Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Pemberian Kompos Kulit Durian Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Di Main Nursery Markus Sinaga
Publikasi Informasi Pertanian Vol 16, No 30 (2020): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v16i30.376

Abstract

Pemberian kompos kulit durian pada bibit kelapa sawit selama berada di pembibitan diperlukan sebgai upaya dalam memenuhi kebutuhan hara serta memperbaiki aerasi tanah sehingga pertumbuhan bibit menjadi lebih baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemberian kompos kulit durian dalam meningkatkan pertumbuhan bibit kelapa sawit di main nursery, dan mengetahui taraf dosis kompos kulit durian yang meningkatkan pertumbuhan bibit kelapa sawit tertinggi di main nursery. Penelitian ini terdiri darikompos kulit durian sebagai variabel bebas, pertambahan tinggi bibit, dan pertambahan lilit batang sebagai variabel terikat. Penelitian ini menggunakan metode percobaan lapangan, rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), sebagai perlakuan pada percobaan ini adalah kompos kulit durian yang terdiri dari lima taraf yaitu, tidak diberi kompos kulit durian (O0), 15 gram kompos kulit durian (O1), 30 gram kompos kulit durian (O2), 45 gram kompos kulit durian (O3), dan 60 gram kompos kulit durian (O4) masing-masing taraf diulang lima kali. Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis ragam. Hasil penelitian diketahui bahwa, Pemberian kompos kulit durian berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan pertumbuhan bibit kelapa sawit di main nursery. Tidak diperoleh dosis pemberian kompos kulit durian terbaik yang memberikan pengaruh nyata dalam meningkatkan pertumbuhan bibit kelapa sawit tertinggi di main nursery.
PENINGKATAN PERTUMBUHAN SERTA HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays, L) PADA TANAH PMK MELALUI PEMBERIAN PUPUK HAYATI CAIR Markus Sinaga; Rudi Rudi
Publikasi Informasi Pertanian Vol 17, No 2 (2021): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v17i2.534

Abstract

Meningkatkan hasil tanaman jagung (Zea mays, L) pada tanah yang kurang subur sepertipada tanah PMK perlu penanganan yang intensif salah satunya dengan pemberian pupuk dengan dosisyang tepat. Pada penelitian ini pupuk yang digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagungadalah pupuk hayati.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pertumbuhan serta hasiltanaman jagung PMK melalui pemberian pupuk hayati cair, dan mengetahui dosis pupuk hayati cairyang dapat meningkatkan pertumbuhan serta hasil yang tertinggi tanaman jagung pada tanah PMK.Lingkup dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel. Variabel bebas yaitu, pemberian pupuk hayaticair. Variabel terikat yaitu diameter batang, berat tongkol dengan kelobot, dan berat tongkol tanpakelobot.Percobaan ini dirancang secara tunggal dengan menggunakan rancangan lingkungan pola dasarRancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor perlakuan adalah pupuk hayati cair yang terdiri dari limataraf perlakuan, yaitu: b0 (tidak diberi pupuk hayati cair), b1 (7,5 cc pupuk hayati cair/ liter air), b2 (15cc pupuk hayati cair/ liter air), b3 (22,5 cc pupuk hayati cair/ liter air), dan b4 (30 cc pupuk hayati cair/liter air). Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji F kemudian dilanjutkan dengan uji BNJ.Hasilpenelitian diketahui bahwa pertumbuhan vegetatif tanaman jagung pada tanah PMK tidak nyatapeningkatannya tetapi nyata terhadap peningkatan hasil hal ini terlihat dari parameter berat tongkolkotor, dan berat tongkol. Pemberian 22,5 cc pupuk hayati cair/liter air menghasilkan berat tongkoltertinggi baik tongkol kotor (dengan kelobot) dengan berat rata-rata 0,29 kg per tanaman maupuntongkol bersih (tanpa kelobot) dengan berat rata-rata 0,22 kg per tanaman.
PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BUNCIS PADA TANAH PMK DENGAN PEMBERIAN BOKASHI SEKAM PADI Herlina Kurniawati; markus sinaga; Julius Janir Guntara
Publikasi Informasi Pertanian Vol 17, No 2 (2021): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v17i2.539

Abstract

Buncis (Phaseolus vulgaris, L) termasuk sayuran sangat penting karena sayuran ini banyakmengandung karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Zat-zat tersebut sangat dibutuhkan manusiauntuk menjaga kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bokashisekam padi terhadap pertumbuhan dan hasil buncis, dan untukmendapatkan dosis bokashi sekam padiyang sesuai dan dapat berpengaruh pada jumlah polong, berat polong, dan berat basah berangkasanbuncis. Penelitian inimenggunakan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor perlakuandalampenelitian ini adalah bokashi sekam padi, yang terdiri atas 5 ulangan, dengan dosisyang diberikansebanyak 5 taraf perlakuan yaitu, B0= tidak diberi bokashi sekampadi (kontrol), B1= 1,5 kg bokashisekam padi/m², B2= 3 kg bokashi sekampadi/m², B3= 4,5 kg bokashi sekam jadi/m², B4= 6 kgbokashi sekam padi/m².Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bokashi sekam padiberpengaruhnyata terhadap pertumbuhan dan hasil buncis di tanah PMK, yang ditandai denganjumlahpolong, berat polong, dan berat basah berangkasan tanaman buncis.Pemberian 6 kg bokashi sekampadi menghasilkan pertumbuhan terbaik tanamanbuncis. Jumlah polong rata-rata 54,00 buah/tanaman,dan rata-rata berat polong283,20 gram/tanaman, sedangkan pemberian 6 kg bokashi jeramipadimenghasilkan berat basah berangkasan tertinggi dengan berat rata-rata 281,17gram/tanaman.
PENGARUH PEMBERIAN POC DOSIS TINGGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea, L.) Markus Sinaga
Publikasi Informasi Pertanian Vol 14, No 27 (2018): Jurnal PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v14i27.195

Abstract

Meningkatkan hasil tanaman sawi dapat dilakukan dengan cara pemberian pupuk organik cair. Keuntungan menggunakan pupuk organik karena unsur hara yang terdapat di dalamnya terbilang lengkap, tetapi kelemahan yang dimiliki oleh pupuk organik cair adalah unsur haranya rendah. Untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi yang optimal pemberian pupuk organik cair dapat dilakukan dengan dosis tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh pemberian pupuk organik cair dosis tinggi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau. (2) Dosis pemberian pupuk organik cair dosis tinggi yang tepat dan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tertinggi tanaman sawi hijau. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu, pupuk organikcair, sedangkan variabel terikatnya terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat segar tanaman. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dan menggunakan rancangan lingkungan dengan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK), faktor perlakuan dalam percobaan ini adalah pupuk organik cair dosis tinggi yang terdiri dari lima taraf, yaitu: 5 ml per liter air (c1), 7,5 ml per liter air (c2), 10 ml per liter air (c3), 12,5 ml per liter air (c4), dan 15 ml per liter air (c5). Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis ragam kemudian dilanjutkan dengan uji Duncans Multiple Ranges Test (DMRT) pada selang kepercayaan 95%. Hasil analisa data diketahui bahwa pemberian pupuk organik cair dosis tinggi berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, tetapi berpengaruh nyata terhadap hasil tanaman sawi hijau hal ini terlihat dari berat segar tanaman, dan dosis pemberian pupuk organik cair yang optimal untuk meningkatkan hasil tanaman sawi hijau adalah 7,5 ml per liter air, yang menghasilkan berat segar rata-rata 192,50 gram per tanaman.
Pengaruh Limbah Cair Tahu Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Markus Sinaga
Publikasi Informasi Pertanian Vol 14, No 26 (2018): Jurnal Piper
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v14i26.125

Abstract

Mentimun adalah salah satu sayuran buah yang banyak dikonsumsi segar oleh masyarakat. Salah satu kendala pengembangan tanaman mentimun adalah sifat fisik dan kimia tanah. Tanah yang kurang subur menyebabkan produksi tidak sesuai dengan potensi hasil, untuk itu dalam penanaman mutlak diperlukan pengolahan tanah dan penambahan usur hara. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh limbah cair tahu terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman timun pada tanah PMK, serta mendapatkan dosis limbah cair tahu yang menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman timun tertinggi. Lingkup penelitian dalam penelitian ini adalah dosis limbah cair tahu sebagai variabel bebas. Tinggi tanaman, jumlah buah, dan berat buah per tanaman sebagai variabel terikat. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak kelompok (RAK ), terdiri dari 5 taraf perlakuan, yaitu: B0 (tanpa limbah cairtahu), B1 (25 ml limbah cair tahu/liter air), B2 (50 ml limbah cair tahu/ liter air), B3 (75 ml limbah cair tahu/ liter air), B4 (100 ml limbah cair tahu/ liter air) masingmasing taraf perlakuan di ulang 5 kali. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji F dan dilanjutkan dengan uji BNJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah cair tahu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman timun. Dosis limbah cair tahu yang menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman timun adalah 50 ml/liter air. Rata-rata pertumbuhan yang dihasilkan adalah 0,28 kg berat kering tanaman, 0,41 kg berat buah per tanaman, dan 5,83 buah per tanaman.
Pemberian Pupuk Organik Granular Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogea,L) Pada Tanah Ultisol Markus Sinaga
Publikasi Informasi Pertanian Vol 13, No 24 (2017): Jurnal PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v13i24.65

Abstract

Pemberian pupuk organik granular mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanahpada tanah ultisol,hal ini dikarenakan bahan dasar pembuatannya berasal dari bahan-bahan organik sehingga mampu menambah bahan orgaik tanah. Membaiknya kondisi tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman dalam hal ini kacang tanah, sehinggahasil yang diberikan menjadi lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pemberian pupuk granular terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah pada tanah ultisol. (2) Dosis pupuk organik granular yang memberikan pengaruh tertinggi terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah pada tanah ultisol. Variabel bebas yaitu, pupuk organik granular.Variabel terikat terdiri atas tinggi tanaman, jumlah polong isi, dan berat biji. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan lima ulangan,perlakuan dalam penelitian ini adalah pemberian pupuk organik granular yang terdiri dari lima taraf perlakuan, yaitu: p0 = tidak diberi organik granular, p1 = 25 g organik granular per m2, p2= 50 g organik granular per m2, p3 = 75 g organik granular per m2, p4 = 100 g organik granular per m2. Data dianalisis dengan analisis ragam dan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada selang kepercayaan 95 dan 99%. Hasil penelitian diketahui bahwa Pupuk organik granular berpengaruh terhadap hasil tanaman kacang tanah pada tanah ultisol yang ditandai dari jumlah polong isi dan berat polong isi, tetapi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman yang ditandai dengan tinggi tanaman. Dosis organik granular yang menghasilkan jumlah polong isi dan berat biji tanaman kacang tanah pada tanah ultisol adalah 100 gram per m2 tetapi tidak lebih baik dari pemberian 75 gram.
PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS SEKAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena, L.) PADA TANAH PMK Markus Sinaga
Publikasi Informasi Pertanian Vol 12, No 23 (2016): Jurnal PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v12i23.27

Abstract

Pemberian bahan organic seperti kompos sekam perlu dilakukan dalam mencukupi bahan organik tanah, terutama pada tanah PMK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos sekam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung pada tanah PMK, dan mengetahui dosis pemberian kompos sekam yang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung pada tanah PMK. Lingkup penelitian ini terdiri variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah kompos sekam. Variabel terikat meliputi, tinggi tanaman, diameter batang, dan berat buah. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen lapangan dan menggunakanrancangan lingkungan dengan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor perlakuan pada penelitian ini adalah kompos sekam padi yang terdiri dari sembilan taraf perlakuan, yaitu: k0 = tidak diberi kompos sekam; k1 = 0,5 kg kompos sekam per m2; k2 = 1 kg kompos sekam per m2; k3 = 1,5 kg kompos sekam per m2; k4 = 2 kg kompos sekam per m2; k5 = 2,5 kg kompos sekam per m2; k6 = 3 kg kompos sekam per m2; k7 = 3,5 kg kompos sekam per m2; k8 = 4 kg kompos sekam per m2. Data dianalisa dengan uji F dan uji BNJ. Hasil penelitian diketahui bahwa Pemberian kompos sekam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung pada tanah PMK. Pemberian kompos sekam 2 kg per m2 pada tanah PMK menghasilkan berat buah tertinggi dengan berat rata-rata 0,33 kg atau 330 gram per tanaman.
Peningkatan Produksi Kacang Panjang (Vigna sinensis, L.) Melalui Pemberian Solid Pada Tanah Podsolik Merah Kuning (PMK) Markus Sinaga
Publikasi Informasi Pertanian Vol 16, No 31 (2020): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v16i31.443

Abstract

Meningkatkan produksi kacang panjang pada tanah yang kurang subur seperti tanah Podsolik Merah Kuning (PMK) dapat dilakukan dengan pemberian bahan organik seperti solid, karena dapat mengatasi kekurangan bahan organik dan unsur hara. Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan produksi kacang panjang melalui pemberian solid pada tanah PMK. Mengetahui jumlah pemberian solid yang dapat meningkatkan produksi kacang panjang pada tanah PMK. Penelitian ini menggunakan metode percobaan lapangan, dan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan pada penelitian ini adalah pemberian solid (S) yang terdiri dari lima taraf, yaitu: tanpa pemberian solid (S0), 1,3 kg solid/ m2 (S1), 2,6 kg solid/m2 (S2), 3,9 kg solid/m2 (S3), dan 4,2 kg solid/m2 (S4). Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji BNJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian solid tidak meningkatan berat berangkasan, tetapi meningkatkan jumlah dan berat polong. Pemberian 2,4 kg solid dapat meningkatkan produksi kacang panjang pada tanah PMK, rata-rata jumlah polong 372,63 per tanaman dan berat polong rata-rata 438,37 gram per tanaman. Kata kunci: PMK, Solid, Kacang Panjang, Produksi
PENINGKATAN PRODUKSI KACANG HIJAU MELALUI PEMBERIAN KOMPOS SEKAM PADI PADA TANAH PMK Markus Sinaga; samson -
Publikasi Informasi Pertanian Vol 17, No 1 (2021): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v17i1.511

Abstract

Kacang hijau (Phaseolus radiatus, L.) di Kabupaten Sintang produksinya masih rendahhal ini diduga karena faktor utamanya adalah tanah yang kurang subur seperti tanah PMK dimanatanah ini paling dominan sebarannya. Sebagai salah satu upaya meningkatkan produksi komoditasini penggunaan kompos sekam padi dijadikan alternatif karena mampu memperbaiki sifat fisik,kimia dan biologi tanah PMK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi kacang hijaumelalui pemberian kompos sekam padi pada tanah PMK dan mengetahui dosis pemberian kompossekam padi meningkatkan produksi kacang hijau pada tanah PMK. Variabel bebas dalam penelitianini adalah pemberian kompos sekam padi, sedangkan variabel terikat yaitu tinggi tanaman, jumlahpolong, berat biji. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dan menggunakanRancangan Acak Kelompok (RAK), perlakuan dalam penelitian ini kompos sekam padi (P)terdiri dari 7 taraf perlakuan yaitu tidak diberi kompos sekam padi (P0), 0,5 kg kompos sekampadi (P1), 1 kg kompos sekam padi (P2), 1,5 kg kompos sekam padi (P3), 2 kg kompos sekam padi(P4), 2,5 kg kompos sekam padi (P5), dan 3 kg kompos sekam padi (P6) masing-masing tarafdiulang 4 kali. Data dianalisis menggunakan uji F dan uji BNJ. Hasil penelitian diketahui bahwaproduksi kacang hijau pada tanah PMK meningkat akibat pemberian kompos sekam padi, hal initerlihat dari hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman dan berat biji per tanaman. Pemberiankompos sekam padi 3 kg menghasilkan rata-rata tinggi tanaman tertinggi yaitu 53,50 cmdan ratarataberat biji 14,95 g meskipun tidak lebih berat dari pemberian 2,5 kg dengan berat rata-rata14,03 g per tanaman kacang hijau pada tanah PMK.
PEMBERIAN DOLOMIT DAN NPK PONSKA PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.) PADA TANAH PMK Markus Sinaga
Publikasi Informasi Pertanian Vol 1, No 22 (2016): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v1i22.11

Abstract

Kacang hijau merupakan salah satu jenis tanaman pertanian yang penting karena banyak mengandung gizi. Hasil kacang hiju di kabupaten Sintang perlu ditingkatkan karena hasilnya masih rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil kacang hiju adalah dengan pemberian Dolomit dan NPK Ponska. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian Dolomit dan NPK Ponska, pengaruhnya secara mandiri serta interaksinya terhadap pertumbuhan serta hasil kacang hijau pada tanah PMK dosis NPK dan untuk mendapatkan kombinasi antara Dolomit dengan NPK Ponska yang akan menghasilkan pertumbuhan serta hasil kacang hijau tertinggi. Penelitian ini menggunakan metode percobaan lapangan. Penelitian ini dirancang secara faktorial terdiri dari 2 faktor, dilaksanakan dengan rancangan acak kelompok (RAK). Faktor pertama adalah Dolomit (D) terdiri dari 3 taraf dosis, yaitu tanpa Dolomit (d0), 100 g Dolomit per m2 (d1), 200 g Dolomit per m2 (d2). Faktor kedua adalah NPK Ponska (N) terdiri dari 4 taraf, yaitu tanpa NPK Ponska (n0), 15 g NPK Ponska per m2 (n1), 30 g NPK Ponska per m2 (n2), dan 45 g NPK Ponska per m2 (n3). Pengamatan dilakukan terhadap peubah tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong, dan berat biji per tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Dolomit dan NPK Ponska secara mandiri serta interksinya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau, yang ditunjukkan oleh peubah tinggi tanaman, jumlah polong, dan berat biji per tanaman. Pertumbuhan tertinggi akibat pemberian Dolomit dicapai pada dosis 200 g per m2. Pada dosis Dolomit tersebut menghasilkan rerata tinggi tanaman 43,833 cm, jumlah polong 44,917 buah, dan berat biji per tanaman 27,000 g. Pertumbuhan tertinggi akibat pemberian NPK Ponska dicapai pada dosis 45,0 g per m2, pada dosis NPK Ponska tarsebut menghasilkan rerata tinggi tanaman 44,444 cm, jumlah polong 45,611 buah, dan berat biji per tanaman 27,722 g. Pertumbuhan dan hasil tertinggi akibat interaksi antara Dolomit dengan NPK Ponska dicapai pada kombinasi dosis 200 g Dolomit per m2 dengan 45 g NPK Ponska per m2 (kombinasi dosis d2n2,). Pada kombinasi dosis tersebut menghasilkan tinggi tanaman (51,170 cm), jumlah polong per tanaman (53,500 buah), dan berat biji per tanaman (32,333 gram).