Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

KAJIAN EKSTRAK METANOLIK Scurrula atropurpurea B1. DANS TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PADA TIKUS WISTAR BETINA Nur Shofiyah Munawaroh; Nour Athiroh; Hari Santoso
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 2 No 1 (2016): Sumberdaya Lingkungan
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.13 KB)

Abstract

High trigliserida can health endangered causes some high lipoprotein into trigliserida contain colesterol. The leaf and stem tea parasite Scurrula atropurpurea (Bl.) Dans contains is alkaloid, flavonoid, glikosida, triterpen, saponin, dan tanin shared as antioksidan. To observe safety and obtain information of effect toxic after explanation experiment in a recur for curtain time, so a sediaan perlu dilakukan toxic tests with used 2-3 test animal from difference galur, wherther in a akut (24 hour), sub-chronic (28 day) and sub-chronic (90 day). Subkronik test doing of male rats for 28 day, and result showed that, the Methanolic Extract of Scurrula atropurpurea(Bl.) Dans (MESA) not causes for serum trouble biochemical clinic of rats liver.  Research aims is assess further the gift Methanolic Extract of Scurrula atropurpurea (Bl.) Dans of trigliserida for female rats (Rattus norvegicus ) strain Wistarfor 28 days (study sub-chronic). This research used the female rats Rattus norvegicus Strain Wistar and have done for 28 day, with the laboratoric experiment metode witha model test only post control grup desain. There are 4 treatment grup is control, P1(dosage 250 mg/KgBW), P2 (dosage  500  mg/KgBW),  P3  (dosage  1000  mg/KgBW). Rats were fasted for 14-18 hours before it given treatment. EMSA awarded at least 5 times a week during 28 day. The analysis used is One Way ANOVA to figure out the difference of the increase of Trigliserida.Result showed that the Methanolic Extractof Scurrula atropurperea (Bl.) Dansor treatment group did not differ to control, this mean that, have not effect of trigliserida for female rats with dosage 250 mg/KgBW, 500 mg/KgBW dan 1000 mg/KgBW. Kadar trigliserida yang tinggi dapat membahayakan kesehatan karena beberapa lipoprotein yang tinggi kandungan trigliseridanya juga mengandung kolesterol. Daun dan batang benalu teh Scurrula atropurpurea (Bl.) Dans tanaman ini mengandung alkaloid, flavonoid, glikosida, triterpen, saponin, dan tanin yang berperan sebagai antioksidan. Untuk melihat keamanan dan memperoleh informasi adanya efek toksik setelah pemaparan sediaan uji secara berulang dalam jangka waktu tertentu, maka suatu sediaan perlu dilakukan uji toksisitas dengan menggunakan 2-3 hewan uji coba dari galur yang berbeda, baik secara akut(24 jam), subkronik(28 hari) dan subkronik (90 hari). Penelitian bertujuan untuk mengkaji lebih lanjut pengaruh pemberian ekstrak metanolik Scurrula atropurpurea (EMSA) terhadap kadar trigliserida pada tikus betina selama 28 hari (studi subkronik).Penelitian ini menggunkan tikus betina dan telah dilakukan selama 28 hari, dengan metode eksperimental laboratorik dengan model post test only control grup design. Terdapat 4 kelompok perlakuan yaitu Kontrol, P1(dosis 250 mg/KgBB), P2(dosis 500 mg/KgBB), P3 (dosis 1000 mg/KgBB),sebelum diberi perlakuan tikus dipuasakan selama 14-18 jam. EMSA diberikan minimal 5 kali dalam seminggu selama 28 hari. Analisa yang digunakan yaitu uji one way ANOVA untuk mengetahui perbedaan pada setiap kadarTrigliserida.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ekstrak Metanolik Scurrula atropurperea(Bl.) Dans terhadap tikus perlakuan tidak beda nyata dibandingkan kontrol, hal ini dapat diartikan bahwa EMSA tidakmempengaruhi kadartrigliserida padatikus betina dengan dosis 250 mg/KgBB, 500 mg/KgBB dan 1000 mg/KgBB.
KAJIAN SUBKRONIK EKSTRAK METANOLIK Scurrula atropurpurea (BI) Dans TERHADAP KADAR GLUTAMIC OXALOACETIC TRANSAMINASE TIKUS BETINA Uyunul Hikmah; Nour Athiroh; Hari Santoso
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 2 No 2 (2017): Dunia Makhluk Hidup Mikro dan Makro
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.82 KB)

Abstract

Liver is an organ that susceptible to the ravages of drugs or toxic chemicals substance because liver is central’s organ occurrence of body’s metabolism. Liver damage can be known with increasing levels of Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) in the blood. This study aimed to know levels of SGOT on female wistar rats after administering Metanolic extract of Scurrula atropurpurea for 28 days (Sub-Chronic exposure).  This re-search used a True Experimental Design with Complete randomized design. Twenty female wistar rats, weight 100-200 gr are divided into 4 groups, 1 group as control and 3 groups is the treatment, treatment groups were given different doses with EMSA i.e. 250 , 500, and 1000 mg/Kg BW. Rats were fasted for 14-18 hours before it had given treatment. EMSA awarded at least 5 times a week for 28 days.  After 28 days, rats were sacrificed and done the examination levels of SGOT, serum levels of SGOT treatment group compared the control. The results showed that levels of SGOT in serum of mice have an increased dose of 250, 500, and 1000 mgKg BW compared with controls, but having tested the ANOVA showed that the treatment group of mice did not differ markedly compared the control, this means that Metanolic extract of Scurrula atropurpurea has no effect against a female rat serum levels of SGOT and no toxic effects so securely test sub-chronic.Keywords: Liver, Loranthus tea, SGOT, Sub-ChronicABSTRAKHati merupakan organ yang sangat rentan terhadap kerusakan akibat obat atau bahan kimia beracun karena hati merupakan organ pusat terjadinya metabolisme dalam tubuh. Kerusakan hati dapat diketahui dengan indikator meningkatnya kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dalam darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar SGOT pada tikus wistar betina setelah pemberian Ekstrak Metanolik Scurrula atropurpurea (EMSA) selama 28 hari (paparan subkronik). Jenis penelitian ini merupakan True Experimental Design dengan Rancangan Acak Lengkap. Jumlah tikus yang digunakan 20 ekor tikus wistar betina dengan berat badan 100-200 gr yang dibagi menjadi 4 kelompok, 1 kelompok sebagai kontrol dan 3 kelompok adalah perlakuan, kelompok perlakuan diberi EMSA dengan dosis berbeda yaitu 250 mg/Kg BB, 500 mg/Kg BB, dan 1000 mg/Kg BB, tikus dipuasakan selama 14-18 jam sebelum disonde. EMSA diberikan minimal 5 kali dalam seminggu selama 28 hari. Setelah 28 hari, tikus dikorbankan dan dilakukan pemeriksaan kadar SGOT dari serum, hasil kadar SGOT kelompok perlakuan dibandingkan dengan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar SGOT pada serum tikus mengalami peningkatan dari dosis 250, 500, dan 1000 mgKgBB dibandingkan dengan kontrol, namun setelah diuji ANOVA menunjukkan bahwa tikus kelompok perlakuan tidak berbeda nyata dibandingkan dengan tikus kontrol, hal ini berarti bahwa EMSA tidak berpengaruh terhadap kadar SGOT serum tikus betina dan tidak ada efek toksik yang dituimbulkan sehingga EMSA aman secara uji subkronis.Kata kunci: Hati, SGOT, Benalu Teh, Subkronik
PENGARUH PEMBERIAN SUBKRONIK EKSTRAK METANOLIK Scurrula atropurpurea (Bl) Dans TERHADAP KADAR KREATININ TIKUS WISTAR Nurhidayah Indah Prastika; Nuor Athiroh; Hari Santoso
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 2 No 2 (2017): Dunia Makhluk Hidup Mikro dan Makro
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.189 KB)

Abstract

Levels of creatinine in the blood is one indicator of the diagnosis of kidney function. The higher the levels mean a higher likelihood of kidney dysfunction, because it shows that the ability of the kidneys to excrete these substances has begun to diminish. One of the causes of high creatinine levels is the presence of free radicals. Thus it is necessary for the prevention of free radical substance using active antioxidants of quercetin derived from the leaves of tea parasite that work to stabilize free radicals. The purpose of this research was to determine the of Extract of methanolic of tea parasite Scurrula atropurpurea Bl. Dans (EMSA) effect to creatinine levels in test animals Wistar rats (Rattus norvegicus). This study uses True Experimental Design completely randomized design (CRD) with four treatments were given as much as five times a week for 28 days, control, EMSA dose of 250 mg/Kg BW, 500 mg/Kg BW, 1000 mg / Kg BW. Based on the results of this study on all treatments, after giving EMSA has no effect on blood creatinine levels in rats Rattus norvegicus Wistar during 28 days (Sub-Chronic), it is suspected that EMSA not toxic so it does not cause damage to kidney function.Keywords : Extract, Kreatinin, Sub-ChronicABSTRAKKadar kreatinin dalam darah merupakan salah satu indikator mendiagnosis fungsi ginjal. Makin tinggi kadarnya berarti makin besar kemungkinan terjadinya disfungsi ginjal, karena menunjukan bahwa kemampuan ginjal mengeluarkan zat tersebut sudah mulai berkurang. Salah satu penyebab tingginya kadar kreatinin adalah adanya radikal bebas. Maka dari itu perlu dilakukan pencegahan terhadap redikal bebas dengan menggunakan zat aktif kuersetin yaitu antioksidan yang berasal dari daun benalu teh yang bekerja menstabilkan radikal bebas. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian ekstrak metanolik benalu teh  Scurrula atropurpurea Bl. Dans (EMSA) terhadap kadar kreatinin pada hewan uji tikus wistar (Rattus norvegicus). Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Design Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan yang diberikan sebanyak 5 kali dalam satu minggu selama 28 hari yaitu kontrol, EMSA dosis 250 mg/Kg BB, 500 mg/Kg BB, 1000 mg/Kg BB. Berdasarkan Hasil penelitian ini pada semua perlakuan, pemberian EMSA tidak berpengaruh terhadap kadar kreatinin darah pada tikus wistar Rattus norvegicus selama 28 hari (subkronik), hal ini diduga bahwa EMSA tidak bersifat toksik sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada fungsi ginjal.Kata kunci : Ekstrak, Kreatinin, Subkronik.
Uji Anti Hiperglikemik Rebusan Kulit Batang Cananga odorata L. Terhadap Tikus Diabetes Hari Santoso
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 3 No 1 (2017): Lingkungan dalam dan luar tubuh makhluk hidup
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.492 KB)

Abstract

Based on public knowledge, drinking one glass of stewed cananga bark water (± 250 mL) can reduce the blood glucose level in diabetic patients. Preliminary test results to hyperglycemic (alocxan induction)male white mice (Rattus norvegicus) Strain Wistar with volume of 1 ml/Kg bw of stewed 200 grams of the Cananga odorataL. barkin 250 mlof distilled water found that it can significantly reduce their blood glucose level. The experimental Method was randomised block design (RBD) with five treatments and fourreplications. Treatment of I (K0) was a control group consisting of untreated mice; Treatment of II (K1) uses hyperglicemic mice treated with 0.5% CMC (volume 0.5 mL/Kg bw); Treatmentof III (K2) treats hiperglycemicmice with stewed cananga bark water at 100 % concentration level (volume 0.5 mL/Kg bw); Treatmentof IV (K3) treats the mice with 80% concentration level of stewed cananga bark water (volume 0.5 mL/Kg bw); Treatmentof V(K4) treats the mice with 60% concentration level of stewed cananga bark water (volume 0.5 mL/Kg bw). Three kinds of blood glucose levelwere recorded: fasting blood glucose, 30 minutes after treatment and the blood glucose post-Dextrose monohydrate using automatic blood test machine (Easy Touch GCU: NESCO multicheck).All of the measurements were analysed using analysis of variance (anova) followed by Duncan test using SPSS.The results show that the treatment using stewed cananga bark water can reduce the mice’s blood glucose level and can use a alternative of decreasing blood glucose level in diabetic patients. Keywords: Blood glucose level, stewed cananga bark water ABSTRAK Berdasarkan pengalaman empiris di masyarakat, minum rebusan kulit batang kenanga sebanyak satu gelas (± 250 mL) dapat menurunkan kadar gula darah para penderita diabetes militus (DM). Hasil uji pendahuluan dari merebusan 200 gram kulit batang Cananga odorata L. dengan aquades 250 ml kepada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) Strain Wistar hiperglikemik (induksi alocxan)dengan volume 1 ml/Kg bb dapat menurunkan kadar gula darah secara signifikan.Menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak kelompok (RAK), lima perlakuan dan empat kali ulangan. Perlakuan I (K0) adalah kelompok tikus kontrol tanpa perlakuan; Perlakuan II (K1) adalah kelompok tikus hiperglikemik diberi CMC 0,5 % (volume 0,5 mL/Kg bb); Perlakuan III (K2): adalah kelompok tikus hiperglikemik diberi rebusan kulit batang kenanga konsentrasi 100% (volume 0,5 mL/Kg bb); Perlakuan IV (K3) adalah kelompok tikus hiperglikemik diberi rebusan kulit batang kenanga konsentrasi 80% (volume 0,5 mL/Kg bb); Perlakuan V(K4) adalah kelompok tikus hiperglikemik diberi rebusan kulit batang kenanga konsentrasi 60% (volume 0,5 mL/Kg bb). Data diambil kadar gula darah puasa, 30 menit pasca perlakuan dan kadar gula darah pasca Dextrose monohydrate menggunakan cek darah otomatis (Easy Touch GCU : NESCO multicheck). Analisis data secara anava (analisis variansi) dan dilajutkan dengan uji Duncan menggunakan program statistical product and service solution (SPSS).Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian rebusan kulit batang kenanga dapat menurunkan kadar gula darah tikus dan dapat digunakan sebagai alternative penurun kadar gula darah penderita diabetes. Kata kunci : Kadar gula darah, Rebusan kulit batang kenanga.
Uji Kandungan Senyawa Aktif pada Kombinasi Kudu Laos (Morinda citrifolia dan Alpinia galanga) Hasina Varadibbah; Hari Santoso; Ahmad Syauqi
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 3 (2017): Edisi Khusus: Manfaat Metabolit dan Aktivitas Interaksi Makhluk Hidup
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.569 KB)

Abstract

Herb or herbal medicine namely Kudu Laos potential as afitness therapy used in health care. This research aims to know contains of active compound in the combination of Morinda citrifolia and Alpinia galanga which had different treatments, by finding the correlation among of the active compound. The kind of this research is experimental laboratory using Complete Random Design (CRD) with observation of color result. Using the newton’s reversed ring scale which concentrated color has scale 4 and the bright color has scale 1. The research was conducted by three treatments of volume comparison with four replications. Using application of SPSS version 15.0 to test of Pearson correlation and examine alkaloid in the combination of mengkudu (Morinda citrifolia) and galangal (Alpinia galanga) there is a change of color become orange, that’s mean positive (+) contains alkaloid. Examining flavonoid, there is change of color become yellow, that’s mean positive (+) contains flavonoid. Examining of saponin by seeing the positive stable foam (+), it contains saponin. The correlation result of active compound on the mengkudu galangal, flavonoids that correlate with alkaloid is very strong also between alkaloid with saponin, and flavonoid with saponin. Keywords : active compound, combination, mengkudu and galangal ABSTRAK Jamu kudu laos potensial sebagai terapi kebugaran yang digunakan dalam perawatan kesehatan. Tujuan penelitian adalah mempelajari kandungan senyawa aktif dalam perasan dari perlakuan perbandingan volume Kudu-Laos yang berbeda dan mendapatkan korelasi diantara senyawa aktif. Metode penelitian ini adalah eksperimental laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pengamatan warna. Menggunakan skala cincin newton yang dibalik yaitu warna pekat mempunyai skala 4 dan warna lebih terang dengan skala 1. Dilakukan tiga kali perlakuan berbandingan volume dengan empat kali pengulangan. Menggunakan data analisis tes korelasi Pearson aplikasi SPSS versi 15.0. Hasil penelitian kombinasi mengkudu dan lengkuas uji alkaloid terdapat perubahan warna menjadi oranye yang berarti positif (+) mengandung alkaloid. Uji flavonoid terjadi perubahan warna menjadi kuning positif (+) adanya flavonoid. Uji saponin dengan melihat busa stabil banyak busa positif (+) mengandung saponin. Hasil korelasi senyawa aktif pada jamu kudu-laos flavonoid berkorelasi dengan alkaloid sangat kuat, demikian pula antara alkaloid dengan saponin serta antara flavonoid dengan saponin. Kata kunci: senyawa aktif, kombinasi, mengkudu dan lengkuas
Uji Kandungan Senyawa Aktif Minuman Jahe Sereh (Zingiber officinale dan Cymbopogon citratus) Anti Wulan Yuliningtyas; Hari Santoso; Ahmad Syauqi
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 4 No 2 (2019): Ekstrak dan Nutrisi
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.962 KB)

Abstract

Ginger and lemongrass are both natural ingredients that are often used for spices in making various dishes. Ginger and lemongrass have a delicious smell and sting and can warm the body. Lemongrass ginger drink presents a flavor that is able to warm the body and make the body more fit and healthy. The purpose of this study determine the content of active compounds contained in lemongrass ginger drink (Zingiber officinale and Cymbopogon citratus). The research method used is experimental method using a combination of rhizome of ginger and lemongrass stem using 3 comparison that is 1: 1; 1: 2; and 2: 1 consist of 3 treatments and 4 replications with color scoring using newton reversed circle reversed circle reference and data analysis performed using Pearson correlation test. Lemongrass ginger drinks (Zingiber officinale and Cymbopogon citratus) contain active compounds in the form of alkaloids, flavonoids, and saponins and there are no quinons and no tannins. Correlation between alkaloid compounds (reagent dragendrof) 1: 2 with 1: 1 flavonoid compound alleged lemongrass ginger drink efficacious as anti-inflammatory, analgesic and correlation between saponin 1: 2 compounds with alkaloid (reagent dragendrof) 1: 1 allegedly efficacious as anti-inflammatoryLemongrass ginger drink in addition to efficacious as a body warmer drink is also thought to be nutritious to refresh the body. Keywords: Ginger, lemongrass, the active compound ABSTRAK Jahe dan sereh merupakan kedua bahan alami yang sering dipergunakan untuk bumbu dalam membuat berbagai masakan. Jahe dan sereh memiliki aroma sedap dan menyengat serta dapat menghangatkan tubuh. Minuman jahe sereh menyuguhkan rasa yang mampu menghangatkan tubuh dan membuat tubuh semakin bugar. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui kandungan zat aktif yang ada pada minuman jahe sereh (Zingiber officinale dan Cymbopogon citratus). Metode penelitian adalah metode eksperimen menggunakan kombinasi dari perasan rimpang jahe dan batang sereh sebagai variabel bebas; terdiri atas tiga perlakuan dan empat ulangan. Variabel terikat adalah intensitas warna hasil reaksi dan diberi skor warna menggunakan referensi lingkaran cincin newton skala terbalik dan analisis data dilakukan menggunakan korelasi Pearson. Minuman jahe sereh (Zingiber officinale dan Cymbopogon citratus) terdapat senyawa aktif berupa alkaloid, flavonoid, dan saponin dan tidak terdapat senyawa kuinon dan tanin. Korelasi pertama diduga minuman jahe sereh berkhasiat sebagai antiinflamasi, analgesik dan korelasi kedua diduga berkhasiat sebagai antiinflamasi. Minuman jahe sereh selain berkhasiat sebagai minuman penghangat badan juga diduga berkhasiat untuk menyegarkan tubuh. Kata kunci : Jahe, sereh, Senyawa aktif
Profil Fitokimia pada Jamu Kunci-Sirih (Boesenbergia pandurata dan Piper betle) Della zakiyah awaliyah; Hari Santoso; Ahmad Syauqi
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 4 No 1 (2018): Sehat Lingkungan
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.126 KB)

Abstract

“Kunci sirih” is one of a genre “jamu gendong”. “Jamu kunci sirih” made with the main composition consisting of Boesenbergia pandurata rhizome and Piper betle leaf. “Jamu kunci sirih”trusted contain active compounds that can be utilized in treatment of vaginal discharge, strengthen for the muscle of vaginal tube, eliminating body odor, shrink the uterus and stomach, and strengthen teeth. This research aims to know the content of the active compounds in aqueous condensation of “jamu kunci sirih” and know the relationship that emerged between compounds in test on the condensation “jamu kunci sirih” sirih (Boesenbergia pandurata and Piper betle). The research used the experiment with complete randomized design that was composed of three treatments and four replicates and measured by score of the color using newton's rings circles reverse scale i.e. from light colors to dark colors. The data were analyzed using Pearson correlation test aims to measure the strength and direction of correlation relationship between two variables confidence levels of P = 0.01 and P = 0.05. Results in detection of active compounds in solution of herbs can be concluded that aqueous herbal medicine contains compounds of alkaloids, flavonoids, saponins, and tannins. The results of a correlation was negatife means the relationship is not unidirectional and positive meaning that direct relationship. Keywords: Rizhome of “temu kunci”, betel leaf, correlation. ABSTRAK Kunci sirih merupakan salah satu jenis jamu gendong. Jamu kunci sirih dibuat dengan komposisi utama yang terdiri dari rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata) dan daun sirih (Piper betle). Jamu kunci sirih diduga memiliki kandungan senyawa aktif yang bisa dimanfaatkan dalam mengobati keputihan, untuk organ intim wanita (vagina), menghilangkan bau badan, mengecilkan rahim dan perut, dan menguatkan gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa aktif yang terdapat pada larutan jamu kunci sirih dan mengetahui hubungan yang muncul diantara senyawa yang di uji pada larutan jamu kunci sirih (Boesenbergia pandurata dan Piper betle). Rancangan penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap yaitu terdiri dari tiga perlakuan dan empat ulangan dan diukur dengan skor warna menggunakan lingkaran cincin newton skala terbalik yaitu dari warna terang ke warna gelap. Data dianalisis dengan uji korelasi pearson yang bertujuan untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan linier antara dua variable pada taraf kepercayaan P=0,01 dan P=0,05. Hasil pada deteksi senyawa aktif pada larutan jamu kunci sirih dapat disimpulkan bahwa larutan jamu mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Pada hasil korelasi negatife yang artinya hubungan tidak searah dan positif yang artinya hubungan searah. Kata Kunci: Rimpang temu kunci, daun sirih, korelasi
Kajian Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Dalam Habitat Air Tawar dan Air Payau mujalifah mujalifah; Hari Santoso; saimul laili
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 3 No 3 (2018): Lingkungan Hidup dan Konsep di Masyarakat Manusia
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.462 KB)

Abstract

The goal of this research is to compare the features of parrot fish morphology (Oreochromisniloticus) in freshwater and brackish water habitat. This research conducted on the April – Mei 2017. The method of this research is qualitative method. This research had been conducted for six weeks with six repetitions. The last result of morphology covered to eyes (Organumvisus) with black-dark retina, round prominent and large, white-green operculum, grey-black dorsal fin (Pinna dorsalis), scale (Squama) black-grey lines and quite green, stomach (Abdomen) if getting pressure will be hard to the freshwater habitat, eyes (Organumvisus) with black-pale retina, round prominent and larger, white-grey operculum, black-grey dorsal fin (Pinna dorsalis) quite pale, black-grey lines scale (Squama) quite pale and unshiny, stomach (Abdomen) if getting pressure will be hard and quite mushy in the brackish water. the colors (old-green), salinity (5,04 ppt), pH (8,0), BOD (2,04 mg/l), conductivity (365,4 µs/cm), CO2 dissolved (4,56 mg/l), ammonia (0,0175 mg/l). Keywords: parrot fish (Oreochromisniloticus), morphology, freshwater, brackish water, water quality ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan Karakter atau sifat morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) dalam habitat air tawar di Desa Sumbersekar Kec. Dau Kab. Malang dan air payau di Desa Bojoasri Kalitengah Lamongan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang menghsilkan data deskriptif dan mencari fakta interpretasi yang tepat. Penelitian dilakukan selama enam minggu dengan enam kali pengulangan. Hasil akhir morfologi meliputi mata (Organum visus) dengan retina hitam gelap, bulat menonjol dan besar, tepi matanya berwarna keabu-abuan. Operkulum (Operculum) putih kehijauan. Sirip punggung (Pinna dorsalis) hitam keabua-abuan dan agak kehijauan. Sisik (Squama) garis-garis hitam keabua-abuan dan agak kehijauan. Perut (Abdomen) apabila ditekan akan terasa keras pada habitat air tawar. mata (Organum visus) dengan retina hitam pucat, bulat menonjol lebih besar. Operkulum (Operculum) putih keabuan. Sirip punggung (Pinna dorsalis) hitam keabua-abuan agak pucat. Sisik (Squama) garis-garis hitam keabua-abuan agak pucat dan tidak mengkilat. Perut (Abdomen) apabila ditekan terasa agak lembek pada habitat air payau. Kata kunci: ikan nila (Oreochromis niloticus), morfologi, air tawar, air payau, Kualitas air
Potensi Kadar Air terhadap Pembusukan Surimi Ikan Layang (Decapterus russelli) setelah dibekukan Antika muliapriliyani; Hari Santoso; Ahmad Syauqi
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 3 No 3 (2018): Lingkungan Hidup dan Konsep di Masyarakat Manusia
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.56 KB)

Abstract

Surimi is a lump of meat that has undergone a process of washing, pressing, and freezing. Water content contained in fish is the main factor causing damage to food. The higher the water content of a food the greater the likelihood of damage. This study aims to analyze the water content found in surimi of Indian Scad before and after being frozen, and the potential of decomposition. This research uses experimental method with treatment that is, surimi (processed semi-finished) gliders before frozen and after frozen and each treatment using five replications. Water content analysis was used technical oven-gravimetry. The results showed that the average water content before freezing was 67.48% and after freezing was 71.9%. Surimi which was frozen for seven days increased water content by 4.42%, the value showed a significant difference, thus after frozen storage had significant effect on surimi water content of Indian Scad. High moisture levels in frozen fish surimi that have been frozen storage have the potential to accelerate the growth of bacteria so that surimi can not last longer. Keywords: water content, surimi, Indian scad, decomposition potential ABSTRAK Surimi adalah lumatan daging yang telah mengalami proses pencucian, pengepresan, dan pembekuan. Kadar air yang terkandung di dalam ikan merupakan faktor utama penyebab kerusakan bahan pangan. Semakin tinggi kadar air suatu bahan pangan maka semakin besar kemungkinan kerusakannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar air yang terdapat pada surimi ikan layang sebelum dan sesudah dibekukan, serta potensi pembusukkannya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan perlakuan yaitu, surimi (olahan setengah jadi) ikan layang sebelum dibekukan dan sesudah dibekukan dan masing-masing perlakuan menggunakan lima kali ulangan. Analisis kadar air menggunakan cara oven-gravimetri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar air sebelum dibekukan yaitu 67,48% dan sesudah dibekukan yaitu 71,9%. Surimi yang dibekukan selama tujuh hari mengalami peningkatan kadar air sebesar 4,42 %, nilai tersebut menunjukkan perbedaan yang signifikan, dengan demikian setelah penyimpanan beku berpengaruh nyata terhadap kadar air surimi ikan layang. Kadar air yang tinggi pada surimi ikan layang yang telah mengalami penyimpanan beku berpotensi mempercepat tumbuhnya bakteri sehingga surimi tidak tahan lebih lama. Kata kunci : kadar air, surimi, ikan layang, potensi pembusukan
Studi Etnozoologi Ikan Hias Kelompok Nelayan Samudera Bakti Desa Bangsring Wongsorejo Banyuwangi Tika Anggraini; Hasan Zayadi; Hari Santoso
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 3 No 3 (2018): Lingkungan Hidup dan Konsep di Masyarakat Manusia
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.144 KB)

Abstract

Indonesia is a maritime country that has the potential of marine ornamental fish is quite large. The management of marine natural resources has been widely developed by fishermen. This study aims to determine the types of ornamental fish caught by Samudera Bakti fisherman group and the ornamental fishing process. The method used is qualitative descriptive with field observation, interview and identification of ornamental fish. The results of this study fisherman catch ornamental fish on Monday - Friday by using tools nets, scoop net and compressor as a breathing apparatus. Fishermen catch fish in the dry season while the rainy season does not catch. The captured fish species consisted of 35 species belonging to 16 families and new species. Environmental management is done that is catching fish according to size and amount that have been determined, not damage and step on coral reef. Abstinence when catching ornamental fish is not to dispose of hot water and ‘sambel’ (chillies paste) into the sea water because fishermen believe it can reduce the sustenance. If the ornamental fish begin to decrease the Bangsring fishermen perform a ritual in the form of offerings i.e 7 Flowers, 7 traditional foods, red-white of ‘jenang’ (red-white porridge) with grated coconut and incense, placed on the boat when catching ornamental fish. Keywords: Ethnozoology, Ornamental Fish, Ornamental fishing ABSTRAK Indonesia merupakan negara maritim yang mempunyai potensi ikan hias laut cukup besar. Pengelolaan sumberdaya laut peisisir telah banyak dikembangkan oleh nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis – jenis ikan hias yang ditangkap oleh kelompok nelayan Samudera Bakti dan proses penangkapan ikan hias. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif dengan observasi lapangan, wawancara dan identifikasi ikan hias. Hasil dari penelitian ini menunjukkan nelayan menangkap ikan hias pada hari senin – jumat dengan menggunakan alat jaring, serok dan kompresor sebagai alat bantu pernapasan. Nelayan menangkap ikan pada musim kemarau sedangkan musim hujan tidak menangkap. Jenis – jenis ikan yang ditangkap oleh nelayan Bangsring terdiri dari 34 spesies yang termasuk dalam 14 famili dan 1 spesies baru. Nelayan menangkap ikan hias sesuai dengan ukuran dan jumlah yang sudah ditentukan, tidak merusak dan menginjak terumbu karang, hal ini dilakukan untuk menjaga diversitas ikan hias dan keseimbangan ekologi laut. Pantangan pada saat menangkap ikan hias adalah tidak boleh membuang air panas dan sambel ke dalam air laut karena nelayan percaya dapat mengurangi rezeki. Jika ikan hias mulai berkurang nelayan bangsring melakukan sebuah ritual berupa sesaji yaitu Bunga 7 rupa, jajanan pasar 7 rupa, jenang merah putih dengan parutan kelapa dan dupa, yang ditaruh diatas kapal saat menangkap ikan hias. Kata kunci: Etnozoologi, Ikan Hias, Penangkapan Ikan Hias