Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Hubungan Efikasi Diri terhadap Hasil Belajar Blok Emergency Medicine pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Kedokteran Universitas Siti Masruroh; Oktadoni Saputra; Rodiani Rodiani; Dwita Oktaria; Nurul Utami
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Efikasi diri merupakan keyakinan yang dimiliki oleh individu untuk mampu berhasil dalam mengerjakan suatu hal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan efikasi diri terhadap hasil belajar blok Emergency Medicine pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling yang terdiri dari170 mahasiswa angkatan akhir Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan kuisioner General Self Efficacy (GSE) yang terdiri dari 13 item pertanyaan dan data hasil belajar didapatkan dari ujian akhir blok CBT Emergency Medicine. Data penelitian ini dianalisis mengunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat 73 (42,9%) responden yang memiliki efikasi diri sedang, 54 (31,8%) responden memiliki efikasi diri tinggi dan 43 (25,3%) responden memiliki efikasi diri rendah. Hasil uji chi square didapatkan nilai p 0,000 (<0,05). Hasil tersebut menyatakan bahwa terdapat hubungan antara efikasi diri terhadap hasil belajar blok Emergency Medicine pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.Kata Kunci: belajar, efikasi diri, hasil belajar
Hubungan Antara Kualitas Tidur terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Rika Lisiswanti; Rodiani Rodiani; Oktadoni Saputra; Merry Indah Sari; Natasyah Hana Zafirah
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tidur adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan memiliki peran dalam kualitas hidup, kesehatan fisik dan mental. Tidur merupakan aspek penting dalam menjaga ritme sirkadian tubuh. Kurang tidur cenderung menyebabkan gangguan konsentrasi, kelelahan, penurunan produktivitas, dan lain-lain. Tidur juga dapat mempengaruhi cara berpikir, bekerja, belajar, dan bergaul dengan orang lain sehingga, dapat mempengaruhi mahasiswa terutama terhadap hasil belajar mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dengan hasil belajar mahasiswa angkatan 2013 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (PSPD FK Unila). Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Sebanyak 169 responden penelitian diminta untuk mengisi kuesioner Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengetahui kualitas tidur. Hasil belajar didapatkan dari hasil ujian blok Emergency Medicine. Data yang telah diperoleh, kemudian dilakukan analisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji statistik Mann Whitney.Berdasarkan analisis univariat, didapatkan sebagian besar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung memiliki kualitas tidur yang buruk. Hasil analisis bivariat menggunakan uji statistik Mann Whitney didapatkan hasil yaitu terdapat hubungan bermakna antara kualitas tidur terhadap hasil belajar mahasiswa dengan nilai p<0,05.Kata kunci: hasil belajar, kualitas tidur, mahasiswa kedokteran.
Hubungan Motivasi Belajar terhadap Self Directed Learning Readiness Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Erisa Senthya Br Surbakti; Dwita Oktaria; Rodiani Rodiani
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Self Directed Learning Readiness(SDLR) merupakan kesiapan mahasiswa terhadap lingkungan mandiri yang menuntut mahasiswa untuk belajar. SDLR dipengaruhi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Motivasi sebagai salah satu faktor ekstrinsik mengambil peranan penting untuk terbentuknya SDLR mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi belajar terhadap self directed learning readiness mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-November 2016.Terdapat sebanyak 240 responden yang mengisi dua buah kuesioner yaitu Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) untuk menilai motivasi belajar dan Self Directed Learning Readiness Scale (SDLRS) untuk menilai kesiapan belajar mandiri. Penelitian dilakukan selama dua hari dengan penjelasan dan pengisian informed consent oleh responden. Analisis data menggunakan uji Chi square. Hasil menunjukkan motivasi yang paling banyak dimiliki oleh responden yaitu motivasi tinggi (75,8%) dan derajat SDLR tinggi (82,5%). Berdasarkan analisis bivariat dengan uji Chisquare tidak didapatkan hubungan bermakna motivasi belajar terhadap self directed learning readiness dengan nilai (P=0, 411). Tidak terdapat hubungan bermakna antara motivasi belajar terhadap self directed learning readiness mahasiswa tingkat pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.Kata kunci: MSLQ, SDLR, SDLRS
Pengaruh Paparan Organofosfat pada masa Kehamilan dengan Kejadian Autisme pada Anak di Lingkungan Agrikultural Annisa Rusfiana; Rodiani Rodiani
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara agraris tropis dimana jumlah lapangan pekerjaan terbanyak adalah sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dengan persentase sebesar 30,46 persen atau sebanyak 38,70 juta orang. Organofosfat adalah pestisida penghambat kolinesterase insektisida yang saat ini terutama digunakan di bidang pertanian. Penggunaan pestisida yang tidak sesuai dengan aturan dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Dampak negatif akibat penggunaan organofosfat adalah gangguan sistem saraf, termasuk gangguan kognitif dan psikomotor, degenerasi saraf, serta gangguan perkembangan sel-sel saraf. Pada masa prenatal, organofosfat dapat melewati barrier plasenta. Hal ini mempengaruhi peningkatan risiko kelainan perkembangan pervasif serta penundaan perkembanganmental pada usia 2-3 tahun, gangguan perilaku emosional dan gangguan pengembangan sel neuronal melalui berbagai mekanisme nonkolinergik seperti terganggunya berbagai jenis proses selular, pengaturan regulasi neurotransmiter serotonin dan stress oksidatif. Sedangkan paparan postnatal terkait dengan masalah perilaku, memori jangka pendek, danketerampilan motorik yang lebih buruk serta waktu respon reaksi yang lebih lama dibandingkan dengan anak-anak yang tidak terpapar. Paparan pestisida organofosfat selama masa kehamilan terutama pada trimester pertama dan kedua dapat mempengaruhi perkembangan otak yang meningkatkan insiden terjadianya penyakit autisme pada anak.Kata kunci: Autisme, Kehamilan, Organofosfat
Perbandingan Efek Pemberian Asam Folat Selama Kehamilan Terhadap Kejadian Neural Tube Defect (NTD) pada Fetus Tikus Putih Rodiani Rodiani; Dwi Indria Anggraini; Analia Analia
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Neural Tube Defects (NTD) atau cacat tabung saraf merupakan malformasi pada sistem saraf pusat yang diakibatkan kegagalan penutupan tabung saraf selama embriogenesis. Suplementasi asam folat diperlukan untuk mencegah bayi lahir dengan NTD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek asam folat pada berbagai periode pemberian terhadapkejadian NTD pada fetus tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley. Penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus putih betina galur Sprague dawley dengan berat badan 200-250 gram yang dibagi ke dalam lima kelompok, yaitu kontrol negatif (KN) yang tidak diberikan asam folat selama kehamilan, kontrol positif (KP) yang diberikan asam folat selamakehamilan, perlakuan 1 (P1) yang diberikan asam folat pada trimester satu, perlakuan 2 (P2) yang diberikan asam folat pada trimester dua, dan perlakuan 3 (P3) yang diberikan asam folat pada trimester tiga. Pada kelompok KN didapatkan tiga ekor fetus dengan NTD; pada KP semua fetus normal; pada P1 semua fetus normal; pada P2 semua fetus normal; pada P3 semua fetus normal. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis dan didapatkan nilai signifikansi p=0,080. Tidak terdapat perbedaan efek asam folat pada berbagai periode pemberian terhadap kejadian NTD pada fetus tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley.Kata kunci: asam folat, kehamilan, neural tube defects, tikus putih.
Terapi Farmakologis Preeklampsia pada Ibu Hamil Muhammad Ikhlasul Akbar; Rodiani Rodiani; Giska Tri Putri
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 8 No. 2 (2021): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang dapat terjadi pada antepartum, intrapartum, dan postpartum. Kriteria minimum terjadinya preeklampsia adalah bila tekanan darah (TD) sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu, dan terdapat proteinuria ≥ 300 mg/24 jam. Prevalensi preeklampsia dinegara maju adalah 1,3-6%, sedangkan negara berkembang adalah 1,8-18%. Di  Indonesia angka kejadian preeklampsia adalah sekitar 3,8-8,5% dengan angka kematian Ibu sebesar 24%. Sampai saat ini preeklampsia merupakan salah satu penyebab langsung angka kematian Ibu dan bayi. Penyebab terjadinya preeklampsia belum diketahui penyebabnya. Faktor resko terjadinya preeklampsia adalah obesitas, kehamilan ganda, usia Ibu lebih dari 35 tahun atau kurang dari 20 tahun, dan ras AfrikaAmerika.Ibu hamil <20 tahun mudah mengalami kenaikan tekanan darah danlebih cepat menimbulkan kejang, sedangkan umur lebih 35 tahun juga merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklampsia. Karena bertambahnya usia juga lebih rentan untuk terjadinya peningkatan insiden hipertensi kronik dan menghadapi risiko lebih besar untuk menderitahipertensi karena kehamilan. Patofisiologi terjadinya preeklampsia dikarenakan endotel mengeluarkan vasoaktif yang didominasi oleh vasokontriktor, seperti endotelin dan tromboksan A2. Selain itu, terjadi penurunan kadar renin, angiotensin 1, dan angiotensin 2 dibandingkan dengan kehamilan normal. Penatalaksanaan preeklampsia dilakukan secaranon farmakologis dan farmakologis. Terapi farmakologis yang digunakan untuk preeklampsia ialah golongan antikonvulsan sediaan cairan infus golongan magnesium sulfate dan golongan antihipertensi seperti labetalol, nifedipine, dan methyldopa. Kata kunci: Ibu hamil, preeklampsia, tatalaksana
Zat Metabolit Sekunder dan Penyembuhan Luka: Tinjauan Pustaka Wildan Kautsar Irawan; Evi Kurniawaty; Rodiani Rodiani
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 10 No. 1 (2023): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Zat metabolit sekunder adalah penentu utama aktivitas farmakologis suatu bahan alam. Penelitian terkini berhasil  mengungkapkan mekanisme kerja dari berbagai zat metabolit sekunder, salah satunya adalah perannya dalam membantu penyembuhan luka. Zat metabolit sekunder tumbuhan membantu penyembuhan luka pada fase hemostasis, fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase remodelling melalui berbagai mekanisme. Aktivitas zat metabolit sekunder yang berperan dalam membantu penyembuhan luka adalah aktivitas antiinflamasi, antioksidan, dan antimikroba.  Kata kunci: Metabolit sekunder, penyembuhan luka.