Zahraeni Kumalawati
Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Skrining Isolat Plant Growth Promoting Rhizobacteri (PGPR) dari Pertanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum) di Gorontalo K, Kafrawi; Kumalawati, Zahraeni; Muliani, Sri
Prosiding Seminar Biologi 2015: Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Prosiding Seminar Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebanyak 25 rizobakteri telah diisolasi dari tanaman bawang merah di Gorontalo dan telah diuji kemampuannya sebagai isolat potensial (PGPR). 19 isolat yang menghasilkan metabolit sekunder komponen PGPR seperti auksin, giberelin, fiksasi N2, pelarut fosfat, siderophores dan sifat antagonis terhadap Fusarium oxysporum f, sp cepae. Isolat GR 7, GR 11, GR 21, GR 24 dan GR 25 berpotensi sebagai konsorsium formulasi bakteri PGPR karena dapat menghasilkan metabolit sekunder yang berguna untuk pertumbuhan tanaman bawang merah.Kata Kunci: bawang merah, Gorontalo, PGPR, rhizobakteri
Identifikasi dan Isolasi Spora Tunggal Cendawan Mikoriza Arbuskula Pada Rhizospheren Tebu (Saccharum officinarum L.). Kumalawati, Zahraeni; D, Kafrawi; A, Asmawati
Prosiding Seminar Biologi 2015: Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Prosiding Seminar Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian dengan melakukan eksplorasi cendawan mikoriza arbuskula melalui pengambilan sampel tanah pada pertanaman tebu di kebun pabrik gula Takalar baik yang berada di wilayah KabupatenGowa, Kabupaten Takalar, maupun Kabupaten Jeneponto. Sampel tanah yang diperoleh disaring dengan metode penyaringan basah untuk mendapatkan spora mikoriza untuk diidentifikasi. Selanjutnya, sporaspora mikoriza dipisahkan berdasarkan jenisnya lalu dikembangbiakkan pada kultur spora tunggal. Hasil penelitian menunjukkan keanekaragaman jenis mikoriza terbesar di kebun tebu PG Takalar terdapat di wilayah Kabupaten Gowa, Secara keseluruhan, telah teridentifikasi sepuluh jenis mikoriza arbuskula dari rhizosfer tanaman tebu PG Takalar yang tergolong dalam empat genus yaitu Sclerocystis, Glomus, Acaulospora, dan Gigaspora, kecuali Sclerocystis, tiga genus mikoriza yang lain memiliki karakteristik spora hampir sama serta daerah penyebaran yang luas. Mikoriza Glomus memiliki kelimpahan yang paling besar, diikuti Gigaspora dan Acaulospora sp. Mikoriza Glomus sp. dan Acaulospora sp. telah berhasil dikembangkan dan diperbanyak melalui kultur spora tunggal.Kata Kunci: kultur spora tunggal, mikoriza arbuskula, tebu
Tingkat Pertumbuhan dan Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Berbagai Topografi Lahan Kafrawi, K; Hesti, Nur; Syatrawati, S; Rahim, Iradhatullah; Kumalawati, Zahraeni
Jurnal Galung Tropika Vol 12 No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Universitas Muhammadiyah Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/jgt.v12i2.1109

Abstract

This study aims to compare oil palm growth and yield in various topography on one stretch of land. Topography can affect the rate of erosion on agricultural land. High erosion rates transport nutrients to lower places, reducing land productivity, including oil palm plantations. It conducted the research by taking data on the growth and production of palm oil at PT. Perkebunan Nusantara XIV Keera-Maroangin Unit in October - December 2020. Observations were made of oil palm plantations on 3 types of land topography, namely (1) flat land: slope <3%, with a height difference <2 m, (2) undulating land: slope 8-15%, with a height difference of 10-50 cm, and (3) hilly land: slope 15-30%, with a height difference of 50-300 cm. Available secondary data is data from samples taken using a systematic random method. The sample data was then statistically processed using the two-party test method at the 0.05 level. The results showed that all growth parameters, namely plant height (98.09 cm), trunk circumference (301.94), frond length (413.94 cm) and bunch weight production (6.76 kg) of oil palm were found to be better on land with flat topography than other types of topography, while undulating land is better than sloping land, except for the parameter of frond length, oil palm growth and production are better than sloping land.
Pengenalan teknik refugia untuk mengendalikan hama tanaman pada kelompok tani di Desa Pitusunggu, Kabupaten Pangkep Muliani, Sri; Kumalawati, Zahraeni; Nildayanti, Nildayanti; Arif, Raihan
JatiRenov: Jurnal Aplikasi Teknologi Rekayasa dan Inovasi Vol 1 No 1 (2022): Edisi Mei
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/jatirenov.v1i1.384

Abstract

Teknik refugia merupakan salah satu teknik pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dengan memanfaatkan tanaman hias yang ditanam di pinggiran sawah atau pertanaman untuk menarik serangga predator dan parasitoid. Manfaat refugia sebagai area konservasi musuh alami di sawah yaitu sebagai tanaman perangkap hama, tanaman penolak hama, tempat berlindung, menarik musuh alami untuk hidup dan berkembangbiak di area tersebut karena menyediakan sumber nutrisi dan energi seperti nektar, serbuk madu dan embun madu yang dibutuhkan oleh musuh alami sehingga kehadiran musuh alami dapat menyeimbangkan populasi hama pada batas yang tidak merugikan. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan pada bulan April-November 2021 di Desa Pitusunggu, Kecamatan Ma’rang, Kabupaten Pangkep. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan teknik refugia kepada kelompok tani Pita Aksi yang mengusahakan pertanian secara organik, sebagai salah satu teknik pengendalian hama tanaman yang ramah lingkungan. Pelaksanaan kegiatan ini terdiri atas sosialisasi dan penyuluhan tentang teknik refugia serta demonstrasi plot penanaman tanaman refugia di lahan pertanaman. Setelah mengikuti kegiatan sosialisasi, penyuluhan dan demonstrasi plot masyarakat tani jadi paham bahwa tanaman yang bunganya cerah dapat berfungsi sebagai refugia dan penanaman tanaman refugia sebaiknya ditanam sebelum tanaman utama agar dapat dimanfaatkan sebagai tempat berlindung dan berkembangnya musuh alami dan serangga penyerbuk.
Analisis penerapan teknologi pertanian dalam sistem budidaya tanaman pangan untuk peningkatan produksi dan pendapatan usahatani di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) Kumalawati, Zahraeni; Abdullahi, Alima Bachtiar; Wadi, Ahmad; Malle, Sriwati; Sani, Asrianti; Akshan, Fitriana; Nur, Khaeriyah; Anita, Anita; Alfarisy, Muh Yazir; Nursaba, Nursaba; Rani, Rani
Agrokompleks Vol 25 No 1 (2025): Agrokompleks Edisi Januari
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v25i1.920

Abstract

Pengembangan tanaman pangan di Provinsi Sulawesi Selatan khususnya di wilayah Kabupaten Pangkep masih perlu ditingkatkan untuk memperkuat ketahanan pangannya dengan memanfaatkan lahan yang tersedia dengan optimal agar status ketahanan pangan saat ini dapat ditingkatkan dari kategori tahan menjadi sangat tahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sumber daya petani serta menganalisis penerapan penggunaan teknologi (pola tanam, luas lahan, mekanisasi, penggunaan pupuk dan pestisida) dalam sistem budidaya tanaman pangan yang dapat mendorong peningkatan produksi serta pendapatan usahatani masyarakat di Kabupaten Pangkep. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kanaungan dan Desa Bara Batu Kecamatan Labbakkang Kabupaten Pangkajene Kepulauan, pada Agustus hingga Desember 2024. Lokasi penelitian dipilih secara purposive sebagai wilayah usaha tani komoditas tanaman pangan. Metode pengumpulan data adalah observasi dan wawacara untuk memperoleh data primer responden menggunakan daftar pertanyaan terstruktur (kuesioner) yang ditabulasi dan diuraikan secara deskriptif. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan variabel bebas (X) meliputi faktor produksi (luas lahan) dan penerapan beberapa teknologi budidaya, terhadap produksi usaha tani tanaman pangan sebagai variabel dependen (Y). Hasil penelitian menunjukkan masyarakat dengan usia produktif mendominasi pelaku usaha tani (91.67%) tanaman pangan di Kabupaten Pangkep dengan latar belakang pendidikan dasar hingga menengah menjadi faktor pembatas penerapan inovasi teknologi budidaya. Hasil analisis regresi menunjukkan faktor luas lahan secara tunggal maupun bersama beberapa variabel penerapan teknologi secara simultan berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi. Nilai koefisien regresi memperlihatkan setiap penambahan nilai variabel luas lahan, penggunaan alsintan dan pupuk menaikkan produksi usahatani tanaman pangan. Produksi 5 ton per musim tanam yang dicapai masyarakat masih diharapkan dapat ditingkatkan lagi.
Penampilan Kedelai (Glycine max L. Merrill) Varietas Tanggamus pada Aplikasi Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) dan Pupuk SP36 Widiati, Bibiana Rini; Haerul; Kumalawati, Zahraeni; Fitrah, Ahmad
Jurnal Galung Tropika Vol 14 No 1 (2025)
Publisher : Fakultas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Universitas Muhammadiyah Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/jgt.v14i1.1371

Abstract

The provision of mycorrhizal fungi makes phosphorus available in the soil because mycorrhizae play a role in dissolving phosphorus bound to the soil. Soybeans need phosphorus, a significant limiting factor for plant growth and production. The study aims to determine the optimal dose of vesicular-arbuscular mycorrhizal (VAM) inoculation and SP36 fertilizer on Tanggamus soybean varieties. The study was arranged using a Split Plot Design (RPT), with the main plot, namely the MVA dose consisting of 4 levels, namely: without mycorrhiza (m0), mycorrhiza 5 g.plant-1 (m1), 10 g.plant-1 (m2), 15 g.plant-1 (m3); and the subplot is SP36 fertilizer consisting of 4 levels, namely: Without SP36 (f0), SP36 7.7 g.plant-1 (p1), 11.5 g.plant-1 (p2), 15.4 g.plant-1 (p3). There were 16 treatment combinations consisting of 3 replications and 48 experimental units. The variables observed were plant height, root fresh weight, shoot fresh weight, flowering days, number of seeds per plant, and seed weight per plant. The results showed that the treatment of vesicular-arbuscular mycorrhiza 15 g.tan-1 with SP36 fertilizer 7.7 g.tan-1 increased growth, especially at a plant height of 50.68 cm (4.84%) and increased soybean plant yields, as shown by seed weight of 52.33 g.tan-1 (60.18%) compared to the treatment of SP36 fertilizer without mycorrhizas (15.4 g.tan-1).
Application of Arbuscular Mycorrhizal Fungi on Several Types of Phytoremediation Plants to Reduce Lead (Pb) Contaminants in Rice Fields Kumalawati, Zahraeni; Tahang, Jumrawati; Kafrawi; Nontji , Maimuna
Journal of Tropical Mycorrhiza Vol. 4 No. 1 (2025): April
Publisher : Asosiasi Mikoriza Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58222/jtm.v4i1.77

Abstract

The use of chemical compounds in intensive agricultural systems triggers an increase in residual heavy metal compounds such as Pb and has the potential to be a pollutant in the soil and water environment. This study aims to test the effectiveness of several types of phytoremediation plants in absorbing lead (Pb) with the application of arbuscular mycorrhizal fungi originating from two different types of land (rice fields and dry land).The research method used a factorial design based on a Randomized Group Block Design, consisting of two factors, namely the type of mycorrhizal isolate originating from rice fields and dry land, and three types of phytoremediation plants, namely sunflowers, napa cabbage (Brassica pekinensis L.) and citronella (Cymbopogon nardus L.), with three replications and two plants units totaling 54 experimental units. The results showed that mycorrhiza from rice fields increased the percentage of Pb compound absorption capacity of phytoremediation plants compared to mycorrhiza from rice fields. The growth of phytoremediation plants tends to be better with the presence of mycorrhiza symbiosis. Sunflowers have the highest average Pb absorption capacity of 73%, while citronella can absorb Pb well even without mycorrhiza.