Ika Djatnika
Balai Penelitian Tanaman Hias, Jl. Raya Ciherang, Pacet Cianjur 43253

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Peranan Pseudomonas fluorescens MR 96 pada Penyakit Layu Fusarium Tanaman Pisang Djatnika, Ika; -, Sunyoto; -, Eliza
Jurnal Hortikultura Vol 13, No 3 (2003): SEPTEMBER 2003
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pseudomonas fluorescens dilaporkan dapat menekan layu fusarium pada tanaman pisang, tetapi mekanisme kerja bakteri itu dalam mengendalikan penyakit belum diketahui. Penelitian bertujuan  mempelajari mekanisme kerja P. fluorescens strain MR 96 dalam menekan perkembangan layu fusarium pada tanaman pisang. Percobaan dilakukan di rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Buah Solok, mulai Januari sampai dengan Desember 2001. Hasil percobaan menunjukkan bahwa P. fluorescens dapat menekan serangan penyebab layu fusarium dengan cara induksi resistensi tanaman pisang dan antibiosis, serta bakteri antagonis itu mempengaruhi pertumbuhan tanaman pisang. Di samping itu, keefektifan bakteri antagonistik tersebut dalam menekan F. oxysporum f.sp. cubense tidak dipengaruhi oleh jenis tanah di sekitar rizosfer, tetapi perkembangan penyakit layu dan pertumbuhan tanaman pisang dipengaruhi oleh jenis tanah. Kata kunci : Musa sp.; Fusarium oxysporum f.sp. cubense; Pseudomonas fluorescens strain MR 96; Mekanisme antagonis ABSTRACT. Pseudomonas fluorescens MR 96 was reported of its ability to suppress fusarium wilt on banana plants, but the mechanism of the disease suppresion was not known. The aim of this research was to know the mechanism of P. fluorescens in controlling the disease on banana plants. The research was held in greenhouse of Indo- nesian Fruit Research Institute in Solok, from January  until December 2001. The results of the research showed that P. fluorescens controlled the disease with resistance induction in banana plant and antibiosis mechanism, and the an- tagonistic bacteria affected the plant development. Beside that, effectiveness of the bacteria to control F. oxysporum f.sp. cubense was not affected by soil type in rizosphere, but wilt disease and banana plants growth were affected by soil type.
Peranan Pseudomonas fluorescens MR 96 pada Penyakit Layu Fusarium Tanaman Pisang Djatnika, Ika; -, Sunyoto; -, Eliza
Jurnal Hortikultura Vol 13, No 3 (2003): SEPTEMBER 2003
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v13n3.2003.p212-218

Abstract

Pseudomonas fluorescens dilaporkan dapat menekan layu fusarium pada tanaman pisang, tetapi mekanisme kerja bakteri itu dalam mengendalikan penyakit belum diketahui. Penelitian bertujuan  mempelajari mekanisme kerja P. fluorescens strain MR 96 dalam menekan perkembangan layu fusarium pada tanaman pisang. Percobaan dilakukan di rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Buah Solok, mulai Januari sampai dengan Desember 2001. Hasil percobaan menunjukkan bahwa P. fluorescens dapat menekan serangan penyebab layu fusarium dengan cara induksi resistensi tanaman pisang dan antibiosis, serta bakteri antagonis itu mempengaruhi pertumbuhan tanaman pisang. Di samping itu, keefektifan bakteri antagonistik tersebut dalam menekan F. oxysporum f.sp. cubense tidak dipengaruhi oleh jenis tanah di sekitar rizosfer, tetapi perkembangan penyakit layu dan pertumbuhan tanaman pisang dipengaruhi oleh jenis tanah. Kata kunci : Musa sp.; Fusarium oxysporum f.sp. cubense; Pseudomonas fluorescens strain MR 96; Mekanisme antagonis ABSTRACT. Pseudomonas fluorescens MR 96 was reported of its ability to suppress fusarium wilt on banana plants, but the mechanism of the disease suppresion was not known. The aim of this research was to know the mechanism of P. fluorescens in controlling the disease on banana plants. The research was held in greenhouse of Indo- nesian Fruit Research Institute in Solok, from January  until December 2001. The results of the research showed that P. fluorescens controlled the disease with resistance induction in banana plant and antibiosis mechanism, and the an- tagonistic bacteria affected the plant development. Beside that, effectiveness of the bacteria to control F. oxysporum f.sp. cubense was not affected by soil type in rizosphere, but wilt disease and banana plants growth were affected by soil type.
Perbandingan Teknik Inokulasi Puccinia horiana dan Seleksi Bakteri Antagonis untuk Mengendalikan Penyakit Karat Putih pada Krisan Hanudin, -; Nuryani, Waqiah; Yusuf, Evi Silvia; Djatnika, Ika; Soedarjo, Muchdar
Jurnal Hortikultura Vol 21, No 2 (2011): JUNI 2011
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v21n2.2011.p173-184

Abstract

Penyakit karat pada krisan (Dendranthema grandiflora) yang disebabkan oleh Puccinia horiana, merupakan kendala utama dalam budidaya krisan.  Kehilangan hasil krisan oleh patogen tersebut dapat mencapai 100%. Penelitian ini bertujuan (1) mendapatkan teknik inokulasi P. horiana yang efektif menimbulkan gejala penyakit dan (2) mendapatkan bakteri antagonis yang secara efektif dapat mengendalikan penyakit karat putih pada tanaman krisan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Hias (1.100 m dpl.) sejak Juni sampai  dengan Desember 2009. Penelitian terdiri dari dua kegiatan. Rancangan yang digunakan pada masing-masing kegiatan ialah acak kelompok dengan 11 perlakuan yaitu pustul karat direndam dalam air, pustul karat pecah direndam dalam air, pustul karat direndam dalam air disimpan 10oC 12 jam, pustul karat pecah direndam dalam air10oC 12 jam, pustul ditempel di atas daun, pustul pecah ditempel di atas daun, pustul ditempel di bawah daun, pustul pecah ditempel dibawah daun, tanaman plus pustul disimpan di samping tanaman uji disungkup, tanaman pustul pecah disimpan di samping tanaman uji disungkup, dan kontrol dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inokulasi P. horiana  isolat yang paling efektif menimbulkan gejala penyakit karat putih pada krisan ialah perlakuan peletakan tanaman yang terinfeksi P. horiana  dengan pustul yang belum maupun telah pecah di samping tanaman sehat.  Dari hasil uji antagonistik diketahui bahwa isolat bakteri antagonis Corynebacterium-2, merupakan isolat yang paling efektif mengendalikan P. horiana. Kemangkusan bakteri antagonis tersebut dalam menekan P. horiana sebanding dengan fungisida sintetik berbahan aktif azoksistrobin 0,1%. Isolat Corynebacterium-2 berpotensi untuk digunakan lebih lanjut sebagai bahan aktif biopestisida yang efektif untuk mengendalikan penyakit karat putih pada krisan. Pegembangan biopestisida tersebut diharapkan dapat menekan penggunaan pestisida sintetik.White rust disease caused by P. horiana is one of the serious problems on chrysanthemum cultivation. The pathogen causes yield losses  up to 100%. The research was aimed (1) to determine the effective inoculation technique and (2) to select antagonistic bacteria  for effectively controlling the pathogen. The research was carried out  in the Laboratory and  Glasshouse of Indonesian Ornamental Crops Research Institute (IOCRI), from June to December 2009.  The research consisted of two experiments. Each experiments was arranged in a randomized completely block design with 11 treatments i.e. rust pustuls dipped in water, mature rust pustuls dipped in water, rust pustuls dipped in water and stored at 10oC during 12 hours, mature rust pustuls dipped in water and stored at 10oC during 12 hours, pustuls adhered on the leaf, mature pustuls adhered on the leaf, pustuls adhered beneath the leaf, mature rust pustuls adhered beneath the leaf, the plant + pustuls stored beside tested plants covered by transparent plastic, mature pustuls plants stored beside tested plants covered by transparent plastic, and control with three replications. The results indicated that the most effective inoculation technique for the pathogen was locating and infected plant with immature or mature pustuls  surounding  a healthy plant. The effective antagonistic bacteria against the pathogen was Corynebacterium-2. The effectiveness of  the antagonistic bacteria in suppressing P. horiana  was equivalent to synthetic fungicide  azoksistrobin 0.1%. The Corynebacterium-2 isolate will be potentially used as an active ingredient of biopesticide for controlling white rust disease on chrysanthemum. The development of the biopesticide is expected to decrease to utilization of synthetic pesticides.