Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Menakar Kesejahteraan Buruh: Memperjuangkan Kesejahteraan Buruh diantara Kepentingan Negara dan Korporasi Hendrastomo, Grendi
Informasi Vol 36, No 2 (2010): INFORMASI
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/informasi.v2i2.6205

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis ketimpangan antara kesejahteraan dengan peluh kerja buruh, melihat hubungan antara negara, pengusaha dan buruh, serta mengajukan solusi untuk meningkatkan kesejahteraan buruh. Kesejahteraan buruh mutlak diperjuangkan untuk lebih memanusiakan buruh. Kebijakan yang diambil negara selayaknya tidak mengorbankan kaum buruh. Isu tentang perburuhan sampai saat ini merupakan salah satu isu sexi yang sering kali dijadikan alat tawar politik maupun obyek pencitraan. Buruh menjadi komoditas jualan parpol yang disatu sisi penopang dan menjadi tulang punggung perekonomian nasional tetapi disatu sisi dipandang sebelah mata, terlihat dari kehidupan kaum buruh yang tak kunjung membaik. Desakan dari serikat pekerja maupun perundingan antara pengusaha, pemerintah dan buruh selalu berujung pada kegagalan. Outsourcing, Pemutusan hubungan kerja (PHK), Upah minimum regional (UMR), upah yang tak kunjung dibayar hingga kemiskinan yang menghinggapi kaum buruh menjadi permasalahan akut yang tak kunjung ada jalan keluarnya. Satu kesamaan diantara semua masalah, buruhlah yang harus menanggung semuanya. Peningkatan kesejahteraan menjadi dorongan buruh untuk terus berjuang.   Kata kunci: Kesejahteraan, Buruh, Kemiskinan, Marginalisasi
DILEMA DANT ANT ANGAN PEMBELAJARAN E-LEARNING Hendrastomo, Grendi
MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN No 1 (2008): Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran Edisi Mei 2008
Publisher : MAJALAH ILMIAH PEMBELAJARAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The main focus in this article is the learning model. One model that latelybecomes trend is the e-learning. Many strong points from e-learning areable to enhance the essence of learning. Students are pushed to seek formore knowledge, open the door of interaction between lecturers and themwidely, without any time nor place limitation. The strong pointsmentioned above are meant to maximize the process of learning whichhopefully will optimize the outcome.Dependency of e-learning with apparatus and technology on the otherhand, creates a dilemma and challenge all at once. Three key factorswhich need to be considered are human resources, supportinginfrastructures and implementation. In order to obtain an optimal resultof leami11g, these three factors have got to hold up to one and another.In point of fact, these three factors have not actually fuljilled due to 11w11yaspects; for instance, the quality of human resources whose not ye/ beenable to master e-learning, minimum infrastructure accessible and how todecide the most suitable learning .rnodel.
POTENSI KONFLIK DIBALIK MUNCULNYA KOMUNITAS BERPAGAR (GATED COMMUNITY) Grendi Hendrastomo *
SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol 9, No 1 (2012): SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
Publisher : Yogyakarta State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.283 KB) | DOI: 10.21831/socia.v11i1.3733

Abstract

Perkembangan masyarakat perkotaan mendorong pergeseran berbagai bentuk perilaku, kebiasaan dan budaya. Masyarakat kontemporer cenderung mengeser arah keterlibatan masyarakat menjadi semakin mandiri dan semakin individualis, termasuk didalamnya dalam pilihan untuk berkelompok. Ekslusivitas dan kesamaan stratifikasi mendorong sebagian orang untuk memilih tempat tinggal. Inilah yang mendorong kecenderungan munculnya perumahan-perumahan dari kategori elit sampai minimalis yang memberikan kesamaan kelompok sosial. Munculnya ke-lompok social berdasarkan pemilihan ruang yang sama disatu sisi disadari sebagai gaya hidup baru masyarakat kontemporer, tetapi di sisi lain menimbulkan potensi konflik yang berakar dari kesenjangan yang muncul antara komunitas berpagar dengan komunitas tradisional (kampung). Potensi konflik muncul akibat kesenjan-gan ekonomi, ketercerabutan interaksi social dengan masyarakat sekitar yang me-nimbulkan pertentangan, konflik hingga vandalisme. Gated community tidak bisa dihindarkan dari perkembangan kota, tetapi meminimalkan potensi konflik akibat segregasi sangat mungkin dilakukan. Kota kunci: konflik, komunitas berpagar, perkembangan masyarakat
DARI DISKURSUS ALTERNATIF MENUJU INDIGENEOUSAS I ILMU SOSIAL INDONESIA: TEORITISASI 'PROPHETIC POLITICAL EDUCATION' Nasiwan, Grendi Hendrastomo *
SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol 9, No 2 (2012): SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
Publisher : Yogyakarta State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1195.038 KB) | DOI: 10.21831/socia.v11i02.3622

Abstract

Perkembangan llmu-Ilmu Sosial di Asia termasuk di dalamnya di Indonesia dalam waktu yang lama berada dalam pengaruh, dominasi serta mengadopsi ilmu-ilmu sosial yang berkembang di Eropa atau Amerika. Kondisi yang demikian sudah berlangsung dalam waktu yang sangat lama lebih dari satu abad, jauh sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kondisi perkembangan Ilmu Sosial yang demikian telah mengundang beberapa intelektual di Asia dan juga Indonesia, untuk mempertanyakan sekaligus mencari jalan keluar, kondisi perkembangan Iimu Sosial yang memprihatinkan, dari suatu kondisi ketidakberdayaan-ketergantungan (captive mind) dengan ilmu-ilmu Sosial Barat. Solusi yang dapat ditawarkan untuk menghadapi kondisi tersebut ialah pentingnya ikhtiar untuk membangun suatu diskursus alternative Ilmu-Ilmu Sosial, di luar arus besar diskursus Ilmu-limu sosial Barat. Dari diskursus alternatif inilah kemudian muncul berbagai gagasan kritis tentang pentingnya melakukan indigeneousasi Ilmu-Ilmu Sosial, salah satunya, muncul gagasan pentingnya Ilmu Sosial Profetik (ISP). Langkah strategic berikutnya adalah bagaimana menurunkan gagasan Indigeneousisasi, Ilmu Sosial Profetik, pada tataran yang lebih institusional dan kurikulum, praxis.Tulisan ini berusaha untuk memberikan kontribusi pemikiran atau semacam konsepsi tentang urgensi Prophetic Political Education sebagai bagian dari langkah untuk melahirkan perspektif teoritis yang sesuai dengan konteks kelndonesian serta berusaha keluar dari dominasi perspektif teori-teori Barat atau Eropa sentris. Kata kunci: Pendidikan Profetik, Indigeneousasi, Ilmu Sosial
KETERPURUKAN SEKTOR PERTANIAN SEBAGAI POTRET KEGAGALAN INDUSTRIALISASI DI INDONESIA Grendi Hendrastomo *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 5, No 1 (2011): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.623 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v5i1.3441

Abstract

Shifting agricultural era to the era of industrialization left many problems, especially in the agricultural sector. Populist policies have on one hand brought the country many industrial investments that force economic growth, but on the other hand reduced the partisanship of country in agricultural sector. Agriculture as the basis for mass production of most Indonesian society has became casualties as part of the green revolution that is full of developing countries‘s propaganda which brings benefit and lead to dependency on developing countries. The downturn actors of agricultural field increased in line with growth of food-estate program to attract foreign investors to explore the agro sector. This article discusses on a critical review of agriculture in Indonesia’s slump that began with the green revolution with their panca usaha tani, starting from the decline of the agricultural sector, static industrial situation until the solutions that might be applied to enhance the economic growth and social dynamics of Indonesia.   Keywords: Industrialisation, Marginalization of Agriculture, Green Revolution
Nasionalisme vs Globalisasi ‘Hilangnya’ Semangat Kebangsaan dalam Peradaban Modern Grendi Hendrastomo *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 1, No 1 (2007): Dimensia
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.161 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v1i1.3395

Abstract

This article is going to discuss about the conflict between nationalism and globalization in Indonesia. The focus of this article will be more illuminated on the decreasing of causal factor of nationalism. Nationalism in Indonesia is fading sooner or later and will be replaced by the arousal of ethnicities and globalism. There is a tendency to give more priority to their group’s importance and superiority more than what they give to their countries. Beside from the strengthening of ethnicities, openness and modernity which are the products of globalization are undermining our nationalism. This article will also describe the perspective of world as a global villages where world is as part of the globalization in where the interaction among person is as if it is borderless. Keywords: Nationalism, Globalisation, Ethnicities, Imagined Community.
Implementasi Penanaman Nilai Karakter Jujur dan Disiplin Melalui Ekstrakurikuler Wajib Pencak Silat Tapak Suci di SMK Muhammadiyah 2 Blora Wahyu Ginanjar; Grendi Hendrastomo; Nur Endah Januarti
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 8, No 2 (2019): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v8i2.35653

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi penanaman nilai karakter jujur dan disiplin beserta praktiknya saat di dalam maupun di luar melalui ekstrakurikuler wajib Tapak Suci di SMK Muhammadiyah 2 Blora. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter jujur dan disiplin diterapkan menggunakan strategi pembinaan rohani, pemberian nasihat, pemberian hukuman, pembinaan mental dan metode pembiasaan dilengkapi dengan contoh pelatih yang diterapkan dalam latihan rutin dan Ujian Kenaikan Tingkat. Jujur dan displin dipraktikkan baik di dalam ekstrakurikuler Tapak Suci maupun diluar ekstrakurikuler Tapak Suci.. his research is aimed to find out the implementati on of building the values oftrustworthiness and discipline character with the practice both implicit and explicitthrough Tapak Suci compulsory extracurricular in SMK Muhammadiyah 2 Blora. Themethod is qualitative. The result showed that the character values of rustworthiness and discipline could be applied by using spiritual guidance, counseling, giving penalties, mental developing, and using habitual method which provided examples of trainers applied in the regular training and grade examination. Trustworthiness and discipline could be applied in Tapak Suci inside and outside.
Pemaknaan Nongkrong bagi Mahasiswa Yogyakarta Ganistria Marbawani; Grendi Hendrastomo
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 9, No 1 (2020): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v9i1.38866

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang kegiatan nongkrong yang dilakukan oleh mahasiswa serta pemaknaan nongkrong bagi mahasiswa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis fenomenologi, dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara menggunakan teori leisure class. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melaksanakan kegiatan nongkrong, mahasiswa dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, diantaranya menjalin silaturahmi, berbagi pengalaman, mencari inspirasi, produktivitas, dan sarana rekreasi. Sedangkan kegiatan nongkrong menurut mahasiswa Yogyakarta memiliki beberapa pemaknaan, diantaranya sebagai sarana self-healing dan sebagai sarana belajar. Banyak mahasiswa yang memaknai kegiatan nongkrong ini sesuai dengan realitas dirinya dan esensinya. Namun disamping itu terdapat beberapa kasus yang memaknai kegiatan nongkrong hanya karena tren saja, dan untuk memperoleh pengakuan sosial dari orang lain mengenai dirinya, yang kemudian disebut dengan poser, yang kemudian disebut leisure class. Namun tidak melulu soal leisure class, sebagian mahasiswa memaknai waktu luangnya sebagai waktu, aktivitas, dan suasana hati atau mental yang positif.
DEMOKRASI DAN POLITIK PENCITRAAN PERANG IKLAN POLITIK MENUJU DEMOKRATISASI DI INDONESIA Grendi Hendrastomo *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 3, No 2 (2009): Vol 3, No 2, September 2009
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.398 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v3i2.3414

Abstract

Democracy has become one of the best governmental systems adopted by countries all over the world. Democracy has considered able to respond more intentions particularly public’s in fighting for people’s right. There must be at least under these three conditions for a country to be considered as democratic country. First, it must run general election, empowered civilians and freedom of the press. General election is one way a citizen can contribute in politic. General election is held every five years and is used as a media to distribute their voices by voting the representative who will become the spokeperson in the parliament. To be a representative is not an easy job. Resources (social resources) are needed to win the popular vote. This is then why the representative democracy requires imaging. It is a common knowledge that the candidate of representative does not necessarily know the people he represent. Democracy raises the euphoria of creating image. In the end, war of image-making where character, quality, and individual’s quality can be imaged and sell to public will happen. Political commercial’s war has spreaded which force people to enjoy. Democracy then is identical with politic of imaging. Voters then are similar as the decision makers of the economy. Political party or individual is voted based on its marketing, no different with the marketing of groceries. Economic capital has become political basis to someone hence finally creating the democratical chain which costs a big amount. Eventhoungh in one side, the politic of imaging lowers the quality of democracy; on the other hand, it gives political study to people so the public will gain more politic knowledge from the politic ads. Key words: democracy, politic, imaging
PERSAINGAN ANTARA OJEK ONLINE DENGAN OJEK KONVENSIONAL DI STASIUN LEMPUYANGAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Kiki Setiyorini; Grendi Hendrastomo
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.869 KB) | DOI: 10.17977/um021v3i1p29-35

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persaingan yang terjadi antara ojek online dengan ojek konvensional di Stasiun Lempuyangan, Daerah Istimewa Yogyakarta dan untuk mengetahui upaya apa saja yang sudah dilakukan guna mengatasi persaingan yang ada. Persaingan ini melibatkan empat paguyuban ojek konvensional dan dua komunitas ojek online. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan narasumber penelitian; ojek konvensional, ojek online, dan pihak kementrian Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa persaingan antara ojek online dengan ojek konvensional di Stasiun Lempuyangan, Daerah Istimewa Yogyakarta dilatarbelakangi oleh perbedaan harga pada kedua jenis ojek tersebut, di mana tarif ojek online lebih murah dari pada ojek konvensional, yang berakibat pada menurunnya pendapatan bagi ojek konvensional. Persaingan yang terjadi terlihat pada penetapan harga dan proses mendapatkan penumpang. Adapun upaya yang sudah dilakukan guna mengatasi persaingan yang ada adalah berupa peraturan pengambilan penumpang bagi ojek online untuk tidak mengambil penumpang di depan stasiun. Kesepakatan ini disepakati bersama antara ojek online dengan ojek konvensional di Stasiun Lempuyangan, meski begitu masih saja terdapat pihak ojek online yang melanggar peraturan yang sudah disepakati tersebut.