Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan

PLANNING OF FLOATING FOUNDATION FOR SOFT SOIL IN GLAGAH AGUNG, BANYUWANGI CITY Dora Melati Nurita Sandi; Erna Suryani; Ayu Wanda Febrian
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 3 No 2 (2019): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.801 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v3i2.12725

Abstract

Soft soil in construction often creates a problem. Soft soil which has the characteristics of low bearing capacity and high shrinkage properties becomes a problem for construction. One of the efforts to overcome these problems is by planning building foundations that are following soft soil characters. A floating foundation is planned that adopts the concept of lightweight concrete. The lightweight concrete used is an innovative concrete that uses styrofoam as a substitute for coarse aggregate. So that this concrete does not require broken stone or gravel as a concrete filler. Initial planning for floating foundations was carried out in the Purwoharjo area. Soil samples are taken and analyzed their characteristics to get the soil parameters. Then the dimensions of the foundation are planned by using the terzaghi formula for shallow foundations. The decrease or settlement of the soil was analyzed using the help of PLAXIS 2D software. Tanah lunak dalam konstruksi seringkali menjadi sebuah kendala. Tanah lunak yang memiliki karakteristik daya dukung rendah dan sifat kembang susut tinggi menjadi sebuah permasalahan dalam mendirikan bangunan di atasnya. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan merencanakan pondasi bangunan yang sesuai dengan karakter tanah lunak. Direncanakan sebuah pondasi apung yang mengadopsi konsep beton ringan. Beton ringan yang digunakan merupakan beton inovasi yang menggunakan styrofoam sebagai pengganti agregat kasarnya. Sehingga beton ini tidak memerlukan batu pecah atau kerikil sebagai bahan pengisi beton. Perencanaan awal untuk pondasi apung, dilakukan di daerah Purwoharjo. Sample tanah diambil dan dianalisis karakteristiknya untuk mendapatkan parameter-parameter tanahnya. Kemudian direncanakan dimensi pondasi dengan menggunakan rumus terzaghi untuk pondasi dangkal. Penurunan atau settlement tanah dianalisis menggunakan bantuan software PLAXIS 2D.
Identifikasi Karakteristik Tanah Untuk Perencanaan Subgrade Pada Kecamatan Siliragung Deni Dwi Saputra; Dora Melati Nurita Sandi; Zulis Erwanto
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v5i1.13711

Abstract

The subgrade is an important part of highway construction. The strength and durability of pavement construction depend on the nature and bearing capacity of the soil. The soil tested was the most dominant soil in the Siliragung sub-district, namely reddish-brown latosol soil and lithosol and gray grumusol soil. Soil characteristic tests were carried out by sieve analysis, Atterberg limit, specific gravity, bulk density, sand cone, standard proctor, and laboratory CBR without soaking. The values ​​obtained from the results of testing the characteristics of the soil at the location of the Siliragung sub-district have a percentage of grains that pass the sieve no. 200 <35% which is 10.01% and 20.24%, it is said that the soil which is included in the subgrade selection category is very good to good with a plasticity index of 4.7% and 11.55%, namely soils that have low to moderate plasticity with a CBR value of 14.71% and 8% are soils that are classified as medium to good subgrade criteria. Based on Turnbul (1968) and the Ministry of Public Works and Public Housing, Directorate General of Highways Road Pavement Manual Revised June 2017 Number 04/SE/Db/2017. For land having a CBR value of 6, the type of soil in Siliragung District does not need any improvement for road subgrade planning. ABSTRAK Tanah dasar (subgrade) merupakan suatu bagian terpenting pada suatu kontruksi jalan raya. Kekuatan dan keawetan suatu kontruksi perkerasan tergantung dari sifat dan daya dukung tanah. Tanah yang diuji adalah tanah yang paling dominan pada kecamatan Siliragung yaitu tanah jenis latosol cokelat kemerahan dan litosol dan grumosol kelabu. Pengujian karakteristik tanah dilakukan adalah analisa saringan, atterberg limit, berat jenis, berat isi, sandcone, standar proctor dan CBR laboratorium tanpa rendaman. Nilai-nilai yang didapat dari hasil pengujian karakteristik tanah pada lokasi kecamatan Siliragung, memiliki persentase butiran lolos ayakan no.200<35% yaitu sebesar 10,01% dan 20,24% dikatakan tanah yang termasuk kategori pemilihan tanah dasar baik sekali sampai baik dengan indeks plastisitas 4,7% dan 11,55% yaitu tanah yang memiliki plastisitas rendah sampai sedang dengan nilai CBR 14,71% dan 8% adalah tanah yang termasuk jenis kriteria tanah dasar sedang sampai baik. Berdasarkan Turnbul (1968) dan Kementrian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Bina Marga Manual Perkerasan Jalan Revisi Juni 2017 Nomor 04/SE/Db/2017. Untuk tanah memilki nilai CBR ≥ 6 maka jenis tanah yang ada di Kecamatan Siliragung tidak perlu ada perbaikan untuk perencanaan subgrade jalan.