Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

KEPUTUSAN PENDANAAN : PENDEKATAN TRADE-OFF THEORY DAN PECKING ORDER THEORY MUTAMIMAH MUTAMIMAH; RITA RITA
Jurnal Ekonomi dan Bisnis 2009: EKOBIS (Vol.10 No.1 2009)
Publisher : Department of Management, Faculty of Economics, Universitas Islam Sutan Agung, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/ekobis.10.1.241-249

Abstract

The purpose of this study is to analyze what Trade-off Theory and Pecking Order Theory ableto explain the financing decision in Indonesian Capital Market. In this study, determinant ofTrade-off theory are non-debt tax shields, size, and liquidity. The determinant of Pecking Ordertheory are profitability, cash deficit, and investment. Sample in this study are 40 manufacturingcompanies that active and liquid at Indonesian capital market over two years, from 2005 to2006. Thus, this study have 80 observations. Sample used the method of purposive sampling.Multiple regression model is used to test this hypothesis. The result of this Trade-off theoryapproach is found that partially all proxy aren’t statistically significant. But simultaniously nondebt tax shields, size, and liquidity variable give statistically significant. While Pecking Ordertheory approach is found that partially only cash deficit and investment variable statisticallysignificant. But simultaneously profitability, cash deficit, and investment variable have statisticallysignificant. So, firms that go public at Indonesian capital market tend to follow peckingorder theory than trade-off theory in their financing decision.Keyword : trade-off theory and pecking order theory
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO TAY TWO TRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 9 PANGKALAN SIRIH KECAMATAN RUPAT Rita Rita; Otang Kurniaman; Lazim N Lazim N
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol 5, No 1 (2018): WISUDA APRIL 2018
Publisher : Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: This education is implemented because of the low of IPS study result of fourth graders of SD Negeri 9 Pangkalan Nyirih, KKM set at school that is 65. Of the 20 students who reach KKM 10 students while students who do not reach KKM as many as 10 students with the average value of students (50%). To overcome the problem, the researcher applied the learning model of TSTS, the purpose of this research is to improve the learning result of IPS students of Elementary School 9 IV Pangkalan Nyirih Rupat District with the application of TSTS learning model, the research result obtained the average score of the basic score of average ability of students 50 increases in the first cycle of 60 on the second cycle also increased by an average of 80. Activity of teachers at the first meeting of the cycle I percentage was 71.28% with good category and at the second meeting the same cycle percentage is 78.57% with Perentae Very Good and on activity teachers cycle II first meeting of the 82.14% of the percentage with very good category and at the second meeting increased to 85.71% with Excellent category. The activity of the students at the first cycle meeting was 62.5% with sufficient category, at the second meeting of cycle I the percentage was 70.83% with good category, in the first meeting of the second cycle the percentage was 83.33% with very good category, at the second meeting increased to 87.5% with a very good category of this study can be concluded that by applying the model of learning TSTS can improve learning outcomes IPS fourth grade students SD Negeri 9 Pangkalan Nirih.Keywords: learning model of TSTS, learning result of IPS
Pengembangan jaringan angkutan penumpang di kabupaten Sidoarjo rita rita
Jurnal Transportasi Multimoda Vol 16, No 1 (2018): juni
Publisher : Puslitbang Transportasi Antarmoda-Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.293 KB) | DOI: 10.25104/mtm.v16i1.834

Abstract

Kabupaten Sidoarjo saat ini masih terjadi ketidakseimbangan antara jaringan pelayanan, jaringan prasarana dan layanan. Hal tersebut disebabkan oleh perubahan pola dan intensitas tata guna lahan, yang tidak diikuti dengan pembangunan prasarana transportasi yang memadai, kedua pembebanan lalu lintas pada prasarana transportasi melampaui pembebanan lalu lintas yang dicanangkan sebelumnya, sedangkan yang ketiga adalah masih ditemukannya kondisi dimana prasarana transportasi tidak difungsikan sesuai dengan yang dicanangkan. Untuk mengatasi kondisi tersebut yang perlu diperhatikan adalah perkiraan perubahan pola aktifitas, pola pergerakan serta peruntukan lahan, oleh karena itu Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) Kabupaten Sidoarjo, perlu ditinjau untuk direvisi menyesuaikan perkembangan dan dinamika terbaru. Dengan identifikasi rencana pengembangan wilayah dan jaringan prasarana-sarana transportasi, maka perlu dilakukan analisis isu-isu strategis internal dan eksternal, analisis keterpaduan antar moda, analisis dampak pengoperasian sistem transportasi dan metode four step model. Harapannya dapat menentukan arah kebijakan peranan transportasi pada tingkat lokal untuk keseluruhan moda transportasi.
Peningkatan Efektifitas di Simpul Transportasi dalam Mendukung Integrasi Transportasi Antarmoda di Kota Medan rita rita; Elviana Roseva Simbolon; Saduddin Saduddin; Dewanti Dewanti
Jurnal Transportasi Multimoda Vol 19, No 2 (2021): Desember
Publisher : Puslitbang Transportasi Antarmoda-Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3014.268 KB) | DOI: 10.25104/mtm.v19i2.2038

Abstract

Untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi sistem transportasi, pemerintah telah menyediakan banyak fasilitas infrastrukur transportasi seperti terminal bus dan stasiun kereta api, yang diharapakan dapat dimanfaatkan oleh pengguna, dalam hal ini masyarakat umum, namun dalam kenyataannya, dari sekian banyak fasilitas yang telah dibangun dan disediakan, masih banyak yang belum dimanfaatkan dan diutilisasi oleh pengguna atau masyarakat secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas simpul transportasi di Kota Medan (Terminal Bus Terpadu Amplas dan Stasiun Kereta Api Medan); menganalisa faktor-faktor yang sangat mempengaruhi efektifitas fungsi simpul transportasi di Kota Medan; dan membuat konsep simpul transportasi terpadu yang terintegrasi dengan transportasi antar moda menggunakan metode analisis faktor dan TRIZ (Theory of Inventive Problem Solving) untuk mendapatkan solusi dalam usulan konsep terminal terpadu yang efektif dan terintergrasi dengan transportasi antar moda. Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa faktor kenyamanan, keamanan, dan keterhubungan/keterjangkauan (konektivitas) yang mempengaruhi simpul transportasi antarmoda di Kota Medan menjadi efektif; efektifitas simpul transportasi antarmoda di Kota Medan dapat diketahui dengan fasilitas yang dibangun dan dapat dimanfaatkan oleh pengguna moda transportasi; dan simpul transportasi antarmoda dapat terintegrasi dengan melakukan keterpaduan fisik, pembiayaan/pembayaran, fungsi, dan kelembagaan.
Support Development and Intermodal Transportation at Station to Help Reactivate The Cibatu-Garut Railroad rita rita; elvyana simbolon; anak Agung Bagus Randitya
Jurnal Transportasi Multimoda Vol 18, No 1 (2020): juni
Publisher : Puslitbang Transportasi Antarmoda-Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3411.696 KB) | DOI: 10.25104/mtm.v18i1.1641

Abstract

The implementation of sustainable transport systems has become a requirement in the policy and management strategies in handling the problems of not fully integrated transportation infrastructure network, transprotation service network and the level of public transport service in the development of a transportation network. As today, reactivation of the Railway line from Cibatu-Garut is being carried out, with the length of the Cibatu-Garut railway line being around 19.2 km. Some of the old stations used include Garut Station, Wanaraja Station and Pasir Jengkol.Station. From the results of data collection that has been carried out, it is necessary to increase the role of other public transportation as advanced transportation and increase accessibility and integration of public transport services at the transportation node (train station) by developing advanced transportation services and good modal transfer facilities. So that a sustainable transportation system will be done.
WOMEN’S REPRESENTATION WITHIN GENDER PERSPECTIVES Rita Rita; Tri Wahyu Retno Ningsih
Leksika: Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajarannya Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : University of Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/lks.v9i1.8

Abstract

Gender---means a concept, design or value---refers to the system of social relationships that distinguish the functions and roles of women and men because of biological differences or nature. At the same, the society then standardized to 'culture' and as if no longer negotiable, such that it is appropriate for men, while others for women. Various efforts were made to elevate and position of women as equal to men through a variety of institutions, both formal and non-formal. The final goal to be achieved is the realization of gender equality (social justice) in the midst of society. Among the strategies to achieve justice is to involve women in develop-ment. The provision of equal opportunities for women to perform activities in various fields as men appar-ently do not guarantee for the realization of gender equality Keywords: women’s representation, gender, stereotype
Strategi Pemulihan Industri Jasa Logistik Pasca Pandemi Covid-19 arif wismadi; Agus Taufik Mulyono; sa'duddin sa''duddin; Kuncoro Harto Widodo; Dewi Pratitha Rachmi; Umiyatun Hayati Triastuti; Dedy Cahyadi; Akhmad Rizal; yuveline aurora; Reslyana Dwitasari; Herawati herawati; Hsariwan Putra; Suci Susanti; Rita Rita
Jurnal Transportasi Multimoda Vol 18, No 2 (2020): Desember
Publisher : Puslitbang Transportasi Antarmoda-Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/mtm.v18i2.1724

Abstract

Dampak Pandemi Covid berdampak pada industri jasa logistik baik secara kinerja maupun finansial. Dalam kondisi pandemi Covid-19, beberapa bisnis di industri jasa logistik tidak berjalan tidak seperti biasanya (busines as usual mode), tetapi bagaimana dapat bertahan (survival mode) dan dapat bergerak untuk ke tahapan pemulihan dan pertumbuhan (recovery and growth mode). Namun, tidak semua industri jasa logistik terkena dampak negatif dari Pandemi Covid-19, untuk itu diperlukan proses pemetaan industri terdampak dan yang dapat bertahan sehingga dapat dibuat strategi pemulihan bisnis pasca pandemi Covid-19.Dampak dan respon Industri Jasa Logistik terhadap upaya pemulihan sangat bervariasi, secara umum strategi pemulihan melambat karena kontradiksi antara “keinginan untuk meraih pasar baru” dan “kondisi tidak siap berinvestasi untuk pemulihan akibat tersendatnya aliran kas selama pandemi. Kontradiksi tersebut dapat diselesaikan dengan beberapa “Prinsip Inovasi” pelayanan logistik, termasuk dengan referensi “Praktek Baik” yang sukses di masa pandemik untuk menjadi standar Model Bisnis layanan logistik nasional.Perubahan model bisnis yang dapat menjamin aliran kas dapat membantu terkumpulnya keberanian untuk berinvestasi, dengan semangat menciptakan pasar baru dan memperkuat sistem layanannya agar segera pulih dan tumbuh. Ketika komunitas industri tidak sanggup untuk mengubah bisnis modelnya karena keterbatasan pendanaan dalam masa pandemi, maka Pemerintah dapat hadir dengan stimulus keuangan yang dapat memicu dan memacu pergerakan angkutan barang. Perubahan “Mekanisme Anggaran” (APBN/APBD/BUMN) diperlukan untuk menjamin aliran kas di dunia usaha sehingga mempercepat pergerakan barang dan ekonomi nasional.
Potensi Pengembangan Angkutan Multimoda Di Kabupaten Jepara rita rita; bandiah Bandiah
Jurnal Transportasi Multimoda Vol 17, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Puslitbang Transportasi Antarmoda-Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/mtm.v17i1.1261

Abstract

Jepara merupakan kota bandar yang dikenal pada abad ke-16, dan terkenal akan industri meubelnya atau kerajinan ukiran kayu sejak pemerintahan Ratu Kalinyamat seorang tokoh wanita yang tekenal pada masa itu. Di Kabupaten Jepara terjadi peningkatan nilai ekspor jenis komoditi furniture dari kayu dan pelayanan pengangkutan khusus jenis komoditi tersebut yang beroperasi saat ini dari Jepara ke antar kota, provinsi, bahkan antar negara pada umumnya menggunakan jasa ekspedisi berupa alat transportasi darat, laut, dan udara.  Guna mengantisipasi peningkatan jumlah komoditi furniture dari kayu serta pengirimannya ke daerah-daerah tujuan dan berbagai mancanegara, perlu dilakukan penelitian potensi Pengembangan Angkutan Multimoda di Kabupaten Jepara.Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan angkutan multimoda khususnya angkutan meubel di Kabupaten Jepara sehingga dapat memberikan rekomendasi kebijakan pengembangan angkutan multimoda di Kabupaten Jepara dengan menggunakan metode deskriptif analitis dan wawancara mendalam dengan pemangku kebijakan di daerah tersebut.Hasil penelitian ini menunjukkan bahawa selama 5 tahun terakhir terjadi pertumbuhan volume ekspor furniture di Kabupaten Jepara sebesar 7.7% dari tahun 2012 – 2017; pergerakan barang di wilayah Kabupaten Jepara masih menggunakan unimodal, khususnya untuk pergerakan di Pulau Jawa, sedangkan angkutan multimoda di Kabupaten Jepara terjadi untuk pergerakan di dalam negeri antar pulau dan pergerakan luar negeri; belum adanya optimasi pergerakan angkutan barang menggunakan multimoda di Kabupaten Jepara; adanya potensi pengembangan terminal barang atau dry port di Kecamatan Welahan dengan menguhubungkan moda jalan raya dan moda kereta api dengan adanya reaktivasi jalur kereta api.
KUALITAS UDARA (PM10 DAN PM2.5) UNTUK MELENGKAPI KAJIAN INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP Rita Rita; Diah Dwiana Lestiani; Esrom Hamonangan Panjaitan; Muhayatun Santoso; Hernani Yulinawati
Jurnal Ecolab Vol 10, No 1 (2016): Jurnal Ecolab
Publisher : Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup Laboratorium Lingkungan (P3KLL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.115 KB) | DOI: 10.20886/jklh.2016.10.1.1-7

Abstract

Penentuan kualitas udara ambien dengan parameter PM10 dan PM2.5 menggunakan Gent Stacked Filter Unit Sampler dapat diterapkan dalam melengkapi parameter untuk perhitungan kualitas udara yang merupakan bagian dari perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH). IKLH merupakan gambaran atau indikasi awal yang memberikan kesimpulan cepat dari suatu kondisi lingkungan hidup pada lingkup dan periode tertentu. Pada rumusan IKLH yang dipublikasikan oleh KLH sejak tahun 2009-2014, parameter yang digunakan untuk kualitas udara hanya SO2 dan NO2. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi parameter kualitas udara yang digunakan untuk perhitungan IKLH dengan menambahkan parameter PM10 dan PM2.5. Idealnya ada 5 parameter yaitu SO2, NO2, PM10, PM2.5, dan O3 yang mewakili perhitungan kualitas udara untuk IKLH. PM10 dan PM2.5 merupakan pencemar utama yang memberi dampak besar terhadap kesehatan manusia. WHO menetapkan nilai baku mutu tahunan 20μg/m3 untuk PM10 dan 10μg/m3 untuk PM2.5. Dengan data PM10 dan PM2.5 dari penelitian ini diharapkan dapat melengkapi parameter Indeks Kualitas Udara (IKU) dalam kajian IKLH mendatang. Penelitian ini menunjukkan hasil simulasi perhitungan menggunakan AQI calculator di Provinsi Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali diperoleh kriteria “baik” bila hanya dengan parameter SO2 dan NO2. Namun bila ditambahkan parameter PM10 dan PM2.5 di keempat lokasi tersebut kriterianya menjadi “sedang”, kecuali Bali kriterianya tetap “baik”. Hal ini menunjukkan bahwa PM10 dan PM2.5 merupakan parameter sensitif yang berperan dalam menentukan kriteria kualitas udara. Diharapkan dengan memasukkan parameter PM10 dan PM2.5 dapat diperoleh hasil IKU yang mendekati kondisi sebenarnya.
Penetapan Mutu Ekstrak Etanol Kulit Batang Banyuru (Pterospermum celebicum, Miq.) Sebagai Bahan Baku Sediaan Herbal Terstandar Asnah Marzuki; Rahim Rahim; Rita Rita
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 3 (2016): Spesial Issue of Mulawarman Pharmaceuticals Conference Proceeding (Prosiding Semnas T
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.175 KB) | DOI: 10.25026/mpc.v3i2.94

Abstract

Penelitian penetapan mutu ekstrak etanol kulit batang Banyuru (Pterospermum celebicum, Miq), telah dilakukan, yang berasal dari daerah Bantaeng, Malino dan Pare-Pare, yang merupakan tanaman spesifik. digunakan sebagai tanaman tradisional Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan menjadikan sebagai bahan baku ekstrak sediaan herbal terstandar, menggunakan standar mutu sebagai parameter. Ekstrak herbal terstandar yang meliputi pengujian organoleptik ekstrak, dengan hasil menunjukkan semua ekstrak EKBB berwarna coklat tua, rasa sepat, bertekstur serbuk dan memiliki bau yang khas, pengujian kadar senyawa ekstrak EKBB asal Bantaeng yang larut air 13,48% dan kadar senyawa yang larut etanol 1,84%. Kadar senyawa ekstrak asal Malino yang larut air 14,89% dan kadar senyawa yang larut etanol 3,61%. Kadar senyawa EKBB asal Pare-Pare yang larut air 14,76% dan kadar senyawa yang larut etanol 2,48%. Profil senyawa kimia masing-masing ekstrak dilakukan dengan metode KLT- Densitofotometrik yaitu ekstrak EKBB menunjukkan bahwa daerah Bantaeng, Malino dan Pare-Pare mengandung senyawa golongan flavonoid, senyawa golongan flavonoid ditandai dengan bercak noda berwarna biru pada penyemprotan dengan reagen sitroborat. Total rata-rata kandungan flavonoid senyawa EKBB Bantaeng 1,10%, Malino 1,06% dan Pare-Pare 1,05% dihitung sebagai kuersetin.