Penelitian ini menjelaskan fenomena perkembangan vape sebagai tren baru di kalangan masyarakat, khususnya golongan muda. Fenomena ini kemudian menaikkan nilai dari vape itu sendiri dimana penggunanya akan mendapatkan nilai dan kelas sosial tersendiri dibandingkan perokok konvensional pada umumnya, hal ini kemudian mendorong banyak individu untuk mulai mgnikuti trend ini dimana fenomena ikut-ikutan ini kemudian dapat dikenal sebagai fenomena Fear of Missing Out (FoMO). Self-esteem diambil sebagai salah satu faktor kemunculan FoMO hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana penilaian diri individu terhadap munculnya FoMO serta apa saja yang perlu disadari untuk terhindar dari FoMO. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Populasi penelitian terdiri dari pengguna vape dewasa awal (18-40 tahun) di Bukittinggi, dengan 196 orang sebagai sampel menggunakan teknik purposive. Instrumen penelitian melibatkan skala self-esteem dan skala FoMO. Hasil analisis korelasi menunjukkan hubungan negatif yang signifikan antara self-esteem dan FoMO pada pengguna vape. Hal ini menunjukkan cukup rendahnya self-esteem sehingga menaikkan peluang munculnya FoMO dalam fenomena ini dimana dapat menyebabkan kecemasan akan tertinggal dan rendahnya penilaian diri sehingga membutuhkan banyak validasi dari orang lain.. Kata kunci : vape, self-esteem, fear of missing out (FoMO)