Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN UREA PADA BATANG BAWAH SATU BULAN SEBELUM OKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS BIBIT TANAMAN KARET (Havea brasiliensis, Muell Arg.) Ratri Yulianingsih
Publikasi Informasi Pertanian Vol 1, No 22 (2016): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v1i22.12

Abstract

Usaha untuk meningkatkan hasil tanaman karet tidak terlepas dari perawatan bibit yang baik. Salah satu cara memelihara bibit yaitu dengan memenuhi kebutuhan hara selama di pembibitan. Agar bibit dapat tumbuh baik maka pemberian pupuk anorganik seperti urea perlu dilakukan. Pupuk urea sangat diperlukan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman karet karena tanaman karet memerlukan unsur nitrogen yang cukup untuk pertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh pemberian urea pada batang bawah terhadap pertumbuhan tunas bibit tanaman karet; (2) Dosis urea pada batang bawah yang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tunas bibit tanaman karet. Ruang lingkup penelitian meliputi variabel: (1) Variabel bebas, yaitu urea. (2) Variabel terikat, yaitu panjang tunas dan jumlah anak daun. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dengan pola non faktoral Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor perlakuan adalah urea (U) terdiri dari lima taraf, yaitu: u0 = tidak diberi urea; u1 = 2,5 gram urea per bibit; u2 = 5 gram urea per bibit; u3 = 7,5 gram urea per bibit; u4 = 10 gram urea per bibit. Jumlah tanaman dalam penelitian ini adalah seluruh tanaman pada tiap satuan percobaan, yaitu sebanyak 4 tanaman x 5 taraf urea x 5 ulangan = 100 tanaman. Sedangkan jumlah satuan pengamatan diambil 2 tanaman dari tiap satuan percobaan, jadi jumlah satuan pengamatan adalah 5 taraf urea x 5 ulangan x 2 tanaman = 50 tanaman pengamatan. Data dianalisis dengan sidik ragam, kemudian dilanjutkan dengan uji BNJ. Hasil pengamatan dan analisis data diketahui bahwa: (1) Pemberian urea pada batang bawah berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas bibit karet yang ditandai dengan panjang tunas dan jumlah anak daun. (2) Pemberian 10 gram urea pada batang bawah menghasilkan panjang tunas rata-rata 8.05 cm dan jumlah anak daun rata-rata 5.10 daun.
Pengaruh Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Terung Ungu (Solanum Melongena L.) Ratri Yulianingsih
Publikasi Informasi Pertanian Vol 13, No 24 (2017): Jurnal PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v13i24.68

Abstract

Pengembangan tanaman terung ungu di Kalimantan Barat termasuk di Kabupaten Sintang cukup memberi harapan, mengingat lahannya masih cukup mempunyai keterbatasan antara lain pH tanah rendah dan kandungan hara rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air cucian beras terhadap pertumbuhan serta hasil terung ungu pada tanah PMK dan mendapatkan dosis air cucian beras yang akan menghasilkan pertumbuhan dan hasil terung ungu tertinggi. Lingkup penelitian dalam penelitian ini adalah air cucian beras sebagai variabel bebas. Tinggi tanaman dan berat buah sebagai variabel terikat. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode percobaan lapangan dengan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri atas satu faktor percobaan dan terdiri dari tujuh taraf dan diulang sebanyak empat kali. Taraf perlakuan terdiri dari; a0 = tidak di beri air cucian beras a1 = Diberi air cucian beras 200 ml, a2 = diberi air cucian beras 400 ml, a3 = diberi air cucian beras 600 ml, a4 = Diberi air cucian beras 800 ml, a5 = diberi air cucian beras 1000 ml, dan a6 = diberi air cucian beras 1200 ml. Data yang terkumpul dianalisis dengan sidik ragam kemudian dilanjutkan dengan uji BNJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air cucian beras tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, tetapi berpengaruh nyata terhadap hasil terung ungu, ditunjukkan oleh meningkatnya berat buah dengan hasil tertinggi pada perlakuan a5=1000 ml dengan rerata beratnya 69.17 gram per tanaman.
Pemberian Pupuk Organik Cair Kotoran Kambing Dalam Meningkatkan Hasil Terung (Solanum melongena, L.) Ratri Yulianingsih
Publikasi Informasi Pertanian Vol 15, No 29 (2019): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v15i29.340

Abstract

Pemanfaatan bahan organik kotoran kambing perlu diberikan pada tanaman melalui tanah dengan kandungan bahan organik dan unsur hara rendah. Supaya bahan organik tanah bertambah serta unsur hara di dalamnya dapat terserap oleh tanaman maka pupuk kandang diberikan dalam bentuk pupuk organik cair. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair kotoran kambing dalam meningkatkan hasil tanaman terung. Penelitian ini menggunakan metode percobaan lapangan, percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Perlakuan pada penelitian ini adalah POC kotoran kambing, yang terdiri dari lima taraf yaitu: P0 (tanpa POC kotoran kambing), P1 (4 ml), P2 (8 ml), P3 (12 ml), P4 (16 ml). Data hasil penganatan dianalisis dengan uji F dan dilanjutkan dengan uji BNJ. Hasil penelitian diketahui bahwa pemberian pupuk organik cair kotoran kambing sebanyak 16 ml dapat meningkatkan hasil tanaman terung dengan jumlah buah rata-rata 4,90 buah dan berat buah rata-rata 0,44 kg per tanaman. Kata kunci: POC kotoran kambing, Hasil, Terung
Pengaruh Abu Sekam Padi Terhadap Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata Sturt.) Pada Tanah PMK Ratri Yulianingsih
Publikasi Informasi Pertanian Vol 16, No 31 (2020): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v16i31.446

Abstract

Penurunan produktivitas tanaman dapat dipengaruhi oleh kesuburan tanah. Pemberian abu sekam padi diharapkan mampu meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Hal ini dikarenakan abu sekam padi merupakan bahan organik yang dapat meningkatkan unsur hara pada tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh abu sekam padi dalam meningkatkan hasil jagung manis. Ruang lingkup penelitian terdiri dari dua variabel yaitu: variabel bebas terdiri dari abu sekam padi, dan variabel terikat terdiri dari berat tongkol kotor dan berat tongkol bersih. Penelitian ini mengunakan metode eksperimen lapangan dan mengunakan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK), faktor pertama adalah abu sekam padi yang terdiri dari lima taraf yaitu P0 = Tanpa abu sekam padi (kontrol); P1 = Abu sekam padi sebanyak 180g/m2; P2 = Abu sekam padi sebanyak 360g/m2; P3 = Abu sekam padi sebanyak 540g/m2; P4 = Abu sekam padi sebanyak 720g/m2. Parameter yang diamati adalah berat tongkol kotor (gram) dan berat tongkol bersih (gram). Data dianalisis dengan sidik ragam kemudian dilanjutkan dengan uji BNJ. Hasil penelitian menunjukkan abu sekam padi berpengaruh sangat nyata dalam meningkatkan hasil tanaman jagung manis. Pemberian 720g/m2 abu sekam padi memberikan rerata pertumbuhan dan hasil tertinggi yang ditunjukan oleh peubah berat tongkol kotor 428,83 gram dan berat tongkol bersih 351,86 gram.
PENINGKATAN PRODUKSI SAWI HIJAU (Brassica chinensis Var. Parachinensis) MELALUI PEMBERIAN PUPUK KANDANG KOTORAN ITIK Ratri Yulianingsih; Eko Wardoyo
Publikasi Informasi Pertanian Vol 17, No 1 (2021): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v17i1.510

Abstract

Upaya peningkatan produksi sawi hijau dapat dilakukan dengan menambahkan pupukkandang kotoran itik pada tanah dengan kandungan bahan organik dan unsur hara rendah. Pemberiankotoran itik dapat memperbaiki sifat fisik tanah sehingga unsur hara lebih mudah diserap tanaman.Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang kotoran itik dalam meningkatkanproduksi sawi hijau. Penelitian ini menggunakan metode percobaan lapangan, percobaan dilakukandengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Perlakuan pada penelitian ini adalah pupukkandang kotoran itik, yang terdiri dari lima taraf yaitu: I0 (tanpa pupuk kandang kotoran itik), I1 (diberikan pupuk kandang kotoran itik sebanyak 1 kg/m2), I2 (diberikan pupuk kandang kotoranitik sebanyak 2 kg/m2), I3 (diberikan pupuk kandang kotoran itik sebanyak 3 kg/m2), I4 (diberikanpupuk kandang kotoran itik sebanyak 4 kg/m2). Data hasil penganatan dianalisis dengan uji F dandilanjutkan dengan uji BNJ. Hasil penelitian diketahui bahwa pemberian pupuk kandang kotoranitik sebanyak 4 kg/m2 dapat meningkatkan produksi hijau dengan rata-rata tinggi tanaman 26,20cm, jumlah daun 8,10 helai, dan berat segar tanaman rata-rata 37,75 gram per tanaman.
APLIKASI PUPUK KOTORAN WALET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata Strut.) Nurhadiah -; Ratri Yulianingsih; Kristian Feri; Melira Yola Putranti
Publikasi Informasi Pertanian Vol 17, No 2 (2021): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v17i2.536

Abstract

Budidaya jagung manis pada tanah PMK perlu dilakukan penambahan bahan organik tanah.Bahan organik yang dapat dimanfaatkan diantaranya pupuk kotoran walet. Tujuan penelitian ini adalahmengetahui pengaruh pupuk kotoran walet terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis sertamengetahui dosis pupuk kotoran walet yang optimal dalam menghasilkan pertumbuhan dan hasiljagung manis pada tanah PMK. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Rancangan AcakKelompok yang terdiri atas 5 taraf perlakuan pupuk kotoran walet (w) dan masing-masing tarafperlakuan diulang 5 kali. Taraf perlakuan tersebut adalah: w0= Tanpa pupuk kotoran walet; w1=Pupuk kotoran walet 1000 g/m2; w2= Pupuk kotoran walet 2000 g/m2; w3= Pupuk kotoran walet3000 g/m2dan w4= Pupuk kotoran walet 4000 g/m2. Satuan pengamatan dalam penelitian ini sebanyak150 tanaman. Variabel pngamatan yaitu tinggi tanaman, berat tongkol kotor dan berat tongkol bersih.Data pengamatan dianalisis menggunakan analisis sidik ragam rancangan acak kelompok dan dilanjutkandengan menggunakan uji BNJ. Hasil analisis menunjukan bahwa pemberian pupuk kotoran waletberpengaruh nyata terhadap ketiga variabel yang diamati. Dosis pupuk kotoran walet yang optimaldalam menghasilkan pertumbuhan dan hasil jagung manis sebanyak 4000 g/m2, ditunjukkan denganrerata tertinggi dari tinggi tanaman 141,37 cm, berat tongkol kotor 644,63 g, dan berat tongkolbersih 629,10 g
Peningkatan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bayam Merah (Amaranthus Tricolor, L.) Dengan Pemberian Pupuk Organik Cair Urine Sapi Ratri Ratri Yulianingsih
Publikasi Informasi Pertanian Vol 15, No 28 (2019): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v15i28.292

Abstract

Bayam merah dapat tumbuh pada semua jenis tanah, termasuk tanah PMK. Tanah PMK mempunyai keterbatasan seperti rendahnya kandungan bahan organik dan unsur hara. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bayam merah pada tanah PMK dapat dilakukan dengan memberikan pupuk organik cair atau POC. Salah satu jenis POC yang dapat digunakan adalah POC urine sapi, karena mengandung unsur hara N, P, dan K serta unsur hara mikro. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 taraf perlakuan dan 4 ulangan. Taraf perlakuan sebagai berikut: tidak diberi POC (N0), 50 cc POC urine sapi /1,5 liter air dengan volume 250 cc (N1), 100 cc POC urine sapi /1,5 liter air dengan volume 250 cc (N2), 150 cc POC urine sapi /1,5 liter air dengan volume 250 cc (N3), 200 cc POC urine sapi /1,5 liter air dengan volume 250 cc (N4), 250 cc POC urine sapi /1,5 liter air dengan volume 250 cc (N5). Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji BNJ. Hasil penelitian menunjukan bahwa POC urine sapi dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil bayam merah, yang terlihat dari hasil pengukuran tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat segar tanaman. Pemberian 150 cc POC urine sapi/1,5 liter air dengan volume 250 cc menghasilkan pertumbuhan dan hasil bayam merah tertinggi dengan rerata pertumbahan tinggi tanaman (36,55 cm), rerata jumlah daun pertanaman (18 helai), dan rerata berat segar tanaman (0,079 g). Kata Kunci: POC Urine Sapi, Pertumbuhan, Hasil, Bayam Merah, Tanah PMK
PENGARUH DI GROW TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (Cucumis sativus L) Ratri Yulianingsih; Fatah Al Muiz Annur Yaasin
Publikasi Informasi Pertanian Vol 12, No 23 (2016): Jurnal PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v12i23.24

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh DI Grow terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun, serta mengetahui dosis DI Grow yang menghasilkan pertumbuhan dan hasil mentimun terbaik. Variabel bebas: DI Grow. Variabel terikat: berat basah berangkasan, jumlah buah, dan berat buah. Percobaan ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan empat ulangan, perlakuan dalam penelitian ini adalah pemberian pupuk DI Grow yang terdiri dari enam taraf perlakuan: d0 = tidak diberi DI Grow; d1 = 10 ml DI Grow per liter air; d2 = 20 ml DI Grow per liter air; d3 = 30 ml DI Grow per liter air; d4 = 40 ml DI Grow per liter air; d5 = 50 ml DI Grow per liter air. Data dianalisis dengan uji F dan dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 95% dan 99%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pupuk DI Grow berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil mentimun yang ditandai dengan meningkatnya berat basah berangkasan, jumlah buah dan berat buah. Pemberian 50 ml DI Grow per liter air menghasilkan rata-rata berat berangkasan dan berat buah tertinggi, yaitu 0,13 kg per tanaman untuk berat berangkasan, dan 1 kg per tanaman untuk berat buah. Sedangkan jumlah buah tertinggi dihasilkan pada pemberian 50 ml tidak berbeda nyata dari pemberian 30 ml dengan selisih rata-rata 0,31 buah.
PENINGKATAN PRODUKSI KACANG HIJAU (Vigna radiate L) MELALUI PEMBERIAN POCAMPAS TAHU Ratri Yulianingsih; Eko Wardoyo
Publikasi Informasi Pertanian Vol 17, No 2 (2021): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v17i2.537

Abstract

Produksi kacang hijau (VignaradiataL.) yang bermutu dan berkualitas dihasilkan daribudidaya yang baik, salah satunya dengan pemberian POC ampas tahu. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui efektivitas POC ampas tahu terhadap pertumbuhan dan hasil tanamankacang hijau. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dan pola dasarRancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 taraf dosis perlakuan yaitu, T0=tanpa pemberianPOC ampas tahu, T1= 15 ml POC ampas tahu/tanaman, T2= 30 ml POC ampas tahu/tanaman,T3= 45 ml POC ampas tahu/tanaman, T4= 60 ml POC ampas tahu/tanaman, masing-masingtaraf diulang 5 kali. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah polong, dan beratbiji. Data dianalisis dengan Uji Beda Nyata Jujur(BNJ) pada selang kepercayaan 95% dan 99%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian POC ampas tahu sebanyak 45 ml/tanamanberpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah polong, dan berat biji dengan reratatertinggi yaitu, 22,00cm pertanaman, 11,70 polong per tanaman dan 6,73 g per tanaman.
UPAYA PERBAIKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS DENGAN PEMBERIAN POC Azolla microphylla Herlina Kurniawati; Ratri Yulianingsih; Listi Wahda
Publikasi Informasi Pertanian Vol 17, No 1 (2021): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v17i1.507

Abstract

Jagung manis (Zea mays Saccharata) adalah salah satu tanaman serealia di Indonesia,selain sebagai tanaman bahan pangan pokok pengganti beras dalam upaya diversifikasi pangan,jagung juga merupakan pakan ternak. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil produksi jagungadalah penambahan POC Azolla microphylla. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhPOC Azolla microphylla terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis, dan mengetahui dosisnyadalam menghasilkan pertumbuhan dan hasil jagung tertinggi. Penelitian ini menggunakan metodeeksperimen lapangan dan menggunakan rancangan lingkungan dengan pola rancangan acakkelompok. Perlakuan pada penelitian ini adalah POC Azolla microphylla yang terdiri dari limataraf yaitu B0 = Tanpa POC Azolla microphylla, B1 = 60 ml POC Azolla microphylla/ liter air/m2,B2 = 120 ml POC Azolla microphylla/ liter air/m2, B3 = 180 ml POC Azolla microphylla/liter air/m2, B4 = 240 ml POC Azolla microphylla/liter air/m2. Parameter yang diamati adalah tinggitanaman (cm), berat kotor dan berat bersih tongkol (gram). Data dianalisis dengan sidik ragamkemudian dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberianPOC Azolla microphylla berpengaruh sangat nyata pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagungmanis. Pemberian 240 ml POC Azolla microphylla/liter air/m2 memberikan rerata pertumbuhandan hasil tertinggi yang ditunjukkan oleh peubah tinggi tanaman dengan rerata tertinggi yaitu 155,96cm, rerata berat tongkol kotor terberat yaitu 421,55 g, dan rerata berat tongkol bersih terberatyaitu 299,35 g.