by many scholars, there is a paucity of research on 'zina' and 'rafas' translation strategy from Arabic to Indonesian. To fill this lacuna, the present study aims to analyze novice translators strategy for rendering the words zina and rafas and why they used it. The present study adopted translation process research design and translation strategy theory proposed by Gambier (2010). The findings demonstrate that the meaning of adultery is not restricted to "sexual intercourse between a man and a woman who is not bound by a marriage contract", but also "female genitalia". Similarly, the word rafas refers to "intercourse," and also "making out" or "kissing." The novice translators discovered the meaning by employing the following four translation strategies:(1) searching and reading articles regarding the meaning of zina dan rafas through Publish or Perish dan Elicit Application, (2) downloading and reading multilingual dictionary, (3) downloading and reading monolingual dictionary, and (4) listening to lectures via YouTube. Convenience, language problems, and user satisfaction are tree factors that influence novice translator decisions to adopt the translation strategy. This study suggests that the meaning of the two words should be reviewed by utilizing annotation or addition translation techniques.  AbstrakMeskipun penelitian tentang strategi penerjemahan oleh penerjemah pemula telah banyak didokumentasikan para sarjana, masih sedikit yang menganalisis strategi penerjemahan kata zina dan rafas dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Untuk mengisi kesenjangan penelitian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi penerjemahan kata zina dan rafas oleh penerjemah pemula dan mengapa mereka menggunakannya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian proses penerjemahan dan teori strategi penerjemahan Gambier (2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kata zina tidak hanya bermakna 'perbuatan’ bersenggama antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat kontrak pernikahan' tetapi juga 'alat kelamin perempuan'. Demikian pula, kata rafas tidak hanya terbatas pada makna 'bersenggama', tetapi juga 'bercumbu rayu' dan 'berciuman'. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ada empat strategi penerjemahan yang digunakan penerjemah pemula dalam mencari makna kedua kata tersebut, yaitu (1) melakukan navigasi dan membaca artikel tentang arti zina dan rafas melalui aplikasi Publish or Perish dan Elicit; (2) mengunduh dan membaca kamus multibahasa; (3) mengunduh dan membaca kamus satu bahasa; dan (4) mendengarkan ceramah melalui YouTube. Persoalan kemudahan, masalah bahasa, dan kepuasan pengguna merupakan tiga faktor penyebab mengapa strategi penerjemahan digunakan. Akhirnya, penelitian ini menyarankan untuk diadakan peninjauan ulang terhadap makna kedua kata tersebut dengan menggunakan teknik anotasi atau adisi.
Transitivity and critical discourse analysis on a testament: A woman’s involvement in jihad Fahmi Gunawan; St Kuraedah; Abdul Muiz Amir; M Faruq Ubaidillah; Saad Boulahnane
Studies in English Language and Education Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.427 KB) | DOI: 10.24815/siele.v10i1.26330

Abstract

While a plethora of scholars have explored a growing body of research on women’s involvement in Jihad, there is still a paucity of studies addressing it using the hybridity of transitivity analysis and critical discourse analysis. The present study examined a testament left by an Indonesian woman involved in what she fallaciously called ‘Jihad’. To collect the data, the document analysis was adopted, meanwhile, Halliday and Matthiessen’s transitivity analysis (2004) and Fairclough’s critical discourse analysis (2003) were employed to analyze the data. The findings demonstrated that the experience of the woman’s involvement in jihad was described by the dominant use of material process verbs (59.4%), followed by relational process (19%), mental process (13.5%), and verbal process (8.1%). The transitivity analysis showcases that the testament is not an average text with a religious message or instructions to deal with the left property; instead, it contains a message of the Salafi Jihadist ideology of the Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), which might put people’s lives in peril. The five core teachings of ISIS encapsulate the message of ideological teachings, including jihad (struggle in the context of religious war), takfiri (ex-communication), al-wala’ and al-barra’ (loyalty and disavowal for the sake of God), tauhid (unitary oneness of God), and tahkimiyah (the rule of God – both religiously and politically). The study findings implicate that we must raise awareness of all kinds of testaments left by the jihadi woman because these testaments may contain a global jihadist doctrine. With this in mind, we will not be easily persuaded to join a Salafi jihadist organization.
Lecturer's Perception of Google Translate as an Academic Tool: Appraisal Analysis Fahmi Gunawan; Aini Khairunnisa
Indonesian Journal of EFL and Linguistics Indonesian Journal of EFL and Linguistics, 8(1), May 2023
Publisher : Pusat Pelatihan, Riset, dan Pembelajaran Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21462/ijefl.v8i1.606

Abstract

Although research on Google Translate (GT) has been widely documented, there is a dearth of research examining Arabic lecturers' perspectives on GT from an appraisal point of view. This empirical research discusses how Arabic lecturers perceive the usage of GT as a tool for academics. The participants come from ten different Arabic language lecturers. Surveys and in-depth interviews were undertaken to gather data. The appraisal theory proposed by Martin and White (2005) was used for data analysis. The findings demonstrate how lecturers' perceptions of the usage of GT can be divided into four categories happiness and unhappiness, satisfied and unsatisfied. GT is popular among lecturers since it is simple to use, accessible, affordable, provides voice recording functions, and requires little language proficiency. Meanwhile, their unhappiness with GT arises because they find it challenging to grasp due to its literal translation, ambiguity, and poor source language input. Satisfaction with the lecturers arises from GT's assistance with their tasks, whereas dissatisfaction results from GT's inability to translate cultural terms. To this end, discussion and implications are discussed at the end of the study.