Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

MUTU MIKROBIOLOGIS UDANG SELAMA PENYIMPANAN DALAM KEMASAN PLASTIK BIODEGRADABLE DENGAN MATRIKS DAMAR DAGING DAN PATI TAPIOKA Basriman, Iman
Jurnal Teknologi Pangan dan Kesehatan (The Journal of Food Technology and Health) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/jtepakes.v1i1.184

Abstract

Shorea leprosula (damar daging) adalah salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik biodegradable. Damar daging mengandung senyawa antimikroba sehingga plastik biodegradable yang dihasilkan juga memiliki sifat antimikroba. Untuk meningkatkan aktivitas antimikroba dalam plastik biodegradable dengan penambahan resin, bisa dilakukan penambahan bahan kimia lain yang juga bersifat antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh matriks resin daging dengan tepung tapioka dalam pelapis kemasan biodegradable dengan penambahan seng klorida, perak nitrat, propionat dan propil paraben, terhadap kualitas mikrobiologis udang yang dikemas untuk penyimpanan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial 5x5 dengan dua pengulangan, faktor pertama adalah jenis kemasan biodegradable dengan 5 level perlakuan (pelapisan lesitin + ZnCl2, lesitin + AgNO3, AgNO3, kontrol positif, dan kontrol negatif), faktor kedua adalah waktu penyimpanan dengan 5 tingkat perlakuan (0, 2, 4, 6, 8 hari). Parameter kualitas yang diuji meliputi kadar air, jumlah lempeng total, Escherichia coli, Salmonella typhi dan Vibrio cholerae pada udang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan resin kemasan pati, perak nitrat, dan lesitin selama 8 hari penyimpanan, menunjukkan kadar air menurun, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemasan ini dapat mengurangi kadar air. Untuk pelapisan mikroba total, semua jenis kemasan dengan lesitin, seng klorida dan perak nitrat tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, tetapi berbeda secara signifikan dari kemasan kontrol positif dan negatif. Sedangkan untuk pengujian Eschericia coli, Salmonella typhi, Vibrio cholerae menunjukkan hasil kemampuan menahan pertumbuhan spesifik yang umum untuk semua jenis kemasan.  ABSTRACT: Shorea leprosula (resin flesh) is one of the plants that can be used as raw material in the manufacture of biodegradable plastics because it contains antimicrobial compounds, biodegradable plastics produced also have antimicrobial properties. To enhance the antimicrobial activity in the biodegradable plastics with the addition of resin flesh, other chemicals being antimicrobial properties can be introduced. This study aims to determine the effect of the matrix of resin flesh with tapioca starch in biodegradable packaging coated with zinc chloride, silver nitrate, propionate, propyl paraben, on the microbiological quality of the shrimp packed for storage purposes. The experimental design employed in this study was completely randomized factorial 5x5 with two repetitions, in which the first factor was the biodegradable plastics matrix of tapioca starch and resin flesh with 5 levels of treatment (coating lecithin + ZnCl2, lecithin + AgNO3, AgNO3, the positive control, and negative control), and the second factor was storage period with 5 levels of treatment (day 0,2,4,6,8). Quality parameters observed were moisture content, total plate count, Escherichia coli, Salmonella typhi, Vibrio cholerae of shrimp. The results showed that the addition of resin, silver nitrate, and lecithin to starch packaging for 8 days storage, demonstrated decreasing moisture content, so that it can be concluded that this packaging can reduce the moisture content. Total microbial coating counts for all kinds of packaging with lecithin, zinc chloride and silver nitrate showed no significant results difference, but significantly different from positive and negative control packaging. Meanwhile Escherichia coli, Salmonella typhi, and Vibrio cholerae tests showed the ability to restrain the specific growth being common to all types of packaging. Keywords: Shorea leprosula, antimicrobials, biodegradable 
MUTU MINUMAN TEH DARI FORMULASI DAUN POHPOHAN (Pilea trinervia Wight) DAN TEH HITAM (Camellia sinensis) Iman Basriman; Annisa Alaniya Pandari
Jurnal Teknologi Pangan dan Kesehatan (Journal of Food Technology and Health) Vol 2, No 1 (2020): Mei
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/jtepakes.v2i1.501

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui formulasi daun pohpohan dan teh hitam pada mutu fisik, mutu kimia, mutu organoleptik, dan mutu pendukung teh formulasi daun pohpohan dan teh hitam. Terdapat enam formulasi dengan tiga pengulangan. Taraf formulasi daun pohpohan dan teh hitam (50:50, 40:60. 30:70, 20:80, 10:90, dan 0:100). Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah mutu fisik (kekentalan), mutu kimia (nilai pH, kadar air, kadar abu, total padatan terlarut, dan kadar tanin), mutu organoleptik (warna, aroma, dan rasa), dan mutu pendukung (aktivitas antioksidan). Desain penelitian yang digunakan adalah desain rancangan acak lengkap (RAL). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variasi (ANOVA) diikuti oleh uji Duncan dengan α = 0,01, yang menunjukkan perbedaan nyata. Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai pH, kadar abu, kadar air, total padatan terlarut, kadar tanin, mutu organoleptik aroma berpengaruh signifikan terhadap formulasi daun pohpohan dan teh hitam. Formulasi teh daun pohpohan dan teh hitam 40:60 memiliki tingkat penerimaan tertinggi. Formulasi daun pohpohan dan teh hitam tersebut memiliki karakteristik warna coklat tua, memiliki aroma kuat, rasa tidak sepat, kekentalan 1,86 cP, nilai pH 6,64, kadar air 8,23%, kadar abu 12,76%, total padatan terlarut 8,33oBrix, kadar tanin 0,57% dan aktivitas antioksidan (IC50) 106,45%. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut pada uji aktivitas antioksidan pada semua formulasi. ABSTRACT: This study was conducted to determine the formulation of pohpohan leaf and black tea on the quality of the physical, chemical quality, sensory quality, and supportive quality formulations pohpohan leaf with black tea. There are six treatments with three replications. The level of formulation pohpohan leaf and black tea (50:50, 40:60, 30:70, 20:80, 10:90, and 0:100). The variables measured in the study is the physical quality (thickness), chemical quality (score of pH, moisture content, ash content, total dissolved solids, and levels of tannin), sensory quality (color, smell, and taste), and supportive quality (antioxidant activity). The research design used was a completely randomized design (CRD). Technical analysis of the data used is the analysis of variation (ANAVA) followed by Duncan test with α= 0,01 level, indicating a real difference. Research shows that score of pH, moisture content, ash content, total dissolved solids, tannin content, smell organoleptically significantly influence the formulation of pohpohan leaf and black tea. Formulation (40:60) of pohpohan leaf and black tea gives the highest level of acceptance. The formulation has the characteristics of dark brown in color, strong in smell, non-spiky flavor, thickness, 2,86 cP thickness, 6,64 score of pH, 8,23% moisture content, 12,76% ash content, 8,33oBrix total dissolved solids, 0,57% tannin levels, and 106,45% antioxidant activity (IC50). Based on the result of the research and the discussion, it is recommended to do the further research on antioxidant activity to all formulations.
MUTU MIKROBIOLOGIS UDANG SELAMA PENYIMPANAN DALAM KEMASAN PLASTIK BIODEGRADABLE DENGAN MATRIKS DAMAR DAGING DAN PATI TAPIOKA Iman Basriman; Dahni Betto Harso; Noryawati Mulyono
Jurnal Teknologi Pangan dan Kesehatan (Journal of Food Technology and Health) Vol 1, No 1 (2019): Mei
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/jtepakes.v1i1.184

Abstract

Shorea leprosula (damar daging) adalah salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik biodegradable. Damar daging mengandung senyawa antimikroba sehingga plastik biodegradable yang dihasilkan juga memiliki sifat antimikroba. Untuk meningkatkan aktivitas antimikroba dalam plastik biodegradable dengan penambahan resin, bisa dilakukan penambahan bahan kimia lain yang juga bersifat antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh matriks resin daging dengan tepung tapioka dalam pelapis kemasan biodegradable dengan penambahan seng klorida, perak nitrat, propionat dan propil paraben, terhadap kualitas mikrobiologis udang yang dikemas untuk penyimpanan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial 5x5 dengan dua pengulangan, faktor pertama adalah jenis kemasan biodegradable dengan 5 level perlakuan (pelapisan lesitin + ZnCl2, lesitin + AgNO3, AgNO3, kontrol positif, dan kontrol negatif), faktor kedua adalah waktu penyimpanan dengan 5 tingkat perlakuan (0, 2, 4, 6, 8 hari). Parameter kualitas yang diuji meliputi kadar air, jumlah lempeng total, Escherichia coli, Salmonella typhi dan Vibrio cholerae pada udang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan resin kemasan pati, perak nitrat, dan lesitin selama 8 hari penyimpanan, menunjukkan kadar air menurun, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemasan ini dapat mengurangi kadar air. Untuk pelapisan mikroba total, semua jenis kemasan dengan lesitin, seng klorida dan perak nitrat tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, tetapi berbeda secara signifikan dari kemasan kontrol positif dan negatif. Sedangkan untuk pengujian Eschericia coli, Salmonella typhi, Vibrio cholerae menunjukkan hasil kemampuan menahan pertumbuhan spesifik yang umum untuk semua jenis kemasan.  ABSTRACT: Shorea leprosula (resin flesh) is one of the plants that can be used as raw material in the manufacture of biodegradable plastics because it contains antimicrobial compounds, biodegradable plastics produced also have antimicrobial properties. To enhance the antimicrobial activity in the biodegradable plastics with the addition of resin flesh, other chemicals being antimicrobial properties can be introduced. This study aims to determine the effect of the matrix of resin flesh with tapioca starch in biodegradable packaging coated with zinc chloride, silver nitrate, propionate, propyl paraben, on the microbiological quality of the shrimp packed for storage purposes. The experimental design employed in this study was completely randomized factorial 5x5 with two repetitions, in which the first factor was the biodegradable plastics matrix of tapioca starch and resin flesh with 5 levels of treatment (coating lecithin + ZnCl2, lecithin + AgNO3, AgNO3, the positive control, and negative control), and the second factor was storage period with 5 levels of treatment (day 0,2,4,6,8). Quality parameters observed were moisture content, total plate count, Escherichia coli, Salmonella typhi, Vibrio cholerae of shrimp. The results showed that the addition of resin, silver nitrate, and lecithin to starch packaging for 8 days storage, demonstrated decreasing moisture content, so that it can be concluded that this packaging can reduce the moisture content. Total microbial coating counts for all kinds of packaging with lecithin, zinc chloride and silver nitrate showed no significant results difference, but significantly different from positive and negative control packaging. Meanwhile Escherichia coli, Salmonella typhi, and Vibrio cholerae tests showed the ability to restrain the specific growth being common to all types of packaging. Keywords: Shorea leprosula, antimicrobials, biodegradable 
DAMPAK INTERVENSI TERHADAP ASPEK KEAMANAN PANGAN SERTA DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN DI SENTRA USAHA TEMPE Shanti Pujilestari; Giyatmi Giyatmi; Iman Basriman; Siti Chairiyah Batubara
Jurnal Teknologi Pangan dan Kesehatan (Journal of Food Technology and Health) Vol 1, No 2 (2019): November
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/jtepakes.v1i2.204

Abstract

Bantuan berupa peralatan dan lingkungan kerja yang hygienis, tidak mempunyai dampak yang berarti bila tidak diiringi dengan perubahan pengetahuan, sikap dan praktek dari pengrajin tempe pada terwujudnya keamanan pangan dan diversifikasi produk olahan tempe demi peningkatan produksi tempe. Tujuan penelitian adalah untuk: 1) Mengetahui karakteristik pengrajin tempe; 2) Mengetahui perbedaan antara pengetahuan, sikap dan praktek sebelum dan setelah intervensi; dan 3) Mengetahui diversifikasi produk olahan tempe setelah intervensi. Metode penelitian ini adalah quasy experimental dengan pendekatan pre-post test design. Data dianalisis dengan uji paired t test untuk membandingkan pengetahuan, sikap dan praktek keamanan pangan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik pengrajin tempe di sentra produksi tempe mayoritas adalah dewasa tengah (41 – 65 tahun) (72%), laki-laki (56%) dan lulusan SD (40%), posisi pengrajin tempe adalah pemilik dan terlibat dalam pengolahan, pengemasan serta pemasaran (32%), dan penghasilan Rp. 2.000.000 ≤ Rp. 3.000.000 sebanyak 36%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan intervensi pelatihan keamanan pangan maka terjadi peningkatan pengetahuan dan praktek keamanan pangan (p=0.01 dan p=0.00 (p0,05)). Diversifikasi olahan produk tempe sampai pada tahap telah melakukan produksi dalam skala kecil setelah dilakukan pelatihan pengolahan produk olahan tempe, masalah yang dihadapi dalam kegiatan produksi dan pemasaran. ABSTRACT: The assistance in the form of hygienic equipment and working environment has no significant impact if it is not accompanied by the change of knowledge, attitude and practice of tempe craftsmen in the realization of food safety and diversification of tempe processed products to increase tempe production. The research objectives are: 1) Knowing the characteristics of tempe craftsmen; 2) Knowing the difference between knowledge, attitude and practice before and after intervention; and 3) Knowing the diversification of processed products tempe after intervention. This research method is aquasy eksperiment with pre-post test design approach. Data werw analyzed by paired t test to compare knowledge, attitude and practices of food safety before and after the intervation. The results showed that the characteristics of tempe craftsmen are mostly middle adult (41-65 years old) is 72%, males is 56%, and elementary school graduates is 40%, tempe craftsmen are the most owner and involved in processing, packaging and marketing is 32% ; and Rp. 2.000.000 ≤ Rp. 3.000.000 income is 36%. The results showed that after the intervention of food safety training there was an increase of knowledge and practice of food safety p = 0.01 and p = 0.00 (p 0.05). Diversification of processed products tempe until the stage has been doing production on a small scale, the problems encountered are in the production and marketing activities.Keywords: intervention, knowledge, attitude, practice, food savety, diversification
PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG BERAS HITAM TERHADAP MUTU BOLU KUKUS Melisa Nur Fitriana; Muhammad Fajri Romadhan; Iman Basriman
Jurnal Teknologi Pangan dan Kesehatan (Journal of Food Technology and Health) Vol 3, No 2 (2021): November
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/jtepakes.v3i2.575

Abstract

ABSTRAK: Kue bolu kukus adalah kue tradisional yang saat ini populer di masyarakat. Bahan utama dalam membuat kue bolu kukus adalah tepung terigu, pengemulsi, air, vanili, telur, dan gula. Kualitas kue bolu kukus ditentukan melalui uji fisik (tekstur dan daya kembang), uji kimia (kadar air, abu, protein, lemak, dan karbohidrat), uji penunjang (serat kasar), uji organoleptik (uji hedonik dan mutu hedonik warna, aroma, rasa, tekstur kue bolu kukus). Kue bolu kukus dengan hasil terbaik adalah susbtitusi tepung terigu 85%: tepung beras  hitam  15%  karena  paling  disukai  oleh  panelis  dengan  parameter  tekstur  4,38  gf  dan  kekuatan meningkat 47,33%, kadar air (35,97%), kadar abu ( 0,65%), kadar protein (8,27%), kadar lemak (2,45%), kadar karbohidrat (88,70%), kadar serat kasar (0,00%) dan kadar antioksidan (19,26%) dengan nilai hedonik warna 48,00%, hedonik aroma kukus 64,00%, hedonik rasa 72,00% dan hedonik tekstur 46,00%ABSTRACT Steamed sponge cake is a traditional cake that is currently popular in the community. The main ingredient in making steamed sponge cakes is wheat flour, emulsifier, water, vanilli, egg, and sugar. The quality of  steamed sponge  cake  is determined through  physical tests (texture and expand strength), chemical tests (moisture, ash, protein, fat, and carbohydrate), supporting tests (crude fiber), organoleptic tests (hedonik test and hedonik quality of color, aroma , taste, texture of steamed sponge cake). Steamed sponge cake with the best results is 85% substitution of wheat flour: 15% rice black flour because it is most preferred by panelists with parameters texture of 4.38 gf and expand strength of 47.33%, moisture content (35.97%), ash content ( 0.65%), protein content (8.27%), fat content (2.45%), carbohydrate content (88.70%), crude fiber content (0.00%) and antioxidant content (19.26%)  with  hedonik value of  steamed sponge cake  color  48.00%, hedonik aroma  of steamed cake spherical 64.00%, hedonik flavor of steamed sponge cake 72.00% and hedonik texture of steamed sponge cake 46.00%. 
Karakteristik Kimia Minuman Sari Tempe-Jahe Dengan Penambahan Carboxy Methyl Cellulose dan Gom Arab pada Konsentrasi Yang Berbeda Julfi Restu Amelia; Intan Nurul Azni; Iman Basriman; Firda N.W. Prasasti
Chimica et Natura Acta Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/cna.v9.n1.33038

Abstract

Tempe dapat diolah menjadi produk  minuman dan dapat dicampurkan dengan bahan  lain, seperti jahe. Minuman sari tempe-jahe memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Pembuatan minuman sari tempe-jahe memerlukan penambahan bahan penstabil untuk meningkatkan stabilitas dan viskositas produk. Bahan penstabil tersebut memiliki reaksi yang berbeda dengan bahan lainnya dan akan memberikan karakteristik kimia yang berbeda-beda pula pada minuman sari tempe-jahe, Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh penstabil (CMC dan gom arab) yang diberikan terhadap karakteristik kimia minuman sari tempe jahe. Perlakuan konsentrasi penstabil CMC dan gom arab yang diberikan pada penelitian yaitu sebesar 0%, 0,25% dan 0,5%. Hasil penelitian menujukkan bahwa  CMC dan gom arab pada konsentrasi 0%, 0,25% dan 0,5% terhadap minuman sari tempe jahe memberikan pengaruh yang  berbeda nyata pada Sig. < 0.05 terhadap kadar protein (gom arab 0,5%) dan nilai pH (gom arab 0,5%), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar abu dan kadar karbohidrat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perlakuan menghasilkan mutu terbaik produk adalah penambahan gom arab pada konsentrasi 0,5%, dengan nilai kadar abu sebesar 0,41%, kadar protein sebesar 10,49%, kadar karbohidrat sebesar 3,44%, dan pH sebesar 6,83.
PENGARUH JENIS STARTER TERHADAP MUTU ZEAGURT PROBIOTIK Rahmawati Rahmawati; Iman Basriman
JURNAL KONVERSI Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.6.1.19-30

Abstract

Zeagurt probiotik adalah nama pada produk yogurt yang dibuat dari sari jagung manis dan starter mikroba probiotik. Tujuan penelitian mempelajari proses pembuatan yoghurt dari sari jagung  dan pengaruh penambahan jenis starter probiotik terhadap mutu zeagurt probiotik yang dihasilkan. Starter yang digunakan adalah (1) kombinasi Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus (LB): Streptococcuss salivarius subsp. thermophillus (ST) = 1:1 (kontrol); (2) kombinasi LB:ST:Lactobacillus acidophlus (LA)= 1:1:1; (3) kombinasi LB:ST:Bifidobacterium bifidum (BB)=1:1:1; (4) LA; dan (5) BB. Hasil menunjukkan bahwa jagung dapat digunakan sebagai bahan baku yogurt (zeagurt) dengan perbandingan butiran jagung : air = 1:4 b/v dan jumlah starter 3% v/v. Jenis starter berbeda memengaruhi mutu fisik dan kimia secara nyata (α=0.05). Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa jenis starter memengaruhi warna, aroma asam, dan penerimaan umum zeagurt probiotik, tetapi tidak memengaruhi kekentalan dan tingkat asam secara nyata (α=0.05) dengan tingkat penerimaan agak suka (skor 2.7 – 3.1). Skor tertinggi pada zeagurt ditambah LA:LB:ST. Hal ini sejalan dengan hasil uji rangking. Mutu  zeagurt  kombinasi LA:LB:ST : viskositas 306 cP, pH 3.72, TPT 6°brix, total asam tertitrasi 0.85%,  berwarna kuning (skor 3.7), aroma asam agak kuat (skor 3.4), kekentalan agak encer (skor 2.4), dan tingkat asam agak kuat (skor 2.8). Keunggulan lainnya: zeagurt mengandung jumlah bakteri asam laktat tinggi 2.80x109 koloni/ml dan mempunyai aktivitas anti mikroba yang baik. Pada awal penyimpanan (0 jam) zeagurt mengandung Salmonella dan E. coli, tetapi setelah disimpan selama 24 dan 48 jam kedua mikroba ini tidak dapat tumbuh.  Kata Kunci: starter probiotic, zeaghurt, anti mikroba
Merdeka Belajar Kampus Merdeka Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Lulusan Ninin Gusdini; Bernard Hasibuan; Iman Basriman
Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Vol 22, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/didaktis.v22i2.11574

Abstract

Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program untuk mempersiapkan lulusan perguruan tinggi  agar siap menghadapi tantangan masadepan.  Penyesuaian bentuk  pembelajaran  menjadi urgent untuk dilakukan guna mempersiapkan  lulusan yang  tangguh dan  siap  merespon perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui  respon  dari stakeholder  terhadap kebijakan merdeka belajar  sebagai upaya peningkatan kualitas lulusan. Responden  survey  terdiri dari mahasiswa aktif, dosen dan tenaga kependidikan.    Hasil  survey menunjukkan   bahwa mahasiswa,dosen dan tendik Sebagian besar telah mengetahui program MBKM tetapi belum secara keseluruhan, media publikasi yang efektif menurut mahasiswa, dosen dan tendik   berbasis pada perguruan tinggi  baik Web maupun media sosial. Kegiatan MBKM yang telah terlaksana sudah dirasakan manfaatnya oleh mahasiswa yaitu berupa peningkatan softskill, kesiapan mahsiswa menghadapi masa pasca kuliah dan peningkatan kompetensi di bidang studinya masing-masing. 
PERSEPSI PELANGGAN CHOCOMORY PADA PRODUK TIRAMISUSU DI BANDUNG Dominicus Rico Christa; Tatan Sukwika; Levyda Levyda; Iman Basriman
Eqien - Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 11 No 1 (2022): EQIEN- JURNAL EKONOMI DAN BISNIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Dr Kh Ez Mutaqien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.377 KB) | DOI: 10.34308/eqien.v11i1.790

Abstract

This study analyzes the purchasing decision model on the Chocomory product brand. The variables studied consisted of price perception, quality perception, service perception, brand image, brand preference, advertising perception and purchase decision. A total of 100 people who are consumers of Chocomory were involved in the study as respondents. SEM analysis was conducted to analyze the research model. The results show that price perception, quality perception and service perception have a positive effect on brand image. However, directly perceived price and perceived quality have no influence on purchasing decisions. Brand image is the most influential factor in purchasing decisions. In addition, brand preference and advertising perception were found to have a positive effect on purchasing decisions.
ANALISA KEBIJAKAN MITIGASI DAMPAK DAN STRATEGI PENURUNAN GAS RUMAH KACA DI PT XYZ MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Djoko Suharyanto; Iman Basriman; Tatan Sukwika
Ekologia: Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Vol 22, No 2 (2022): Ekologia: Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/ekologia.v22i2.6214

Abstract

Environmental issues have now become a critical topic for the attention of countries around the world, especially efforts to prevent climate change by mitigating greenhouse impacts. There are six types of greenhouse gases, namely Carbon dioxide (CO2), Methane ( CH4 ), Nitrous oxide ( N2O ), Hydro perfluorocarbons ( HFC ), Perfluorocarbons ( CFCs ), Sulfur Hexafluoride ( SF6) this which naturally exists in the air (atmosphere). The gas layer causes infrared heat rays A to reflect sunlight, causing geothermal heat that reaches 13°C.    The earth's temperature will increase when the greenhouse gas layer gets bigger. Increased greenhouse gas (GHG) concentrations contribute to climate change by destroying stratospheric ozone and trapping excessive heat in the atmosphere. CO2 contributes 76.7% of total GHG emissions. Industrial activities are suspected to be one of the sources of co2 emission production. Research using the Analytic Hierarchy Process (AHP) method aims to analyze impact mitigation policies and GHG reduction strategies carried out by PT XYZ as one of the manufacturing industries committed to contributing to mitigating the impact of greenhouse gases. The research results obtained the Priority Policy on the operation of production machines at the Factory 1 location. The strategies carried out include replacing old machines that are no longer efficient with new machines that are more productive, and efficient in their electricity use, the use of high technology, and changing the layout or layout of machines that are more compact and grouped based on the type of product. From the analysis using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method, it was concluded that the most priority greenhouse gas (GHG) impact mitigation policy was to reduce CO2 emissions based on the use of electrical energy by Reducing the use of electrical energy.