Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN, ASUPAN ENERGI, AKTIVITAS FISIK, DAN DURASI TIDUR DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA POLISI Kurniawati, Yulia; Fakhriadi, Rudi; Yulidasari, Fahrini
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpkmi.v3i3.2759

Abstract

AbstrakObesitas dapat terjadi pada polisi dan disebabkan multifaktor. Berdasarkan studi pendahuluan di Polres Kota Banjarmasin, sebanyak 10,32% polisi mengalami obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara pola makan, asupan energi, aktivitas fisik, dan durasi tidur dengan kejadian obesitas pada polisi di Kepolisian Resort Kota Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan pendekatan case control dengan sampel 84 responden. Hasil penelitian menunjukkan 23 responden pola makan sering, 61 responden pola makan tidak sering, 1 responden asupan energi lebih, 83 responden asupan energi cukup, 43 responden aktivitas fisik sedang, 41 responden aktivitas fisik tinggi, 33 responden durasi tidur kurang, dan 51 responden durasi tidur cukup. Analisis chi square pada tingkat kemaknaan 95% menunjukkan bahwa ada hubungan antara pola makan, aktivitas fisik, dan durasi tidur dengan kejadian obesitas (p-value=0,047; p-value=0,0001; p-value=0,009) dan tidak ada hubungan antara asupan energi dengan kejadian obesitas (p-value=0,333). Pola makan, aktivitas fisik, dan durasi tidur berhubungan dengan kejadian obesitas pada polisi.Kata-kata kunci : obesitas, pola makan, aktivitas fisik, durasi tidur, polisi AbstractObesity can occur in police and caused multifactorial. Based on preliminary studies in the Banjarmasin Police Resort, the police as much as 10.32% are obese. This research aims to explain correlation between dietary habit, energy intake, physic activity, and sleep duration with obesity of police in the Banjarmasin Police Resort. This study uses a case control approach with a sample of 84 respondents. The results showed 23 respondents diet often, 61 respondents diet is not often, one respondent energy intake more, 83 respondents energy intake enough, 43 respondents moderate physical activity, 41 respondents physical activity high, 33 respondents sleep duration less, and 51 respondents duration sleep enough. Chi square analysis at the significant level of 95% indicates that there is a correlation between dietary habit, physical activity, and sleep duration with obesity (pvalue= 0.047; p-value=0.0001; p-value=0.009) and there is no correlation between energy intake with obesity (p-value=0.333). Dietary habit, physical activity and sleep duration are correlate with obesity of police.Keywords: obesity, dietary habit, physical activity, sleep duration, police
FAKTOR RISIKO PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG KOTA BANJARBARU (TINJAUAN TERHADAP FAKTOR MANUSIA, LINGKUNGAN, DAN KEBERADAAN JENTIK) Fakhriadi, Rudi; Yulidasari, Fahrini; Setyaningrum, Ratna
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 2, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpkmi.v2i1.2703

Abstract

Abstrak Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan di dunia. Tahun 2009 di kota Banjarbaru terdapat 130 kasus Penderita Demam Berdarah dengan penderita meninggal dunia terbanyak di Kecamatan Guntung Payung sebanyak 7 orang. Faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit DBD antara lain host, lingkungan, dan keberadaan jentik. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko DBD berdasarkan perilaku keluarga yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan tentang pemberantasan sarang nyamuk (PSN), faktor lingkungan (dinding rumah, keberadaan sumur gali dan kepadatan hunian) serta keberadaan larva Aedes aegypti (Container Index) di wilayah Puskesmas Guntung Payung. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian case control yang. Sampel penelitian dengan teknik purposive sampling adalah 50 orang dengan 25 orang kontrol dan 25 orang kasus.Berdasarkan uji odd ratio dengan derajat kepercayaan 95% pengetahuan (OR=7,944), sikap (OR=7,875), dan tindakan (OR=14,636) tentang PSN merupakan faktor risiko kejadian DBD. dinding rumah yang rapat (OR = 11,296), ketersediaan sumur gali (OR = 1,263), dan kepadatan hunian (OR = 6,682) merupakan faktor risiko kejadian DBD. Container Index merupakan faktor risiko kejadian DBD (OR = 8,143). Disimpulkan bahwa faktor manusia, lingkungan, dan keberadaan jentik merupakan faktor risiko terjadinya penyakit DBD di wilayah Kerja Puskesmas Guntung Payung kota Banjarbaru. Kata-katakunci:DBD, PSN, container index Abstract Dengue fever is one of the world health problem for communicablediseases. Banjarbaru City has recorded 130 cases with 7 death casualties in GuntungPayungsubdistrict at year 2009. Dengue Fever was affected by several causes including host, environment and wiggler existence. The Main Purpose for this research is to discover risk factor based on family behavior like basic knowledge, attitude and action to exterminate mosquito breed place (PSN), surrounding environment (tight house wall, conventional well and housing density) and existence of larva AedesAegypti (Container Index) around GuntungPayung Community Health Center. This research used Obsevational Analytic method with Case Control for Research Design. Purposive Sampling technique from 50 people including 25 people for Control and 25 people for Case in Research Sampling. According to Odd Ratio test using trust-degree for 95% knowledge (OR=7,944), attitude (R=7,875) and action (OR=14,636) about PSN were accumulated to Dengue Fever risk factors. Tight house wall (OR = 8,143), availability of conventional well (OR = 1,263) and housing density (OR = 6,682) were accumulated to Dengue Fever risk factors. Container Index (OR = 8,143) were accumulated to Dengue Fever risk factor. Being said that Human, Environtment and Wigler existence were considered the risk factors for Dengue Fever at GuntungPayung Community Center in Banjarbaru City.Keywords:DBD, PSN, container index 
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR Sharfina, Hanifati; Fakhriadi, Rudi; Rosadi, Dian
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpkmi.v3i3.2755

Abstract

AbstrakMenurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, Puskesmas dengan data angka kejadian tertinggi diare pada balita usia 12-59 bulan adalah Puskesmas Sungai Tabuk. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh faktor lingkungan dan perilaku terhadap kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sungai Tabuk yang merupakan penelitian observasional analitik dengan case control study. Populasi dalam penelitian ini adalah balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sungai Tabuk yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Sampel penelitian ini berjumlah 90 responden dengan perbandingan jumlah sampel 1:2 dihitung menggunakan rumus Lemeshow. Analisis statistik dengan uji Chi Square (α = 95%). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh antara kualitas air bersih (p-value=0,927), ada pengaruh antara pembuangan air limbah (SPAL) (p-value=0,001, OR=19,600), ada pengaruh antara ketersediaan jamban (p-value=0,001, OR=5,714), ada pengaruh antara perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) (p-value=0,001, OR=25,667), ada pengaruh antara pemberian ASI ekslusif (p-value=0,001, OR=9,036), ada pengaruh antara penggunaan botol susu (p-value=0,001, OR=6,476), dan ada pengaruh antara pengolahan, penyediaan, dan penyajian makanan (p-value=0,002, OR=4,667) dengan kejadian diare pada balita.Kata-kata kunci: lingkungan, perilaku, diare, balita AbstractAccording to data from Department of Health in Banjar District in 2015, the health center has the highest incidence rate of data diarrhea in infants aged 12-59 months is Sungai Tabuk Health Center. This is an observational analytic study with case control study. The population were children under five years old who were in Puskesmas Sungai Tabuk taken using simple random sampling technique. The research sample of 90 respondents to the comparison sample of 1: 2 is calculated using the formula Lemeshow. Data analysis of univariate and bivariate using Chi Square test (α = 95%). The results showed no influence of water quality (p-value = 0.927), there is the influence of wastewater disposal (SPAL) (p-value = 0.001, OR = 19,600), there are the influence of the availability of latrines (p-value = 0.001, OR = 5.714), there is the influence of the behavior of Handwashing (CTPS) (p-value = 0.001, OR = 25.667), there the effect of exclusive breastfeeding (p-value = 0.001, OR = 9.036), there is an effect of the use of milk bottles (p-value = 0.001, OR = 6.476), and there is influence between processing, provision, and presentation of the food (p-value = 0.002, OR = 4.667) with the incidence of diarrhea in infants.Keywords: environment, behavior, diarrhea, children under five years old
HUBUNGAN KONSENTRASI DEBU DENGAN SICK BUILDING SYNDROM (SBS) DI BRI CABANG PANGERAN SAMUDERA BANJARMASIN Jaini, Muhammad; Setyaningrum, Ratna; Fakhriadi, Rudi
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 1, No 1 (2014): Desember 2014
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpkmi.v1i1.590

Abstract

SBS is phenomenons that sufferred when still working insides a closed work room and air-conditioned room for long time. SBS caused of some free radical. The free radical comes from ultraviolet light radiation, metabolism in body, radiation ion, cigarette smoke, and air with particulatet dust flies or particulatet matter. This study aimed to analyze correlation between dust concentration with SBS at branch BRI Pangeran Samudera Banjarmasin. This study using survey analytic with cross sectional method. The numbers of sample is 34 workers. Dust concentration on floor 3 for location I, II, and III is 15,53μg/Nm3, 2,82 μg/Nm3­,dan 24,01 μg/Nm3 and on floor 4 is 8,47μg/Nm3, 4,24 μg/Nm3­,dan 5,65μg/Nm .The responden with SBS is 3(8,82%) people. The result analysis with chi square test got p=0,227 (p>0,05). The concluding of this study shown no correlation between dust concentration with SBS                                                          Keyword: dust, SBS, Particulatet Matter
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, KEBIASAAN MENGONSUMSI KETUPAT, KEBIASAANMEROKOK,DANLAMAMEROKOKDENGANKEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI WILAYAH PUSKESMAS KANDANGAN, KECAMATAN KANDANGAN Fitriani, Sherly Nidya; Yulidasari, Fahrini; Fakhriadi, Rudi
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpkmi.v3i2.2752

Abstract

AbstrakHipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg. Berdasarkan data Puskesmas Kandangan pada tahun 2013 menunjukkan bahwa hipertensi berjumlah 802 orang dan meningkat pada tahun 2014 dengan jumlah kasus 1168. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi, kebiasaan mengonsumsi ketupat, kebiasaan merokok, dan lama merokok dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di Wilayah Puskesmas Kandangan, Kecamatan Kandangan tahun 2015. Penelitian dilakukan pada lakilaki yang berusia 25-45 tahun. Rancangan penelitian yang digunakan adalah observasial analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh masyarakat di Wilayah Puskesmas Kandangan berjumlah 21.700 jiwa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proporsi random sampling dengan besar sampel 100 orang yang terbagi atas 5 desa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi –Square dan Fisher Exact. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi (p=0,0001), kebiasaan mengonsumsi ketupat (p=0,0001), kebiasaan merokok (p=0,007) dengan kejadian hipertensi, sedang lama merokok (p=0,300) menunjukkan tidak ada hubungan dengan kejadian hipertensi.Kata-kata kunci: Hipertensi, status gizi, kebiasaan mengonsumsi ketupat, kebiasaan merokok, dan lama merokok AbstractHypertension is a condition increasing systolic blood pressure ≥ 140 mmHg and a diastolic ≥ 90 mmHg. Based on data from Puskesmas Kandangan in 2013 showed that hypertension cases amounted of 802 people and increase in 2014 with cases amounted of 1168 people. This study was aimed to investigate the correlation between nutritional status, ketupat consumption habits, smoking habits and smoking duration with hypertension in Puskesmas Kandangan, Kandangan districts, 2015. The respondents of this study is 25-54 years old men. The study using observational analytic design thought cross-sectional approach. The study population is the entire community in the Puskesmas Kandangan area amounted of 21.700 people. Sample calculation using the proportional random sampling formula with a sample of 100 people of five different villages. Data analyzed by using Chi- Square test and Fisher Exact. The results showed that there is a significant correlation between nutritional status (p=0,0001), ketupat consumption habits (p=0,0001), smoking habits (p= 0,007) with hypertension, and smoking duration (p=0,003) not correlation between with hypertension.Keywords: Hypertension, nutritional status, ketupat consumption habits, smoking habits, and smoking duration
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 18-44 TAHUN Sriani, Kesuma Indah; Fakhriadi, Rudi; Rosadi, Dian
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpkmi.v3i1.2729

Abstract

Abstrak Hipertensi merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dengan sistolik ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru tahun 2014, hipertensi berada pada urutan pertama penyakit tidak menular sebesar 506 orang per 1.000 penduduk. Diantara 8 puskesmas di Kota Banjarbaru, Puskesmas Sungai Besar memiliki kejadian hipertensi terbanyak untuk kategori umur 18-44 tahun dibandingkan dengan puskesmas lain. Perilaku merokok dan kebiasaan olahraga merupakan faktor risiko dari hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara perilaku merokok dan kebiasaan olahraga dengan kejadian hipertensi pada laki-laki usia 18-44 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Besar Kecamatan Banjarbaru Selatan. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian sebanyak 9.854 orang dan besar sampel diambil dengan rumus slovin sebanyak 109 orang. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar isian dan tensimeter. Variabel bebas yaitu perilaku merokok dan kebiasaan olahraga, sedangkan variabel terikat yaitu kejadian hipertensi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi– Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku merokok (pvalue= 0,0001 dan OR=15,471) dan kebiasaan olahraga (p-value=0,0001 dan OR=11,147) dengan kejadian hipertensi pada usia 18-44 tahun. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku merokok dan kebiasaan olahraga dengan kejadian hipertensi pada laki-laki usia 18-44 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Besar Kecamatan Banjarbaru Selatan. Kata-kata kunci: hipertensi, merokok, olahraga  AbstractHypertension is a disease characterized by increased blood pressure with systolic ≥ 140 mmHg and or diastolic ≥ 90 mmHg. Based on data from the Banjarbaru Health Office on 2014, hypertension was the first order of non-communicable diseases amounted to 506 persons per 1.000 population. Among the eight Puskesmas in Banjarbaru, Puskesmas Sungai Besar has the highest incidence of hypertension for the age category 18-44 years compared to other Puskesmas. Smoking behavior and exercise habits are risk factors of hypertension. This study aimed to analyze the correlation between smoking behavior and exercise habits with hypertension in men aged 18-44 years in Puskesmas Sungai Besar South Banjarbaru District. This study uses observational analytic design with crosssectional approach. The study population as many as 9.854 people and a large sample is taken with the slovin formula many as 109 people. Instrument in this research used spreadsheet and tensimeter. The independent variable is the behavior of smoking and exercise habits, while the dependent variable was the incidence of hypertension. Data analysis was performed using Chi-Square test. The results showed that there is a correlation between smoking behavior (p-value = 0,0001 and OR = 15,471) and exercise habits (p-value = 0,0001 and OR = 11,147) with the incidence of hypertension at the age of 18-44 years. From these results it can be concluded that there is a correlation between smoking behavior and exercise habits with hypertension in men aged 18-44 years in Puskesmas Sungai Besar South Banjarbaru District.Keywords: hypertension, smoking, exercise
The Potential of Srigading Plants (Nyctanthes arbor-tristis) as Aedes aegypti Larvicides Fakhriadi, Rudi; Rosadi, Dian; H. D. Lasari, Hadrianti; Mustawan, Elwan; Maulidah, Siti
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 19, No 2 (2023)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v19i2.42719

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an endemic disease that causes high morbidity and mortality rates. The prevalence of DHF in Indonesia (2018) reached 24.75 per 100,000, and in South Kalimantan (2019) was 56.83 per 100,000 population. One of the efforts to control dengue vectors is the use of larvicides. The purpose of this study was to determine the potential of Srigading Plants (Nyctanthes arbor-tristis) as Aedes aegypti larvae as vectors of DHF in Wetlands. This study used a true experimental research design using the post-test-only controlled group design to determine the effectiveness of Srigading extract (Nyctanthes arbor-tristis) against the death of Aedes aegypti instar IV mosquito larvae. Based on the results, a significance value or p-value of 0.0001 0.05 was obtained. It indicated a significant difference between the number of mosquito larvae deaths and the concentration of Srigading extract given.  
Effect of Pictorial Health Warnings on Fear and Intensity Smoking Cessation Lasari, Hadrianti H.D.; Pandji Winata Nurikhwan; Maulina, Dessy; Fakhriadi, Rudi; Ahsan, Abdillah; Medyna, Ikrima; Astuti, Verinda Ghea Ayu; Firani, Dewi
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 12 No. SI2 (2024): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Educat
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpk.V12.ISI2.2024.155-162

Abstract

Background: World Health Organization (2020) states that the number of smokers aged 15 years and over in the world is 991 million people. The highest number of smokers in ASEAN is in Indonesia (46.16%). Riskesdas South Kalimantan (2018) states that the prevalence of smokers in South Kalimantan is 24.42%. The highest prevalence of smoking in South Kalimantan Province in 2018 with a frequency of every day was in Kotabaru Regency at 27.37%, Hulu Sungai Tengah at 22.03%, and Banjar Regency at 20.88%. Aims: Explain and analyze the effect of pictorial health warnings on cigarette packaging on fear and intensity of smoking cessation in Kotabaru, Hulu Sungai Tengah, and Banjar districts. Method: The study used a cross-sectional design. Accidental sampling was used with a sample of 164 Kotabaru districts, 112 Hulu Sungai Tengah samples, and 224 Banjar samples. The research instrument was a modified questionnaire from WHO STEPwise and previous research which were then tested for validity and reliability. Data analysis was univariate and bivariate analysis using linear regression analysis. Results: There was a relationship between pictorial health warnings on cigarette packaging with fear (p-value = 0.0001, r = 0.731) and smoking cessation intensity (p-value = 0.0001, r = 0.771). There is a positive influence between pictorial health warnings on cigarette packaging on fear by 53.4% and smoking cessation intensity by 59.4%. Conclusion: There is an influence between pictorial health warnings on cigarette packaging on fear and smoking cessation intensity in Kotabaru, Hulu Sungai Tengah, and Banjar districts.
Spatio-temporal analysis of pulmonary tuberculosis in Astambul District, South Kalimantan, Indonesia 2020-2021 Rosadi, Dian; Agustina, Novita; Haji Darise Lasari, Hadrianti; Fakhriadi, Rudi; Fadillah, Noor Ahda; Ali, Indra Haryanto
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 13, No 4: December 2024
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v13i4.23057

Abstract

Respiratory tuberculosis (TB) remains a significant global health concern and ranks among the top 10 leading causes of death worldwide, following human immunodeficiency virus/acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS). Globally, it is estimated that 1.2 billion people are at risk of being infected with tuberculosis, and Indonesia is the country that contributes the third-highest number of TB cases worldwide, behind China and India. Tuberculosis is still a significant issue in South Kalimantan, notably in Banjar Regency. This study is a descriptive study that intends to identify respiratory TB clusters spatially and temporally in Astambul District during 2020–2021 with the SatScan application, which is visualized as a map of respiratory TB clusters using the Quantum GIS 3.28 application. Data on respiratory TB cases collected from the Banjar District Health Office were examined using retrospective space-time scan statistics, employing a Poisson probability model for analysis. This study found 4 respiratory TB clusters, and 2 of them had significant results, namely in 2020 (RR=6.90, p-value=0.000030) and 2021 (RR=5.27, p-value=0.00003). Factors that affect these clusters are population density, the physical condition of houses, humidity levels, and the availability of health facilities.
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FREKUENSI KONSUMSI JUNK FOOD PADA REMAJA Tazkiah, Misna; Fakhriadi, Rudi; Rosadi, Dian; Lasari, Hadrianti H.D.; Cahyani, Lenny Indah; Rifaldi, Rifaldi; Nyssa, Talitha Nuzul
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 8, No 3 (2024): JULI: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMUNIT
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/gojhes.v8i3.24180

Abstract

Junk food adalah makanan yang mengandung tinggi kalori. Tidak hanya mengandung lemak dan gula, tetapi juga memiliki kandungan zat tidak baik bagi kesehatan. Konsumsi makanan berlemak provinsi Kalimantan Selatan melebihi indikator nasional kebiasaan mengkonsumsi makanan berlemak. Kebaruan dalam penelitian karena menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi konsumsi junk food pada remaja. Tujuan penelitian menganalisis hubungan antara niat, sikap, norma subjektif, dan kontrol diri dengan frekuensi junk food pada masyarakat Provinsi Kalimantan Selatan. Metode penelitian kuantitatif dengan desain observasional analitik pendekatan cross sectional.  Populasi dari penelitian ini adalah seluruh remaja yang tinggal di Provinsi Kalimantan Selatan selama ≥ 1 tahun. Sampel dalam penelitian ini diambil sebagian dari remaja yang tinggal di Provinsi Kalimantan Selatan selama ≥1 tahun sebanyak 93 orang. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data secara univariat dan bivariat dengan uji fisher exact (α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa  tidak ada hubungan antara niat dengan perilaku konsumsi junkfood  (P-value=0,059), ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku konsumsi junkfood (P-value=0,009), ada hubungan anatara norma subjektif dengan perilaku konsumsi junkfood (P-value=0,041),  tidak ada hubungan antara kontrol perilaku dengan perilaku konsumsi junkfood. (P-value=0,353). Kesimpulan bahwa faktor sikap dan norma subjektif sangat berpengaruh dengan frekuensi remaja dalam mengkonsumsi junk food.