Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

MODIFIKASI ASPAL DENGAN GETAH PINUS DAN FLY ASH UNTUK MENGHASILKAN BIO-ASPAL Ratna Yuniarti
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 1 No. 2 (2015): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.145 KB) | DOI: 10.29303/jstl.v1i2.8

Abstract

Aspal merupakan bahan pengikat pada konstruksi perkerasan jalan yang berasal dari sisa penyulingan minyak bumi. Karena minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, cadangannya semakin menipis sehingga mempengaruhi ketersediaan aspal.Di sisi lain, kebutuhan aspal untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan terus mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan perekonomian.Jika ketersediaan aspal tidak mencukupi jumlah permintaan, maka pada tahun-tahun yang akan datang akan terjadi kelangkaan aspal. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah penggunaan bahan-bahan yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan  memodifikasi aspal minyak untuk menghasilkan bio-aspal dan mengetahui kinerja campuran yang menggunakan bio-aspal sebagai bahan pengikat partikel-partikel agregat. Bio-aspal tersebut dibuat dari fly ash, getah pinus dan minyak nabati lainnya dengan kadar 21%, 23%, 25% dan 27%. Campuran yang dibuat adalah asphalt concrete-wearing course dengan distribusi ukuran partikel agregat sesuai ketentuan Bina Marga. Bio-aspal dan agregat dicampur pada suhu 155oC dan dipadatkan dengan penumbuk sebanyak 75 kali pada masing-masing sisinya. Hasil penelitian menunjukkan pada bio-aspal B-27 dengan kadar fly ash, getah pinus dan minyak nabati lainnya sebesar 27%, diperoleh nilai VMA  16,43%, VIM 4,53%, VFA 75,58%, stabilitas Marshall 2093,6 kg, flow 4,15 mm dan Marshall Quotient 507 kg/mm. Berdasarkan spesifikasi Bina Marga, nilai VMA minimal 15%, VIM 3,5%-5,5%, VFA minimal 65%, stabilitas Marshall minimal 1000 kg, flow minimal 3,0 mm dan Marshall Quotient minimal 300 kg/mm. Dengan demikiandapat disimpulkan bahwa bio-aspal B-27 telah memenuhi standar yang berlaku sebagai campuranKata kunci  : bio-aspal, getah pinus, fly ash
Peningkatan Edukasi Kewirausahaan Bagi Pelaku UKM di Desa Rarang Kecamatan Terara Kabupaten Lombok Timur Salmi Yuniar Bahri; Masbullah Masbullah; Ratna Yuniarti; Sandy Ari Wijaya
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2022): Edisi Januari 2022
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/jukeshum.v2i1.199

Abstract

Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah memberikan pelatihan kepada pelaku UKM untuk meningkatkan edukasi dalam berwirausaha melalui pembelajaran Basic Enterpreneur Personality: Star to be Enterpreneur adapun sub pokok bahasan didalam pembelajaran ini adalah Pengertian entrepreneurship, Alasan/motivasi wirausaha, Membangun jiwa entrepreneurship sukses, Unsur-unsur kewirausahaan, Karakteristik wirausaha yang sukses, Aspek-aspek yang harus dimiliki dalam berwirausaha. Pengabdian ini dilakukan secara tatap muka atau ofline dan yang menjadi mitra dalam penelitian ini adalah para pelaku UKM, Target yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah agar para UKM memiliki motivasi kewirausahaan dan sikap yang baik didalam berwirausaha serta dapat memahami apa saja aspek-aspek yang harus dimiliki dalam berwirausaha. Dengan terciptanya target yang ingin dicapai diharapkan para pelaku UKM sukses didalam mengembangkan usahanya terbukti dengan miliki 10 karakteristik sukses didalam berwirausaha yaitu 1). Disiplin, 2). Mempunyai komitmen tinggi, 3). Kejujuran, 4). Mengasah kreatifitas dan inovatif, 5). Sikap mandiri dan realistis, 6). Berani menghadapi resiko, 7). Mampu melihat peluang, 8). Mempunyai jiwa kepemimpinan, 9). Kemampuan manajerial, 10). Sikap percaya diri.
POTENSI PENGGUNAAN LIMESTONE SEBAGAI FILTER PADA KONSTRUKSI SANITARY LANDFILL Ratna Yuniarti; Tri Sulistyowati
Purifikasi Vol 7 No 2 (2006): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v7.i2.249

Abstract

In general, a liner system in sanitary landfill consists of both geomembrane barrier and clay liner. Although geomembrane is an absolute barrier against advection, pollutants can permeate it by diffusion so that leakage may occur through the liner. Since clay liner can be damaged by leachate which has low or high pH, it is necessary to develop sanitary landfill by placing limestone as a filter between geomembrane and clay liner. Due to its common use in water treatment, limestone may increase the quality of leachate and provide protection for the clay liner. A series laboratory experimental study was carried out to investigate characteristics of limestone: natural water content, particle size, specific gravity, Atterberg limit and compaction. Hydraulic conductivity test of limestone with leachate as permeant is also conducted. Finally, the qualities of lindi before and after permeate into limestone are measured to determine the change in concentration of pollutants, and the effect of this filtration process on limestone’s chemical characteristics. Analysis showed the overall hydraulic conductivity of limestone to leachate is 1,86 x 10-6 cm/s. After permeating into limestone, the pH value of leachate reduced from 7,72 to 7,03. Pollutants in leachate decreased with regard to BOD from 390 mg/L to 260 mg/L and COD reduced by 33,33%. Due to its ability to remove pollutant in leachate, it is suggested to place limestone as a filter in sanitary landfill.
KARAKTERISTIK CAMPURAN ASBUTON DENGAN PENAMBAHAN KEROSENE: Characteristics of the Mixture Containing Buton Granular Asphalt with the Addition of Kerosene Ratna Yuniarti
Spektrum Sipil Vol 2 No 2 (2015): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu kendala dari penggunaan asbuton adalah aspal pada asbuton terletak dalam rongga antara mineral yang tidak mudah keluar dan mencair.Karena itu, pada asbuton butiran perlu ditambahkan dengan bahan pelunak (modifier) yang berfungsi agar aspal tersebut dapat keluar dan mengikat partikel-partikel agregat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik campuran asbuton akibat penambahan keroseneagar diperoleh campuran asbuton dengan kinerja yang optimum. Prosentase kerosene yang ditambahkan adalah 0%, 5%, 10% dan 15% terhadap berat asbuton butiran. Parameter yang digunakan untuk menguji kualitas campuran adalah rongga di antara mineral agregat (voids in the mineral aggregate = VMA), ronggadalamcampuran (voids in mix = VIM), rongga yang diselimutiaspal (voids filled with asphalt = VFA), stabilitas, kelelehan, dan Marshall Quotient. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan 10% kerosene terhadap asbuton butiran menghasilkan VMA sebesar 16,04%, VIM sebesar 3,56%, VFB sebesar 77,82%, stabilitas Marshall sebesar 2160,4 kg, flow sebesar 3,4 mm dan Marshall Quotient sebesar 644,4 kg/mm. Ditinjau dari persyaratan asphalt concrete-wearing course, hasil pengujian yang diperoleh telah memenuhi ketentuan yang berlaku.
PENYULUHAN TENTANG PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK SEBAGAI KOMPOS DI KELURAHAN SELAGALAS KECAMATAN SANDUBAYA KOTA MATARAM Ratna Yuniarti; Muhammad Ismail; Hasyim Hasyim; Rohani Rohani; Desi Widianty
Jurnal Abdi Insani Vol 6 No 1 (2019): Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v6i1.195

Abstract

Kelurahan Selagalas merupakan salah satu kelurahan yang berada di wilayah Kota Mataram. Sebagai bagian dari ibukota provinsi yang menjadi pusat kegiatan di Nusa Tenggara Barat, jumlah penduduk di kelurahan ini terus bertambah sehingga menghasilkan timbulan sampah yang semakin banyak. Sampah yang tidak dikelola secara efektif dan efisien akan menimbulkan berbagai permasalahan terhadap kesehatan, keindahan, kenyamanan dan menjadi beban bagi masyarakat serta pemerintah daerah. Agar dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah terhadap kesehatan dan lingkungan dapat diminimalkan, diperlukan peran serta masyarakat. Penyuluhan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan dengan baik. Penyuluhan yang berlangsung di Kelurahan Selagalas berjalan lancar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta menambah wawasan masyarakat tentang pemanfaatan sampah organik sebagai pupuk kompos.
Sosialisasi Bahaya Pelanggaran Aturan Lalulintas Dalam Upaya Mengurangi Tingkat Kecelakaan di SMAN 7 Mataram Desi Widianty; Hasyim; Ratna Yuniarti; Fera Fitri Salsabila; Achmad Fajar Narotama Sarjan
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 6 No 4 (2023): Oktober-Desember 2023
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v6i4.6194

Abstract

Penyebab terjadinya kecelakaan lalulintas tertinggi adalah faktor manusia diikuti oleh faktor lain karena kendaraan, dan prasarana dan lingkungan. Sedangkan korban kecelakaan lalulintas tertinggi berusia 16-30 tahun, rentang usia yang masih memiliki sifat keegoisan yang tinggi. Faktor manusia (human error) disebabkan kecerobohan pengguna jalan, kurangnya pemahaman pengguna jalan terhadap teknik berkendara, etika berlalu lintas dan minimnya kesadaran pengguna jalan terhadap keselamatan berlalu lintas. Salah satu metode untuk meningkatkan kesadaran dan budaya keselamatan jalan adalah dengan memberikan pendidikan akan pentingnya mematuhi aturan-aturan berlalulintas. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan di SMAN 7 Mataram Nusa Tenggara Barat. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada siswa/pelajar mengenai pentingnya pendidikan keselamatan di jalan untuk membentuk pola pikir dan karakter sehingga diharapkan mereka menjadi disiplin dalam berlalulintas serta tingkat kecelakaan dapat diminimalisir. Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan memberikan penyuluhan disertai dengan menunjukkan foto dan pemutaran video serta dikenalkan secara langsung beberapa peralatan pengatur lalu lintas. Evaluasi terhadap hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta sangat antusias mengikuti kegiatan. Siswa tidak hanya mengerti tapi juga memahami materi yang diberikan, karena mereka menyadari bahwa kegiatan sosialisasi ini sangat bermanfaat bagi keselamatan diri sendiri maupun orang lain.
Peningkatan Komoditas Masyarakat Melalui Penyaluran Bibit Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Pendem Kecamatan Janapria Hasyim; Rohani; I Dewa Made Alit Karyawan; I Wayan Suteja; Humairo Saidah; I D G Jaya Negara; Made Mahendra; Salehudin; I Wayan Yasa; IAO Suwati Sideman; Ratna Yuniarti
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 1 (2024): Januari - Maret
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i1.7308

Abstract

Pelaksanaan pengabdian bertujuan untuk menumbuhkan rasa empati terhadap berbagai permasalahan yang ada dilingkungan Masyarakat dan juga mewujudkan salah satu implementasi Tridharma perguruan tinggi yaitu berupa pemberdayaan Masyarakat. Desa Pendem merupakan salah satu desa dari 12 wilayah yang ada pada Kecamatan Janapria, Kabupaten Lombok Tengah. Kondisi tanah Desa Pendem yang subur menjadi potensi dilakukannya penanaman bibit pohon maupun bibit buah. Melihat kondisi tanah yang mendukung tim pengabdian melakukan pembagian bibit tanaman di daerah desa pendem. Kegiatan penanaman bibit pohon maupun bibit buah meliputi perencanaan penanaman, persiapan penanaman, dan proses penanaman. Pembagian dan penanaman bibit pohon ini diharapkan dapat memberikan keuntungan baik dari segi lahan, juga dapat meningkatkan komoditas Desa Pendem. Selain itu juga kegiatan ini diharapkan bisa memberikan sumbangsih kepada kelestarian lingkungan desa Pendem dan beriorientasi pada perencanaan Desa wisata yang sekiranya ada di Desa Pendem Kecamatan Janapria. Kegiatan program pengabdian secara keseluruhan dapat dikatakan baik dan berhasil, berdasarkan pengukuran tiga komponen. Tiga komponen tersebut yaitu kesesuaian dengan keinginan masyarakat, kerjasama pengabdian bersama masyarakat, dan Peningkatan pengetahuan masyarakat untuk menjaga lingkungan.
Aplikasi Iptek Melalui Pelatihan Penyusunan RAB dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunanan Jalan di Desa Sesaot Lombok Barat I Dewa Made Alit Karyawan; Pathurahman; Ratna Yuniarti; I Wayan Yasa; I Dewa Gede Jaya Negara; Hasyim; Rohani
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 2 (2024): April-Juni
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i2.7603

Abstract

Sesaot Village is a tourist village in West Lombok Regency, and is the recipient of the Indonesian Tourism Village Award. This village has natural tourist destinations and several artistic and cultural attractions typical of the local community. In order to realize the vision of Sesaot Village as a religious, cultural and independent tourist village, it is very important to pay attention to supporting infrastructure, namely roads. The Sesaot Village has realized government-assisted development funds to carry out road maintenance and construction. This development needs to be closely monitored by the community so that it can achieve targets on time, at the right quality and at the right cost. Supervision can only be carried out if the community has sufficient understanding, especially in budget planning and implementation time plans. Base on current issues, training need be conducted with the following objectives: 1) To give an overview of the complexity involved in creating a budget and schedule for an road infrastructure project; 2) To impart knowledge on the meticulous, accurate, and precise preparation of a Budget Plan (RAB) and timetable. Goal-achieving strategies cover everything from implementation phases to work processes and evaluation. The process of implementation is divided into three primary stages: preparation, implementation, and evaluation. Preliminary survey/observation and socialization are two steps in the preparation stage. The preparation of participant materials and training tools, training, and mentorship activities, as well as the service team's discussion and consideration of the activities' execution, are all included in the execution Stage. Community service activities in the form of training carried out for one day, attended by 20 participants, received a good response from the Village Government and the community. The planned events transpired without a hitch and significantly influenced the participants' capacity to draft the RAB and timetable for the road project's implementation. This is shown by the increase in the average pre-test to post-test scores of most participants. It is hoped that the knowledge acquired would serve for being allowed to take part in future monitoring the road construction program in Sesaot Village.
Tempat Sampah Berbahan Dasar Bambu Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Bersih Dan Sehat Masyarakat Di Desa Kuripan Utara, Kecamatan Kuripan, Lombok Barat Rohani; I Dewa Made Alit Karyawan; Hasyim; I Wayan Suteja; Ratna Yuniarti; Desi Widianty; Salehudin; Humairo Saidah; Fera Fitri Salsabila; I Dewa Gede Jaya Negara
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 1 (2024): Januari - Maret
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i1.7631

Abstract

Kurangnya tempat pembuangan sampah di Desa Kuripan Utara menjadi salah satu penyebab mengapa sampah masih merupakan masalah yang sulit teratasi. Sampah masih menjadi salah satu masalah utama yang ada di Desa Kuripan Utara, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat. Di desa ini banyak sampah yang ditemukan di sungai, selokan, serta di kebun warga, terkadang juga di halaman rumah warga yang kurang kesadaran pentingnya kebersihan dan kesehatan, sehingga sampah dapat mencemari lingkungan sekitar. Hal tersebut terjadi karena kurangnya sarana tempat pembuangan sampah di desa ini. Sehingga perlu dilakukan pengabdian tentang pembuatan tempat sampah berbahan dasar bambu sebagai penguatan budaya hidup bersih dan sehat masyarakat. Pohon bambu yang ditanam oleh warga desa ini juga cukup banyak, sehingga sangat tepat sekali jika bambu ini dijadikan tempat sampah sehingga bernilai ekonomis. Pelaksanaan program pengabdian dilaksanakan di Desa Kuripan Utara, Kecamatan Kuripan kabupaten Lombok Barat dan dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu persiapan, penyuluhan, pelaksanaan pembuatan dan distribusi. Edukasi mengenai dampak buruk dari pembuangan sampah sembarangan, bersama dengan pemberian solusi berupa pembuatan tempat sampah yang sesuai, memberikan kontribusi positif dalam merubah perilaku masyarakat.
Pelatihan Pembuatan Cinderamata dari Kain Flannel kepada Anak Asuh di LKSA Muhammadiyah Selong Nova Hari Santhi; Ratna Yuniarti
SAFARI :Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol. 2 No. 2 (2022): April : Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia
Publisher : BADAN PENERBIT STIEPARI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1243.464 KB) | DOI: 10.56910/safari.v2i2.77

Abstract

The purpose of this activity is to empower LKSA foster children including: The formation of new entrepreneurs, providing life skills for foster children in the form of; training on making accessories and souvenirs for teenagers, adults and children such as gallon lids, key chains, room decorations, tissue holders, brooches, room displays, dolls, pillows and making piggy banks, souvenirs for graduation and others from flannel . The method used to solve the problems faced by partners is by conducting training in making various souvenirs using flannel. The implementation of training activities to make souvenirs from flannel for foster children at the Selong Muhammadiyah orphanage has been carried out well. Students make products in the form of tissue boxes, cell phones, pencil cases, brooches, hair tie clips, and key chains. Starting from preparation (selection of materials, measurements, preparation of tools), the use of correct equipment, the accuracy of the steps to make souvenirs, the suitability of the final results presented according to the expected criteria, arranging equipment after completion of activities, creativity of functional object products, neatness of functional objects, combinations functional object color. Overall the results in this community service activity are training to make souvenirs from flannel in the form of tissue holders, cellphone holders, pencil cases, brooches, hair clips / hair ties, and key chains in very good categories, besides that this activity can also provide skills to younger siblings and able to develop these talents in the future. Student response to the implementation of this training activity was very good. This can be seen from the student attendance indicator reaching 100% of the target, and during the activity they were very enthusiastic about participating in the activity from the beginning to the end of the activity.