Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pengaruh Konsentrasi Kitosan Terhadap Mutu dan Lama Simpan pada Dua Tingkat Kematangan Pisang Raja Sereh (Musa paradisiaca L.) Faozan, Faozan; Eka Sugiharto, Bangbang
Jurnal Agro Wiralodra Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Agro Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.091 KB) | DOI: 10.31943/agrowiralodra.v1i1.8

Abstract

Pisang merupakan salah satu tanaman buah yang mempunyai prospek cukup cerah disamping itu pisang menjadi buah tropis yang sangat populer di dunia, hal ini dikarenakan rasanya yang lezat, gizinya tinggi dan harganya relatif terjangkau. Peningkatan produksi belum cukup dalam meningkatkan pendapatan petani, bila tidak dibarengi dengan penanganan pascapanen yang tepat. Mutu buah-buahan dan sayuran tidak dapat diperbaiki, tetapi dapat dipertahankan. Kitosan merupakan salah satu bahan pengawet buah-buahan sebagai pelapis yang dapat dimakan (edible coating) yang sekaligus memperpanjang lama simpan dengan menekan proses respirasi dan mengurangi penurunan bobot. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (a) Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kitosan pada dua tingkat kematangan (Hijau tua dan Pecah warna) terhadap lama simpan dan mutu buah pisang, (b) Untuk mengetahui berapa konsentrasi kitosan yang terbaik untuk memperpanjang lama simpan dan mempertahankan mutu pada dua tingkat kematangan (Hijau tua dan Pecah warna) buah pisang. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan terdiri dari 5 taraf konsentrasi pemberian kitosan yaitu 0% (kontrol), 1%, 1,5%, 2% dan 2,5% yang diberikan pada dua tingkat kematangan yaitu Hijau tua dan Pecah warna sehingga terdapat 10 kombinasi perlakuan dan masing-masing diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Terdapat pengaruh yang nyata terhadap konsentrasi kitosan pada dua tingkat kematangan terhadap lama simpan, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap susut bobot dan kadar vitamin C, (2) Konsentrasi kitosan 1 % pada tingkat kematangan Hijau Tua dan Pecah warna memberikan pengaruh lama simpan terlama
Studi Kasus Rugi-Rugi Serat Optik dan Analisis Daya dengan Metoda Link Budget Pada Jaringan Serat Optik STO Ahmad Yani NOVRIYANTO, JEPRI; TRISAPTO, POERNOMO; FAOZAN, FAOZAN
REKA ELKOMIKA Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : REKA ELKOMIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.648 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini menganalisis rugi-rugi serat optik terhadap sistem komunikasi serat optik di PT. Telkom ARNET 1 Bandung Timur, menggunakan kabel serat optik multimode tipe G 655 C dan G 652 D. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan OTDR didapat total loss maksimum yang melebihi standarisasi 0,5 dB/km, terjadi pada ruas Ahmad Yani-Tegalega, kabel 24 core dengan nomor serat 1,2,5,6,7,9,11 dan ruas Ahmad Yani-Tegalega, kabel 48 core dengan nomor serat 35,37,38. Ruas Ahmad Yani-Dago total loss maksimum yang melebihi standarisasi 0,5 dB/km yaitu pada nomor serat 18. Daya terima minimum standarisasi adalah - 4 dBm untuk sumber cahaya laser. Dari hasil pengukuran didapat daya terima minimum untuk ruas Ahmad Yani-Lembong 1,4 dBm, Ahmad Yani Tegalega - 2,893 dBm, Ahmad Yani-Ujungberung 0,932 dBm, Ahmad Yani- Turangga 1,4 dBm, dan Ahmad Yani-Rancaekek -0,702 dBm. Kata kunci : serat optik, standarisasi loss ITU-T, daya terima minimum, OTDR ABSTRACT This reseach analyzing loss optical fiber to the optical fiber communication systems in PT. Telkom Arnet 1 Bandung Timur, using the multimode optical fiber cables, type G 655 C and G 652 D. Based OTDR measurement results, it was obtained the total loss exceeded the maximum standarization of 0.5 dB/ km that occurred on a segment Ahmad Yani-Tegalega, 24 core cable with fiber numbers 1,2,5,6,7,9,11. The segment of Ahmad Yani-Tegalega, 48 core cable with fiber numbers 35,37,38 and Ahmad Yani-Dago total loss exceeded the maximum standarization of 0.5 dB/km was the number of fiber 18. The minimum received power standarization was - 4 dBm for the laser light source. The obtained measurement results for the minimum received power segment Ahmad Yani-Lembong, Ahmad Yani-Tegalega, Ahmad Yani-Ujungberung, Ahmad Yani-Turangga and Ahmad Yani - Rancaekek were 1.4 dBm, -2.893 dBm, 0.932 dBm, 1.4 dBm and -0.702 dBm respectively. Keywords: optical fiber, loss standarizationITU-T, minimum received power, OTDR
LAPORAN KASUS: MIOPIC CRESCENT PADA PENDERITA MIOPIA TINGGI Avelia, Tiffany; Faozan, Faozan
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 2 (2024): AGUSTUS 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i2.31860

Abstract

Miopia merupakan kelainan refraksi mata, dimana sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga difokuskan di depan retina oleh mata dalam keadaan tanpa akomodasi, sehingga pada retina didapatkan bayangan kabur. Miopia patologis terjadi bila miopia lebih dari 6 dioptri disertai dengan adanya kelainan pada fundus okuli, salah satunya adalah tampak gambaran myopic crescent pada funduskopi. Miopic crescent adalah anomali morfologis yang sering ditemukan pada penderita miopia tinggi, yang ditandai dengan area berbentuk bulan sabit di tepi diskus optikus. Kami melaporkan kasus seorang pasien usia 36 tahun datang dengan keluhan kedua mata buram yang sudah dialami selama 18 tahun. Pemeriksaan oftalmologis didapatkan visus okuli dekstra 1/60 yang dikoreksi dengan lensa sferis -12,00 D dan visus okuli sinistra 2/60 yang dikoreksi dengan lensa -7,00 D. Pemeriksaan funduskopi pada okuli dextra dan sinistra menunjukan adanya degenerasi retina dan pada okuli dextra disertai dengan gambaran Myopic Crescent. Manajemen pasien ini melibatkan pemantauan teratur dengan pemeriksaan oftalmologi setiap enam bulan untuk memantau kemungkinan perubahan miopia dan perkembangan komplikasi yang terkait dengan miopic crescent. Pasien juga diberikan edukasi tentang pentingnya penggunaan kacamata atau lensa kontak yang sesuai untuk mengoptimalkan penglihatan dan mencegah kemungkinan komplikasi. Kesimpulan dari laporan kasus ini menyoroti pentingnya pengenalan dini dan manajemen terarah terhadap miopic crescent pada penderita miopia tinggi untuk memastikan penglihatan yang optimal dan mencegah potensi komplikasi yang lebih serius.
Implementasi Nilai Luhur Religius pada Peserta Didik SMP di Malang Fahrina, Fahrina; Eko Hajianto Sula; Febi Elvara Aprilia; Dyah Putri Setyaningrum; Atika Nur Almira; Faozan, Faozan; Atmoko, Adi
Journal of Innovation and Teacher Professionalism Vol. 3 No. 3 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um084v3i32025p606-615

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan nilai-nilai religius pada peserta didik SMP di Malang serta mengevaluasi efektivitas program-program sekolah dalam membangun budaya religius di kalangan siswa. Pendidikan karakter berbasis nilai religius menjadi bagian integral dalam membentuk sikap dan perilaku peserta didik agar sesuai dengan norma sosial dan moral yang berlaku. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, di mana data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap kegiatan keagamaan di sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai program sekolah, seperti pembiasaan membaca Asmaul Husna, istighosah, sholat berjamaah, serta penerapan budaya senyum, salam, sapa, sopan, dan santun (5S), memiliki dampak positif terhadap peningkatan perilaku religius peserta didik. Selain itu, keterlibatan guru dan lingkungan sekolah yang mendukung turut berperan dalam membentuk kebiasaan positif di kalangan siswa. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penguatan karakter religius peserta didik serta mendukung tujuan pendidikan nasional melalui pembentukan budaya sekolah yang inklusif dan berorientasi pada nilai-nilai keagamaan. Implikasi dari penelitian ini juga dapat menjadi dasar bagi sekolah untuk terus mengembangkan strategi pembelajaran berbasis nilai religius guna membangun karakter peserta didik yang berakhlak mulia.
Penguatan Literasi Membaca Dan Menulis Untuk Siswa Kelas Rendah SDN 02 Anggaraksa Sabri, Muhammad; Husaeri, Husaeri; Azmi, Muhyidin; Jayadi, Ikbal; Rozana, Dira; Najihah, Firqatun; Thoibatun, Siti Zulpina; Faozan, Faozan; Ariwathan, Mutahhari; Hidayat, Romi; Riani, Rini Zakia Zulpa; Nurussoleha, Nurussoleha; Firdaus , M. Hilmi
Al-Ijtimā': Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5 No 1 (2024): Oktober
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi Ilmiah dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53515/aijpkm.v5i1.188

Abstract

This service aims to strengthen reading and writing literacy in lower grade students at SDN 02 Anggaraksa, Pringgabaya District, East Lombok Regency. This research uses the Participatory Action Research (PAR) method with a problem solving approach. The research subjects were students in grades 1 and 2 of SDN 02 Anggaraksa. Observation results prove that the superiority of reading and writing literacy for lower class students in this school is still relatively low. Some of the problems found include students not knowing letters well, having difficulty distinguishing several letters, and their ability to compose simple sentences is still lacking. To overcome this, the service team applied the Edutainment method and picture and picture learning media in implementing the reading and writing literacy program. With the Edutaiment learning approach, it has been proven that progress has been made, such as creating interesting learning, students can focus more on learning and with the application of drawing and drawing learning media, students have more freedom in learning while playing. Activities are carried out for one month with four meetings each week, with a focus on letter recognition, spelling, learning while singing, and the use of visual media. Even though there are several obstacles such as a lack of reading facilities and infrastructure, this program has shown positive results in optimizing the interest and literacy abilities of lower grade students at SDN 02 Anggaraksa.
A Case Report: A 11-Years Old Female with Retinitis Pigmentosa Vania, Vania; Faozan, Faozan; Felix, Felix
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i11.16980

Abstract

Retinitis pigmentosa is a hereditary retinal neurodegenerative disease with the classic presentation of night blindness (nyctalopia), with gradual degeneration of vision until blindness). This study aims to analyze a clinical case of retinitis pigmentosa (RP) in an 11-year-old female with primary symptoms of nyctalopia, progressing visual impairment, and distinctive retinal pigmentation changes identified during funduscopy. RP is a hereditary retinal degenerative condition that commonly presents as night blindness, progressing to severe vision loss or blindness. In this case, a comprehensive physical and ophthalmic examination revealed decreased visual acuity, refractive errors, and vascular attenuation, characteristic of RP, without systemic abnormalities or familial history, classifying it as a sporadic case. Given that RP is typically inherited in autosomal dominant, autosomal recessive, or X-linked patterns, sporadic cases are rarer and require careful diagnosis. This study underscores the importance of thorough ocular assessments, particularly fundus examinations, in identifying early retinal changes in RP, as well as the challenges in diagnosis without a family history. The findings emphasize that, while RP is primarily ocular, extraocular manifestations in syndromic forms also exist. RP remains a major cause of blindness worldwide, and while emerging treatments—such as gene therapy and retinal implants—offer new potential, a standardized management protocol is yet to be established. This study advocates for continued research into targeted therapeutic options to improve outcomes and quality of life for RP patients, and highlights the need for early diagnosis and ongoing monitoring to manage disease progression effectively.
Laporan Kasus Pasien dengan Ods Pseudofakia Degenerasi Retina, Sineresis, Presbiop, Astigmatisma Mixtus Od Pterigium Grade II Miracle, Gabriela; Faozan, Faozan
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v10i2.56985

Abstract

Gangguan refraksi dan kelainan struktural mata sering terjadi bersamaan, menyebabkan gangguan penglihatan yang berdampak pada aktivitas sehari-hari. Kombinasi kondisi seperti pseudofakia, degenerasi retina, sineresis vitreus, presbiopia, astigmatisma mixtus, dan pterigium dapat menurunkan ketajaman penglihatan serta kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pendekatan diagnostik dan terapeutik pada pasien dengan kelainan refraksi dan gangguan struktural mata. Metode yang digunakan adalah studi kasus pada seorang pria berusia 67 tahun, bekerja sebagai tukang las, yang datang ke Poliklinik Mata RS Bhayangkara Semarang dengan keluhan penglihatan buram pada kedua mata dan rasa mengganjal pada mata kanan. Riwayat menunjukkan adanya benda asing pada mata kiri akibat percikan gram delapan tahun lalu, serta operasi katarak bilateral pada Agustus dan September 2023, namun gangguan penglihatan masih berlanjut. Pemeriksaan pada 8 Desember 2023 menunjukkan ODS pseudofakia, degenerasi retina, sineresis vitreus, presbiopia, astigmatisma mixtus, dan pterigium Grade II-III pada OD. Terapi yang diberikan mencakup air mata buatan, multivitamin, serta terapi non-farmakologis berupa penggunaan kacamata dan opsi operasi pterigium dengan berbagai teknik. Pasien juga diberikan edukasi mengenai penyakitnya, faktor risiko, serta pentingnya kontrol rutin. Kesimpulan dari studi ini adalah bahwa kombinasi kelainan refraksi dan gangguan struktural dapat menyebabkan gangguan penglihatan yang signifikan, sehingga penanganan multidisiplin melalui terapi farmakologis, non-farmakologis, serta edukasi pasien berperan penting dalam meningkatkan kualitas penglihatan dan mencegah perburukan kondisi.